Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH MIKROBIOLOGI

JAMUR PATOGEN

Oleh
Nama : Jesica Manda Prianto
Kelas : XI-Farmasi
Kompetensi Keahlian : Farmasi

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


CARAKA NUSANTARA
JAKARTA
2020
Makalah Mikrobiologi
Jamur Patogen

Oleh
Nama : Jesica Manda Prianto
Kelas : XI-Farmasi
Kompetensi Keahlian : Farmasi Klinis dan Komunitas

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


CARAKA NUSANTARA
JAKARTA
2020

ii
PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Jamur Patogen” ini
dengan baik.
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk menambah informasi dalam
mengetahui jenis jamur parasit dan patogen yang ada serta memenuhi tugas dalam
pelajaran Mikrobiologi. Penulis juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang
membantu dalam penyusunan makalah ini, yaitu:
1) Rudy Gunawan selaku guru mata pelajaran Mikrobiologi yang telah
membimbing dalam proses penyusunan makalah ini.
2) Orang tua yang telah membantu dalam penyusunan karya ilmiah ini.
3) Teman-teman yang telah mendukung dalam penyusunan karya ilmiah.
Penulis juga menerima kritik dan saran agar makalah ini menjadi lebih
baik. Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Jakarta, 09 April 2020


Penulis,

Jesica Manda Prianto

iii
DAFTAR ISI

KOVER ....................................................................................................................i
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................ii
PRAKATA .............................................................................................................iii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Jamur (Fungi) ......................................................................3
2.2 Karakteristik Jamur ...............................................................................3
2.3 Tipe-Tipe Jamur ....................................................................................4
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Jenis Jamur Patogen ..............................................................................6
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan .............................................................................................17
4.2 Saran ....................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................18

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Hifa..........................................................................................................3
Gambar 2 Candida albicans....................................................................................6
Gambar 3 Candida tropicalis...................................................................................7
Gambar 4 Rhodotorula Sp.......................................................................................7
Gambar 5 Malassezia Sp..........................................................................................8
Gambar 6 Aspergillus flavus....................................................................................8
Gambar 7 Aspergillus fumigatus..............................................................................9
Gambar 8 Rhizomucor Sp......................................................................................10
Gambar 9 Rhizopus Sp...........................................................................................11
Gambar 10 Fusarium Sp........................................................................................11
Gambar 11 Trichoderma Sp...................................................................................12
Gambar 12 Scedosporium Sp.................................................................................13
Gambar 13 Alternaria Sp.......................................................................................13
Gambar 14 Histoplasma capsulatum.....................................................................14
Gambar 15 Blastomyces dermatidis.......................................................................15
Gambar 16 Pneumocystis jirovecii........................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikroorganisme merupakan semua makhluk yang berukuran beberapa
mikron atau lebih kecil lagi. Mikroorganisme adalah mahluk hidup atau
organisme yang hanya dapat dilihat bila menggunakan mikroskop karena
ukurannya yang mikroskopis tersebut.
Yang termasuk golongan ini adalah bakteri, cendawan atau jamur tingkat
rendah, ragi yang menurut sistematik masuk golongan jamur, ganggang,
hewan bersel satu atau protozoa, dan virus yang hanya nampak dengan
mikroskop elektron (Dwidjoseputro, 1990).
Jamur bisa menjadi kontaminan dalam air minum, merupakan organisme
eukariotik dan heterotrofik, terbagi ke dalam kelompok bersel tunggal (uni-
selular) dan berfilamen (multi-selular). Penyebarannya dapat dilakukan
melalui spora. Jamur juga memproduksi metabolit sekunder, beberapa di
antaranya adalah racun. Beberapa spesies dan metabolit yang mereka hasilkan
dapat berupa patogen pada manusia atau alergen (Defra, 2011).
Beberapa jamur di lingkungan perairan biasanya zoosporic, dan banyak
termasuk dalam filum Chytridiomycota. jamur yang ditemukan di dalam air
mencakup jamur uniselular (ragi), tapi kebanyakan jamur yang ditemukan
berupa jamur berfilamen (kapang). Jamur ini dapat berpotensi sebagai
patogen, alergen, dan mengandung toksin (Hageskal et al., 2009). Sebagai
makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, fakultatif, atau
saprofit (Cooke, 2009) (Ida Indrawati dan Sarah Dewi Fakhrudin, 2016: 1).
Saat ini frekuensi penyakit jamur, terutama yang disebabkan oleh
patogen sistemik dan oportunistik, telah meningkat secara substansial selama
beberapa dekade terakhir. Oleh karena itu, diperlukannya informasi akan
pengetahuan mengenai jamur yang patogen atau parasit ini agar dapat
mengetahui macam-macam jamur yang dapat menyebabkan penyakit tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1
2

Adapun rumusan masalah dari penyusunan makalah ini, yaitu:


a. Bagaimana taksonomi dan habitat setiap jenis jamur patogen?
b. Bagaimana efek yang ditimbulkan pada organisme lain saat terinfeksi oleh
jamur patogen?
c. Bagaimana cara setiap jenis jamur patogen menginfeksi organisme lain?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penelitian dari penyusunan makalah ini, yaitu:
a. Dapat mengetahui taksonomi dan habitat jenis jamur patogen.
b. Dapat mengetahui efek yang ditimbulkan pada organisme lain saat
terinfeksi oleh jamur patogen.
c. Dapat mengetahui cara setiap jenis jamur patogen menginfeksi organisme
lain.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Jamur (Fungi)


Pada umumnya jamur adalah suatu kingdom yang biasanya
organisme eukariotik multiseluler yang heterotof (tidak bisa membuat
makanannya sendiri) dan memiliki peran penting dalam rantai makanan
dari sebuah ekosistem. Jamur bereproduksi dengan seksual dan aseksual,
dan mereka juga menjadi sumber beberapa penyakit dari tanaman, hewan,
dan manusia. Pembelajaran yang mempelajari tentang jamur bernama
mikologi.

2.2 Karakteristik Jamur


Beberapa jamur adalah bersel tunggal dan ada juga yang
multiseluler. Jamur bersel tunggal bernama ragi (yeast). Beberapa jamur
berganti bentuk antara bersel tunggal dan multiseluler bergantung pada
tempat kehidupan mereka. Sel jamur pun mempunyai nukleus dan organel
lain. Dinding permukaan dari jamur terdapat zat bernama kitin.
Pada jamur multiseluler mempunyai banyak hifa yang adalah
percabangan filamen. Hifa memiliki bentuk seperti tabung dan terbagi
menjadi beberapa kompartemen dengan dinding bernama septa. Sel ini
memiliki lebih dari satu nukleus. Jaringan jamur hifa disebut dengan
miselium.

Gambar 1 Hifa

3
4

Untuk mendapat nutrisi, jamur melakukan dengan hifanya yang


memanjang dan bercabang dengan tepat mengikuti miselium yang dengan
cepat berubah ukurannya. Beberapa hifa jamur bahkan membentuk akar
seperti benang, yaitu rhizomorphs, yang membantu jamur menambatkan
jamur ke substrat tempat tumbuh sambil memungkinkan dengan cepat
mendapatkan nutrisi lebih dari sumber lain. Jamur adalah oportunis, yang
berarti mereka memperoleh nutrisi dari berbagai sumber dan berkembang
dalam berbagai kondisi lingkungan.
Semua jamur bereproduksi menggunakan spora. Spora adalah sel
mikroskopik atau perkumpulan dari sel yang tersebar dari jamur induknya,
biasanya melalui udara atau air. Spora bisa menjadi diam (terbengkalai)
untuk waktu yang lama sampai kondisi yang memungkinkan untuk
bertumbuh dan spora diproduksi melaui seksual maupun aseksual.

2.3 Tipe-Tipe Jamur


Adapun tipe-tipe dari jamur adalah sebagai berikut:
a. Chytridiomycota
Jamur dari Chytridiomycota biasanya habitatnya aquatic dan
mikroskopis. Mereka biasanya aseksual dan memproduksi spora yang
bergerak menggunakan flagel.
b. Zygomycota
Zygomycota kebanyakan adalah terestrial dan mendapat makanan
dari tanaman atau hewan yang sudah mati dan membusuk. Mereka
juga menyebabkan masalah dengan pertumbuhna sumber makanan
manusia. Salah satu contohnya adalah Rhizopus stolonifer, jamur pada
roti. Hifa dari Zygomycota tidak tersebar oleh septa, membuat miselia
sendiri paling penting dari satu sel besat dengan banyak nukleus.
Bereproduksi biasanya dengan aseksual, melalui spora.
c. Glomeromycota
Glomeromycota merupakan setengah dari seluruh jamur yang
ditemukan di tanah. Jamur ini mengandung gula dari tanaman dan
5

sebagai gantinya, dilarutkan mineral ke dalam tanah untuk memberi


tanaman nutrisi. Jamur ini bereproduks secara aseksual.
d. Ascomycota
Ascomycota sering patogen pada tanamn dan hewan, termasuk
hewan, yang berespon terhadap infeksi seperti kurap, ergotisme,
kejang-kejang, muntah, halusinasi, dan terkadang bahkan kematian.
Yang sring ditemukan pada manusia adalah Candida albicans, yang
berada pada organ reproduksi wanita. Jamur ini memiliki kantung
reproduksi yang bernama asci yang menghasilkan spora seksual, tetapi
juga mereproduksi secara aseksual.
e. Basidiomycota
Basidiomycota bereproduksi dengan spora seksual bernama
basidiospora di dalam sel bernama basidia. Basidia biasanya berbentuk
club. Kebanyakan bereproduksi secara seksual dan mushrooms salah
satu contohnya.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Jenis Jamur Patogen


Berikut adalah 10 jenis jamur patogen atau parasit:
a. Candida
1) Candida albicans

Kingdom Fungi
:

Filum: Ascomycota

Subfilum Saccharomycotina
:

Kelas: Saccharomycetes
Gambar 2 Candida albicans

Ordo: Saccharomycetales

Famili: Saccharomycetacea
e

Genus: Candida

Spesies: C. albicans
Jamur Candida albicans ini pada umumnya memang berada
pada tubuh manusia, yaitu pada saluran pencernaan, mulut, vagina,
rektum, dan bagian tubuh lain yang bersuhu hangat. Jika dalam
batas wajar, jamur ini tidak akan membahayakan, namun jika
pertumbuhannya tidak terkendali akan berakibat infeksi pada tubuh
seperti terjadinya keputihan pada wanita, saluran pencernaan seperti
sindrom kebocoran usus, dan infeksi lain. Jamur ini bisa dalam
bentuk uniseluler maupun multiseluler.
Cara jamur ini menginfeksi adalah dengan pertumbuhannya
yang tidak ke alam aliran darah. wajar lalu Candida akan

6
7

mengkolonisasi saluran pencernaan, berubah menjadi jamur, dan


membentuk struktur seperti akar yang disebut rizoid. Struktur rizoid
dapat menembus mukosa atau dinding usus, membuat lubang
berukuran mikroskopik, dan menyebabkan racun, partikel makanan
yang tidak tercerna, serta bakteri dan khamir dapat masuk dalam
aliran darah. Ini karena memiliki kemampuan untuk menempel pada
sel inang dan melakukan kolonisasi.
2) Candida tropicalis

Kingdom: Fungi

Division: Ascomycota

Class: Saccharomycetes

Order: Saccharomycetales
Gambar 3 Candida tropicalis
Family: Debaryomycetaceae

Genus: Candida

Species: C. tropicalis
Jamur Candida tropicalis ini mirip dengan Candida
albicans karena masuk ke dalam jenis yang sama, yaitu Candida.
Namun, berbeda pada turunan keluarganya.
b. Yeast
1) Rhodotorula Sp

Kingdom Fungi
:

Division: Basidiomycota

Class: Microbotryomycetes

Order: Sporidiobolales 

Family: Sporidiobolaceae Gambar 4 Rhodotorula Sp


8

Genus: Rhodotorula
Yeast atau ragi ini pada habitat asli berada di permukaan
buah dan merupakan uniseluler. Salah satu jenis Rhodotorula,
Rhodotorula glutinis dapat menjadi kontaminan produk pangan,
seperti keju, buah, jus buah, dan olahan daging. Rhodotorula
glutinis juga memiliki laju pertumbuhan yang lebih lambat
dibanding Rhodotorula mucilaginosa. 
Pertumbuhan dapat dipengaruhi dengan modifikasi suhu
dan konsentrasi NaCl. Beberapa sering tumbuh dan menimbulkan
bintik – bintik merah atau merah muda pada daging dan sauerkraut.
2) Malassezia Sp

Kingdom Fungi
:

Division: Basidiomycota

Class: Exobasidiomycetes

Order: Malasseziales Gambar 5 Malassezia Sp

Family: Malasseziaceae

Genus: Malassezia
Jamur Malassezia ini dapat ditemukan di permukaan kulit
pada hewan dan manusia, termasuk uniseluler. Salah satu
contohnya adalah Malassezia furfur adalah spesies tunggal yang
menyebabkan penyakit Pityriasis versicolor (Panu). Jamur ini
menyerang stratum korneum dari epidermis kulit biasanya diderita
oleh seseorang yang sudah mulai banyak beraktifitas dan
mengeluarkan keringat.
c. Aspergillus
1) Aspergillus flavus

Kingdom: Fungi
9

Division: Ascomycota

Class: Eurotiomycetes

Order: Eurotiales

Family: Trichocomaceae

Genus: Aspergillus

Species: A. flavus
Jamur ini sebagian besar ditemukan di tanah sebagai
saprofit, tetapi memiliki kisaran inang yang luas sebagai patogen
oportunistik dan termasuk multiseluler.
Jamur ini dapat mengakibatkan aflatoksikosis dan/atau
kanker hati pada hewan ternak dan manusia, yang terjadi baik
melalui konsumsi produk terkontaminasi maupun melalui
pertumbuhan invasif. Jamur ini mampu memproduksi senyawa
karsinogenik turunan poliketon dan metabolit sekunder penyebab
mutasi yaitu aflatoksin.
Pada manusia, orang dengan sistem imunitas yang lemah,
dengan penyakit pada paru-paru, atau memiliki riwayat alergi
mungkin terkena infeksi pada paru-paru atau saluran
pernapasannya setelah menghirup spora jamur ini.
2) Aspergillus fumigatus

Kingdom: Fungi

Division: Ascomycota

Class: Eurotiomycetes

Order: Eurotiales
Gambar 7 Aspergillus fumigatus
Family: Trichocomaceae

Genus: Aspergillus
10

Species: A. fumigatus
Jamur ini banyak ditemukan di seluruh lingkungan,
termasuk di tanah, materi tanaman, dan debu. Jamur ini juga dapat
menghasilkan spora di udara yang disebut konidia. Termasuk ke
dalam multiseluler.
Aspergillosis bronkopulmonalis alergi, yaitu kondisi ini
merupakan reaksi alergi terhadap spora Aspergillus. Reaksi ini
dapat menyebabkan kerusakan pada saluran udara dan paru-paru.
Ini sering ditemukan pada orang yang memiliki kondisi seperti
asma dan cystic fibrosis. Jamur menginfeksi dengan spora yang
tanpa sengaja masuk dalam tubuh melewati saluran pernapasan dan
sampai ke paru-paru.
d. Mucormycetes
1) Rhizomucor Sp

Kingdom: Fungi

Division: Zygomycota

Class: Zygomycetes

Order: Mucorales
Gambar 8 Rhizomucor Sp
Family: Mucoraceae

Genus: Rhizomucor
Jamur ini dapat ditemukan di tumpukan kompos dan
termasuk multiseluler, seperti R. pusillus. Menyebabkan nekrosis
jaringan yang terinfeksi dan invasi saraf, ini penyakit yang sangat
langka yang sering ditemukan di paru-paru pasien dengan sistem
kekebalan yang lemah dan sering dapat mengakibatkan hasil yang
fatal. Ini terjadi pada pasien dengan keganasan hematologis dan
diabetes mellitus serta leukemia. R. pusillus dapat menyebabkan
infeksi pada hewan non-manusia juga. Pada hewan, jamur
ditemukan di ginjal dan dapat menyebabkan aborsi mucormyotic.
11

Rhizomucor pusillus adalah jamur termofilik yang hidup di


lingkungan yang panas. Optimal pertumbuhannya adalah antara 50
dan 70 derajat Celcius. Ini adalah produsen amilase yang baik. Ini
adalah homothallic dan dapat menyebabkan infeksi pada manusia
dan hewan.
2) Rhizopus Sp

Kingdom Fungi
:

Divisi: Zygomycota

Kelas: Mucoromycotina

Ordo: Mucorales

Famili: Mucoraceae Gambar 9 Rhizopus Sp

Genus: Rhizopus
Jamur ini multiseluler dan dapat ditemukan di berbagai
substrat organik, termasuk buah dan sayuran matang, jeli, sirup,
kulit, roti, kacang tanah, dan tembakau. Beberapa spesies Rhizopus
adalah agen oportunistik dari zigomikosis manusia (infeksi jamur)
dan bisa berakibat fatal. Infeksi Rhizopus juga bisa menjadi
komplikasi ketoasidosis diabetik. Berbagai jenis, termasuk R.
stolonifer, dapat menyebabkan busuk lunak pada ubi jalar
dan narsis.
Sporangiofor muncul di antara rizoid khas yang mirip akar.
Dalam reproduksi seksual, zigospora gelap diproduksi pada titik di
mana dua miselium yang kompatibel melebur. Setelah
berkecambah, zigospora menghasilkan koloni yang secara genetis
berbeda dari induk-induknya.
e. Hyaline
1) Fusarium Sp

Kingdom: Fungi
12

Subkingdom Dikarya
:

Filum: Ascomycota

Subfilum: Pezizomycotina

Kelas: Sordariomycetes

Ordo: Hypocreales

Famili: Nectriaceae

Genus: Fusarium
Jamur ini dapat ditemukan di tanaman dan tanah dan
termasuk uniselular serta multiseluler. Beberapa
spesies Fusarium merupakan patogen pada tanaman yang dapat
menyebabkan penyakit hawar yang menyerang gandum di berbagai
belahan Eropa, Amerika, dan Asia hingga menjadi epidemik dan
mengakibatkan kerugian akibat kegagalan panen. Penyakit yang
disebabkan oleh Fusarium ini umumnya disebut sebagai Fusarium
head blight (FHB) atau scab dan dipengaruhi oleh kelembaban
udara yang berlebihan pada musim tertentu.
Fusarium dapat menginfeksi manusia dan hewan secara
aerosol (melalui udara) apabila inang menghirup konidia dari
cendawan patogen tersebut. Cara lain penyebaran cendawan ini
adalah melalui infeksi nosokomial dari pembuangan limbah air
atau tanaman di rumah sakit maupun melalui membran
mukosa manusia. Spesies yang umum menyerang manusia
adalah F. solani, F. oxysporum, dan F. moniliforme yang
menyebabkan infeksi invasif dan superfisial pada manusia.
2) Trichoderma Sp

Kingdom Fungi
:
13

Divisi: Ascomycota

Subdivisi Pezizomycotina
:

Kelas: Sordariomycetes

Ordo: Hypocreales

Famili: Hypocreaceae

Genus: Trichoderma
Jamur ini banyak ditemukan di tanah hutan maupun tanah
pertanian atau pada substrat berkayu (uniseluler dan multiseluler).
Jamur Trichoderma sp. dapat menjadi hiperparasit pada beberapa
jenis jamur penyebab penyakit tanaman, pertumbuhannya sangat
cepat dan tidak menjadi penyakit untuk tanaman tingkat tinggi.
Mekanisme antagonis yang dilakukan adalah berupa persaingan
hidup, parasitisme, antibiosis dan lisis.
f. Mold
1) Scedosporium Sp

Kingdom Fungi
:

Division: Ascomycota

Class: Sordariomycetes

Order: Microascales

Family: Microascaceae
Gambar 12 Scedosporium Sp

Genus: Scedosporium
Jamur ini merupakan uniseluler atau multiseluler dan
ditemukan dalam air yang stagnan dan tercemar, telah terlibat
dalam infeksi pasien pneumonia yang immunocompromised dan
14

near-drowned pneumonia patients. Tempat infeksi yang paling


umum adalah paru-paru, sinus, tulang, sendi, mata, dan otak.
g. Dematiaceous
1) Alternaria Sp

Kingdom Fungi
:

Division: Ascomycota

Class: Dothideomycetes
Gambar 13 Alternaria Sp
Order: Pleosporales

Family: Pleosporaceae

Genus: Alternaria
Jamur ini uniseluler ke multiseluler dan ditemukan bisa di
mana saja. Mereka dengan mudah menyebabkan infeksi
oportunistik pada orang dengan gangguan kekebalan seperti pasien
AIDS. Setidaknya 20% pembusukan pertanian disebabkan oleh
spesies Alternaria; sebagian besar kerugian parah dapat mencapai
hingga 80% dari hasil. Banyak gangguan kesehatan manusia dapat
disebabkan oleh jamur ini, yang tumbuh pada kulit dan selaput
lendir, termasuk pada bola mata dan di dalam saluran pernapasan.
h. Dimorphic
1) Histoplasma capsulatum

Kingdom: Fungi

Division: Ascomycota

Class: Ascomycetes

Order: Onygenales
Gambar 14 Histoplasma capsulatum
Family: Ajellomycetaceae

Genus: Histoplasma
15

Paling umum ditemukan di lembah sungai


(multicellular mycelia in nature and as  unicellular budding
yeasts in humans and animals)Jamur ini dapat menyebabkan
histoplasmosis,  penyakit yang disebabkan karena inhalasi
(menghirup) spora Histoplasma capsulatum di udara hingga
terbawa ke paru-paru dan menimbulkan infeksi awal (primer)
di organ tersebut. Diagnosis penyakit ini dapat dilakukan dengan
mengkultur cendawan dari sampel tubuh manusia, menggunakan
uji histoplasmin kulit, dan uji serologi.
i. PL. Mold
1) Blastomyces dermatidis

Kingdom: Fungi

Division: Ascomycota

Class: Eurotiomycetes

Order: Onygenales

Family: Ajellomycetaceae

Genus: Blastomyces Gambar 15 Blastomyces dermatidis

Species: B. dermatitidis
Jamur ini berganti dari multiseluler ke uniseluler ketika
berganti host dan dapat ditemukan di area dengan aliran air seperti
danau dan sungai. Blastomyces dermatitidis adalah agen penyebab
blastomycosis, penyakit yang berpotensi sangat serius yang
biasanya dimulai dengan infeksi mirip-pneumonia yang halus yang
mungkin berkembang, setelah 1–6 bulan, ke fase penyebaran yang
menyebabkan lesi terbentuk di lapisan kapiler di seluruh tubuh ,
terutama kulit, organ dalam, sistem saraf pusat dan sumsum tulang.
j. Pneumocystis jirovecii
16

Kingdom Fungi
:

Division: Ascomycota

Class: Pneumocystidomycetes

Order: Pneumocystidales

Family: Pneumocystidaceae

Genus: Pneumocystis

Species: P.  jirovecii


Jamur ini uniseluler dan dapat ditemukan di paru-paru dan
banyak spesimen ekstrapulmoner lainnya, terutama pada pasien
dengan gangguan imun. Kebanyakan orang yang mendapatkan
PCP memiliki kondisi medis yang melemahkan sistem kekebalan
tubuh mereka, seperti HIV / AIDS, atau minum obat yang
Gambar 16 Pneumocystis
menurunkan kemampuan tubuh untuk melawan jirovecii
kuman dan
penyakit.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan
Simpulan dari penyusunan makalah ini adalah ternyata banyak
jenis-jenis jamur yang patogen atau berpotensi besar menimbulkan
penyakit atau infeksi pada hewan, tumbuhan, dan manusia. Seperti contoh
jenis Candida yang banyak sekali macam-macam jamur dengan berbeda
spesies, tapi tetao satu genus. Organisme dapat terinfeksi oleh jamur yang
patogen tersebut ketika memiliki imunitas yang kurang di tubuhnya
sehingga hal itu menjadi kesempatan untuk lebih mudah jamur masuk ke
dalam tubuh.

4.2 Saran
Saran dari penulis dari penyusunan makalah ini adalah mencari
tahu lebih banyak lagi mengenai jamu-jamur yang patogen tersebut agar
tahu apa saja penyakit yang bisa disebabkan olehnya dan semua orang
dapat menghindarinya agar tidak terinfeksi.

17
DAFTAR PUSTAKA

Indrawati, Ida dan Sarah Dewi Fakhrudin. Isolasi dan Identifikasi Jamur Patogen
Pada Air Sumur dan Air Sungai Di Pemukiman Warga Desa
Karangwangi, Cianjur, Jawa Barat. Jurnal Biodjati, 1(1), 2.
Pfaller, Michael A.. Application of Culture-Independent Rapid Diagnostic Tests
in the Management of Invasive Candidiasis and Cryptococcosis.
Journal of Fungi, 1, 218.
https://biologydictionary.net/fungi/
http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/
https://www.healthline.com/health/aspergillus-fumigatus
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/
https://sergabblog.wordpress.com/
https://www.klikdokter.com/penyakit/aspergilosis
https://wiki.bugwood.org/Aspergillus_flavus
https://wikipedia.com

18

Anda mungkin juga menyukai