Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

PEMBUATAN MEDIA BIAKAN BAKTERI

Dosen pengampu : Ibu Yodong S.ST, M.Hkes

Disusun oleh:

Putri Amalia Mahsun

NIM. P1337425120096/1B

Program Studi D-III Kesehatan Gigi

Jurusan Keperawatan Gigi

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makhluk hidup yang ada di bumi tidak hanya terdiri dari makhluk hidup
yang dapat dilihat oleh mata telanjang, tetapi ada juga mikroorganisme yang
berukuran kecil dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan Teknik dan
peralatan khusus. Mikroorganisme (jasad renik) merupakan jasad hidup yang
mempunyai ukuran yang sangat kecil. Mikroorganisme juga merupakan
makhluk hidup, untuk memeliharanya dibutuhkan medium yang harus
mengandung zat yang diperlukan untuk pertumbuhannya, antara lain
senyawa-senyawa organic (protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin).
Kelangsungan hidup dan pertumbuhan mikroorganisme dipengaruhi
oleh adanya nutrisi dan factor lingkungan. Bahan nutrisi yang tersedia dapat
berupa bahan alami dan dapat pula bahan sintesis. Bahan nutrisi yang
tersedia dapat berupa senyawa yang kompleks yang kemudian dipecah oleh
mikroorganisme menjadi senyawa yang sederhana melalui proses enzimatik.
Bahan nutrisi ini dapat berupa cairan atau padatan setengah padat (semi
solid) yang disebut sebagai media.
Mikroorganisme dapat berkembang biak secara alami atau dengan
campur tangan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia
diantaranya melalui pertumbuhan menggunakan media. Pada pembuatan
media ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrient yang diperlukan oleh bakteri
dan juga keadaan lingkungan fisik yang dapat menyediakan kondisi optimum
bagi pertumbuhannya.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Mengetahui jenis pertumbuhan mikroba
2. Mengetahui jenis alat dan bahan yang digunakan pada pembuatan
mikroba
3. Mengetahui fungsi alat dan bahan dari setiap media pertumbuhan
4. Mengetahui sifat-sifat dari media biakan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pembuatan Media


Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (zat
makanan) yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba termaksud bakteri
pathogen. Selain untuk menumbuhkan mikrobio medium dapat digunakan
pula untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologi dan
perhitungan jumlah mikrobia (Khaeruni dan Satrah, 2017).
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri
dari campuran zat-zat makanan atau nutrisi yang diperlukan oleh
microorganism untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi
di dalam media berupa molekul-molekul kecil yang dapat dilakukan dengan
isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi
komposisi media pertumbuhannya.
Pertumbuhan mikroorganisme tergantung dari tersedianya air, bahan-
bahan yang terlarut dalam air yang digunakan oleh mikroorganisme untuk
membentuk bahan sel dan memperoleh energi, adalah bahan makanan.
Dapat disimpulkan media adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran
nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba (Sutedji,1996). Supaya
mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus
memenuhi syarat-syarat antara lain:
a. Harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba.
b. Harus mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan dan pH yang
sesuai dengan kebutuhan mikroba yang ditumbuhkan.

Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri atas


campuran nutrisi (nutrient) yang digunakan oleh suatu mikroorganisme untuk
tumbuh dan berkembang biak pada media tersebut. Mikroorganisme
memanfaatkan nutrisi pada media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit
untuk Menyusun komponen sel-nya. Media pertumbuhan juga bisa digunakan
untuk mengisolasi mikroorganisme, identifikasi, dan membuat kultur murni.
2.2 Bahan Dasar Media Pertumbuhan Bakteri
1. Bahan Dasar
a. Air (H2O) sebagai pelarut.
b. Agar-agar (dari Rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat
media. Agar sulit didegredasi oleh mikroba pada umumnya dan
mencair pada suhu 45°C.
c. Gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin
adalah polimer asam amino yang diproduksi dari kolagen.
Kekurangannya adalah lebih banyak jenis mikroba yang mampu
menguraikannya disbanding agar.
d. Silica gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat.
Fungsinya juga seagai pemadat media, silica gel khusus
digunakan untuk memadatkan media bagi mikroba autotroph
obligat.
2. Nutrisi atau Zat Makanan
Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk
metabolism sel, yaitu berupa unsur makro, seperti C,H, O, N, P dan
unsur mikro seperti, Fe, Mg, dan unsur pelican/trace element.
Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa
senyawa organic atau anorganik sesuai dengan sifat mikrobanya.
Jasadnya heterotroph memerlukan sumber karbon organic, antara lain
dari karbohidrat, lemak, protein, dan asam organic. Sumber nitrogen
mencakup asam amino , protein atau senyawa bernitrogen lain.
Sejumlah mikroba dapat menggunakan sumber N anorganik, seperti
urea.
3. Bahan Tambahan Vitamin-Vitamin
Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke media
dengan tujuan tertentu, misalnya phenol red (indicator asam basa)
ditambahkan untuk indicator perubahan pH akibat produksi asam
organic hasil metabolism. Antibiotic ditambahkan untuk menghemat
pertumbuhan mikroba nontarget/kontaminan.
2.3 Macam-Macam Media Pertumbuhan
1. Media berdasarkan Sifat Fisik
a. Media Padat
Media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin menjadi
padat.
b. Media Setengah Padat
Media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit
kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi solid dibuat dengan
tujuan :
1) Supaya pertumbuhan mikroba tidak menyebar ke seluruh media,
tetapi tidak mengalami pencampuran sempurna jika tergoyang.
Misalnya, bakteri yang tumbuh pada media Nitrogen free
Bromthymol Blue (NfB) semisolid akan membentuk cincin hijau
kebiruan di bawah permukaan media jika media ini cair maka cincin
ini dapat dengan mudah hancur.
2) Untuk mencegah/menekan difusi oksigen meningkatkan
metabolism nitrat, tetapi bakteri ini juga diharuskan tumbuh merata
di seluruh media.
c. Media Cair
Media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah Nutrient Broth
(NB), Lactose Broth (LB).
2. Media berdasarkan Komposisi
a. Media sintesis
Media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya
secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.
b. Media semi sintesis
Media yang Sebagian komposisinya diketahui secara pasti, misalnya
Potato Dextrose Agar (PDA) yang mengandung agar, dekstrosa, dan
ekstrak kentang. Bahan ekstrak kentang tidak dapat diketahui secara
detail tentang komposisi senyawa penyusunnya.
c. Media nonsintesis
Media yang disebut dengan komposisi yang tidak dapat diketahui
secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya,
misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic
Extract.
3. Media berdasarkan Tujuan
a. Media untuk Isolasi (media umum), mengandung smua senyawa
esensial untuk pertumbuhan mikroba, misalnya Nutrient broth, Blood
agar.
b. Media selektif/penghambat
Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat
tertentu sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan
mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan.
c. Media diperkaya (enrichment)
Adalah media yang mengandung komponen dasar untuk pertumbuhan
mikroba dan ditambah komponen kompleks, seperti darah, serum, dan
kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba
tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya
membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi
membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Bile
Agar, Serum Agar.
d. Media untuk peremajaan kultur
e. Media umum atau spesifik yang digunakan untuk peremajaan kultur
f. Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik
Media ini digunakan untuk mendiagnosis atau menganalisis
metabolisme suatu mikroba.
g. Media untuk karakteristik bakteri
Media yang digunakan untuk mengetahui kemampuan spesifik suatu
mikroba. Kadang-kadang indicator ditambahkan untuk menunjukkan
adanya perubahan kimia.
h. Media diferensiasi
Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari campurannya
berdasarkan karakter spesifik yang ditunjukkan pada media diferensial,
misalnya Triple Sugar Iron Agar (TSIA) yang mampu memilih
Enterobacteria berdasarkan bentuk, warna, ukuran, koloni, dan
perubahan warna media di sekeliling koloni.
BAB III

METODOLOGI

Soal soal perintah penugasan :

1. Sebutkan, serta deskripsikan bagian dan fungsi dari alat – alat yang
digunakan dalam praktkum pembuatan media biakan instan mikroorganisme.
2. Sebutkan, serta deskripsikan bahan bahan yang digunakan dalam praktikum
pembuatan media instan biakan mikroorganisme
3. Jelaskan secara detail tahapan pembuatan media biakan instan
mikroorganisme

3.1. Alat-alat Praktikum

No. Nama Gambar Fungsi


1. Autoklaf Untuk mensterilkan
berbagai macam alat
dan bahan yang
digunakan dalam
mikrobiologi
menggunakan uap air
panas bertekanan
tinggi. Lama sterilisasi
biasanya 15 menit
untuk suhu 121°C.
2. Timbangan Untuk membantu
Analitik mengukur berat bahan
yang nantinya akan
digunakan sebelum
percobaan.

3. Gelas Ukur Untuk mengukur


volume suatu cairan,
seperti labu
Erlenmeyer,

4. Beaker glass Dapat digunakan


untuk preparasi
media, menampung
aquades, dsb.

5. Batang pengaduk Digunakan untuk


mengaduk larutan
atau suspense yang
umumnya berada
pada gelas kimia,
enlemeyer, atau
tabung reaksi;
digunakan pula
sebagai alat bantu
memindahkan cairan
dari suaru bejana ke
bejana lain
6. Hot plate dan Berfungsi untuk
batang stirrer menghomogenkan
suatu larutan dengan
pengadukan.
7. pH meter/pH Berfungsi untuk
indikator mengukur pH dari
suatu bahan atau
larutan yang akan diuji
dan sesudah diuji.

8. Cawan petri Berfungsi untuk


membiakkan
(kultivasi) mikroba.

9. Tabung reaksi Digunakan untuk uji-


uji biokimiawi dan
menumbuhkan
mikroba.

10. Kertas Saring Untuk menyaring


larutan heterogen
11. Erlenmeyer Untuk menampung
larutan, bahan, atau
cairan, untuk meracik
dan
menghomogenkan
bahan-bahan
komposisi media
menampung aquades,
dan kultivasi mikroba
dalam kultur cair

3.2. Bahan-bahan Praktikum


No. Nama Gambar Fungsi
1. Resep media Dalam medium NA
sintesis NA terkandung pepton, yeast
dan beef extract yang
berfungsi sebagai sumber
nitrogen dan sumber
karbon, sumber vitamin, dan
beberapa senyawa lain
untuk menyokong
pertumbuhan bakteri.

2. Resep media PDA berfungsi sebagai


sintesis PDA media kapang (jamur) dan
khamir. Selain itu, PDA juga
digunakan untuk enumerasi
yeast dan kapang dalam
suatu sampel atau produk
makanan. Dalam
mikrobiologi PDA berfungsi
untuk menumbuhkan atau
mengidentifikasi yeast dan
kapang. Dapat juga
digunakan untuk enumerasi
yeast dan kapang dalam
suatu sampel atau produk
makanan.

3.3. Langkah Kerja


1. Cara Kerja pembuatan NA
a. Timbang komponen media dengan menggunakan timbangan
analitis untuk volume yang diinginkan sesuai dengan komposisi
berikut.
1) Beef extract 3 g
2) Peptone 5 g
3) Agar 15 g
4) Aquades s/d 1000 ml
b. Aquades sebanyak 100 ml dibagi menjadi dua, satu bagian
untuk melarutkan beef extract dan peptone dan Sebagian lagi
untuk melarutkan agar. Sebaiknya air untuk melarutkan agar
jumlahnya lebih banyak.
c. Agar dilarutkan pada Sebagian air tersebut dengan mengaduk
secara konstan sambal dipanaskan dapat menggunakan
kompor gas atau hot plate stirrer (jangan sampai overheat
karena akan terbentuk busa dan memuai sehingga tumpah).
d. Sementara itu Sebagian aquades digunakan untuk melarutkan
peptone dan beef extract, cukup dengan pengadukan.
e. Setelah keduanya larut, larutan dituangkan ke larutan agar dan
diaduk sampai homogen. Jika pH tidak netral maka dapat
ditambahkan HCl/NaOH.
f. Setelah itu media dimasukkan ke dalam labu enlemeyer dan
disterilisasi dengan autoklaf
g. Tuang media steril ke cawan petri steril secara aseptis. Jika
diinginkan media tegak atau miring pada point ke-5, media
langsung dituang ke tabung kemudian disterilisasi.
2. Cara Kerja Pembuatan Nutrient Both (NB)
Komposisi untuk media NB sama dengan NA, tetapi tidak memakai
agar sebagai pemadat. Proses pembuatannya pun lebih sederhana,
tinggal melarutkan peptone dan beef extract kemudian ditampung
dalam labu eelenmeyer atau tabung reaksi dan siap disterilisasi.
Proses pembuatan ini tidak memerlukan panas, peptone dan beef
extract akan mudah larut sempurna pada air suhu kamar jika diaduk.
3. Cara Kerja Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
a. Timbang komponen media dengan menggunakan timbangan
analitis untuk volume yang diinginkan sesuai dengan komposisi
berikut.
1) Potato/kentang 3 g
2) Peptone 5 g
3) Agar 15 g
4) Aquades s/d 1000 ml
5) Sebelum ditimbang, sebaiknya kentang dikupas dan diiris
kecil-kecil.
b. Kentang direbus dalam Sebagian aquades tadi selama 1-3 jam
sampai lunak, kemudian diambil ekstraknya dengan menyaring
dan memerasnya menggunakan kertas saring lalu ditampung di
beaker glass baru.
c. Agar dilarutkan dengan hot plate stirrer dalam 50 ml aquades.
Setelah larut dapat ditambahkan dekstrosa dan di homogenkan
lagi.
d. Setelah semua larut, ekstrak kentang dan agar-dekstrosa
dicampur dan di homogenkan., pH media diatur menjadi 5-6
dengan meneteskan HCl/NaOH.
e. Media dituangkan ke dalam Erlenmeyer atau ke tabung reaksi
kemudian siap untuk disterilisasikan

3.4. Pembahasan
Dalam pertumbuhan mikroorganisme tergantung dari nutrien media
yang dibuat. Kebanyakan mikroorganisme membutuhkan air. bahan-bahan
yang terlarut di dalam air yang digunakan mikroorganisme untuk membentuk
badan sel dan memperoleh energi yang berasal dari bahan makanan.
Perbedaan antara medium NA dan medium PDA yaitu terdapat pada nutrien
penyusunnya. Pada medium NA, nutrien utama penyusunnya yakni adalah
sepotong kaldu sedangkan medium PDA nutrien utama penyusunnya
terdapat pada kentang. Karena itu nutrient ini dinamakan Potato Dextrose
Agar.
Nutrient Agar (NA) merupakan suatu medium yang berbentuk padat,
yang merupakan perpaduan antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa
kimia. NA dibuat dari campuran ekstrak daging dan peptone dengan
menggunakan agar sebagai pemadat. Dalam hal ini agar digunakan sebagai
pemadat, karena sifatnya yang mudah membeku dan mengandung
karbohidrat yang berupa galaktam sehingga tidak mudah diuraikan oleh
mikroorganisme. Dalam hal ini ekstrak beef dan pepton digunakan sebagai
bahan dasar karena merupakan sumber protein, nitrogen, vitamin serta
karbohidrat yang sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk tumbuh dan
berkembang. Medium Nutrient Agar (NA) merupakan medium yang berwarna
coklat muda yang memiliki konsistensi yang padat dimana medium ini berasal
dari sintetik dan memiliki kegunaan sebagai medium untuk menumbuhkan
bakteri.
Medium PDA (Potato Dekstrosa Agar) berdasarkan susunannya
merupakan medium organik semi alamiah atau semi sintetis sebab terdiri dari
bahan alamiah yang ditambah dengan senyawa kimia; berdasarkan
konsistensinya merupakan medium padat karena mengandung agar yang
memadatkan medium; berdasarkan kegunaannya merupakan medium untuk
pertumbuhan jamur. Medium PDA terdiri dari kentang yang berfungsi sebagai
sumber energi, nitrogen organik, karbon dan vitamin, dekstrosa sebagai
sumber karbon, agar sebagai bahan pemadat medium dan aquadest sebagai
pelarut untuk menghomogenkan medium dan sumber O 2.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri
dari campuran zatzat makanan atau nutrisi yang diperlukan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan
nutrisi di dalam media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk
menyusun komponen sel. Dengan media, pertumbuhan dapat dilakukan
dengan isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi
komposisi media pertumbuhannya. Bahan dasar adalah air (H2O) sebagai
pelarut dari agar-agar (rumput laut) dimana agar agar tersebut berfungsi
sebagai pemadat media. Media yang steril dapat dibuat dengan cara
memperhatikan kebersihan saat membuat media dan setelah media selesai
dibuat, maka media tersebut dimasukkan kedalam autoclave untuk
disterilisasi.
DAFTAR PUSTAKA

Khaeruni, Andi dan Vit Neru Satrah. 2017. Penuntun Praktikum Mikrobiologi
Pangan.
Universitas Halu Oleo. Kendari.

Machmud, M. 2013. Teknik Penyimpanan dan Pemeliharaan Mikroba. Balai


Penelitian
Bioteknologi Tanaman Pangan. Bogor.

Mirsadiq, Lucky. 2013. Laporan Praktikum Migrobiologi Pertanian. Universitas


Sebelas Maret. Surakarta.

Ali, Alimuddin.2005.Mikrobiologi Dasar. Makasar. : Jurusan Biologi FMIPA UNM

Dwidjoseputro,D. 1994.Dasar-dasar Mikrobiologi.Jakart: Djambatan.

Fardiaz,S.1994.Analisis Mikrobiologi Pangan.Jakarta: Raja Grafindo Persada

Hadietomo,Ratna.1990.Mikrobiologi Dalam Praktek.Jakarta: PT.Gramedia

Anda mungkin juga menyukai