Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

“ISOLASI MIKROORGANISME”

Dosen Pembimbing :

Saiful Bahri, S.Si., M.Si.

Disusun Oleh :

Ashma Choirunnisa 19330135

KELAS A

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikrobia (meliputi virus, archae, bakteri, jamur, dan protozoa, dapat dikatakan
sebagai makhluk tertua dengan diversitas terbanyak di planet bumi.Mikroorganisme atau
mikrobia adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga untuk mengamatinya
diperlukan alat bantuan, mikroorganisme disebut juga organisme mikroskopik.
(Buchanan, 2003). Mikroba memang dapat bertahan pada berbagai kondisi lingkungan,
ekstrim panas, ekstrim dingin, lingkungan yang berkonsentrasi garam tinggi, asam, basa,
tekanan tinggi, bahkan di daerah yang mendekati kemustahilan untuk hidup makhluk
hidup lain seperti lingkungan dengan radioaktivitas tinggi (Adam, 2001).
Mikroba di lingkungan mana saja pada umumnya berada dalam populasi
campuran dan di alam jarang mikrobia berada sebagai satu spesies tunggal dan selalu
dalam hidup berkoloni dalam menjalankan peranannya pada siklus kehidupan
(Cappuccino, 2000). Dalam bidang mikrobiologi dan bioteknologi, ketersediaan biakan
murni sangatlah penting. Selain pemurnian isolate selama dalam penyimpanan juga
sangat perlu diperhatikan, karena bekaitan dengan produk atau metabolit tertentu dari
satu spesies tunggal, untuk itu pertama-tama spesies tersebut harus dapat diisolasi dari
organisme lain kemudian ditumbuhkan menjadi biakan murni dimana sel-selnya berasal
dari pembelahan satu sel tunggal melalui teknik pemurnian (Burrows, 2004).
Teknik isolasi dilakukan dengan berbagai cara yaitu melakukan pengenceran
berseri dilanjutkan dengan membiakkan pada media yang sesuai yaitu metode cawan
tuang (poured plate) atau cawan gores (streak plate) dan teknik untuk menghitung
jumlah sel mikrobia yang telah diisolasi dengan menggunakan perhitungan angka
lempeng total sedangkan penyimpanan mikroorganisme sering menggunakan teknik agar
slants (Colome, 2001).
Berdasarkan dari penjelasan sebelumnya maka praktikum ini sangat penting
dilakukan agar mengetahui cara mengisolasi atau pemurnian suatu mikroorganisme
tertentu dari suatu koloni, cara menyimpan isolat mikroorganisme murni dan
menghitung serta mengkarakterisasi mikrobia setelah diisolasi.
1.2 Tujuan Percobaan
Pratikum ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan
pratikan dalam mengisolasi, menghitung jumlah koloni, dan mengidentifikasi jeniskoloni
mikroorganisme.

1.3 Prinsip Percobaan


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Dasar


Mikroorganisme di alam hampir selalu dalam keadaan tercampur.Campuran ini
dapat sangat kompleks artinya banyak jenisnya atau walaupunjenisnya sedikit sifatnya
berbeda. Mungkin pula terdapat perbedaan sifat khususyang agak jauh walaupun dari
sifat umumnya sama (Judoamidjojo, 1991).
Mikroorganisme terdapat dimana-mana didalam lingkungan kita merekaada
pada tubuh kita, di dalam tubuh kita, dan di sekeliling kita. Merekamerupakan
komponen penting dalam ekosistem. Dihabitat alamiahnya, merekahidup dalam suatu
komunitas yang terdiri dari berbagai jenis mikroorganisme,bersama spesies- spesies
biologi lainnya. Didalam komunitas ini, satu spesiesmikroba dapat mempengaruhi
spesies lain dengan berbagai cara-cara beberapabersifat menguntungkan beberapa
merugikan (Pelezar, 1988).
Seperti semua bentuk kehidupan lain, mikroba membutuhkan zat-zat haradan
lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan. Pertama-tama media harusmangandung
senyawa-senyawa hara yang penting untuk pertumbuhan mikroba.Disamping itu
media harus juga memberikan lingkungan yang cocok bagipertumbuhan seperti pH,
tekanan osmosis, oksigen dan lain-lain. Pada umumnyasemua media untuk
pertumbuhan mikroba terdapat dalam dua bentuk yaitu mediacair (Broth media) dan
media padat (Solid media) (Sutedjo, 1996).
Ada berbagai cara untuk mengisolasi bakteri dalam biakan murni yaitu,cara
pengenceran, cara penuanagan, cara penggesekan, atau penggoresan, carapenyebaran,
cara pengucilan 1 sel, dan cara inokulasi pada hewan. Masing- masingmempunyai
kelebihan dan kekurangan (Waluyo, 2007).

2.1.1 Pengertian Isolasi


Isolasi mikroorganisme mengandung arti proses pengambilan
mikroorganisme dari lingkungannya untuk kemudia ditumbuhkan dalam suatu
medium di laboratorium. Proses isolasi ini penting dalam mempelajari
identifikasi mikrobia, uji morfologi, fisiolgi dan serologi. Sedangkan pengujan
sifat-sifat tersebut di alam terbuka sangat mustahil untuk dilakukan. Prinsip dari
isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lain
yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan
dengan menumbuhkannya dalam media padat, sel-sel mikroba akan membentuk
koloni sel yang tetap pada tempatnya (Pelczar, 1986).
Prinsip kerja isolasi bakteri cukup sederhana yakni dengan
menginokulasikan sejumlah kecil bakteri pada suatu medium tertentu yang
dapat menyusung kehidupan bakteria. Sejumlah kecil bakteri ini didapat dari
bermacam-macam tempat tergantung dari tujuan inokulasi. Dalam kajian
mikrobiologi yang berhubungan dengan sumber bakteri adalah mikrobia tanah,
air, makanan dan udara (Talaro, 1999).
Tujuan dari pemindahan biakan untuk menguasai teknik pemindahan
biakan bakteri dari satu wadah ke wadah lain secara aseptik, sehingga hanya
biakan murni yang diharapkan yang tumbuh. Hal ini sangat penting dalam tahap
awal pekerjaan isolasi mikroba terutama yang berasal dari stok kultur (bukan
dari substrat). Kegagalan dalam hal pemindahan biakan dapat menyebabkan
kontaminasi dari pertumbuhan mikroba yang tidak diharapkan (Dwidjoseputro,
1990)

2.1.2 Macam – Macam Metode Isolasi


Isolasi adalah suatu cara untuk memisahkan mikroorganisme tertentu dari
lingkungannya, sehingga diperoleh biakan yang tidak tercampur dengan jenis
lain. Jadi tujuan isolasi adalah mendapatkan biakan murni.Biakan murni
merupakan biakan yang sel-selnya berasal dari pembelahan satu sel tunggal.
Isolasi mikroorganisme dapat dilakukan dengan beberapa cara :
1. Metode Gores (Streak Plate Methode)
Menggoreskan sejumlah inokulum pada medium padat dengan
menggunakan alat transfer (ose lurus atau bulat). Kultur murni dibuat dengan
menggoreskan sejumlah inokulum pada medium padat dengan menggunakan
alat transfer (ose tajam atau ose bulat). Metode gores dapat dibedakan
menjadi 3 yaitu :
2. Metode tuang
Metode pour plate (cawan tuang) adalah suatu teknik untuk
menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara
mencampurkan media agar yang masih cair dengan stok kultur bakteri (agar)
sehingga sel-sel tersebut tersebar merata dan diam baik di permukaan agar
atau di dalam agar (Harley and Presscot, 2002).
Pada metode pour plate volume kultur sebanyak 0,1-1,0 mL diambil
dan dimasukkan ke dalam cawan petri steril. Kemudian ditambahkan media
agar cair dan dilakukan pencampuran antara kultur dan media dengan
memutar cawan petri secara pelan pada permukaan yang rata. Karena sampel
dicampur dengan media agar cair, maka volume kultur yang digunakan dapat
lebih tinggi dibanding dengan metode spread plate. Pada pengujian dengan
metode pour plate, kultur/sampel mikroba yang digunakan harus dapat
bertahan hidup pada saat media agar dengan suhu sekitar 45 ºC ditambahkan.
Keuntungan metode pour plate adalah sebagai berikut:
a. Hanya sel yang masih hidup yang diitung
b. Beberapa jenis mikroba dapat dihitung sekaligus
c. Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba karena koloni
yang terbentuk
d. Mungkin berasal dari satu sel mikroba dengan penambahan spesifik.
Kelemahan metode pour plate adalah sebagai berikut:
a. Hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel mikroba yang
sebenarnya, karena beberapa sel yang berdekatan mungkin membentuk
satu koloni.
b. Medium dan kondisi yang berbeda mungkin menghasilkan nilai yang
berbeda.
c. Mikroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan
membentuk koloni yang kompak dan jelas, tidak menyebar.
d. Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi beberapa hari sehingga
pertumbuhan koloni dapat dihitung (Asriyah, 2010).
3. Metode spread plate
Metode spread plate (cawan sebar) adalah suatu teknik di dalam
menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara
menuangkan stok kultur bakteri di atas media agar yang telah memadat.

Kelebihan teknik ini adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar


merata pada bagian permukaan media agar.
Pada metode cawan sebar sebanyak 0,1 mL suspensi bakteri yang
telah diencerkan (disebar pada media penyubur steril yang telah disiapkan.
Selanjutnya, suspensi dalam cawan diratakan dengan batang drugal agar
koloni tumbuh merata pada media dalam cawan tersebut, kemudian
diletakkan dalam inkubator (37 oC) selama 1-3 hari (Pradika, 2008).
Metode ini cukup sulit terutama saat meratakan suspensi dengan
batang drugal, untuk menumbuhkan koloni secara merata, biakan justru
terkontaminasi. Oleh karena itu, batang drugal harus benar-benar steril, yaitu
dengan mensemprotkannya terlebih oleh alkohol kemudian dipanaskan
dengan api bunsen. Perlu diingat, batang drugal, yang masih panas akibat
pemanasan dengan api bunsen, dapat merusak media agar, sehingga harus
didinginkan terlebih dahulu dengan meletakkannya di atas api bunsen dengan
jarak sekitar 15 cm.
Di dalam penggunaan metode spread plate dan pour plate sangat
penting jika jumlah koloni yang tumbuh pada media agar tidak terlalu
banyak. Hal ini dikarenakan apabila pada cawan petri ditumbuhi koloni yang
banyak, beberapa sel tidak dalam bentuk koloni yang tunggal, sehingga dapat
menyebabkan perhitungan yang salah. Jumlah koloni yang sangat sedikit
juga tidak diharapkan karena secara statistik keakuratan hasil perhitungan
jumlah koloni ini sangat rendah. Dalam penerapannya, secara statistik yang
paling baik adalah menghitung jumlah koloni hanya jika pada media agar
terdapat koloni antara 30- 300 koloni (Asriyah, 2010).
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


 Alat yang digunakan dalam pratikum ini adalah :
Beberapa cawan petri berisi medium PCA, Pembakar spiritus, gunting, pipet
steril/ose, spreader (drigalsky,batang L), 1 buah tabung PCA tegak, 1 buah cawan
petri steril, penangas air, mortir dan penumbuknya, spatel, pisau laboratorium
 Bahan
Alkohol 70%, jus,gorengan,cilok,saus, aqua dest steril

3.2 Prosedur Kerja


1. Isolasi Mikroorganisme dari Udara
a. Siapkan cawan petri berisi medium PCA
b. Tentukan ruangan atau daerah yang akan diisolasi
c. Buka tutup cawan petri dan letakkan cawan selama ± 30 menit
d. Setelah selesai, tutup cawan kembali dan inkubasi sesuai waktu yang
ditentukan
e. Amati pertumbuhan yang terjadi

2. Isolasi Mikroorganisme dari Tubuh


a. Siapkan cawan petri berisi medium PCA
b. Tentukan bagian tubuh yang akan diisolasi. Misalnya: cap jari tangan atau
kaki, kerikan kulit, kuku, rambut,dll.
c. Lewatkan bagian bibir cawan yang akan dibuka di atas api
d. Bakar pinset/gunting yang akan digunakan diatas api beberapa saat, lalu
dinginkan dengan alkohol 70%
e. Tempelkan bagian tubuh yang akan diisolasi ke atas medium PCA
f. Setelah selesai, tutup cawan kembali dan inkubasi sesuai waktu yang
ditentukan
g. Amati pertumbuhan yang terjadi.
3. Isolasi Mikroorganisme Metode Sebar
Sampel Padat
a. Haluskan sampel yang akan diperiksa dalam mortir yang sebelumnya sudah
steril dengan cara mencucinya dengan sedikit alkohol 70%
b. Bersihkan spatel, sterilkan dengan alkohol 70% dan lewatkan diatas nyala api.
c. Ambil sedikit sampel padat yang telah digerus dan taburkan secara merata diatas
permukaan medium dalam cawan petri.
d. Inkubasi dengan posisi normal selama 24-72 jam.
e. Amati pertumbuhan dan pindahkan koloni-koloni yang tumbuh kedalam
medium tabung yang sesuai.

Sampel Cair
a. Masukkan 0,1ml/beberapa tetes sampel cair yang akan diperiksa keatas
permukaan medium dalam cawan petri. Jika cairan terlalu pekat sebaiknya
diencerkan dahulu dengan aquadest steril.
b. Dengan menggunakan spreader, tetesan tersebut disebar seluas mungkin diatas
permukaan medium.
c. Inkubasi didalam inkubator dengan posisi terbalik selama 24-72 jam.
d. Amati pertumbuhan dan pindahkan koloni-koloni yang tumbuh ke dalam
medium tabung yang sesuai.

4. Isolasi Mikroorganisme Metode Tuang


Sampel Cair

a. Cairkan medium PCA tegak dalam tabung dalam penangas air, angkat dan
turunkan suhunya sampai 38-40°C
b. Masukkan beberapa ose atau 0,1 mL sampel cair yang akan diperiksa kedalam
medium yang telah mencair tadi
c. Tuang medium yang sudah diinokulasi kedalam cawan petri steril secara aseptic
d. Ratakan permukaan agar dalam cawan dengan menggoyang-goyangkan secara
perlahan seperti membentuk angka 8, kemudian biarkan mengeras.
e. Inkubasi dengan posisi terbalik selama 24-72 jam.
f. Amati pertumbuhan dan pindahkan koloni-koloni yang tumbuh kedalam
medium tabung yang sesuai.
BAB 1V

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

1. Tabel hasil mikroorganisme dari udara

No. Area Isolasi Media NA Media PDA Keterangan


1. Ruang Laminar Tidak Tidak Dari udara dalam ruangan Ruang
Air Flow Laminar Air Flow (Preparasi)
(Preparasi) didapatkan hasil berupa; pada media
NA dan PDA bahwa tidak terjadi
pertumbuhan mikroorganisme
2 Ruang Meja Tumbuh Tumbuh Pada media NA dan PDA didapatkan
Kerja Praktikum bahwa terjadi pertumbuhan
Mikroorganisme. Pada Ruang Meja
Kerja Praktikum lebih mudah dan cepat
untuk ditumbuhi mikroorganisme.

2. Tabel hasil isolasi mikroorganisme dari anggota tubuh


No. Sumber Isolasi Media NA Media PDA Keterangan
1. Jari sebelum Tumbuh Tumbuh Pada jari tangan sebelum dicuci
cuci tangan didapatkan hasil berupa; pada media
NA dan PDA didapatkan bahwa terjadi
pertumbuhan mikroorganisme.
2. Jari sesudah Tumbuh Tidak Jari tangan sebelum dicuci, pada media
cuci tangan NA didapatkan bahwa terjadi
pertumbuhan mikroorganisme.
Sedangkan pada media PDA tidak
terjadi pertumbuhan mikroorganisme.
3. Tabel hasil isolasi dari sampel padat dan cair metode tuang
No. Sumber Media NA Media PDA Keterangan
Isolasi

10-4 10-5 10-4 10-5


1 Saus 120 60 32 8 Saus pada media NA lebih banyak
yaitu sebanyak, cepat pertumbuhan
mikroorganisme nya dibanding
pada media PDA.
2 Cilok 85 36 20 2 Cilok pada media NA lebih banyak
yaitu sebanyak, cepat pertumbuhan
mikroorganisme nya dibanding
pada media PDA.

4. Tabel hasil isolasi dari sampel padat dan cair metode sebar
No. Sumber Media NA Media PDA Keterangan
Isolasi

10-4 10-5 10-4 10-5


1 Gorengan 35 2 7 0 Gorengan pada media NA lebih
banyak yaitu sebanyak, cepat
pertumbuhan mikroorganisme nya
dibanding pada media PDA.
2 Jus 150 90 80 36 Jus pada media NA lebih banyak
yaitu sebanyak, cepat pertumbuhan
mikroorganisme nya dibanding pada
media PDA.
5. Perhitungan Jumlah Koloni
Syarat koloni yg dapat dihitung jumlahnya 25-250 koloni (Depkes, BPOM)
Praktikum umumnya kta gunakan yang 30 – 300 koloni.
1. Saus
jumlah koloni
CFU (Bakteri (NA)) =
v . Inoculum x F . pengenceran
= 120 60
+ : 2
10.10-4 10.10-5
= 9 x 105 sel/ml
2. Cilok
jumlah koloni
CFU (Bakteri (NA)) =
V . Inoculum X F . Pengenceran
= 85 + 36
: 2
10.10-4 10.10-5
= 6,05 x 105 sel/ml

3. Jus
jumlah koloni
CFU (Bakteri (NA)) =
V . Inoculum X F . Pengenceran
= 150 90
10.10 + 10.10-5
-4 1
: 2
= 12 x 105 sel/ml

Jumlah Koloni
CFU (Bakteri (PDA)) =
V . Inoculum X F . Pengenceran

= 80 36
+ : 2
-4 -5
10.10 10.10
= 5,8 X 105 sel/ml
4.2 Pembahasan
Isolasi adalah suatu cara untuk memisahkan mikroorganisme tertentu dari
lingkungannya, sehingga diperoleh biakan yang tidak tercampur dengan jenis lain.
Jadi tujuan isolasi adalah mendapatkan biakan murni.Biakan murni merupakan
biakan yang sel-selnya berasal dari pembelahan satu sel tunggal.
Pada praktikum kali ini dilakukan isolasi mikroorganisme dari sumber udara
dan anggota tubuh. Isolasi mikroorganisme yang dari udara untuk mengecek atau
menguji udara lingkungan sekitar mengandung dan/atau terdapat mikroorganisme
yang dapat mengganggu dan/atau menginfeksi tubuh manusia, sedangkan dari
anggota tubuh seperti jari tangan yang sudah dicuci dan yang belum dicuci yang
dapat menjadi sumber infeksi mikroorganisme.
Dari udara dalam ruangan Ruang Laminar Air Flow (Preparasi) didapatkan
hasil berupa; pada media NA didapatkan bahwa tidak terjadi pertumbuhan
mikroorganisme dan pada media PDA juga didapatkan bahwa tidak terjadi
pertumbuhan mikroorganisme. Diketahui dari hal tersebut bahwa media NA dari
sumber udara dalam ruangan Laminar Air Flow tidak mudah untuk ditumbuhi
mikroorganisme, dengan demikian udara dalam ruangan Laminar Air Flow
(Preparasi) pada media NA dan PDA tidak mengandung dan/atau terdapat
mikroorganisme.
Sedangkan pada Ruang Meja Kerja Praktikum kebalikan dari ruangan Ruang
Laminar Air Flow (Preparasi) didapatkan hasil berupa; pada media NA dan PDA
didapatkan bahwa terjadi pertumbuhan. Diketahui dari hal tersebut bahwa media NA
dan PDA dari sumber udara pada Ruang Meja Kerja Praktikum lebih mudah dan
cepat untuk ditumbuhi mikroorganisme, dengan demikian udara pada Ruang Meja
Kerja Praktikum pada media NA dan NA banyak mengandung dan/atau terdapat
mikroorganisme.
Pada isolasi mikroorganisme dari anggota tubuh, yaitu jari tangan sebelum
dicuci didapatkan hasil berupa; pada media NA didapatkan bahwa terjadi
pertumbuhan mikroorganisme. Sedangkan pada media NA juga tidak didapatkan
terjadi pertumbuhan mikroorganisme.
Pada metode isolasi mikroorganisme kali ini menggunakan metode tuang dan
metode sebar. Metode tuang yaitu dengan menghomogenkan sejumlah substrat cair
dengan medium agar yang masih cair kemudian campuran tersebut dituang ke cawan
petri steril. Sedangkan metode sebar yaitu dengan menyebar sejumlah inoculums
pada permukaan medium padat dengan bantuan atau menggunakan alat, misalnya
spatel drygalsky.
Isolasi metode tuang dengan sampel padat dan cair yaitu cilok dan saus.
Berdasarkan hasil pengamatan yang didapatkan diketahui saus pada media NA lebih
banyak yaitu sebanyak, cepat pertumbuhan mikroorganisme nya dibanding pada
media PDA. Jumlah CFU (Coloni forming unit) NA pada saus adalah sebanyak 9

x 105 sel/ml, ini berarti tidak sesuai dengan ketentuan Batas Maksimal Cemaran
Mikrobiologi.
Sedangkan pada cilok sama dengan saus yang mana pada media NA lebih
banyak, cepat dan mudah untuk ditumbuhi mikroorganisme dari pada media PDA.
Jumlah CFU (Coloni forming unit) NA pada Cilok adalah sebanyak 6,05 x 10 5
sel/ml, jumlah CFU (Coloni forming unit) sesuai, dimana belum melebihi ketentuan
Batas Maksimal Cemaran Mikrobiologi.

Sedangkan isolasi metode sebar dengan sampel padat dan cair yaitu gorengan
dan jus buah naga. Berdasarkan hasil pengamatan yang didapatkan diketahui
gorengan pada media NA lebih banyak, mudah dan cepat ditumbuhi mikroorganisme
nya dibanding pada media PDA, sedangkan jus buah pada media PDA lebih sedikit,
lambat dan sulit untuk ditumbuhi mikroorganisme nya dari pada media NA. Jumlah
CFU (Coloni forming unit) NA pada Jus adalah sebnayak 12x 105 sel/ml, ini berarti
tidak sesuai dengan ketentuan Batas Maksimal Cemaran Mikrobiologi. sedangkan
pada PDA sebanyak 5,8 x 105 sel/ml.

Dari pengamatan tersebut diketahui bahwa pertumbuhan mikroorganisme


dengan cara isolasi mikroorganisme menghasilkan dan/atau mendapatkan hasil yang
berbeda, baik dari sumber nya maupun dengan metode yang digunakannya.
BAB V
KESIMPULAN

1. Isolasi adalah suatu cara untuk memisahkan mikroorganisme tertentu dari


lingkungannya, sehingga diperoleh biakan yang tidak tercampur dengan jenis lain.
2. Tujuan isolasi adalah mendapatkan biakan murni.Biakan murni merupakan biakan
yang sel-selnya berasal dari pembelahan satu sel tunggal.
3. Saus pada media NA lebih banyak yaitu sebanyak, cepat pertumbuhan mikroorganisme
nya dibanding pada media PDA. Jumlah CFU (Coloni forming unit) NA pada saus
adalah sebanyak 9 x 105 sel/ml.
4. Cilok sama dengan saus yang mana pada media NA lebih banyak, cepat dan mudah
untuk ditumbuhi mikroorganisme dari pada media PDA. Jumlah CFU (Coloni forming
unit) NA pada Cilok adalah sebanyak 6,05 x 105 sel/ml.
5. Gorengan pada media NA lebih banyak, mudah dan cepat ditumbuhi mikroorganisme
nya dibanding pada media PDA, sedangkan jus buah pada media PDA lebih sedikit,
lambat dan sulit untuk ditumbuhi mikroorganisme nya dari pada media NA. Jumlah
CFU (Coloni forming unit) NA pada Jus adalah sebnayak 12x 105 sel/ml
6. Dari pengamatan tersebut diketahui bahwa pertumbuhan mikroorganisme dengan cara
isolasi mikroorganisme menghasilkan dan/atau mendapatkan hasil yang berbeda, baik
dari sumber nya maupun dengan metode yang digunakannya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Penuntun praktikum mikrobiologi 2021, ISTN., Jakarta

2. Goodfellow, M. &Williams, E., 1986, Selective isolation of industrially important


bacteria, Biotechnology.
3. Jawetz, melnick. & adelberg,’ s., 2005, Mikrobiologi Kedokteran, 21, 224, 235, Jakarta,
Salemba Medika.
4. Pratiwi, S.T., 2008, Mikrobiologi farmasi, 151, 157, 159, 189, Jakarta,

Erlangga. Radji M., 2011, Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan
Kedokteran, 50, Jakarta, EGC

Anda mungkin juga menyukai