Anda di halaman 1dari 49

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Biologi Dasar dengan judul “Pengenalan


Alat dan Sterilisasi” yang di buat oleh
nama : M. Fiqriansyah w
NIM : 1814140007
kelas : Biologi Sains A
kelompok : II (dua)
telah diperiksa dan dikoreksi oleh Asisten dan Koordinator Asisten, maka laporan
ini dinyatakan diterima.

Makassar, Juli 2020


Koordinator Asisten Asisten

Warida H Mariska D.A.S Ngole S. Si


NIM. 1614140002

Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab

Prof. Dr. Ir. Hj. Yusminah Hala, Ms


NIP. 1961 1212 198601 2 002
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian merupakan proses percobaan menggunakan suatu metode
ilmiah yang bersifat sistematis untuk memecahkan atau menyelesaikan suatu
masalah. Penelitian dapat dilakukandilingkungan masyarakat ataupun didalam
ruangan, seperti dalam laboratorium. Seseorang yang melakukan penelitian
disebut seorang peneliti, dapat berasal dari kalangan mahasiswa, dosen, dan
masyarakat umum. Dalam melakukan suatu percobaan seorang peneliti tentu
memerlukan berbagai macam alat yang mempunyai fungsi dan cara pakai
tersendiri untuk menunjang kelancaran suatu penelitian. Adapun akibat dari
kurangnya pengetahuan dan pengalaman akan penggunaan alat akan menghambat
jalannya prosedur penelitian, hasil penelitan yang salah sampai menimbulkan
bahaya serius bagi peneliti.
Sebelum penggunaan alat, peneliti harus terlebih dahulu memastikan
bahwa alat yang akan dipakainya steril. Steril merupakan suatu kondisi bebas dari
semua mikroorganisme berbaha, dari virus, bakteri, spora, dan lain-lain. Proses
untuk mensterilkan alat disebut sterilisasi. Sterilisasi beragam bentuknya, ada
yang mengandalkan temperatur untuk mengeliminasi mikroorganisme, ada pula
yang menggunakan teknologi infra merah. Tentu dari kedua cara tersebut
memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing serta juga membutuhkan
prosedur dan waktu yang berbeda dalam pelaksanaannya. Berdasarkan uraian
diatas maka dianggap perlu diadakannya praktikum unit pengenalan alat dan
sterilisasi ini untuk mendukung kelancaran dalam penelitian.
B. Tujuan Praktikum
Melalui percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat mengetahui alat-alat
praktikum mikrobiologi dasar dan cara melakukan sterilisasi
C. Manfaat Praktikum
Setelah melakukan praktikum, manfaat yang diperoleh adalah mengetahui
alat-alat praktikum mikrobiologi dasar dan cara melakukan sterilisasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Inkubator merupakan alat yang memiliki fungsi untuk menginkubasi


mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu
maupun pengatur waktu. Inkubator memiliki prinsip kerja yaitu dengan
memasukan atau menyimpan zat/biakan murni mikroba, kemudian mengatur
suhunya, biasanya hanya dapat diatur diatas suhu tertentu saja. Mikroskop adalah
alat yang paling khas dalam laboratorium mikrobiologi yang memberikan
perbesaran yang membuat kita dapat melihat struktur mikroorganisme yang tidak
dapat dilihat oleh mata telanjang (secara langsung). Mikroskop yang tersedia
memungkinkan jangkauan perbesaran yang luas dan beragam dari beberapa kali
hingga ribuan kali. Mikroskop memiliki prinsip kerja yakni dengan memantulkan
cahaya melalui cermin, lalu diteruskan ke lensa objektif (Andriani, 2016)
Prosedur kerja praktikum yang mudah dipahami berarti prosedur kerja
yang praktis-nan efektif. Teknik dasar mikrobiologi meliputi keterampilan
menggunakan alat, teknik sterilisasi, teknik transfer, isolasi mikroba aseptik, dan
teknik melukis. Teknik-teknik tersebut adalah teknik dasar yang banyak
digunakan dalam praktikum mikrobiologi sehingga para peneliti diharapkan dapat
mendapatkan pengalaman dan keterampilan yang cukup. Laboratorium di sini
bukan hanya tentang ruangan atau bangunan yang digunakan untuk berbagai
eksperimen ilmiah, misalnya dalam sains seperti: biologi, mikrobiologi, kimia,
fisika, teknik, dan sebagainya; tetapi juga, tempat-tempat kegiatan ilmiah seperti
percobaan, penelitian, observasi, demonstrasi yang berkaitan dengan kegiatan
pembelajaran (Fitriyani, Putra, Amintarti, 2018)
Manusia terkadang melakukan upaya tertentu untuk menghilangkan
mikroorganisme. Misalnya dalam sterilisasi autoclave proses yang memanfaatkan
suhu dan tekanan tinggi untuk membunuh mikroba dalam alat dan bahan yang
akan dipakai. Serta dalam bahan kimia terkadang juga digunakan untuk
menghambat pertumbuhan mikroorganisme, misalnya saja penggunaan antibiotik
dan sabun. Solusi kimia seperti formalin, alkohol, dan yodium juga digunakan
untuk membunuh mikroorganisme dan menghambat pertumbuhannya sehingga
terkadang solution digunakan untuk mencegah infeksi pada luka dan pengawetan
jaringan atau bahan tertentu. Kegiatan di laboratorium mikrobiologi dapat
mengetahui efek lingkungan, faktor-faktor seperti suhu dan bahan kimia pada
pertumbuhan mikroba (Jufri, 2020)
Oven berfungsi untuk mensterilkan alat-alat gelas yang tahan terhadap
tekanan suhu tinggi. Digunakan dalam sterilisasi udara kering dengan
membebaskan alat-alat dari segala macam kehidupan (mikroba) tanpa adanya
kelembaban. Cara menggunakannya yaitu dengan memasukkan alat-alat yang
telah dibungkus dengan kertas dimasukkan untuk disterilkan ke dalam oven dan
menyusunnya pada rak, kemudian memanaskannya diatas perapian. Autoklaf
merupakan alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang
digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan
yang umum digunakan adalah 15 Psi atau sekitar 2 atm dengan suhu 121oC
(250oF). Prinsip kerja alat ini adalah dengan menggunakan uap air panas
bertekanan untuk membunuh dan menghilangkan kotoran dan mikroba yang
terdapat pada alat atau bahan yang akan digunakan dalam praktikum atau
percobaan (Andriani, 2016)
Pipet tetes merupakan jenis pipet yang berupa pipet kecil terbuat dari
plastik atau kaca dengan ujung bawahnya agak meruncing dengan ujung atasnya
ditutupi karet. Berguna untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil, saat
melakukan reaksi kimia di laboratorium, atau bahan yang diperlukan jumlahnya
tidaklah terlalu besar. Gelas kimia (gelas beker) terbuat dari kaca dengan berbagai
macam ukuran. Fungsi gelas kimia (gelas beker) biasanya digunakan sebagai
wadah, tempat mereaksikan bahan, tempat menampung bahan kimia berupa
larutan, padatan, pasta ataupun tepung, tempat melarutkan campuran ataupun
memanaskan suatu bahan (Eliyarti, Rahayu, Zakirman, 2020)
Fungsi inkubator merupakan tempat menyimpan medium sel kultur, dan
suhu inkubator yaitu sekitar 37oC. Untuk memastikan akurasi dan stabilitas suhu
pada inkubator, termometer dimasukkan ke dalam inkubator untuk memantau
suhu inkubator. Sentrifugator merupakan alat yang digunakan untuk setrifugasi.,
sentrifugasi sendiri merupakan suatu proses pemisahan antara manik-manik
dengan sel yang mengganggu dengan bantuan putaran halus. Mikroskop
merupakan alat yang berfungsi untuk memeriksa sel secara molekular dengan
berbagai perbesaran pada lensa objektif yaitu 4 kali, 10 kali, dan 40 kali. Bunsen,
alat ini merupakan alat yang jika dinyalakan berbentuk api yang fungsinya untuk
meminimalisasi kontaminan yag terdapat pada kultur sel dengan suhu. Pipet

serologi ini berfungsi memindahkan atau mentransfer larutan, bersifat aseptis.


Mikropipet ini berfungsi mentransfer larutan secara tepat dalam skala μL yang
pada ujungnya terdapat tip, tempat transfer larutan (Wulandari, Hadisaputri, 2016)
Laminar Air Flow, memiliki fungsi dalam pengerjaan secara aseptis
karena mempunyai pola pengaturan dan penyaringan aliran udara sehingga aseptis
dengan adanya penyinaran UV beberapajam sebelum digunakan. Cara kerjanya
yaitu dengan mengatur alat dan bahan yang telah dimasukan ke laminar air flow
sedemikian rupa sehingga efektif dalam bekerja dan tercipta areal yang benar-
benar steril. Coloni counter berfungsi untuk menghitung jumlah koloni mikrobia
dalam kulit. Cara menggunakannya yaitu setelah ON menyimpan cawan petri
didalamnya yang berisi bakteri atau jamur ke dalam kamar hitung, mengatur alat
penghitung pada posisi 000, mulai menghitung dengan menggunakan jarum
penunjuk sambil melihat jumlah pada layar hitung. Fungsi dari alat ini adalah
untuk menghitung jumlah dalam koloni bakteri (Andriani, 2016)
Dalam biologi, penamatan organisme yang tidak bisa diindera oleh mata
dilakukan dengan alat bantu seperti mikroskop. Pada mikroskop majemuk,
bayangan dan perbesaran yang dihasilkan merupakan kerja sama antara lensa
objektif dan lensa okuler dengan sifat bayangan akhir yang dibentuk ialah
bayangan maya. Lensa objektif adalah lensa mikroskop yang dekat dengan benda
yang diamati (obyek) dan lensa okuler merupakan lensa yang didekatkan dengan
mata. Lensa objektif atau okuler bisa berupa lensa cembung tunggal atau satu set
lensa cembung (Harijati, Samino, Indriyani, Soewondo, 2017)
Tabung reaksi terbuat dari kaca. Tabung reaksi merupakan alat untuk
tempat mereaksikan dua larutan/bahan kimia atau lebih, serta sebagai tempat
mengembangbiakan mikroba dalam media cair. Penjepit kayu adalah alat untuk
menjepit tabung reaksi pada saat dipanaskan dan memindahkan tabung yang telah
dipanaskan ataupun pada saat proses pemanasan. Corong pemisah memiliki
bentuk kerucut yang ditutupi setengah bola. Ia mempunyai penyumbat diatasnya
dan keran dibagian bawahnya. Corong pemisah merupakan alat yang digunakan
untuk dengan menggunakan dua fase pelarut dengan densitas berbeda (tidak
tercampur) untuk memisahkan komponen-komponen dalam suatu larutan
campuran (Eliyarti dkk, 2020)
Kulkas atau lemari pendingin yaitu suatu alat elektronik yang digunakan
untuk menyimpan bahan atau alat yang telah disterilisasi dengan proses
pendinginan. Prinsip kerjanya, mengawetkan mikroba/medium sesuai pada suhu
yang diinginkan. Hot plate berfungsi untuk memanaskan larutan dan mencairkan
media yang padat. pH indikator secara umum prinsip kerjanya yaitu dengan
menempelkan kertas pH indikator ini kebenda yang akan di uji pH-nya, ada
tingkatan warna tertentu yang akan menyatakan nilai atau tingkatan pH-nya.
Tabung reaksi yang berfungsi sebagai media pertumbuhan dan penampungan
cairan lainnya seperti pelarut selain itu juga dapat dapat diisi dengan media padat,
prinsip kerjanya, pada waktu memanaskan media yang ada didalam tabung reaksi.
Rak tabung reaksi yang pada umumnya terbuat dari kayu yang berfungsi sebagai
tempat/wadah penyimpan tabung reaksi. Alat penjepit yaitu gegep, prinsip
kerjanya yaitu menjepit tabung reaksi ketika di panaskan dan cara
menggunakannya adalah dengan menekan pemegang penjepit kemudian menjepit
tabung dengan lubang yang ada ditengah alat penjepit (Andriani, 2016)
Autoklaf berfungsi menstrerilisasikan alat dan bahan. Bunsen berfungsi
dalam pemanasan jarum ose dan sterilisasi alat. Cawan Petri berfungsi sebagai
wadah media tumbuh bakteri. Micropippet 1 ml sebagai alat pengambil bakteri
pengenceran. Tabung Reaksi merupakan alat wadah pengenceran bakteri. Jarum
Ose merupakan alat untuk pengambilan sampel bakteri. Hot Plate digunakan
dalam memanaskan medium agar. Erlenmeyer 1 Liter digunakan dalam
mencampurkan medium agar. Rak Tabung Reaksi merupakan wadah untuk
meletakkan tabung reaksi. Neraca analitik untuk menghitung berat agar yang akan
digunakan. Magnetik stirer, alat untuk menghomogenkan media agar yang dibuat.
Mikroskop, Uji mikroskopis. Kaca Preparat Uji katalase. Vortex,
menghomogenkan pada pengenceran (Sari, Isnaini, Diansyah, , Hartoni, 2018)
Tabung durham memiliki fungsi untuk menampung atau menjebak gas
yang terbentuk akibat dari metabolisme pada bakteri yang diujikan. Cawan petri
alat yang digunakan sebagai wadah penyimpanan dan pembuatan kultur media.
Pembakar bunsen atau pembakar spirtus, bunsen ini ada yang berbahan bakar gas
atau methanol. Fungsi untuk menciptakan kondisi bahan/alat yang steril. Pinset
fungsi untuk mengambil benda dengan menjepit,contohnya saat memindahkan
cakram antibiotik. Batang L, prinsip kerjanya yaitu dengan menggunakan bagian
yang berbentuk L untuk menyebarkan permukaan dari cairan. Jarum Ose
digunakan untuk memindahkan/mengambil koloni suatu mikrobia ke media yang
akan digunakan. Spatula berfungsi sebagai alat untuk mengambil bahan kimia
yang berbentuk padatan dan dipakai untuk mengaduk larutan (Andriani, 2016)
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal : Selasa, 30 Juni 2020
Waktu : 09.00 – 17.00 WITA
Tempat : Laboraturium Biologi Lantai 2 Barat FMIPA UNM
B. Alat dan Bahan
1. Alat :
a. Erlenmeyer (1 buah)
b. Gelas Ukur (1 buah)
c. Gelas Beaker (1 buah)
d. Labu Ukur (1 buah)
e. Cawan Petri (1 buah)
f. Deck Glass (1 buah)
g. Objek Glass (1 buah)
h. Batang Pengaduk (1 buah)
i. Bunsen (1 buah)
j. Tabung Reaksi (1 buah)
k. Kaca Pembesar (1 buah)
l. Mortar & Pistillum (1 buah)
m. Pipet Tetes (1 buah)
n. Termometer (1 buah)
o. Ose Bulat (1 buah)
p. Batang Penyebar (1 buah)
q. Ose Lurus (1 buah)
r. Enkas (1 buah)
s. Autoklaf (1 buah)
t. Oven (1 buah)
u. Fermentor (1 buah)
v. Kulkas Medium (1 buah)
w. Mikroskop (1 buah)
x. Kaki tiga dan Kasa (1 buah)
y. Hemocytometer (1 buah)
z. Shaker (1 buah)
aa. Inkubator (1 buah)
bb. Rak Tabung Reaksi (1 buah)
cc. Vortex (1 buah)
dd. LAF (1 buah)
ee. Timbangan Analitik (1 buah)
ff. Hot Plate (1 buah)
gg. Centrifuge (1 buah)
hh. Mikropipet (1 buah)
ii. Makropipet (1 buah)
jj. Plate (1 buah)
kk. Waterbath (1 buah)
ll. Gegep (1 buah)
mm. Skabel (1 buah)
nn. Bisturi (1 buah)
oo. Pinset (1 buah)
pp. Plat Tetes (1 buah)
qq. Sikat Tabung (1 buah)
rr. Coloni Counter (1 buah)
ss. Spektrofotometer (1 buah)
C. Prosedur Kerja
1. Alat-alat praktikum mikrobiologi dasar disediakan
2. Alkohol 70% dan bunsen digunakan untuk mengsterilkan alat
3. Penjelasan dan cara kerja alat didengarkan dan diperhatikan dengan seksama
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Gamar Gambar
No. Nama Alat Keterangan
Pengamatan Pembanding
1. Tombol
panel
Inkubator 1 2. Pintu
inkubator
2
3. Rak
3 inkubator
1. Ruang
1
kerja
2. Frame
LAF penyangga
2
3. Alas
3

1. Putar
1 clamping
2. Wadah
Shaker 2
/plate
3 3. Tampilan
LCD
1. Kaca
1 pembesar
2. Piringan
Colony Counter 2 wolfugel
3. Tampilan
3 dan
pengaturan
1. Lampu TL
1 2. Pembuka
enkas
Enkas 2 3. 2 lubang
tangan
3

1. Penjepit
1 2. Baut
pengencang
Gegep 2
3. Gagang
3
1. Lubang rak
1 tabung
Rak Tabung 2. Pegangan
2 rak tabung
3. Dasar rak
3
tabung
1. Monitor
1 2. Tombol
3. Sensor
pH Meter 2

1. Tombol
1 oven
2. Pintu dan
2 rak oven
Oven 3. Dasar dan
3
kaki oven
1. Pintu
1 lemari
pendingin
2 2. Rak lemari
Lemari Pendingin
pendingin
3
3. Dasar
lemari
pendingin
1. Badan
magnet
1
Magnet Stirrer

1. Penutup
1 waterbath
2. Bilik
Water Bath 2 3. Panel
3 operasioal

1. Pintu kaca
1 2. Lempengan
penimbang
Neraca Analitik 2
3. Tampilan
3 dan panel
operasional
1. Lensa
1 okuler dan
objektif
2 2. Gagang
Mikroskop Stereo mikroskop
3
dan Sekrup
pengarah
3. Wadah
objek
1. Lensa
1 okuler dan
objektif
2 2. Gagang
Mikroskop Cahaya mikroskop
3
dan Sekrup
pengarah
3. Wadah
objek
1. Wadah
1 sampel
2. Panel
Vortex 2
perasional
3 3. Kaki
pemumpu alat
1. Penutup
1 2. wadah
sampel
Centrifuge 2
3. Panel
3 operasional

1. Tampilan
1 2. Panel
operasional
Spektrofotometer 2 3. Pengaturan
3

1. Rahang
1 jangka sorong
V 2. Skala
2 nonius dan
Jangka Sorong skala utama
3 3. Tangkai
ukur
kedalaman
1. Pegangan
1 pinset
V 2. Penjepit
2
Pinset

1. Ujung
1 gunting
V 2. Baut
2 pengencang
Gunting
3. Pegangan
3

1. Ujung
1 bagian tajam
V 2. Pegangan
Scalpet 2

1. Macam-
macam bisturi

Bisturi 1
V

1. Pestle
2. Mortar
1
Mortart V
2

1. Bulus sikat
1 2. Pegangan
Sikat Tabung V
Reaksi 2

1. Mulut
1 tabung
V 2. Tubuh
2 . tabung
Tabung Durham
3. Dasar
3 tabung
1. Mulut
1 erlenmeyer
V 2. Pengukur
Erlemenyer
2 takaran
3. Dasar
3 erlenmeyer

1. Mulut gelas
1 kimia
V 2. Pengukur
Gelas Beaker 2 takaran
3. Dasar gelas
kimia
1. Penutup
1 cawan petri
V 2. wadah
Cawan Petri 2 sampel

1. Skala
1 2. Tandon
V
Termometer 2

1. Penutup dan
1
mulut
V 2. Tali
Bunsen 2
3. Isi dan dasar
3 bunsen

1. Ujung jarum
1 bulat
2. Pegangan
Ose Bulat V
2

1. Ujung jarum
1 lurus
V 2. Pegangan
Ose Lurus
2
1. Batang
pengaduk
1 2. Mulut
Batang Pengaduk pengaduk
V
2

1. Tubuh pour
1 plate

Pour Plate V

1. Tutup
desikator
1
2. Wadah
Desikator V untuk
2
zat/sampel

1. Lensa
cembung
1
2.Tangkai lp
Kaca Pembesar V
2

1. Karet pipet
1 2. Badan dan
V mulut pipet
Pipet Tetes 2

1. Mulut labu
1 ukur
2. Skala dan
Labu Ukur V
2 dasar labu ukur

1. Badan objek
glass
1
Objek Glass V
1. Badan desk
glass

Desk Glass 1
V

1. Badan kaca
arloji
1
Kaca Arloji V

1. Mulut
1 corong atas
V 2. Mulut coron
Corong Kaca bawah
2

B. Pembahasan
Medium adalah bahan yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme diatas atau didalamnya. Selain untuk menumbuhkan mikroba,
medium dapat digunakan pula untuk isolasi, memperbanyak, menguji sifat-sifat
fisiologi dan perhitungan mikroba. Media itu sendiri adalah adalah suatu tempat
yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan
mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Media tersusun dari bahan dasar dari
sumber Karbon (C), Nitrogen (N), Oksigen (O), Fosfat (PO4), dan unsur
sekelumit (mikronutrient/trace element). Berdasarkan sifatnya, media terbagi
menjadi 3, yaitu media padat, media semi padat semi cair, dan media cair.
Berdasarkan komposisi/susunannya media tersusun atas media Sintesis, semi
sintesis, dan media non sintesis. Tujuan pembuatan media yaitu sebagai media
selektif atau penghambat dan media diperkaya. Macam-macam jenis contoh
media yang sering digunakan ,yaitu Nutrient agar, Nutrient broth (NB) , PDA
(Potato Dextrose Agar), Salmonella shigella (SS) agar, Eosin methylene blue agar
(EMBA). Komposisi media tersusun atas Agar, Peptone, Meat/plant extract,
faktor tumbuh , komponen selektif, komponen diferensial, media buffer. Adapun
media berdasarkan sifatnya antara lain media dasar atau umum, media diperkaya
(enriched media), media diferensial/pembeda, media selektif, media penguji,
media untuk penghitungan sel (Pujiati, 2015)
Berdasarkan dari hasil pengamatan diatas adapun alat-alat yang digunakan
dalam praktikum mikrobiologi dasar adalah erlenmeyer, gelas ukur, gelas beaker,
labu ukur, cawan petri, deck glass, objek glass, batang pengaduk, bunsen, tabung
reaksi, kaca pembesar, mortar & pistillum, pipet tetes, termometer, ose bulat,
batang penyebar, ose lurus, enkas, autoklaf, oven, fermentor, kulkas medium,
mikroskop, kaki tiga dan kasa, hemocytometer, shaker, inkubator, rak tabung
reaksi, vortex, laf, timbangan analitik, hot plate, centrifuge, mikropipet,
makropipet, plate, waterbath, gegep, skabel , bisturi, pinset, plat tetes, sikat
tabung, coloni counter, spektrofotometer.
Adapun fungsi dari alat-alat tersebut sebagai berikut; erlenmeyer sebagai
tempat mencampur, mengukur dan menyimpan cairan. Gelas ukur untuk
mengukur volume cairan. Gelas beker sebagai wadah menampung untuk
mengaduk, mencampur dan memanaskan cairan. Labu ukur untuk mengencerkan
zat tertentu hingga batas leher labu ukur. Cawan petri sebagai tempat
mengembangbiakkan sel. Deck glass sebagai penutup preparat. Objek glass
sebagai tempat objek yang akan dianalisa menggunakan mikroskop. Batang
pengaduk untuk mencampurkan bahan kimia dan cairan. Bunsen sebagai alat
pembakar atau pemanas.
Tabung reaksi sebagai tempat mereaksikan bahan kimia. Kaca pembesar
sebagai alat bantu melihat benda berukuran kecil. Mortar dan pistillum sebagai
alat penghancur bahan atau sample. Pipet tetes untuk mengambil dan
memindahkan cairan dalam skala kecil. Termometer sebagai alat pengukur suhu.
Ose bulat untuk mengambil sample berupa bakteri. Ose lurus untuk mengambil
sample berupa jamur. Batang penyebar untuk menyebar biakan bakteri yang
terdapat diatas wadah pembiakan.
Enkas sebagai tempat alat inkubasi pada analisa mikrobiologi. Autoklaf
sebagai tempat alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu
benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (121 0C, 15 lbs) selama
kurang lebih 15 menit. Oven untuk memamaskan atau mengeringkan alat-alat
laboratorium atau objek-objek lain. Fermentor sebagai alat menyediakan kondisi
lingkungan yang cocok bagi mikrobia agar dapat menghasilkan biomassa, enzim,
metabolit dan sebagainya. Kulkas medium sebagai tempat menyimpan benda-
benda kebutuhan laboratorium. Mikroskop sebagai alat untuk melihat benda
dalam ukuran yang sangat kecil (mikroskopik). Kaki tiga dan kasa sebagai
penahan kawat kasa dan penyangga ketika proses pemanasan.
Hemocytometer sebagai alat memeriksa dan menghitung berapa banyak
jumlah erythrocyt (sel darah merah) dan leucocyt (sel darah putih), trombosit dan
eosinofil, serta dalam pengenceran. Shaker untuk mengaduk campuran larutan zat
sehingga membentuk larutan yang homogen dengan getaran atau gerakan satu
arah. Inkubator sebagai alat untuk menginkubasi (menumbuhkan)
mikroorganisme seperti bakteri, fungi dan sel mikroba lainnya pada kondisi
tertentu. Rak tabung sebagai tempat penyimpanan rak tabung reaksi. Vortex
sebagai tempat menghomogenkan (mencampurkan) larutan dalam wadah kecil.
LAF sebagai tempat membuat ruang kerja tetap steril dengan mengambil udara
dari luar laminar disaring dengan filter khusus sehingga udara dari luar tidak dapat
mengkontaminasi ruang kerja yang ada dilaminar air flow. Timbangan analitik
sebagai alat mengukur massa suatu zat, baik zat berbentuk padat maupun cair. Hot
plate sebagai tempat memanaskan campuran/sample.
Centrifuge sebagai alat untuk memisahkan organel berdasarkan massa
jenisnya melalui proses pengendapan. Mikropipet sebagai alat untuk
memindahkan cairan dalam jumlah kecil secara akurat, makropipet alat untuk
memindahkan cairan dalam jumlah banyak secara akurat. Plate, alat ini dapat
dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi. Waterbath
sebagai alat oven atau bisa disebut penangas air yang fungsi utamanya untuk
menciptakan suhu yang konstan. Gegep berfungsi membantu mencabut atau
mengikat. Bisturi berfungsi untuk alat tajam untuk memotong pada bagian depan
pisau bedah. Pinset sebagai alat untuk menjepit benda-benda berukuran kecil atau
jaringan.
Plat tetes berfungsi untuk sebagai penguji keasaman suatu larutan atau
mereaksikan larutan. Sikat tabung sebagai sikat pembersih bagian dalam tabung.
Coloni caunter sebagai alat untuk menghitung koloni yang tumbuh setelah
diinkubasi di dalam cawan. Dan spektrofotometer berfungsi sebagai mengukur
energi cahaya secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau
diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang.
Autoklaf berfungsi menstrerilisasikan alat dan bahan. Bunsen berfungsi
dalam pemanasan jarum ose dan sterilisasi alat. Cawan Petri berfungsi sebagai
wadah media tumbuh bakteri. Micropippet 1 ml sebagai alat pengambil bakteri
pengenceran. Tabung Reaksi merupakan alat wadah pengenceran bakteri. Jarum
Ose merupakan alat untuk pengambilan sampel bakteri. Hot Plate digunakan
dalam memanaskan medium agar. Erlenmeyer 1 Liter digunakan dalam
mencampurkan medium agar. Rak Tabung Reaksi merupakan wadah untuk
meletakkan tabung reaksi. Neraca analitik untuk menghitung berat agar yang akan
digunakan. Magnetik stirer, alat untuk menghomogenkan media agar yang dibuat.
Mikroskop, Uji mikroskopis. Kaca Preparat Uji katalase. Vortex,
menghomogenkan pada pengenceran (Sari, Isnaini, Diansyah, , Hartoni, 2018)
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa penelitian
memerlukan berbagai macam alat dengan bentuk dan ukuran serta fungsi yang
berbeda-beda. Sehingga diperlukannya pengetahuan akan alat-alat tersebut untuk
menunjang kelancaran percobaan serta menghindarkan dari kesalahan dan bahaya.
Alat-alat yang digunakan harus dalam keadaan steril, yakni bebas dari berbagai
mikroorganisme. Dengan melalui proses sterilisasi terlebih dahulu. Sterilisasi
terbagi atas 2 macam yaitu sterilisasi panas kering dan sterlisisasi infra merah.
B. Saran
Diharapkan pada praktikum selanjutnya agar praktikan lebih serius dalam
melaksanakan praktikum. Diharapkan juga pada praktikum selanjutnya, asisten
lebih memperhatikan dan membimbing para praktikan agar tidak terjadi kesalahan
baik disengaja maupun tidak sengaja dalam praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Andriani R. 2016. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk


Mengatasi Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum. Jurnal
Mikrobiologi. Vol.1 No.1
Eliyarti, Rahayu C., Zakirman. 2020. Deskripsi Pengetahuan Awal Alat
Praktikum Materi Koloid Dalam Perkuliahan Kimia Dasar Mahasiswa
Teknik. Jurnal Pendidikan Kimia Dan Ilmu Kimia, Vol.3 No.1. Hal 19-22
Fitriyani D., Putra A. P., Amintarti S. 2018. The Validity Of Flowchart-Based
Microbiology Practicum Handbook For The Biology Students Of Fkip Ulm.
European Journal Of Education Studies. Vol.5 No.1. Hal 15
Harijati N., Samino S., Indriyani S., Soewondo A. 2017. Mikroteknik Dasar.
Malang : UB Press
Jufri R. F. 2020. The Effect of Environmental Factors on Microbial Growth..
Journal La Lifesci. Vol.1 No.1. Hal.12
Pujiati. 2015. Buku Ajar Mikrobiologi Umum. Penerbit : KIP PGRI MADIUN.
Hal 47
Sari E., Isnaini, Diansyah G., Hartoni. 2018. Karakterisasi Dan Identifikasi
Bakteri Patogen Pada Luka Tukik Penyu Lekang (Lepidochelys Olivacea)
Di Penangkaran Penyu Kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat. MASPARI
Journal. Vol.10 No.1. Hal. 66
Wulandari M. I., Hadisaputri Y. E. 2016. Review: Studi Pustaka Peralatan Yang
Digunakan Untuk Kultur Sel. Jurnal Farmaka Unpad . Vol.14 No.2. Hal
212-216
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai