Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

ACARA 7
MENGHITUNG JUMLAH SPORA ATAU SEL
&
MENGUKUR MIKROORGANISME

Disusun Oleh :
Nama
NPM
Judul Acara
Hari & tgl Praktikum
Dosen P.
Co-ass

: Putri Mian Hairani


: E1J012014
: Kultivasi dan Isolasi
: Selasa, 23 April 2013 (14.00-16.00 WIB)
: Ir. Mucharromah M.Sc., Ph.D
: Agung Matsetio

Laboratorium Ilmu Hama PenyakitTanaman


FakultasPertanian
Universitas Bengkulu
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jumlah mikroorganisme yang berada dalam suatu sampel atau bahan sangat bervariasi, tergantung dari
jenis bahan itu sendiri dan kondisi lingkungannya. Pada individu multiseluler, bila sel-selnya membelah, maka
individunya bertambah banyak, pada mikroorganisme uniseluler pembelahannya bakteri multiplikasi. Bakteri
bermultiplikasi secara seksual dengan cara pembelahan menjadi dua, dua menjadi empat, empat menjadi
delapan,
dan
seterusnya.
Jumlah mikroorganisme dalam suatu sampel dapat dihitung dengan menggunakan beberapa metode yaitu
analisa secara langsung yaitu dalam hal ini digunakan ruang hitung (counting chamber). Alat ini biasa
digunakan adalah hoemocytometer, keuntungannya menggunakan alat ini adalah pemeriksaan secara cepat dan
tidak menggunakan banyak peralatan, namun kelemahannya tidak dapat dibedakan sel hidup dan sel mati.
Sedangkan analisa secara langsung terdiri atas beberapa cara yaitu metode cawan tuang dan metode cawan
permukaan.

Berdasarkan teori tersebut maka perlu untuk dilakukan percobaan ini untuk dapat mengetahui secara
langsung percobaan yang akan dilakukan.
Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari mikroorganisme (organism hidup
yang ukurannya terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata biasa) atau mikroba. Oleh karena itu objek
kajiannya biasanya adalah alga miskroskopik, protozoa, archaea dan virus. Virus dimasukkan dalam obyek
kajian walaupun sebenarnya ia tidak sepenuhnya dapat dianggap sebagai mahluk hidup.
Mikroorganisme adalah mikroba atau organisme yang berukuran sangat kecil sehingga untuk
mengamatinya diperlukan alat pembesar. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal meskipun beberapa protista
bersel tunggal masih dapat terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel yang tidak dapat
terlihat oleh mata telanjang. Mikroorganisme biasanya dianggap mencakup semua prokariota, protista dan alga
renik. Fungi terutama yang berukuran kecil dan tidak membentuk hifa, dapat pula dianggap sebagai bagiannya
meskipun
banyak
yang
tidak
menyepakatinya.

1.2 Tujuan Praktikum

ACARA MENGHITUNG JUMLAH SPORA ATAU SEL


Mahasiswa dapat menghitung spora atau sel dengan menggunakan haemocytometer

ACARA MENGUKUR MIKROORGANISME


Mahasiswa dapat mengukur mikroorganisme dengan menggunakan Skala Mikrometer Okuler (SMOK) dan
Skala Mikrometer Obyektif (SMOB)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ACARA MENGHITUNG JUMLAH SPORA ATAU SEL
Haemocytometer ditemukan oleh Louis Charles dan terdiri dari sebuah slide mikroskop kaca tebal
dengan lekukan persegi panjang yang menciptakan sebuah kamar. Ruangan atau kamar tersebut diukir dengan
laser grid tergores garis tegak lurus. Perangkat tersebut dibuat dengan hati-hati sehingga daerah yang dibatasi
oleh garis diketahui dan kedalaman ruang tersebut telah diketahui. Oleh karena itu, alat tersebut berguna untuk
menghitung jumlah sel atau partikel dalam suatu volume cairan tertentu, sehingga dapat menghitung konsentrasi
dalam cairan secara keseluruhan (Pelczar, 2011).

Haemocytometer sering digunakan untuk menghitung sel-sel darah, organel dalam sel, sel-sel darah
dalam cairan tulang punggung ke otak setelah melakukan tusukan lumbal atau jenis sel lain (Waluyo, 2009).
Cara menghitung sel individu didalam volume sangat kecil biasanya dilakukan denganCounting
Chamber. Counting Chamber diatur sedemikian rupa sehingga kotak-kotak dengan luas tertentu dengan lapisan
cairan dengan kedalaman yang diketahui dapat dimasukkan diantara gelas objek dengan gelas tutup. Akibatnnya
volume cairan yang menutupi setiap kotak diketahui dengan tepat. Perhitungan langsung ini dikenal dengan
jumlah sel total (Stainer, 2007).
Pada perhitungan
mikroskopis
langsung,
sampel
ditaruh disuatu ruang
hitung
sepertiHaemocytometer dan jumlah sel ditentukan secara langsung dengan bantuan mikroskop. Keuntungan
metode ini ialah pelaksaannya adalah cepat dan tidak memerlukan banyak peralatan. Namun kelemahannya
ialah tidak dapat 80 membedakan sel-sel yang hidup dan yang mati. Dengan perkataan lain hasil yang diperoleh
ialah jumlah total sel yang didalam populasi (Campbell, 2009).
Perhitungan jumlah koloni atau mikroorganisme dengan cara Reable Count atau disebut juga sebagai
standar plate count didasarkan asumsi, bahwa setiap sel mikroorganisme hidup dalam suspensi akan tumbuh
menjadi satu koloni setelah diinkubasi dalam media biakan dan lingkungan yang sesuai. Setelah masa inkubasi,
jumlah koloni yang tumbuh dihitung dan merupakan perkiraan atau dugaan dari jumlah mikroorganisme dalam
suspensi tersebut (Bibiana, 2010).
ACARA MENGUKUR MIKROORGANISME
Sel khamir mempunyai ukuran yang bervariasi, yaitu dengan panjang 1,5 mm sampai 20,50 mm dan
lebar 1 sampai 10 m. Bentuk khamir bermacam macam, yaitu bulat, oval, silinder, ogival yaitu bulan panjang
dengan salah satu ujung runcing, segitiga melengkung (tringuler), berbentuk botol, bentuk apikulat atau lemon,
membentuk spedomiselium, dan sebagai ukuran dan bentuk sel khamir dalam kultur yang sama mungkin
berbedabeda karena pengaruh perbedaan dan kondisi lingkungan selama pertumbuhan (Waluyo, 2007).
Pengamatan sel khamir dapat dilakukan dengan cara pengecetan sederhana yaitu pemberian warna pada
khamir dengan menggunakan larutan tunggal suatu warna pada lapisan tipis atau olesan yang sudah difiksasi.
Pewarnaan sederhana yaitu pewarnaan dengan menggunakan satu macam zat warna dengan tujuan hanya untuk
melihat bentuk sel khamir dan untuk mengetahui morfologi dan susunan selnya serta membedakan sel yang mati
dan yang hidup (Balley, 2007).
Khamir adalah mikroorganisme bersel tunggal dengan ukuran 5 dan 20 mikron. Biasanya berukuran 5
10 kali lebih besar dari bakteri. Terdapat berbagai macam bentuk ragi tergantung dari cara pembelahan selnya.
Sel khamir dapat berbebtuk lonjong, bentuk batang atau bulat. Selsel khamir sering di jumpai secara tunggal,
tetapi apabila anakanak sel tidak dilepas kan dari induknya setelah pembelahan maka akan terjadi bentuk yang
disebutpseudemisellium. Khamir tidak bergerak karena tidak mempunyai flagela. Beberapa jenis khamir
membentuk kapsul disebelah luar (Buckle,2008).
Dinding sel khamir terdiri atas khitin. Sel yang masih muda dinding selnya tipis dan lentur, sedangkan
yang tua dinding selnya tebal dan kaku. Dibawah dinding sel terdapat membran sitoplasma yang bersifat
permiabel selektif. Tipe sel khamir adalah Eukariotik. Untuk identifikasi dan determinasi khamir, perlu
dipelajari sifat-sifat morfologi dan fisiologinya. Sifat-sifat morfologi yang perlu dipelajari meliputi bentuk,
ukuran sel, dan jumlah spora, caracara perkembangbiakan, pembentukan pseudemycellium, ordian, giant
cdony, klamidospora, blastospora dan sebagainya. Sifatsifat fisiologis meliputi pengijian asimilasi C dan N,
fermentasi karbohidrat, kemampuan mencairkan gelatin, reduksi nitrat dan sebagainya (Dwidjoseputro, 2010).

BAB III
BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM
ACARA MENGHITUNG JUMLAH SPORA ATAU SEL
3.1 Bahan dan Alat
Bahan : 1 cawan biakan Saccharomyces sp.

Alat

1.

: 1 unit Haemocytometer, 1 buah jarum ent, 1 buah gelas penutup, 1 buah pipet tetes,
1 unit mikroskop

3.2 Prosedur Kerja


Sel dipanen dari biakan dengan cara menuang 5 mL aquades ke dalam cawan biakan sambil menggosokkan
batang gelas bentuk L kemudian suspensi sel dipipet dan dimasukkan dalam gelas erlenmeyer 50 mL.
Pemanenan diulangi lagi sampai mendapatkan 20 mL suspensi atau sampai sesuai yang dibutuhkan.

2.

Haemocytometer dibersihkan dengan menggunakan alkohol sampai benar-benar bersih, kemudian dikering
anginkan. Perlu diingat bahwa kotak pada haemocytometer ukurannya sangat kecil, sehingga kemasukan satu
butir debu saja sudah cukup meyumbat kotak ruang hitung mikroskopisnya.

3.

Suspensi sel dikocok kemudian dipipet dan diteteskan pada haemocytometer tepat pada ruang hitungnya,
sebanyak satu tetes.

4.

Tetesan suspensi ditutup dengan menggunakan gelas penutup dan dijaga agar tidak terjadi gelembung udara
dalam kotak-kotak haemocytometer.

5.

Preparat diamati dengan menggunakan mikroskop dan dihitung jumlah sel dalam setiap kotak ruang hitung.
Jika antar kotak jumlahnya tak seragam ulangi dari langkah ke 3 (kocok lagi).

6.

Pada praktikum dihitung dari 3-9 (ganjil) kotak ruang hitung, kemudian dirata-rata dan dihitung jumlah sel
setiap koloninya.

ACARA MENGHITUNG MIKROORGANISME


3.3 Bahan dan Alat
Bahan : 1 cawan biakan khamir (Saccharomyces sp), 10 mL aquades, 100 mL alkohol 70%
Alat

: 1 set mikrometer (obyektik dan okuler), 1 buah pipet tetes, 1 buah jarum ent, 1 buah
gelas obyek, 1 buah gelas penutup, 1 unit mikroskop

3.4 Prosedur Kerja


1.

Gelas obyek dibersihkan dengan menggunakan alkohol 70% sampai bebas debu dan lemak, kemudian ditetesi
aquades

2.

Sel dipanen dari biakan dengan cara menuang 5 mL aquades ke dalam cawan biakan sambil menggosokkan
batang gelas bentuk L kemuadian suspensi sel dipipet dan dimasukkan dalam gelas erlenmeyer 50 mL

3.

Masa sel diambil menggunakan jarum ose dan diletakkan di atas gelas obyek kemudian ditutup dengan gelas
penutup (dijaga agar tidak timbul gelembung udara)

4.
5.

Preparat diamati dengan menggunakan mikroskop pada pembesaran diaman obyek terlihat paling jelas
Mikrometer okuler dipasang dalam lensa okuler untuk mengukur obyek dengan menggunakan skala yang ada
dalam mikrometer okuler, dengan cara menggeser-geser meja benda mikroskop dan memutar lensa okuler
sampai skala tepat pada obyek yang diukur

6.

Pada praktikum dilakukan untuk mengukur panjang 5 sel dan lebar 5 sel kemudian ukuran skala dicatat pada
tabel pengamatan

7.

Setelah selesai mengukur obyek dengan skala okuler, preparat diambil dari meja benda, kemudian digantikan
dengan mikrometer obyektif untuk kalibrasi skala mikrometer. Harus diingat bahwa pembesaran lensa
mikroskop yang digunakan harus sama antara pengukuran sel (langkah 6) dan kalibrasi mikrometer (langkah 9)

8.

Skala mikrometer okuler (SMOK) diatur supaya berimpit dengan skala mikrometer obyektif (SMOB), dengan
cara mengeser-geser meja benda mikroskop dan memutar lensa okuler

9.

Setelah garis skala masing-masing ada yang saling berimpit, dilakukan kalibrasi dengan cara membandingkan
kesetaraan SMOK dan SMOB, yaitu menghitung jumlah SMOK dan jumlah SMOB

10. Dalam praktikum, kaliberasi atau penyetaraan skala dilakukan 5 kali untuk mendapatkna ukuran 1 SMOK = x
SMOB
11. Hitung ukuran sel menurut ukuran mikrometer obyektif (1 SMOB = 10 m)

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
ACARA MENGHITUNG JUMLAH SPORA ATAU SEL
Gambar

Keterangan Gambar

Kotak 1 = 5
Kotak 2 = 5
Kotak 3 =7
Kotak 4 = 5
Kotak 5 = 9
Kotak 6 = 9
Kotak 7 = 5
Kotak 8 = 5
Kotak 9 = 9

Perhitungan :
Rata-rata kotak kecil berisi
Satu kotak kecil
= 6,5 sel
Volume satu kotak kecil
= 0,05 mm x 0,05 mm x 0,1 mm
0,05 mm x 0,05 mm x 0,1 mm
= 6,5 sel
25 x 10-5 mm3
= 6,5 sel

1 mm3 = 26.000 sel


Jadi dalam 1 mL suspensi

= 1 cm3 x 26.000 sel


= 10 mm x 10 mm x 10 mm x 26.000 sel
= 26.000.000 sel
= 26 juta sel atau 26 x 106 sel

Maka pada hasil panen 20 mL suspensi atau dalam satu cawan berisi = 20 x 26 x 106 sel
= 520 juta sel
= 52 x 106 sel
ACARA MENGUKUR MIKROORGANISME
Obyek Sel

Pengamatan Ukuran Sel (SMOK)

Obyek
Mikrometer

Skala yang Berimpit

Ulangan

Panjang Sel

Lebar Sel

Ulangan

SMOK

SMOB

2 sd 13 = 11

10 sd 15 = 5

0 sd 75 = 75

19

16 sd 26 = 10

22 sd 26 = 4

55 sd 99 = 44

11

28 sd 40 = 12

41 sd 47 = 6

45 sd 61 = 16

46 sd 58 = 12

19 sd 24 = 5

61 sd 96 = 35

41 sd 51 = 10

51 sd 56 = 5

36 sd 75 = 39

10

Cara menghitung pengukuran sel :

Ukuran rata-rata panjang sel =


Ukuran rata-rata lebar sel
=
Kalibrasi mikrometer 1. 75 SMOK = 19 SMOB
2. 44 SMOK = 11 SMOB
3. 16 SMOK = 3 SMOB
4. 35 SMOK = 9 SMOB
5. 39 SMOK = 10 SMOB +
209 SMOK = 52 SMOB

Ukuran rata-rata panjang sel = 11 x 2,488 m = 27,368 m 27,4 m


Ukuran rata-rata lebar sel
= 5 x 2,488 m = 12,4 m
Jadi ukuran rata-rata sel
= 27,4 m x 12,4 m

4.2 Pembahasan
ACARA MENGHITUNG JUMLAH SPORA ATAU SEL
Mikroba ialah jasad renik yang mempunyai kemampuan sangat baik untuk bertahan hidup. Jasad
tersebut dapat hidup hampir disemua tempat dipermukaan bumi. Penentuan jumlah angka mikroorganisme
sangat penting dilakukan. Berbagai metode telah dikembangkan untuk
menghitung jumlah mikroorganisme. Metode tersebut menghitung jumlah sel, massa sel atau isi sel yang sesuai
dengan jumlah sel. Salah satu dari metode tersebut adalah perhitungan langsung (Direct Count).
Perhitungan langsung (direct count) digunakan untuk jumlah sel atau biomassa mikroorganisme dan sel
dihitung langsung dibawah mikroskop atau perhitungan partikel elektronik (electronik particle counter). Metode
perhitungan
langsung
dapat
menggunakanCounting
Chamber.
Perhitungan
ini
dapat

menggunakan Haemocytometer, Peroffhauser Bacterial Counter atau alat-alat yang sejenis. Pada praktikum ini
digunakan Haemocytometeruntuk menghitung jumlah miroba.
Haemocytometer ialah perangkat atau alat yang berfungsi untuk menghitung jumlah sel serta partikel
mikroskopis lainnya. Haemocytometer memiliki kelemahan dan kelebihan dalam penggunaannya dalam proses
perhitungan bakteri secara langsung. Kelebihannya antara lain ialah cepat dalam menghasilkan data dan tidak
perlu menunggu lama, serta datanya atau jumlah selnya langsung didapat pada saat itu juga setelah menghitung
menggunakan rumusnya dan menghemat biaya. Sedangkan kelemahannya ialah tidak dapat
membedakan sel yang hidup dan yang mati karena perhitungan secara keseluruhan dan data yang dihasilkan
tidak akurat karena setiap pengamat memiliki mata yang berbeda-beda dan terdapat keterbatasan dalam melihat
serta menghitung sel yang ada dalam kamarHaemocytometer (Waluyo, 2009).

ACARA MENGUKUR MIKROORGANISME


Ukuran sel mikroorganisme yang relatif amat kecil masih dapat diukur dengan pengukuran yang tepat.
Pengukuran dengan menggunakan mikroskop yang dilengkapi mikrometer okuler. Pada tahap sebelumnya,
mikrometer okuler ditera dengan mikrometer meja untuk menentukan skala (jarak antar garis-garis). Sehingga
mikroba dapat diketahui panjang dan diameter melalui skala dari garis-garis mikrometer okuler.
Fungsi dari mikrometer meja adalah sebagai pemberi ukuran standar. Pada kaca tersebut terdapat garisgaris skala dengan ukuran tertentu. Agar saat pengamatan dapat ukuran partikel saat diamati, maka perlu
dilakukan terlebih dahulu kalibrasi garis pada mikrometer okuler terhadap ukuran standar.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
ACARA MENGHITUNG JUMLAH SPORA ATAU SEL
Untuk menghitung sel maka kita membutuhkan Haemocytometer sebagai alat bantu menghitung jumlah sel.
ACARA MENGUKUR MIKROORGANISME
Mikroba berukuran sangat kecil dan untuk mengetahuinya digunakan mikrometer. Mikrometer merupakan kaca
berskala dan dikenal 2 jenis mikrometer, yaitu: mikrometer okuler dan mikrometer obyektif

5.2 Saran
Sebaiknya sebelum melakukan praktikum, para praktikan harus lebih paham mengenai teori materi ajarnya
Untuk jumlah siswa tertentu, sebaiknya di gunakan tempat yang lebih memadahi lagi
Sebaiknya penggunaan alat-alat yang ada di laboratorium itu lebih seksama agar bisa fasih dalam
penggunaannya.

DAFTAR PUSTAKA
Biabiana, 2010. Analisis Mikrobia di Laboratorium. PT Raya Grafindo Persada. Jakarta.
Balley, 2007. Diagnosal Mikrobiologi. Houston Elserver. New York.
Bukle, K. A., 2008. Ilmu Pangan. UI Press. Jakarta
Campbell, A., 2009. Biologi.Erlangga. Jakarta
Dwidjoseputro, 2010. Dasar-dasar Mikrobiologi. Bambatang. Jakarta.
Palezar, C. 2008. Dasar dasar Mikrobiologi. UI Press. Jakarta
Pelezar, J.R., Michael, E.S.C . Chan.,2011. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI Press. Jakarta.
Stainer J., 2007. Dunia Mikroba 1. Biantara Aksara. Jakarta.
Waluyo, L., 2009. Mikrobiologi Umum. UPT Penerbitan UMM. Bandung.
Waluyo, 2007. Mikrobiologi Umum. Erlangga. Jakarta.
Waluyo, L. 2007., Mikrobiologi Umum. UPT Penerbitan UMM. Malang.

Anda mungkin juga menyukai