Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR
LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

NAMA : JESIKA DWI MARSELA

NIM : 225100200111009

KELAS : B

KELOMPOK : B2

ASISTEN : AMELIA DWI WAHYUNI

Pas foto 3 x

DEPARTEMEN IPABIO/TB/TIP (KEPANJANGAN)


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2022
NAMA JESIKA DWI MARSELA

NIM 225100200111009

KELAS B

KELOMPOK B2

BAB 3
LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

1. PRELAB
1. Jelaskan pengertian, fungsi, dan prinsip kerja dari larutan penyangga
Pengertian dari larutan penyangga atau buffer ialah dimana suatu larutan memiliki
kemampuan untuk mempertahankan nilai pH dari suatu larutan tertentu. Sehingga pH larutan
tidak berubah karena fungsi dari larutan penyangga atau buffer memang digunakan untuk
menjaga nilai pH larutan (Fitria, dkk, 2016). Sifat larutan buffer adalah tetap. Artinya tidak
berubah meskipun diencerkan maupun tidak. Kemudian apabila ditambah dengan cairan asam
maupun basa dengan jumlah yang tidak banyak sifat dan pH dari larutan buffer juga tidak
berubah (Bettelhein et al., 2012).

2. Sebutkan dan jelaskan mekanisme kerja larutan penyangga yang ada di dalam tubuh manusia!
Larutan penyangga mendukung kerja enzim dalam tubuh. Enzim merupakan katalisator
yang dapat mempercepat inisiasi reaksi biokimia yang dapat menunjang tubuh. Penyangga ini
menormalkan pH tubuh sehingga enzim dapat berfungsi dengan baik di dalam tubuh.

3. Jelaskan mekanisme kerja larutan buffer!


Mekanisme kerja dari larutan buffer dalam mempertahankan pH adalah dengan
menetralkan larutan. Menetralkan larutan dilakukan dengan menjada kesetimbangan dari
larutan tersebut. Proses kesetimbangan dilakukan didalam larutan penyangga yang terdapat
asam atau basa beserta asam konjugasi atau basa konjugasinya. Dari konjugasi tersebut
nantinya akan membentuk kesetimbangan (Fitria, dkk, 2016).

4. Sebutkan dan jelaskan jenis buffer berdasarkan komponen penyusunnya serta berikan contoh
minimal 2!
Larutan penyangga ada dua jenis. Yang pertama larutan penyangga basa dimana larutan
ini bukan penyangga asam karena memiliki komposisi basa lemah yang dicampur dengan
asam kuat. Sebaliknya larutanya penyangga asam merupakan larutan penyangga yang
memiliki komposisi asam lemah yang dicampur dengan basa kuat yang kemudian terjadi
konjugasi yang akhirnya menyisakan basa (Devi, dkk, 2018).
Adapun contoh larutan penyangga asam adalah campuran asam etanoat (CH3COOH)
dan natrium etanoat (NaCH3COO) dalam larutan yang memiliki komponen buffer CH3COOH
dan CH3COO. Adapun contoh larutan penyangga basa adalah campuran dari larutan amonia
(NH3(aq)) dan larutan amonium klorida (NH4Cl (aq)) yang memiliki komponen buffer NH3
NAMA JESIKA DWI MARSELA

NIM 225100200111009

KELAS B

KELOMPOK B2

dan NH4

5. Jelaskan pengertian dan rumus dari kapasitas buffer!


Kapasitas buffer merupakan jumlah dari basa alkali yang diperlukan agar suatu larutan
memeiliki pH 7. Setiap larutan memiliki jumlah alkali yang berbeda sehingga berpengaruh
terhadap erosif yang berbeda pula (Syahrizal, dkk, 2016)
Rumus untuk menghitung besarnya kapasitas buffer B = ∆𝐵 / ∆𝑝𝐻 .
∆B adalah sedikit penambahn basa kuat ke dalam larutan buffer hingga menghasilkan
perubahan pH = ∆pH. ∆pH adalah perubahan pH akibat penambahan sejumlah B reagents.
Jadi dapat dikatakan kapasitas buffer merupakan keefektifan larutan buffer yanag bergantung
terhadapa jumlah asam kuat dan basa konjugasinya ataypun sebaliknya (Syahrizal, dkk, 2016).

6. Jelaskan prinsip kerja dari kertas lakmus dan pH meter!


Kertas lakmus digunakan dalam pengukuran pH secara analog. Dimana pernyataan sifat
larutan diketahui dari perubahan dengan warna tertentu pada kertas lakmus. Setiap warna
memiliki kadar pH yang berbeda beda sehingga, praktikan dapat melakukan perbandingan dari
perbedaan warna tersebut. Nilai 7 pada pH meter menunjukan nilai netral. Dan jika dibawah 7
berarti basa kemudian jika nilainya diatas 7 berarti asam (Pambudi, dkk, 2014)

7. Tentukan pH larutan jika 100 mL larutan asam sulfat 0,5M (Ka = 105) dicampur dengan 100 mL
dengan larutan Cl2SO4 0,1 M!
Diket :
V H2SO4 = 100 mL
Mr H2SO4 = 0,5 M
Ka H2SO4 = 10 5
V Cl2SO4 = 100mL
Mr Cl2SO4 = 0,1 M
Dit Ph ?
n. H2SO4 =V x M
= 100mL x 0,5
= 50 mmol
.n. Cl2SO4 =V x M
= 100mL x 0,1
= 10 mmol
[H⁺] = Ka × 
50 mmol
      = 10⁻⁵ × 
10 mmol
NAMA JESIKA DWI MARSELA

NIM 225100200111009

KELAS B

KELOMPOK B2

      = 10⁻⁵ × 5

pH = - log [H⁺]

     = - log 5 × 10⁻5

     = 5 - log 5
NAMA JESIKA DWI MARSELA

NIM 225100200111009

KELAS B

KELOMPOK B2

2. TINJAUAN PUSTAKA

1. HCl
HCl atau asam klorida merupakan asam yang memiliki pH < 3. Hal ini terjadi karena H+
terlah terionisasi sepenenuhnya. Kemudian HCl merupakan salah satu oksidator kuat sehingga
dapat emngganggu pernafasan apabila sampai terhirup. Kemudian HCl memiliki fungsi
sebagai pembersih karat, pembersih keramik, dan lains sebagainya karena memiliki sifat
korosif (Saidah dan Zainuri, 2012)

2. NaOH
Natrium Hidroksida atau NaOH merupakan jenis basa yang banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Contoh dalam pembuatan sabun mandi, detergenm gelas, dll. NaOH
memiliki sifat yang mudah dalam menyerap air dan CO2. NaOH memiliki pH > 11 dan
tergolong basa kuat (Craig,2014).

3. NaCl
NaCl (Natrium Klorida) merupakan penghantar listrik yang baik karena bersifat
konduktor. sehingga dapat memberikan perkiraan yang baik dalam mempelajari larutan
elektrolit dan termasuk dalam larutan homogen. NaCl berfungsi sebagai penggantian zat cairan
yang berada dalam tubuh. Merupakan larutan yang netral karena memiliki pH = 7
(Sutrisno,dkk.,2018).

4. CH3COONa
Natrium Asetat pada umumnya berbentuk Kristal. Memiliki warna putih dan kadang
tidak berwarna dan berbau. Memiliki pH > 7 dan sering digunakan pada kegiatan industry.
Seperti penggunaan pada produksi ester, penetralan asam sulfat limbah, buffer dan juga
pengawet (Hendra,dkk.,2017).

5. CH3COOH
Asam Asetat memiliki jumlah pH yang 3 < pH > 6 yang termasuk dalam golongan asam
lemah. Larutan ini bersifat korosi. Dan asam asetat biasa digunakan dalam industri anhidrida
asetat dan obat infeksi jamur akibat bakteri ( Adham,dkk.,2016).

6. NH4OH
Amonium Hidroksida atau ammonia memiliki wujud yang tidak berwarna dan bersifat
racun karena mampu melepaskan ammonia dalam bentuk gas ke udara. Dalam ehidupan
sehari-hari ammonia dapat ditemukan dalam pembersih rumah tangga seperti pembersih lantai
dan kaca. Larutan ini bersifat basa dan memiliki bahaya terhadap alat indra (Lubis, Putri, dan
NAMA JESIKA DWI MARSELA

NIM 225100200111009

KELAS B

KELOMPOK B2

Rahadian).
7. NH4Cl
NH4Cl memiliki pH < 7 karena telah mengalami hidrolisis parsial. Pada proses hidrolisis
NH4Cl menghasilkan ion H+. NH4Cl juga Larutan mudah larut ke dalam air dan termasuk
dalam asam. Larutan senyawa ini biasa digunakan dalam industri untuk obat batuk, membantu
menetralkan pH (Sutrisno,dkk.,2018).
NAMA JESIKA DWI MARSELA

NIM 225100200111009

KELAS B

KELOMPOK B2

3. DIAGRAM ALIR
1. Kalibrasi pH meter

Disiapkan pH meter dan larutan pH7, pH 4,01, dan pH10

Dihidupkan alat

Dibilas elektroda dengan aquades

Dicelupkan larutan pH7

Dipilih mode kalibrasi

Ditunggu selama 1-2 menit sampai pembacaan pH stabil

Diangkat elektorda dengan aquades

Dikeringkan dengan tisu

Dilakukan hal yang sama untuk larutan pH 4,01 kemudian larutan pH10

Hasil
NAMA JESIKA DWI MARSELA

NIM 225100200111009

KELAS B

KELOMPOK B2

2. Pembuatan dan pengujian Larutan Buffer


2.1. Pembuatan dan pengujian Larutan Buffer NaCl 0,1 M

Disiapkan 70mL larutan NaCl 0,1 M

Diukur pHnya (dengan pH meter dan lakmus)

Diambil 20ml pada 3 gelas beaker

Beker I Beker II Beker III

20 mL larutan NaCl 0,1 M 20 mL larutan NaCl 0,1 M 20 mL larutan NaCl 0,1 M

an
10 mL larutan an
10 mL larutan an
20 mL larutan
HCl 0,1 M NaOH 0,1 M aquades

Dicampur Dicampur Dicampur

Diukur pHnya (dengan pH meter dan lakmus)

Hasil
NAMA JESIKA DWI MARSELA

NIM 225100200111009

KELAS B

KELOMPOK B2

2.2 Pembuatan dan pengujian Larutan Buffer CH3COOH 0,1 M dan CH3COONa 0,1 M

35 mL CH3COOH 0,1 M + 35 CH3COONa 0,1 M

Diukur pHnya (dengan pH meter dan lakmus)

Diambil 20ml pada 3 gelas beaker

Beker I Beker II Beker III

20 mL larutan campuran 20 mL larutan campuran 20 mL larutan campurann

an
10 mL larutan an
10 mL larutan an
20 mL larutan
HCl 0,1 M NaOH 0,1 M aquades

Dicampur Dicampur Dicampur

Diukur pHnya (dengan pH meter dan lakmus)

Hasil
NAMA JESIKA DWI MARSELA

NIM 225100200111009

KELAS B

KELOMPOK B2

2.3. Pembuatan dan pengujian Larutan Buffer NH4OH 0,1 M dan NH4Cl 0,1 M

35 mLNH4OH 0,1 M + 35 NH4Cl 0,1 M

Dicampur

70 mL larutan campuran

Diukur pHnya (dengan pH meter


andan lakmus)

Diambil 20ml pada 3 gelas beaker

Beker I Beker II Beker III

20 mL larutan campuran 20 mL larutan campuran 20 mL larutan campurann

an
10 mL larutan an
10 mL larutan an
20 mL larutan
HCl 0,1 M NaOH 0,1 M aquades

Dicampur Dicampur Dicampur

Diukur pHnya (dengan pH meter dan lakmus)

Hasil
NAMA JESIKA DWI MARSELA

NIM 225100200111009

KELAS B

KELOMPOK B2
NAMA JESIKA DWI MARSELA

NIM 225100200111009

KELAS B

KELOMPOK B2

DATA HASIL PENGAMATAN


1. Tulislah data hasil praktikum pada tabel berikut ini!
No Jenis Buffer Larutan pH Awal Penambahan Asam / pH Akhir
Basa

pH Lakmus Larutan Jml ( ml ) pH Lakmus


Meter Meter

1 Garam  70mL 7,49 Biru HCl 10 ml 6,512 Biru ke


NaCl tetap merah
biru

Merah NaOH 10ml 9,81 Biru tetap


tetap biru.
merah Merah ke
biru
Aquades 20ml 4,04 Merah
tetap
merah
2 Buffer Asetat 35ml 3,40 Merah Aquades 20ml 3,54 Biru jadi
CH3COOH tetap merah
+ merah
35ml NaOH 10ml 5,34 Merah
CH3COONa Biru tetap
tetap merah,
biru Biru jadi
merah
HCl 10ml 5,22 Merah
tetap
merah,
Biru jadi
merah
3 Buffer 35ml 8,71 Merah HCl 10ml 8,70 Biru ke
Salmiak  NH4OH jadi biru biru
+
35ml Biru NaOH 10 8,54 Merah ke
NH4Cl tetap biru
biru
Aquades 20 8,64 Merah ke
biru
NAMA JESIKA DWI MARSELA

NIM 225100200111009

KELAS B

KELOMPOK B2
NAMA JESIKA DWI MARSELA

NIM 225100200111009

KELAS B

KELOMPOK B2

2. Jelaskan hipotesis penelitian terhadap DHP yang telah kalian amati!


Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diambil hipotesis bahwa, penambahan
sedikit larutan asam atau basa kuat pada buffer tidak berpengaruh terhadap pH larutan.
Kemudian pH asam memiliki nilai <7, pH basa >7 dan netral = 7. Kertas lakmus merah hanya
bereaksi pada larutan basa, begitupun sebaliknya lakmus basa hanya bereaksi pada larutan
asam. Rekasi dari lakmus merah adalah biru apabila terkena larutan asam, dan reaksi dari
lakmus biru adalah berubah merah bila terkena larutan asam.
NAMA JESIKA DWI MARSELA

NIM 225100200111009

KELAS B

KELOMPOK B2

5. ANALISIS PROSEDUR
1. Jelaskan perubahan reaksi apabila suatu larutan penyangga diberi sedikit asam/basa? Dari
penambahan sedikit asam/basa, apa yang terjadi pada larutan penyangga tersebut?
Perubahan reaksi yang terjadi pada larutan penyangga yang diberi sedikit asam atau basa
adalah tidak ada perubahan pH. Hal ini terjadi karena pada penambahan sedikit asam atau basa
pada larutan penyangga yan berisi asam lemah atau basah lemah dan garam, maka larutan
penyangga tersebut akan menetralkan asam atau basa kuat yang telah ditambahkan. Penetralan
terjadi karena adanya proses penstabilan yang dilakukan oleh garam dari larutan penyangga
dengan asam atau basa kuat yang ditambahkan.
2. Sebutkan alat-alat apa saja yang digunakan dalam praktikkum larutan buffer yang telah anda
lakukan dan berikan kegunaannya berdasarkan yang ada di dalam video praktikum!
Beberapa alat yang digunakan dalam praktikum larutan buffer :
Beker glass : digunakan untuk wadah dari larutan yang akan di uji
Ph meter : merupakan alat yang digunakan untuk mengukur pH suatu larutan
Kertas lakmus : merupakan kertas yang digunakan untuk menentukan sifat asam atau basa
suatu larutan dengan memperhatikan indicator perubahan warna pada kertas lakmus.
Pipet ukur + bulb: digunakan untuk mengambil cairan dimana pipet inisudah disertai dengan
volume sehingga dapat sesuai dengan yang dibutuhkan.
Pengaduk : digunakan untuk mengaduk larutan
3. Jelaskan mekanisme kalibrasi pada pH meter!
Kalibrasi pH meter dilakukan dengan menggunakan larutan buffer standar. Nilai pH
yang digunakan dalam larutan buffer standar adalah 4,7, dan 10. Dimana 4 merupakan larutan
asam, 7 netral, dan 10 basa. Penggunaan buffer sebagai larutan kalibrasi Karen alarutan buffer
memiliki nilai pH yang tetap dankonstan. Kalibrasi dilakukan agar nilai pH yan dihasilkan
semakin akurat (Pratami, 2020).

4. Apa yang menyebabkan kertas lakmus dapat berubah warna sesuai kondisi larutan? Bahan
penyusun apa yang menyebabkan perubahan warna pada kertas lakmus?
Kertas lakmus merupakan salah satu indicator pH suatu larutan. Dalam kertas lakmus
terdapat yang namanya orchein. Orchein merupakan zat yang bersifat basa dan berwarna biru.
Sehingga pada suasana basa orchein akan berwarna biru apabila bereaksi dengan larutan basa.
Kemudian pada lakmus merah atau asam. Orchein diberi tambahan asam sulfat sehingga
warnanya merah. Sehingga pada saat lakmus merah dicelupkan pada larutan basa lakmus akan
berubah menjadi biru, kemudian saat di masukkan pada larutan asam lakmus tetap berwarna
merah. Begitu sebaliknya, lakmus biri tetap biru pada larutan basa, dan lakmus biru berubah
merah saat dimasukkan pada larutan asam (Nurliana,2019).
NAMA JESIKA DWI MARSELA

NIM 225100200111009

KELAS B

KELOMPOK B2

6. ANALISIS HASIL
1. Jelaskan nilai pH dan mekanisme kerja kertas lakmus pada pembuatan buffer NaCl 0,1 M
berdasarkan data hasil praktikum dan jelaskan apakah hasil tersebut sesuai dengan literatur!
Pada pembuatan buffer NaCl 0,1 terjadi perubahan nilai pH yang dapat merubah sifat
dari larutan. Pada praktikum pertama NaCl ditambahkan dengan HCl dimana HCl bersifat
asam. Dan reaksi dari kertas lakmus ialah lakmus biru berubah menjadi merah dan diperoleh
nilai pH 6,512 pada pembuatan buffer NaCl ditambah dengan HCl dan sifat larutan adalah
asam. Pada praktikum ke dua, NaCl diberi tambahan NaOH sehingga hasil dari pembuatan
buffer adalah larutan basa dengan pH 9,81. Dan reaksi dari kertas lakmus yakni biru tetap biru,
dan lakmus merah menjadi biru. Pada percobaan ketiga yakni NaCl diberi tambahan aquades
sehingga diperoleh larutan asam dengan nilai pH 4.04, perubahan pada kertas lakmus yakni
lakmus merah tetap berwarna merah. Dari praktikum diketahui bahwa garam NaCl bersifat
netral karena dalam setiap penambahan larutan pH dan sifat juga berubah.
Kertas lakmus akan berubah warna sesuai dengan sifat larutan yang dikenakan kertas.
Pada reaksi larutan NaCl dengan larutan asam HCl maka reaksi yang timbul adalah lakmus
biru berubah menjadi merah dan lakmus merah tetap merah, hal ini terjai karena pH < 7.
Kemudian pad alarutan NaCl yang ditambahkan dengan NaOH larutan bersifat basa sehingga
lakmus biru tetap biru dan merah menjadi biru karena pH > 7. Sedangkan pada larutan netral
dengan Ph 7 kertas lakmus tidak bereaksi (Sutrisno, 2018).

2. Jelaskan nilai pH dan mekanisme kerja kertas lakmus pada pembuatan buffer CH3COOH 0,1 M
dan CH3COONa 0,1 M berdasarkan data hasil praktikum dan jelaskan apakah hasil tersebut
sesuai dengan literatur!
Pada buffer asetat dimana pH awal 3,4 larutan pada larutan CH3COOH + CH3COONa
dan bersifat asam setelah penambahan aquades larutan tetap asam dengan kenaikan nilai pH
menjadi 3,54 dan reaksi kertas lakmus yang terjadi adalah biru menjadi merah. Kemudian
pada penambahan NaOH larutan tetap asam dengan pH 5,34 dengan perubahan pada kertas
lakmus merah tetap merah, dan biru menjadi merah. Kemudian dalam penambahan HCl
dihasilkan larutan asam dengan Ph 5,22 sehingga perubahan kertas lakmus tetap sama. Dari
data diatas diketahui bahwa buffer asetat berfungsi menjaga keadaan asam. Dan perubahan
yang terjadi pada kertas lakmus menunjukan bahwa larutan bersifat asam. Sehingga lakmus
merah tetap merah, lakmus biru menjadi merah. Dengan catatan bahwa pH<7 adalah asam
(Sutrisno, 2018).
NAMA JESIKA DWI MARSELA

NIM 225100200111009

KELAS B

KELOMPOK B2

3. Jelaskan nilai pH dan mekanisme kerja kertas lakmus pada pembuatan buffer NH3 0,1 M dan
NH4Cl 0,1 M berdasarkan data hasil praktikum dan jelaskan apakah hasil tersebut sesuai dengan
literatur!
Buffer salmiak atau buffer basa merupakan jenis buffer yang mempertahan nilai larutan
supaya tetap pada keadaan basa. Terbukti pada penambahan HCl buffer dengan pH 8,71
terjadi penurunan pH menjadi 8,7 sehingga larutan tetap basa dan lakmus biru tetap biru.
Kemudian pada penambahan NaOH pH 8,7 turun menjadi 8,54 namun larutan tetap dalam
keadaan basa dam kertas lakmus merah berubah menjadi biru. Kemudian pada penambahan
aquades terjadi penurunan pH dari 8,71 menjadi 8,64 namun larutan tetap dalam keadaan basa.
Diketahui bahwa larutan basa memiliki pH > 7. Dan perubahan pada kertas lakmus adalah
lakmus merah berubah menjadi biru. Dan lakmus biru tetap berwarna biru (Sutrisno, 2018).
NAMA JESIKA DWI MARSELA

NIM 225100200111009

KELAS B

KELOMPOK B2

7. KESIMPULAN
Larutan penyangga atau buffer merupakan larutan yang berfungsi menjada nilai atau
sifat dari suatu larutan. Buffer asetat merupakan buffer yang digunakan untuk menjaga
keadaan larutan asam. Buffer salmiak merupakan buffer yang digunakan untuk menjada
larutan basa. Kemudian kertas lakmus merah bereaksi pada larutan basa dengan reaksi lakmus
merah berubah menjadi biru bila terkena larutan basa. Kemudian lakmus biru bereaksi pada
larutan asam dimana lakmus biru berubah merah bila terkena larutan asam.
DAFTAR PUSTAKA
Adham,Faris.,Kurniawan,Budi.A.,dan Noerochim,Lukman.2016. Pengaruh pH,Kecepatan putar,
dan Asam Asetat terhadap Karakteristik CO2 Corrosion Baja ASME SA516 Grade 70.
Jurnal Teknik ITS. 5 (2) : 4
Bettelhein, F.A; W.H. Brown,M. K. Campbell , S. O. Farrell , O.Torres. 2012. INTRODUCTION
TO General, Organic And Biochemistry 10e.
Craig, B., David, S. 2014. Handbook of Corrosion Data. New York : ASM International.
Devi, Ninda. Elfi V.H. dan Nurma Yunita. 2018. ANALISIS KEMAMPUAN ARGUMENTASI
SISWA SMA PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA. JKPK (JURNAL KIMIA DAN
PENDIDIKAN KIMIA). 3(3) : 152-158
Fitria, Sigit, Priatmoko, dan Kasmui. 2016. PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF
DALAM MEMINIMALISASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI PADA POKOK
LARUTAN PEYANGGA. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia. 10(1) : 1641-1650
Hendra,Muhammad.,Husna,Nida.E.,dan Novita,Melly.2017. PENGARUH KONSENTRASI
NATRIUM ASETAT DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP MUTU MI BASAH.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Unsyiah. 2 (4) : 4
Pambudi, Prastyono, Edhy Utanta, dan Mujiman. 2014. IDENTIFIKASI DAGINGSEGAR DAN
BUSUKMENGGUNAKANSENSOR WARNA RGB DAN pH METER DIGITAL. JURNAL
TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA. 7(1) : 46-53
Sutrisno.,Muchson.M.,Widarti,H.R.,dkk.2018. MISKONSEPSI SIFAT KESAMAAN LARUTAN
GARAM PARA GURU KIMIA DAN REKONTRUKSI KONSEPTUALNYA. Jurnal
Pembelajaran Kimia. 3 (2) : 4-5
Syahrial, Aizar, Agi, Priawan Rahmadi, dan Deby Kania. 2016. PERBEDAAN KEKERASAN

PERMUKAAN GIGI AKIBAT LAMA PERENDAMAN DENGAN JUS JERUK (Citrus sinensis.

Osb) SECARA IN VITRO. DENTINO JURNAL KEDOKTERAN GIGI. 1(1) : 1-4


DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN

Nurliana. 2019. Pembuatan Kertas Indikator Alami Sebagai Media Pembelajaran Berbasis
Lingkungan Pada Materi Asam Dan Basa Di Sma Negeri 1 Kluet Timur. Skripsi. Banda
Aceh : Universitas Islam Negeri Ar-raniry
Pratami, Lilia, Her Gumiwang, Dyah Titisari. 2020. Effect of Temperature on pH Meter Based
on Arduino Uno With Internal Calibration. Journal of Electronics, Electromedical, and
Medical Informatics (JEEEMI). 2(1): 23-27
Sutrisno dkk. 2018. Miskonsepsi Sifat Keasaman Larutan Garam Para Guru Kimia
dan Rekontruksi dan Konseptualnya. Jurnal Pembelajaran Kimia. Vol. 3 No.
2: 13-17.

Anda mungkin juga menyukai