MIKROBIOLOGI UMUM
NAMA
NIM
KELOMPOK
KELAS
ASISTEN
PRELAB
1. Apa pentingnya metode aseptis dalam dunia mikrobiologi? Jelaskan pula prinsip dasar
metode aseptis!
Tujuan dari pemanasan dengan api/bunsen pada teknik aseptis adalah untuk
membunuh atau mematikan mikroba pada alat dan meminimalisir terjadi resiko
kantaminasi. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan. Macam
macam pemanasan, ialah:
a. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung,
contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
b. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas
kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi
dll.
c. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air
lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
d. Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf (Winaya, 2015).
4. Sebutkan metode sterilisasi untuk bahan yang tidak tahan terhadap panas? Jelaskan!
cara ini sering dikenal dengan nama sterilisasi cara dingin (Syamsunir, 2007).
c. Metode sterilisasi dengan sinar radiasi
Non-ionizing radiation menggunakan sinar ultraviolet (UV) 200-280 nm. Non-
ionizing radiation dapat diserap oleh beberapa material yang tidak tahan terhadap
panas. Sedangkan ionizing radiation menggunakan radiasi gamma yang terdiri dari
gelombang elektromagnetik yang diproduksi dari disintegrasi nuklir (69Co) dan
radiasi korpskular yang terdiri dari elektron yang diproduksi dalam generator dan
mempercepat untuk menaikkan level energi (Syamsunir, 2007).
6. Jelaskan bagaimana cara metode aseptis dan sterilisasi dengan menggunakan bahan kimia.
Sebutkan contoh bahan kimia yang dapat digunakan!
Cawan petri dapat disterilisasi pada oven atau autoklaf . Oven berfungsi sebagai
alat sterilisasi dengan prinsip panas kering. Oven biasanya digunakan untuk peralatan
gelas seperti cawan petri dan pipet ukur. Berikut prosedur persiapan sterilisasi cawan
petri (Sumarsih, 2010) : 1. Cuci cawan perti kemudian keringkan. 2. Bungkus cawan
petri dengan kertas kedap air dan pastikan posisi cawan petri terbalik agar tidak ada
Nama Hesta M. Thamrin
NIM
Kelas
Kelompok
uap air yang masuk. 3. Selain itu bungkus cawan petri dengan plastik PE dan di
masukkan ke autoklaf. 4. Lakukan pengecekan aquades pada autoklaf. 5. Tutup
autoflaf rapat rapat agar tidak ada udara yang masuk. 6. Nyalakan autoklaf, atur timer
15 menit pada suhu 121C. 7. Tunggu air hingga mendidih sehingga uap memenuhi
kompartmen autoklaf, setelah itu tutup klep pengaman dan timer dimulai setelah
tekanan mencapai 2 atm. 8. Matikan alarm setelah timer berbunyi, setelah sushu turun
klep klep dibuka, keluarkan alat dari autoklaf (Machmud, 2008).
Nama Hesta M. Thamrin
NIM
Kelas
Kelompok
DIAGRAM ALIR
Alkohol 70%
Hasil
Nama Hesta M. Thamrin
NIM
Kelas
Kelompok
Glassware
Hasil
Nama Hesta M. Thamrin
NIM
Kelas
Kelompok
Autoklaf dibuka
Klep dibuka
Klep dibuka
Hasil
Nama Hesta M. Thamrin
NIM
Kelas
Kelompok
PEMBAHASAN
1. Jika anda mendapatkan stok kultur murni dari laboratorium mikrobiologi, hal apa saja
yang harus diperhatikan agar stok kultur tidak terkontaminasi ? Jelaskan
Hal yang harus dilakukan agar stok kultur tidak terkontaminas adalah dengan cara
kita harus aseptis diri dan aseptis lingkungan terlebih dahulu dengan menggunakan
alkohol 70%. Aseptis diri dengan menyemprotkan alkohol ke telapak tangan dan
punggung tangan secara merata, sedangkan aseptis lingkungan dengan menyemprotkan
alkohol 70% ke meja yang akan digunakan praktikum. Peralatan dicuci dengan cara
desintifiktan supaya higenis, menutup alat yang digunakan pertumbuhan bakteri sesuai
dengan langkah-langkah prosedur, kultur mikroorganisme dapt disimpan di lemari
pendingin, dan menjaga kesehatan dan kebersihan diri (Pramono, 2008).
2. Mengapa media yang akan digunakan harus disterilisasi terlebih dahulu? Bagaimana cara
sterilisasi media? Jelaskan
Agar medium pertumbuhan hanya bisa ditumbuhi oleh bakteri yang diinginkan
dan bebas dari kontaminasi bakteri yang lain. Cara untuk sterilisasi media yaitu :
3. Mengapa sterilisasi dengan suhu tinggi tidak cocok digunakan untuk sterilasi larutan
vitamin dan metode sterilisasi apakah yang cocok? Jelaskan alasan anda
Karena zat pengatur tubuh seperti vitamin dan antibiotic mudah terpengaruh oleh
panas. Oleh karena itu diperlukan metode sterilisasi yang tidak menggunakan panas.
Metode sterilisasi yang digunakan adalah menggunakan sterilisasi filtrasi (Filter).
Sterilisasi filter atau filtrasi membrane adalah melewatkan larutan (menggunakan air steril
di dalam laminar air flow cabinet) melalui membrane yang telah disterilisasi. Ukuran pori
membrane adalah 0,45µm atau 0,22 µm di bawah tekanan rendah ke dalam wadah steril.
Metode filtrasi tidak membutuhkan suhu untuk mensterilasi suatu bahan. Karena itulah
metode ini cocok untuk sterilisasi vitamin (Fairchild, 2010).
`
4. Bagaimana teknik sterilisasi jarum ose yang benar ?
Untuk sterilisasi jarum ose, hal yang pertama dilakukan ialah menyiapkan jarum
ose, alcohol 70%, serta bunsen. Pertama, jarum ose dibakar diatas api bunsen hingga
merah menyala. Setelah merah menyala, ditunggu selama beberapa saat, kemudian
dicelupkan ke dalam larutan alcohol 70%. Setelah itu dibakar lagi hingga merah membara.
Kemudian perlakuan tersebut diulang sebanyak 3 kali. Setelah 3 kali dilakukan
pengulangan maka jarum ose telah steril dan siap untuk digunakan (Price, 2007).
5. Bagaimana teknik penggunaan pipet mikro yang benar ? Apakah pipet mikro tersebut
perlu di sterlilisasi terlebih dahulu? Jelaskan jawaban anda.
Mikro pipet yang akan digunakan tentu perlu disterilisasi terlebih dahulu sebelum
digunakan agar terhindar dari kontaminan yang tidak diinginkan. Sterilisasi mikro pipet
Nama Hesta M. Thamrin
NIM
Kelas
Kelompok
ialah dengan cara mensterilisasi mikrotip dari mikro pipet tersebut. Tip yang telah
digunakan dicuci hingga bersih dengan aquades. Kemudian mikrotip yang akan
disterilisasi diletakkan di dalam gelas beaker yang telah dialasi dengan kapas yang steril.
Setelah itu beberapa mikrotip yang akan disterilisasi dimasukkan kedalam gelas beaker
tersebut lalu ditutup dengan menggunakan kapas. Bagian atas gelas beaker ditutup
dengan menggunakan kertas payung dan diikat dengan menggunakan karet gelang.
Kemudian gelas beaker tersebut dimasukkan ke dalam autoklaf untuk disterilisasi.
Setelah itu mikropipet telah steril dan siap untuk digunakan (Perkin, 2010).
6. Apabila tidak tersedia pipet mikro, alat apa yang akan saudara siapkan untuk mengambil
sampel kultur cair, secara aseptis ?
Dekstruksi disebut juga sebagai sterilisasi kotor, destruksi merupakan suatu cara
untuk merusak atau menghancurkan bakteri hasil penelitian yang sudah tidak digunakan
agar tidak berbahaya bagi lingkungan. Destruksi dilakukan setelah melakukan penelitian
sedang kan sterilisasi dilakukan ketika sebelum penelitian yang berfungsi untuk mencegah
kontaminasi bakteri atau mikroba yang dapat mengganggu pengamatan pada bakteri yang
dibiakkan. Sterilisasi membutuhkan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan
destruksi (Rochmawati, 2010).
Nama Hesta M. Thamrin
NIM
Kelas
Kelompok
ANALISA PROSEDUR
1. Penggunaan Autoclave
Masukkan semua alat yang telah disterilisasi dengan kertas payung ke dalam
plastik PE untuk dibungkus. Pada saat dibungkus, pastikan tidak ada udara di dalam
plastik PE, kemudian ikat plastik dengan karet dan masukkan di dalam keranjang
autoclave.
Cara menggunakan autoclave yang pertama harus dilakukan adalah mengisi
autoclave dengan aquades hingga elemen panas terendam di dalam air, tetapi cek
dahulu banyaknya air yang ada di autoclave. Jika aquades kurang, dapat ditambah
dengan air hingga batas yang ditentukan, dan gunakan air hasil destilasi yang
bertujuan untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat. Masukkan keranjang yang
sudah berisi alat-alat yang akan disterilisasi di dalam autoclave, jika akan
mensterilisasi botol bertutup ulir maka tutup harus dikendorkan. Kemudian tutup
autoclave hingga kencang dan kencangkan baut secara bersebrangan yang ada
dibagian autoclave sudah terpasang dengan baik, hal ini bertujuan agar tidak ada yang
keluar dari sela-sela autoclave. Tetapi klep tidak ditutup dulu agar udara uap air yang
ada di autoclave keluar. Pasang sumber pemanasnya dan hidupkan autoclave, yang di
timer menggunakan waktu selama 15 menit dengan suhu 121℃. Jika uap air sudah
keluar sampai terdengar bunyi desis dari katup pengaman, lalu katup ditutup, sehingga
suhu dan tekanan akan naik. Tunggu hingga air mendidih sampai suhu mencapai
121℃ dan tekanan 15 Psi, suhu akan stabil sampai 15 menit dengan mengatur sumber
panas. Matikan timer pada autoclave, maka suhu dan tekanan akan turun secara
perlahan sampai 0. Setelah tekanan autoclave menjadi 0, maka katup pengaman akan
dibuka. Kemudian sekrup dibuka secara bersebrangan, keluarkan keranjang yang
berisi alat yang telah disterilisasi.
6. Aseptis Spreader
Metode aseptis pada spreader sama dengan jarum ose, hal pertama yang
dilakukan yaitu menyiapkan spreader yang akan diaseptis, api bunsen yang sudah
dinyalakan, serta alkohol 70% yang diletakkan di dalam gelas beaker. Kemudian
spreader dicelupkan pada larutan alkohol 70% pada bagian ujungnya. Setelah itu
diangkat dan ditiriskan dahulu sampai tidak ada alkohol yang menetes. Spreader
dipanaskan menggunakan api bunsen beberapa saat namun jangan sampai membara.
Hal tersebut dikarenakan spreader terbuat dari bahan kaca. Setelah dipanaskan
ditunggu bebeapa saat, kemudian dapat dicelupkan lagi ke dalam larutan alkohol 70%.
Dipastikan spreader tidak langsung dicelupkan pada alkohol untuk menghindari
percikan api. Proses ini diulang lagi dengan total pencelupan dan pemanasan sebanyak
3 kali dan spreader pun siap digunakan. Posisi terakhir sebelum digunakan untuk
meratakan kultur yaitu saat pemanasan, setelah meratakan kultur, spreader dipanaskan
lagi, kemudian diletakkan pada larutan alkohol 70%.
7. Mikropipet
Pipet mikro digunakan untuk mengambil cairan kultur dengan volume yang
sangat kecil. Teknik penggunaan pipet mikro yang benar pertama harus memastikan
ukuran skala pada pipet mikro sama dengan ukuran cairan kultur yang akan diambil.
Untuk menentukan skala dapat dilakukan dengan memutar skala ke kanan.
Pengambilan cairannya sendiri yaitu dengan bantuan mikrotip yang sudah disterilisasi.
Mikrotip dipasang pada ujung pipet mikro dengan mendekatkan ujung pipet pada
gelas beaker yang tertutup kapas, kemudian kapas dibuak sedikit dan ujung pipet
ditancapkan secara pas dengan mikrotip. Setelah itu, ujung mikrotip dimasukkan ke
dalam tabung reaksi yang berisi sampel kultur cair dengan cara menekan tombol
utama mikro pipet, lalu tombol dilepas dan cairan kultur pun otomatis akan terambil
sesuai skala yang ada pada mikropipet. Setelah itu, kultur diletakkan pada cawan petri
yang sudah steril dengan menekan lagi tombol utama secara perlahan. Setelah
dipindahkan, mikrotip dapat dilepas dari mikropipet dengan cara menekan tombol di
samping tombol utama yang lebih pendek. Mikrotip biasanya hanya digunakan sekali
pakai dan tidak boleh diletakkan kembali pada gelas beaker steril karena akan
mengkontaminasi yang lain. Sebelum menggunakan, mikro pipet harus disterilisasi
dahulu untuk mencegah kontaminasi mikroba yaitu dengan menyemprot alkohol 70%
ke permukaan mikropipet, kemudian dilap dengan tisu secara searah dan mikropipet
siap digunakan.
Beberapa glassware yang akan disterilisasi harus disumbat kapas, serta dibungkus
kertas payung dan plastik PE terlebih dahulu.
Untuk membungkus pipet ukur, pertama lubang pipet ukur disumbat dahulu
dengan kapas steril. Setelah itu, pipet ukur dimasukkan ke dalam plastik PE berukuran
panjang. Udara di dalam plastik dikaluarkan terlebih dahulu dengan memutar ppet
ukur di dalam plastik secara searah sehingga plastik tersebut menempel pada
permukaan pipet. Kemudian, ujung plastik diikat menggunakan karet hingga erat
untuk memastikan agar plastik yang membungkus pipet tidak terlepas.
silang agar karet tidak mudah dilepas. Setelah dibungkus dan diikat kemudian cawan
petri dimasukkan ke dalam plastik PE (udara dalam plastik dikeluarkan dahulu) dan
diikat dengan karet.
KESIMPULAN
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami prinsip sterilisasi, mampu
mempersiapkan alat dan bahan yang akan disterilisasi dengan autoklaf, serta mampu
melakukan sterilisasi alat, media mikroorganisme, dan bahan yang digunakan dalam uji
mikrobiologi dengan menggunakan autoklaf. Prinsip dari sterilisasi sendiri yaitu dengan
membunuh segala macam mikroba pada alat menggunakan suau proses tertentu.
Nama Hesta M. Thamrin
NIM
Kelas
Kelompok
Diagram Alir 10
Pembahasanlaporan 70
Kesimpulan 10
TOTAL 100
Nama Hesta M. Thamrin
NIM
Kelas
Kelompok
Curtis, Helena. 2009. Biology 5th edition. New York: Worth Publisher Inc
Guhathakurta, R. 2016. Principles of Modern Microbiology. New Delhi: Cosmo Publication
Machmud, M. 2008. Teknik Penyimpanan dan Pemeliharaan Mikroba. Bogor: Balai
Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan
Oram, R.F. 2011. Biology Living System. Waterville: Glencoe Division Mc Millan Company
Pelczar, Chan. 2007. Elements of Microbiology. New York: Mc Graw Hill Book Company
Syamsunir, Adam. 2007. Dasar-dasar Mikrobiologi dan Parasitologi. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC
Winaya, Darmadi. 2015. Infeksi Nosokomial: Problematika dan Pengendaliannya. Jakarta:
Salemba Medika
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN
Fairchild, Alexander. 2010. Concepts in Sterile Preparations and Aseptic Technique. New
York: James & Wilson Publisher
Karmana, Sulistya. 2008. Pengujian Alat Laboratorium untuk Mahasiswa Keperawatan.
Jakarta: Pustaka Ajar
Perkin, J. Joseph, 2010. Principles and Methods of Sterilization in Health Sciences. New
York: Elsiever
Pramono, Kusworo. 2008. Investigasi Dan Pengendalian Wabah Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan. Yogyakarta: Kanisius
Price, Paul. 2007. Microbiology for Surgical Technologists. New York: Elsiever
Rochmawati, Irayanti. 2010. Mikologi Dasar dan Terapan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama