Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikrobiologi adalah sebuah cabang ilmu biologi yang mempelajari
mikroorganisme. Mikrobiologi dimulai sejak ditemukannya mikroskop dan
menjadi bidang yang sangat penting dalam biologi.
Mikroba dapat ditemukan di mana – mana atau lebih sering dikenal dengan
istilah kosmopolitan (tanah, air, dan sebagai dari organisme lain). Mikroba juga
bersifat mikroskopis, yaitu hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop.
Mikroba dapat tumbuh dan berkembang dengan sangat pesat di alam. Pertumbuhan
dan perkembangan mikroba berbentuk koloni – koloni sehingga sulit untuk
menghitung jumlah bakterinya.
Perhitungan bakteri adalah suatu cara atau suatu metode yang digunakan
untuk dapat menghitung jumlah koloni bakteri yang tumbuh di media pembiakkan
bakteri. Untuk dapat mempermudah perhitungan koloni suatu bakteri juga
diperlukan pengetahuan serta wawasan tentang morfologi bakteri tersebut sehingga
suatu media pertumbuhan yang akan digunakan sesuai dengan sifat bakteri tersebut.
Pertumbuhan mikroba yang membentuk koloni dapat dianggap bahwa
setiap koloni yang tumbuh berasal dari satu sel, maka dengan menghitung jumlah
bakteri, maka dapat diketahui penyebaran koloni bakteri yang ada pada media
pembiakkan bakteri. Jumlah bakteri pada suatu media dapat juga dihitung dengan
menggunakan berbagai cara, tergantung pada jenis media dan juga jenis bakteri.
Ada banyak metode yang digunakan untuk menghitung jumlah bakteri secara
kuantitatif dari suatu populasi koloni bakteri.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum enumerasi mikroba adalah sebagai berikut:
1. Mengatahui jumlah koloni dalam suatu percobaan.
2. Mempelajari metode – metode yang digunakan dalam menghitung koloni
bakteri.

1
3. Mengetahui perhitungan jumlah koloni dengan menggunakan rumus.
4. Mengetahui perkembangan suatu bakteri.
5. Mengetahui kuantitas dari suatu bakteri.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka


Perhitungan bakteri merupakan suatu cara atau metode yang digunakan
untuk menghitung jumlah koloni sel bakteri yang tumbuh pada media pembiakkan.
Terdapat dua cara yang biasa digunakan dalam perhitungan bakteri, yaitu
perhitungan bakteri secara langsung dan perhitungan secara tidak langsung dan
perhitungan secara tidak langsung. Ada beberapa cara perhitungan secara langsung,
antara lain adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana
yang kemudian diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung atau
disebut dengan sebutan sebagai counting chamber. Sedangkan perhitungan secara
tidak langsung hanya mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang
masih hidup saja (viable count). Dalam pelaksaannya ada beberapa cara yaitu
perhitungan pada cawan petri disebut Viable Plate Count Method, serta perhitungan
melalui pengenceran, dan perhitungan jumlah terkecil atau jumlah yang terdekat
(MPN method), dan cara kekeruhan atau turbidimetri yaitu dengan menggunakan
alat spektofotometer. (Wheeler, 1993)
Perhitungan bakteri adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengetahui
berapa banyak sebaran bakteri yang tumbuh pada suatu media. Secara kuantitatif
koloni sel bakeri dapat dihitung dengan cara menghitung populasinya secara umum
atau juga dengan kata lain menghitung seluruh sel bakteri yang ada dalam media
termasuk juga sel mati, dan menghitung sel bakteri hidup dengan menggunakan
teori pendekatan. (Stainer, 1986)
Perhitungan bakteri merupakan salah satu cara yang juga dilakukan dengan
tujuan untuk bisa mengetahui berapa banyak koloni bakteri yang terdapat pada
suatu media, baik itu koloni sel yang hidup maupun sel bakteri yang mati. Ada du
acara perhitungan bakterie, secara langsung dan perhitungan bakteri secara tidak
langsung, biasa dipakai untuk menentukan jumlah bakteri keseluruhan baik yang
mati maupun yang hidup. Sedangkan perhitungan jumlah bakteri secara tidak
langsung biasa dipakai untuk bisa menentukan jumlah bakteri yang hidup saja.

3
Untuk menentukan jumlah bakteri yang hidup dapat dilakukan setelah suspensi
bahan atau biakan bakteri diencerkan dengan beberapa kali dan ditumbuhkan dalam
medium dengan suatu cara tertentu tergantung dari macam bahan dan sifat
bakterinya. (Bibiana, 1994)
Koloni yang tumbuh di dalam suatu medium itu tidaklah selalu berasal dari
satu sael mikroorganisme karena beberapa mikroorganisme tertentu cenderung
untuk berkelompok atau berantai. Bila ditumbuhkan pada suatu medium dengan
lingkungan yang sesuai, maka kelompok bakteri ini hanya akan menghasilkan suatu
koloni saja. Berdasarkan hal tersebut sering kali digunakan istilah Colony Forming
Units (CFU) yang digunakan untuk perhitungan jumlah mikroorganisme hidup.
(Dwidjoseputro, 1996)
Pada metode perhitungan cawan dilakukan pengenceran yang bertingkat
yang mana ditunjukan untuk membentuk konsentrasi dari suatu suspense bakteri.
Sampel yang telah diencerkan ini dihitung ke dalam cawan baru kemudian di tuang
ke mediumnya (metode tuang). Kemudian setelah diinkubasi selama 24 – 48 jam,
amati koloni yang tumbuh dan koloni yang diamati hanyalah koloni yang berjumlah
30 – 300 koloni. (Gobel, 2008)
Bakteri yang berada di dalam suatu bahan cair (media) dapat dihitung dan
diketahui kepadatannya berdasarkan kekeruhannya. Pertumbuhan sel – sel bakteri
di dalam suatu media, maka akan meningkatkan kekeruhan suatu media, hal itu
akan mempengaruhi jumlah sinar – sinar yang juga dapat ditransmisikan untuk juga
menembus medium, untuk menghitung koloni bakteri tersebut digunakan alat yang
bernama spektofotometer. Fungsi dari alat spektofotometer ini adalah untuk
mengukur transmitans atau absorbans dari suatu contoh yang dinyatakan dalam
fungsi panjang gelombang. (Brady, 1999).

2.2 Alat dan Bahan


2.2.1 Berat Kering
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum enumerasi mikroba berat kering
adalah sebagai berikut:

4
Tabel 2.1 Alat dan Bahan Berat Kering
No Nama Alat Ukuran Jumlah Nama Bahan Konsentrasi Jumlah
1. Tabung - 1 buah Sampel - -
Reaksi
2. Sentrifuga - 1 buah Aquades - -
3. Neraca - 1 buah - - -
Analitik
4. Alumunium - 1 buah - - -
Foil

2.2.2 Filtrasi
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum enumerasi mikroba filtrasi adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.2 Alat dan Bahan Filtrasi
No Nama Alat Ukuran Jumlah Nama Bahan Konsentrasi Jumlah
1. Pompa
- 1 buah Sampel - -
Vakum
2. Erlenmeyer - 1 buah - - -
3. Kertas
- 1 buah - - -
Saring
4. Filter
- 1 buah - - -
Hoder

2.2.3 Tabel Most Probable Number


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum enumerasi mikroba tabel MPN
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.3 Alat dan Bahan Tabel Most Probable Number
No. Nama Alat Ukuran Jumlah Nama Bahan Konsentrasi Jumlah
1. Tabung - 9 buah Kaldu laktosa 9 ml / tabung 9 tabung
reaksi reaksi
2. Spirtus - 1 buah Air sampel 1 ml / tabung 3 tabung
reaksi
pengenceran
10-1
3. Tabung - 9 buah - - -
durham
4. Pipet - 1 buah - - -
mikron

5
2.2.4 Plate Count
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum enumerasi mikroba filtrasi adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.4 Alat dan Bahan Plate Count
No Nama Alat Ukuran Jumlah Nama Bahan Konsentrasi Jumlah
1. Tabung
- 9 buah Sampel - -
Reaksi
2. Cawan Petri - 9 buah Kaldu Laktosa - -
3. Koloni
- 1 buah Medium NA - -
Counter

2.2.5 Hemasitometer
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum enumerasi mikroba
hemasitometer adalah sebagai berikut:
Tabel 2.5 Alat dan Bahan Hemasitometer
No Nama Alat Ukuran Jumlah Nama Bahan Konsentrasi Jumlah
1. Hemasito- - 1 buah Alkohol - -
meter
2. Mikroskop - 1 buah Aquades - -
3. Vortex - 1 buah Larutan - -
Trypan Blue

2.2.6 Spektofotometer
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum enumerasi mikroba
spektofotometer adalah sebagai berikut:
Tabel 2.6 Alat dan Bahan Spektofotometer
No Nama Alat Ukuran Jumlah Nama Bahan Konsentrasi Jumlah
1. Kuvet - 2 Sampel - -
2. Spektrofoto
- 1 - - -
meter

2.3 Cara Kerja


2.3.1 Berat Kering
Cara kerja praktikum enumerasi berat kering adalah sebagai berikut:

6
Tabel 2.7 Cara Kerja Berat Kering
No. Cara Kerja Gambar
1. Siapkan mikroalga yang akan ditimbang
dan masukkan sampel ke tabung dan taruh
dalam sentrifuga.

3. Atur sentrifuga dengan kecepatan 1000 -


2000 mpm dalam waktu 10 – 15 menit.

4. Setelah selesai, matikan sentrifuga dan


ambil tabung yang berisi sampel. Buang
larutan dan masukkan mikroalga ke
cawan porselen.

5. Masukkan ke dalam oven dengan suhu 90


o
C – 110 oC selama 24 jam.

6. Masukkan sampel tersebut ke alat


penggerus dan pindahkan ke alumunium
foil.

7
No. Cara Kerja Gambar
7. Masukkan sampel tersebut ke neraca
analitik dan baca berapa beratnya.

2.3.2 Waktu Regenerasi


Cara kerja praktikum enumerasi filtrasi adalah sebagai berikut:
Tabel 2.8 Cara Kerja Waktu Regenerasi
No. Cara Kerja Gambar
1. Amati pembelahan mikroba setiap 15
menit, dan hitung pembelahan mikroba
pada tiap menitnya menggunakan rumus
yang tersedia.

2.3.3 Filtrasi
Cara kerja praktikum enumerasi filtrasi adalah sebagai berikut:
Tabel 2.9 Cara Kerja Filtrasi
No. Cara Kerja Gambar
1. Siapkan alat dan bahan yang akan
digunakan.

8
No. Cara Kerja Gambar
2. Siapakan kertas saring.

3. Letakkan kertas saring di alat filter holder.

4. Sambungkan selang dan tuangkan sampel


air.

5. Nyalakan pompa vakum.

6. Setelah surut dan kering, ambil kertas


saring dan taruh ke cawan petri yang sudah
terdapat media. Inkubasikan selama 48 jam
dan hitung di colony counter.

2.3.4 Tabel Most Probable Number


Cara kerja praktikum enumerasi tabel Most Probable Number adalah sebagai
berikut:

9
Tabel 2.10 Cara Kerja Most Probable Number
No. Cara Kerja Gambar
1. Siapkan alat dan bahan yang akan
digunakanan untuk praktikum.

2. Siapkan 9 tabung reaksi berisi kaldu


laktosa. Bagi menjadi 3 kelompok, masing
– masing kelompok terdiri dari 3 tabung.
Kelompok 1: pengenceran 10-1. Kelompok
2: pengenceran 10-2. Kelompok 3:
pengenceran 10-3.

3. Sterilkan pipet mikron yang akan


digunakan menggunakan spirtus.

4. Ambil 1 ml sampel air dan masukkan ke


dalam tabung reaksi pengenceran 10-1,
lakukan sebanyak 3 kali ke masing –
masing tabung dan homogenkan.

5. Setelah pipet mikron disterilkan, ambil 1


ml dari larutan pada pengenceran 10-1 dan
masukkan ke dalam tabung reaksi
pengenceran 10-2, lakukan sebanyak 3 kali
ke masing – masing tabung dan
homogenkan.
6. Setelah pipet mikron disterilkan, ambil 1
ml dari larutan pada pengenceran 10-2 dan
masukkan ke dalam tabung reaksi
pengenceran 10-3, lakukan sebanyak 3 kali
ke masing – masing tabung dan
homogenkan.

10
No. Cara Kerja Gambar
7. Inkubasikan selama 48 jam dalam suhu 37
C

(sumber: google)

2.3.5 Plate Count


Cara kerja praktikum enumerasi plate count adalah sebagai berikut:
Tabel 2.11 Cara Kerja Plate Count
No. Cara Kerja Gambar
1. Lakukan pengenceran terhadap sampel.

2. Masukkan hasil pengenceran ke dalam


cawan petri. Dan inkubasikan selama 48
jam.

3. Hitung jumlah koloni di colony counter


dengan menggunakan cawan petri yang
berisi pengenceran yang tidak terlalu
pekat atau tidak terlalu encer.

2.3.6 Hemasitometer
Cara kerja praktikum enumerasi hemasitometer adalah sebagai berikut:

11
Tabel 2.12 Cara Kerja Hemasitometer
No. Cara Kerja Gambar
1. Siapkan alat dan bahan yang akan
digunakan.

2. Ambil sampel yang akan dihitung jumlah


selnya. Masukkan sampel tersebut ke
dalam hemasitometer.

3. Beri larutan trypan blue.

4. Amati di mikroskop dan hitung sel


bakterinya.

2.3.7 Spektofometer
Cara kerja praktikum enumerasi hemasitometer adalah sebagai berikut:

12
Tabel 2.13 Cara Kerja Spektofotometer
No. Cara Kerja Gambar
1. Spektofotometer
1. Siapkan alat dan bahan yang
digunakan.
2. Hubungkan alat dengan arus listik.
3. Nyalakan alat, tunggu selama 30
menit (sampai semua tampilan di
layar menunjukan OK)
4. Setelah 30 menit, tekan angka 1
(pilih menu photometric)
5. Tekan tombol Go To WL
(Wavelength) untuk mengukur
panjang gelombang.
6. Tekan tombol angka – angka sesuai
panjang gelombang yang
digunakan.
7. Tekan tombil autozero untuk
mengnolkan angka yang tertera
pada layar.
8. Cuci kuvet dengan aquades
9. Isi kuvet dengan pelarut yang
digunakan pada sampel yang akan
diukur
10. Taruh kivet di tempat pembacaan
absorbansi.
11. Setelah muncul angkanya di layar,
tekan tombil autozero untuk
mengenolkan (kalibrasi)
12. Cuci kembali kuvet dan di lap
13. Isi kuvet dengan blanko
14. Lakukan pembacaan absorbansi
15. Cuci kuvet dan di lap
16. Isi kuvet dengan sampel 1
17. Lakukan pembacaan absorbansi
18. Cuci kuvet dan di lap
19. Isi kuvet dengan sampel
selanjutnya
20. Tiap ganti sampel, ulangi poin 16.

13
BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan


3.1.1 Waktu Regenerasi

log Nt – log No
n= log 2

t x log 2
g= log Nt- log No

Contoh Soal
1. Jika 100 sel setelah ditumbuhkan selama 5 jam menghasilkan 106 sel, hitunglah
waktu generasi sel berikut!
Diketahui:
No = 100
Nt = 106
t = 5 jam
Jawab:
t x log 2
g= log Nt- log No
5 log 2
g=
log 10-6 - log 100

g = 0,376 jam = 22,575 menit

3.1.2 Tabel Most Probable Number


Jumlah Hasil Positif Nilai Limit Kecepatan 95%
3 dari 10 ml 3 dari 1 ml 3 dari 0.1 ml MPN Terendah Tertinggi
0 0 1 3 0.5 9
0 1 0 3 0.5 13
1 0 0 4 0.5 20
1 0 1 7 1 21
1 1 0 7 1 23
1 1 1 11 3 36
1 2 0 11 3 36
2 0 0 9 1 36

14
Jumlah Hasil Positif Nilai Limit Kecepatan 95%
3 dari 10 ml 3 dari 1 ml 3 dari 0.1 ml MPN Terendah Tertinggi
2 0 1 14 3 37
2 1 0 18 3 44
2 1 1 20 7 89
2 2 0 21 4 47
2 2 1 28 10 149
3 0 0 23 4 120
3 0 1 39 7 130
3 0 2 64 15 379
3 1 0 43 7 210
3 1 1 75 14 230
3 1 2 120 30 380
3 2 0 93 15 380
3 2 1 150 30 440
3 2 2 210 36 470
3 3 0 240 36 1300
3 3 1 460 71 2400
3 3 2 1100 150 4800

10
Jumlah sel = Nilai MPN (dari tabel) x Volume tes

Jumlah Tabung Hasil Positif x 100


Jumlah sel = (Jumlah
ml Tabung Hasil Negatif) x (Jumlah ml Seluruh Tabung digunakan)

1. Pada percobaan pemeriksaan air dengan 3 seri pengenceran yaitu 10-1 : 10-
2
dan 10-3 diperoleh hasil tabung positif yaitu sebesar 2 : 2 : 1. Hitunglah
banyaknya jumlah sel dengan menggunakan tabel MPN dan tanpa
menggunakan tabel!
Diketahui:
Tabung pengenceran 10-1 : 2 positif
Tabung pengenceran 10-2 : 2 positif
Tabung pengenceran 10-3 : 1 positif
MPN: 28
Menggunakan tabel MPN:

15
10
Jumlah sel = Nilai MPN (dari tabel) x
Volume tes
10
= 28 x
(3x10)+(3x1)+(3x0,1)
10
= 28 x
33.3

= 8,404 = 8 sel/100 ml

Tanpa menggunakan tabel MPN:


Σ ml Tabung Hasil Positif x 100
Jumlah sel =
(Σml Tabung Hasil Negatif) x (Σ ml Seluruh Tabung digunakan)

[(2x10)+(2x1)+(1x0.1)]x 100
=
[(1x10)+(1x1)+(2x0.1) x [(3x10) + (3x1) + (3x0,1)]
22.1 x 100
=
11,2 x 33,3

= 5,92 = 6 sel/100 ml
2. Pada percobaan pemeriksaan air dengan 3 seri pengenceran yaitu 10-1 : 10-
2
: 10-3 diperoleh hasil tabung positif sebesar 3 : 1 : 0. Hitunglah
banyaknya jumlah sel dengan menggunakan tabel MPN dan tanpa
menggunakan tabel MPN dan tanpa menggunakan tabel!
Diketahui:
Tabung pengenceran 10-1 : 3 positif
Tabung pengenceran 10-2 : 1 positif
Tabung pengenceran 10-3 : 0 positif
MPN: 43
Menggunakan tabel MPN:
10
Jumlah sel = Nilai MPN (dari tabel) x
Volume tes
10
= 43 x
(3x10)+(3x1)+(3x0,1)
10
= 43 x
33.3

= 12,91 = 13 sel / 100 ml

16
Tanpa menggunakan tabel MPN:
Σ ml Tabung Hasil Positif x 100
Jumlah sel =
(Σml Tabung Hasil Negatif) x (Σ ml Seluruh Tabung digunakan)

[(3x10)+(1x1)x 100
=
[(2x1)+(3x0.1) x [(3x10) + (3x1) + (3x0,1)]
3100
=
76,59

= 40,47 = 40 sel / 100 ml


3.1.3 Plate Count
1
Jumlah sel = Banyak Koloni x
Pengenceran Yang Dikehandaki

Diketahui:
Banyak Koloni : 107 CFU/ml
Pengenceran yang dikehandaki: 10-3
1
Jumlah sel = Banyak Koloni x
Pengenceran Yang Dikehandaki
1
Jumlah sel = 107 CFU/ml x
10−3

Jumlah sel = 107.000 sel / ml

3.1.4 Hemasitometer
Diketahui:
Total bakteri hidup : 54
Total bakteri mati :7
Total Bakteri Hidup
Persentase sel hidup = x 100
Total Bakteri Mati

Total Bakteri Hidup


1. Persentase sel hidup = x 100
Total Bakteri Mati
54
Persentase sel hidup = x 100
7
Persentase sel hidup = 94.7%

17
2. Rata – rata bakteri hidup dalam 1 kotak
Total Bakteri Hidup
Rata – rata =
Banyak Kotak

Total Bakteri Hidup


Rata – rata =
Banyak Kotak
54
Rata – rata = = 10,8
5

3. Faktor Pengenceran

Volume Total
Faktor Pengenceran =
Volume Sel
Volume Total
Faktor Pengenceran =
Volume Sel
100 + 100
Faktor Pengenceran = =2
100
4. Konsentrasi

Konsentrasi = Rata – rata bakteri dalam 1 kotak x faktor pengenceran x 10-4

Konsentrasi = Rata – rata bakteri dalam 1 kotak x faktor pengenceran x 10-4


Konsentrasi = 10,8 x 2 x 10-4
Konsentrasi = 2,16 x 105 sel / ml

3.1.5 Spektofotometer

Y = a + bx

Diketahui:
Y = nilai absorbansi
A, B = nilai konstanta dari larutan standar
X = jumlah sel

3.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan berbagai cara untuk perhitungan dalam suatu
mikroba. Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan, yaitu berat kering, waktu
regenerasi, filtrasi, plate count, hemasitometer, dan spektofotometer.

18
Kurva pertumbuhan bakteri memiliki 4 fase. Fase yang pertama adalah fase
adaptasi atau fase lag, pada fase ini sel akan melakukan proses adaptasi. Proses
adaptasi tersebut meliputi sintesis enzim baru yang sesuai dengan medianya dan
pemulihan terhadap metabolit yang bersifat toksik pada saat di medium yang lama.
Pada fase ini tidak adanya pertambahan jumlah sel. Fase yang kedua adalah fase
eksponensial, fase ini adalah fase dimana sel melakukan pembelahan. Pada fase ini
perbanyakan jumlah sel meningkat sampai pada batas tertentu. Pada fase ini produk
senyawa yang diinginkan terbentuk. Fase yang ketiga adalah fase statis. Pada fase
statis ini bakteri tidak melakukan kegiatan pembelahan lagi, salah satu alasannya
adalah nutrientnya habis, akumulasi metabolit toksik, penurunan kadar oksigen, dan
faktor – faktor lainnya. Dan yang terakhir adalah fase kematian, pada fase ini
terjadinya autolysis sel dan penurunan energy seluler. Pada fase ini, medium akan
kehabisan nutrient maka populasi bakteri akan menurun jumlahnya dan pada fase
ini jumlah sel yang mati akan lebih banyak dibanding sel yang hidup.
Metode perhitungan yang pertama adalah menggunakan metode berat
kering. Metode berat kering digunakan untuk menghitung berat mikroalga yang
sudah dikeringkan dengan bantuan alat sentrifuga dan oven. Pertumbuhan
mikroalga akan mencapai pertumbuhan yang maksimum setelah 3 minggu
dilakukan pengamatan, dan setelah itu mikroalga akan mengalami kematian sedikit
demi sedikit walaupun tidak terlihat perubahannya.
Metode perhitungan yang kedua adalah metode waktu regenerasi. Tujuan
dari metode waktu regenerasi adalah untuk mengetahui berapa lama sel untuk
membelah diri. Mikroba yang dapat dihitung menggunakan metode waktu
regenerasi adalah bakteri dan amoeba, karena dua mikroba tersebut dapat
membelah diri. Waktu regenerasi sangat bergantung pada menit yang sudah
ditentukan. Tetapi tidak semua jenis bakteri memiliki waktu regenerasi yang sama.
Sebagai contoh, Escherichia coli memiliki waktu regenerasi yang relatif singkat
yaitu 15 – 20 menit, Micobacterium tuberculosis memiliki waktu generasi sekitar
20 jam, dan mayoritas bakteri memiliki waktu regenerasi berkisar 1 - 3 jam. Dari
perhitungan yang dilakukan, didapatkan waktu untuk regenerasi sel bakteri yang

19
awalnya terdapat 100 sel dan ingin menghasilkan 106 sel bakteri selama 5 jam
adalah 0,376 jam atau 22,575 menit terjadi pembelahan sel bakteri.
Metode perhitungan yang ketiga adalah metode filtrasi. Cara filtrasi ini
bakteri akan terdistorsi atau terpisah dari bahan – bahan yang dapat menganggu
bakteri. Bahan – bahan yang dapat menganggu bakteri dipisahkan dengan alat
pompa vakum. Pada metode ini filtrasi harus steril karena sampel yang digunakan
adalah sampel yang memiliki kerapatan yang sangat rendah. Biasanya metode ini
digunakan untuk sampling udara. Setelah dilakukan filtrasi, kertas saring yang
digunakan dipindahkan ke cawan petri yang berisi medium agar EMB. Medium
agar EMB berfungsi untuk mempermudah perhitungan dan menjaga agar bakteri
tetap steril. Perhitungan metode filtrasi menggunakan alat colony counter sehingga
bakteri yang mampu dihitung hanya 30 – 300 bakteri.
Metode perhitungan mikroba yang keempat adalah menggunakan tabel
MPN. Metode ini adalah metode yang digunakan untuk menghitung mikroba yang
masih hidup di dalam sampel uji yaitu air dan tanah, atau yang disebut sampel
heterogen. Tujuan dari menggunakan metode MPN adalah untuk menghitung
jumlah mikroba sehingga didapati kurva pertumbuhan mikroba. Namun, metode
MPN memiliki kekurangan yaitu dalam satuan waktu percobaan hanya dapat
menggunakan sampel air, untuk mendapat kultur yang baik memerlukan waktu
yang lama, dalam menghitung bakteri hanya mendapat jumlah perkiraan, dan
membutuhkan banyak media dan perlengkapan sehingga tidak dapat dilakukan
dilapangan pengambilan sampel. Dari hasil perhitungan, pada tabung positif 2, 2, 1
didapatkan hasil terdapat 6 – 8 sel / ml sampel. Dan pada tabung positif 3, 1, 0
didapatkan hasil terdapat 13 – 40 sel / ml.
Metode perhitungan mikroba yang kelima adalah metode plate count.
Metode ini mengguanakan medium yang berada di cawan petri. Terdapat dua cara
yaitu Spread Plate dan Pour Plate. Di dalam metode ini, satuan yang dipakai adalah
sel / ml. Dalam perhitungan, didapati bahwa terdapat 107.000 sel / ml yang terdapat
di dalam sampel pengenceran 10-3. Namun, metode ini hanya dapat untuk
menghitung 30 – 300 koloni bakteri. Jika koloni bakteri kurang dari 30, artinya
pengenceran yang dipakai terlalu encer dan jika koloni bakteri lebih dari 300,

20
artinya pengenceran yang dipakai terlalu pekat. Sehingga, dibutuhkan pengenceran
yang tidak terlalu encer atau terlalu pekat. Satuan koloni bakteri yang dipakai dalam
metode ini adalah CFU (Colony Forming Unit) / ml.
Metode perhitungan yang keenam adalah metode hemasitometer.
Hemasitometer adalah alat untuk perhitungan sel secara cepat dan konsentrasi
selnya rendah. Kelebihan dari metode menggunakan hemasitometer adalah dapat
menghitung jumlah sel yang hidup maupun yang mati, karena menggunakan trypan
blue sehingga dapat membedakan sel yang hidup dan sel yang mati. Sel yang hidup
tidak akan berwarna, sedangkan sel yang mati akan berwarna biru. Kelebihan
lainnya adalah morfologi sel dapat diamati, dapat mengevaluasi homogenitas dan
data mendeteksi kontaminasi. Dari perhitungan dapat dilihat persentase sel yang
hidup adalah 94,7%, rata – rata sel bakteri dalam 1 kota adalah 10,8, faktor
pengencerannya adalah 2, dan konsentrasi totalnya adalah 2,16x105 sel / ml.
Metode perhitungan yang terakhir adalah metode spektofotometer. Tujuan
dari metode spektofotometer adalah mengukur banyaknya sel dari suatu mikroba
yang memiliki pigmen warna. Spektofotometer menggunakan cahaya yang akan
melewati objek. Cahaya tersebut ada yang diserap atau dipantulkan sehingga akan
menghasilkan nilai absorbansi. Nilai absorbansi berbanding lurus dengan
kepekatan dari sampel.

21
BAB IV
SIMPULAN

Pada praktikum enumerasi mikroba dapat disimpulkan bahwa:


1. Terdapat 7 metode yang digunakan untuk menghitung jumlah bakteri, yaitu
berat kering, waktu regenerasi, filtrasi, tabel MPN, plate counter,
hemasitometer, dan spektofotometer.
2. Metode berat kering merupakan metode untuk menghitung berat mikroalga
yang sudah dikeringkan dengan bantuan alat sentrifuga dan oven.
3. Metode waktu regenerasi untuk mengetahui berapa lama sel untuk membelah
diri.
4. Metode filtrasi membuat bakteri akan terdistorsi atau terpisah dari bahan –
bahan yang dapat menganggu bakteri
5. Metode tabel MPN adalah metode yang digunakan untuk menghitung mikroba
yang masih hidup di dalam sampel uji yaitu air dan tanah, atau yang disebut
sampel heterogen.
6. Perhitungan yang dibantu alat colony counter dan cawan petri hanya dapat
menghitung 30-300 bakteri;
7. Hemasitometer adalah alat untuk perhitungan sel secara cepat dan konsentrasi
selnya rendah.
8. Metode spektofotometer adalah mengukur banyaknya sel dari suatu mikroba
yang memiliki pigmen warna.

22
DAFTAR PUSTAKA

Bibiana W, Lay. 1994. Analisis Mikrobiologi di Laboratorium. Jakarta: Raja


Grafindo Persada.

Brady, J. E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta: Binarupa Aksara

Dwidjoseputro, D. 1996. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit


Djambatan.

Gobel, Risco, B., dkk. 2008. Mikrobiologi Umum dalam Praktek. Makassar :
Universitas Hasanuddin.

Stainer, R. Y. 1986. The Microbial World. New Jersey: Prentice Hall Englewood
Cliffs.

Volk, dan Wheeler. 1993. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Erlangga.

23

Anda mungkin juga menyukai