“ISOLASI MIKROORGANISME”
Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
KELAS A
TINJAUAN PUSTAKA
METODOLOGI PRAKTIKUM
Sampel Cair
a. Masukkan 0,1ml/beberapa tetes sampel cair yang akan diperiksa keatas
permukaan medium dalam cawan petri. Jika cairan terlalu pekat sebaiknya
diencerkan dahulu dengan aquadest steril.
b. Dengan menggunakan spreader, tetesan tersebut disebar seluas mungkin diatas
permukaan medium.
c. Inkubasi didalam inkubator dengan posisi terbalik selama 24-72 jam.
d. Amati pertumbuhan dan pindahkan koloni-koloni yang tumbuh ke dalam
medium tabung yang sesuai.
a. Cairkan medium PCA tegak dalam tabung dalam penangas air, angkat dan
turunkan suhunya sampai 38-40°C
b. Masukkan beberapa ose atau 0,1 mL sampel cair yang akan diperiksa kedalam
medium yang telah mencair tadi
c. Tuang medium yang sudah diinokulasi kedalam cawan petri steril secara aseptic
d. Ratakan permukaan agar dalam cawan dengan menggoyang-goyangkan secara
perlahan seperti membentuk angka 8, kemudian biarkan mengeras.
e. Inkubasi dengan posisi terbalik selama 24-72 jam.
f. Amati pertumbuhan dan pindahkan koloni-koloni yang tumbuh kedalam
medium tabung yang sesuai.
BAB 1V
4. Tabel hasil isolasi dari sampel padat dan cair metode sebar
No. Sumber Media NA Media PDA Keterangan
Isolasi
3. Jus
jumlah koloni
CFU (Bakteri (NA)) =
V . Inoculum X F . Pengenceran
= 150 90
10.10 + 10.10-5
-4 1
: 2
= 12 x 105 sel/ml
Jumlah Koloni
CFU (Bakteri (PDA)) =
V . Inoculum X F . Pengenceran
= 80 36
+ : 2
-4 -5
10.10 10.10
= 5,8 X 105 sel/ml
4.2 Pembahasan
Isolasi adalah suatu cara untuk memisahkan mikroorganisme tertentu dari
lingkungannya, sehingga diperoleh biakan yang tidak tercampur dengan jenis lain.
Jadi tujuan isolasi adalah mendapatkan biakan murni.Biakan murni merupakan
biakan yang sel-selnya berasal dari pembelahan satu sel tunggal.
Pada praktikum kali ini dilakukan isolasi mikroorganisme dari sumber udara
dan anggota tubuh. Isolasi mikroorganisme yang dari udara untuk mengecek atau
menguji udara lingkungan sekitar mengandung dan/atau terdapat mikroorganisme
yang dapat mengganggu dan/atau menginfeksi tubuh manusia, sedangkan dari
anggota tubuh seperti jari tangan yang sudah dicuci dan yang belum dicuci yang
dapat menjadi sumber infeksi mikroorganisme.
Dari udara dalam ruangan Ruang Laminar Air Flow (Preparasi) didapatkan
hasil berupa; pada media NA didapatkan bahwa tidak terjadi pertumbuhan
mikroorganisme dan pada media PDA juga didapatkan bahwa tidak terjadi
pertumbuhan mikroorganisme. Diketahui dari hal tersebut bahwa media NA dari
sumber udara dalam ruangan Laminar Air Flow tidak mudah untuk ditumbuhi
mikroorganisme, dengan demikian udara dalam ruangan Laminar Air Flow
(Preparasi) pada media NA dan PDA tidak mengandung dan/atau terdapat
mikroorganisme.
Sedangkan pada Ruang Meja Kerja Praktikum kebalikan dari ruangan Ruang
Laminar Air Flow (Preparasi) didapatkan hasil berupa; pada media NA dan PDA
didapatkan bahwa terjadi pertumbuhan. Diketahui dari hal tersebut bahwa media NA
dan PDA dari sumber udara pada Ruang Meja Kerja Praktikum lebih mudah dan
cepat untuk ditumbuhi mikroorganisme, dengan demikian udara pada Ruang Meja
Kerja Praktikum pada media NA dan NA banyak mengandung dan/atau terdapat
mikroorganisme.
Pada isolasi mikroorganisme dari anggota tubuh, yaitu jari tangan sebelum
dicuci didapatkan hasil berupa; pada media NA didapatkan bahwa terjadi
pertumbuhan mikroorganisme. Sedangkan pada media NA juga tidak didapatkan
terjadi pertumbuhan mikroorganisme.
Pada metode isolasi mikroorganisme kali ini menggunakan metode tuang dan
metode sebar. Metode tuang yaitu dengan menghomogenkan sejumlah substrat cair
dengan medium agar yang masih cair kemudian campuran tersebut dituang ke cawan
petri steril. Sedangkan metode sebar yaitu dengan menyebar sejumlah inoculums
pada permukaan medium padat dengan bantuan atau menggunakan alat, misalnya
spatel drygalsky.
Isolasi metode tuang dengan sampel padat dan cair yaitu cilok dan saus.
Berdasarkan hasil pengamatan yang didapatkan diketahui saus pada media NA lebih
banyak yaitu sebanyak, cepat pertumbuhan mikroorganisme nya dibanding pada
media PDA. Jumlah CFU (Coloni forming unit) NA pada saus adalah sebanyak 9
x 105 sel/ml, ini berarti tidak sesuai dengan ketentuan Batas Maksimal Cemaran
Mikrobiologi.
Sedangkan pada cilok sama dengan saus yang mana pada media NA lebih
banyak, cepat dan mudah untuk ditumbuhi mikroorganisme dari pada media PDA.
Jumlah CFU (Coloni forming unit) NA pada Cilok adalah sebanyak 6,05 x 10 5
sel/ml, jumlah CFU (Coloni forming unit) sesuai, dimana belum melebihi ketentuan
Batas Maksimal Cemaran Mikrobiologi.
Sedangkan isolasi metode sebar dengan sampel padat dan cair yaitu gorengan
dan jus buah naga. Berdasarkan hasil pengamatan yang didapatkan diketahui
gorengan pada media NA lebih banyak, mudah dan cepat ditumbuhi mikroorganisme
nya dibanding pada media PDA, sedangkan jus buah pada media PDA lebih sedikit,
lambat dan sulit untuk ditumbuhi mikroorganisme nya dari pada media NA. Jumlah
CFU (Coloni forming unit) NA pada Jus adalah sebnayak 12x 105 sel/ml, ini berarti
tidak sesuai dengan ketentuan Batas Maksimal Cemaran Mikrobiologi. sedangkan
pada PDA sebanyak 5,8 x 105 sel/ml.
Erlangga. Radji M., 2011, Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan
Kedokteran, 50, Jakarta, EGC