Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR
PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN

NAMA : TEGAR DWI RAMADHAN


NIM : 225100301111018
KELAS : F
KELOMPOK : F5
ASISTEN : FIRLA ZEA SYAFADENIA

DEPARTEMEN TIP (TEKNOLOGI INDUSTRI


PERTANIAN)
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2022
BAB 2
PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN

1. PRELAB
1. Jelaskan pengertian larutan dan prinsip kerja dalam pembuatan larutan!
Larutan merupakan dua atau lebih zat yang tercampur secara homogen dalam komposisi
yang bervariasi. di dalam larutan, zat-zat yang lebih sedikit dari zat yang ada disebut sebagai
zat terlarut. Sedangkan zat yang lebih banyak daripada zat-zat lain disebut sebagai
pelarut.Contohnya yaitu sejumlah gula akan larut pada air (Putri dkk., 2017).
Larutan merupakan bahan yang dibuat oleh manusia. Sehingga dalam pembuatannya
pasti akan memerlukan prinsip kerja. Prinsip kerja dalam pembuatan larutan yaitu kita harus
dapat menentukan jumlah zat yang akan kita gunakan dalam membuat larutan. Setelah
menentukan jumlah zat yang akan dilarutkan lalu akan terjadi pelarutan dari suhu yang
bersuhu tinggi ke larutan yang bersuhu rendah (Putri dkk., 2017).

2. Larutan memiliki komponen penyusun. Sebutkan dan jelaskan komponen penyusun larutan dan
sifatnya!
Larutan memiliki dua komponen, komponen tersebut yakni zat yang dilarutkan (solut)
dan zat pelarut (solven). Solut merupakan suatu senyawa dengan jumlah yang lebih kecil.
Sedangkan solven merupakan senyawa dengan jumlah yang lebih banyak. Namun definisi
tersebut dapat diputar ketika solut dan solven lebih benar. Sebagai contoh pada larutan asam
sulfat dengan air. Air dapat dikatakan sebagai solven dan asam sulfat dapat dikatakan sebagai
solut. Air dapat dikatakan solven karena molekul-molekul pada air berukuran lebih kecil
(Sastrohamidjojo, 2018).
Sifat pada larutan terdiri dari tiga macam yaitu, sifat koligatif, sifat aditif, dan sifat
konstitutif. Sifat koligatif merupakan sifat-sifat larutan yang bergantung pada zat terlarut dan
tidak bergantung pada jenis zat pelarutnya. Kemudian sifat aditif merupakan sifat yang
bergantung pada atom total dalam molekul, sedangkan sifat konstitutif merupakan sifat yang
bergantung pada atom yang menjadi menjadi penyusun molekul (Rusman et al., 2018).

3. Jelaskan prinsip dari pengenceran pada larutan beserta rumusnya!


Prinsip kerja dalam pembuatan larutan yaitu dengan menambah lebih banyak pelarut
pada sebuah larutan. Karena larutan biasa siapkan dalam wujud terkonsentrasi air atau pelarut
lain. Maka dari itu, larutan tersebut diberi tambahan pelarut. Hal tersebut dilakukan agar
molaritas larutan yang dibutuhkan akan tercapai. Sebagai contoh, asam laboratorium yang
banyak dibeli dan dipersiapkan sebagai larutan pekat dan diencerkan dengan air disesuaikan
dengan keperluan. di dalam proses pengenceran, di perlukan perhitungan dalam menentukan
berapa banyak air yang ditambahkan (Zumdahl and Decoste, 2014).

M1 x V1 = Mf x Vf

dengan:
M1 = Molaritas larutan
V1 = Volume larutan pekat
Mf = Molaritas pengenceran larutan (akhir)
Vf = Volume total pengenceran larutan

4. Jelaskan pengertian konsentrasi!


Konsentrasi adalah jumlah zat terlarut dalam tiap satuan larutan atau pelarut. Secara
umum, konsentrasi dikatakan sebagai satuan fisik. Contohnya seperti satuan valoume atau
berat dengan satuan kimia. Satuan fisik konsentrasi misalnya mol, massa rumus, dan ekuivalen
(Haryono, 2019).

5. Jelaskan perbedaan dari molaritas, molalitas, normalitas, dan fraksi mol serta tuliskan
rumusnya!
a) Molalitas (m)
Molalitas merupakan satuan yang biasa disebut dengan mol. Molalitas merupakan
dasar penting dalam perhitungan konsentrasi zat. Karena molalitas merupakan banyaknya mol
zat yang terlarut dalam zat pelarut (Hamidjojo, 2018).

𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡


m=
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡

b) Molaritas (M)
Molaritas merupakan sebuah satuan konsentrasi. di mana menunjukkan banyaknya mol
zat terlarut pada pelarutnya. Molaritas umumnya menggunakan satuan liter larutan
(Hamidjojo, 2018).

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 1000


M= 𝑥
𝑀𝑟 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛

c) Normalitas (N)
Normalitas merupakan ukuran yang menunjukkan berat serta ukuran setara dengan
gram/liter larutan. Dalam satu larutan, zat terlarut memiliki tugas untuk menentukan
normalitas. Normalitas juga akan disebut sebagai satuan konsentrasi larutan ekuivalen
(Hamidjojo, 2018).

N =M x e

6. Jelaskan pembuatan larutan dari padatan murni!


Pada pembuatan larutan padatan murni, bahan padatan murni dapat digunakan sebagai
larutan. Zat tersebut dilarutkan dengan memasukkan konsentrasi ditetapkan dulu sebelum
melarutkan dan kemudian bisa dilarutkan. Caranya dengan memasukkan larutan ke dalam
labu ukur, dan dicampurkan dengan zat pelarut sesuai dengan takaran yang sudah ditentukan
(Hikmayanti dan Utami, 2019).
7. Jelaskan pengenceran dari larutan pekat H2SO4!
Larutan H2SO4 biasanya memiliki konsentrasi 95%-97%. Larutan ini memiliki berat
jenis sekitar 1, 84g/ml dan berat molekul 98,08g/mol. Setelah mengetahui komponen dari
senyawa, kita harus dapat menentukan molaritas dari senyawa tersebut beerdasarkan rumus
yang sudah ditentukan. Setelah kita temukan, lalu kita masukkan senyawa sesuai molaritas
yang sudah ditentukan pada labu ukur. Kocok sebentar lalu tambahkan aquadest sampai
ukuran labu ukur penuh. Setelah dingin pindahkan larutan dalam botol reagen dan beri label.
Untuk pengenceran asam pekat pada labu ukur harus didih dengan aqudest terlebih dahulu
untuk menghindari panas yang terlalu tinggi dan letupan (Rusman et al., 2018).

8. Sebutkan dan jelaskan bukti pengaplikasian larutan dalam teknologi pertanian (minimal 2)
Pengaplikasian larutan dalam teknologi pertanian yaitu penggunaan agresi pada
teknologi panganuntuk pengendalian kristalisasi, pengendalian proses pengendapan secara
elektrik, dan koogulasi secara termal. Prinsip ini menggunakan metode supersaturasi dimana
perbandingan gram zat terlarut terhadap solven pada temperatur tertentu dibagi dengan zat
terlarut/100 gram pada temperature tertentu larutan jenuh. Selama pendinginan larutan akan
bergerak ke daerah meta stabil. dan akhirnya masuk ke daerah labil di mana kristal akan
terbentuk secara spontan (Mardhatilah, 2017).
Pengaplikasian larutan dalam dunia teknologi pertanian adalah dalam usaha
meningkatkan daya berkecambah 100% biji angsana. Biji angsana dilkukan proses
perendaman dengan H2SO4 1% selama 24 jam. Larutan H2SO4 mampu meningkatkan daya
berkecambah biji angsana hingga meningkat sebesar 100% (Dethan et al., 2020).
2. TINJAUAN PUSTAKA
1. NaCl
NaCl atau biasa disebut dengan gram dapur merupakan senyawa kimia yang mewakili
perbandingan 1:1 ion natrium dan klorida. Senyawa ini adalah senyawa yang dapat
mempengaruhi sanilitas laut dan cairan ekstraseluler pada banyak organisme multiseluler.
Sebagai komponen utama dari garam dapur, natrium klorida biasa digunakan sebagai
pengawet pada makanan. Sejumlah natrium klorida digunakan sebagai proses industri dan
merupakan sumber utama senyawa atrium dan klorin yang digunakan sebagai bahan baku
untuk sintesis kimia lebih lanjut (Greger, 2012).

2. H2SO4
H2SO4 atau biasa disebut asam sulfat merupakan senyawa kimia yang sering dipakai
sebagai penurun pH kulit menjadi asam oleh banyak penyamak kulit. Asam sulfat ini
dimanfaatkan pada proses pikel. Mereka menggunakan asam sulfat karena asam sulfat
mempunyai daya ionisasi asam yang kuat. Oleh karena itu asam sulfat mudah bereaksi dengan
zat-zat pada kulit. Namun disisi lain asam sulfat memiliki kekurangan dalam proses pikel
penyamakan kulit yaitu dapat menyebabkan kulit menjadi kasar (Yamamoto, 2014).

3. Etanol 96%
Etanol 96% merupakan senyawa polar yang mudah untuk menguap. Etanol 96% adalah
bahan pelarut yang digunakan untuk mengetahui konsentrasi pelarut etanol. Dalam kasus
mencari konsentrasi larutan paling optimal dalam mendapatkan kadar flavonoid menggunakan
metode Spektrofotometri dengan pembanding kuersetin (Riwanti et al., 2020).

4. HCl 37%
HCl merupakan asam kuat dengan konsentrasi 37%. HCl 37% memiliki banyak manfaat
dalam berbagai bidang. Manfaat dari asam kuat ini berguna untuk pengawetan dan
penghilangan kerak pada permukaan logam (Khoshsang and Ghaffarinejad, 2022).

5. Aquades
Aquades merupakan salah satu jenis bahan pelarut yang utama dalam kegiatan
praktikum yang ada di laboratorium. Aquades merupakan pelarut yang bisa dibilang pelarut
terbaik dari semua jenis cairan. Senyawa yang mudah larut dalam aquades mencakup berbagai
senyawa organik netral tentunya memiliki gugus fungsional polar seperti
alkohol,gula,keton,dan aldehida (Adani dan Pujiastuti., 2017).
3. DIAGRAM ALIR
1. Pembuatan 25 mL larutan NaCl 0,1 M

Hitung massa NaCl yang dibutuhkan

NaCl ditimbang dengan timbangan analitik sesuai yang dibutuhkan Diletakkan

dalam beaker glass


Aquades secukupnya
Dilarutkan

Dipindahkan ke dalam labu ukur ukuran 25 mLDitambah

hingga tanda batas

Dihomogenkan

Hasil

2. Pembuatan 10 mL larutan NaCl 500 ppm

Hitung massa NaCl yang dibutuhkan

NaCl ditimbang dengan timbangan analitik sesuai yang dibutuhkan Diletakkan

dalam beaker glass


Aquades secukupnya
Dilarutkan

Dipindahkan ke dalam labu ukur ukuran 10 mLDitambah

hingga tanda batas

Dihomogenkan

Hasil
3. Pembuatan 50 mL larutan gula 5% (b/v)

Siapkan gula pasir dan hitung massa gula yang dibutuhkan

Gula ditimbang dengan timbangan analitik sesuai yang dibutuhkan Diletakkan

dalam beaker glass


Aquades secukupnya
Diaduk hingga larut

Dipindahkan ke dalam labu ukur ukuran 50 mL


Aquades
Ditambahkan hingga tanda batas Dihomogenkan

Hasil

4. Pengenceran 10 mL larutan etanol 10% dari etanol 96% (v/v)


Siapkan larutan etanol 96%

Hitung volume etanol yang dibutuhkan dengan rumus pengenceran

Dipindahkan ke dalam labu ukuran 10 mL


Aquades
Ditambahkan hingga tanda batas

Dihomogenkan

Hasil
5. Pengenceran 100 mL larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 37%

Hitung konsentrasi HCl 37%

Hitung volume HCl yang dibutuhkan dengan rumus pengenceran

Masukkan larutan HCl ke dalam beaker glass dan ambil dengan pipet ukur

Diletakkan sedikit aquades ke dalam labu ukur yang berukuran 100 mL

Larutan HCl 37%

Ditambahkan aquades hingga tanda batas

Dikocok hingga homogen

Hasil

4. DATA HASIL PENGAMATAN

Larutan Konsentrasi Solute (zat terlarut) / satuan (g/ml) Solvent (pelarut) / satuan (g/ml)

0,1 M 0,146 gram 25 ml


NaCl
500 ppm 0,005 gram 10 ml
Gula
5% 2,5 gram 50 ml
Etanol
10% 1,04 ml 8,96 ml
HCl
0,1 M 0,83 ml 0,17 ml
5. ANALISIS PROSEDUR
1. Jelaskan bagaimana cara membuat larutan dari bahan serbuk/padatan, yaitu 25 ml larutan NaCl
0.1 M!
Pada pembuatan larutan ini, langkah pertama yang harus dilakukan yaitu kita perlu
mengetahui massa NaCl dengan menggunakan rumus molalitas dan ppm. Setelah menghitung
dengan rumus molalitas, diperoleh NaCl sebesar 0,146 gram. Kemudian tuangkan sedikit demi
sedikit larutan NaCl ke dalam gelas arloji. Setelah itu timbang pada timbang dengan
timbangan analitis untuk mengetahui massanya. Setelah ditimbang, maasukan NaCl ke dalam
gelas beker dan kemudian diberi aquades. Kedua larutan ini diaduk, kemudian masukkan ke
dalam labu ukur dan beri aquades lagi. Setelah itu lakukan proses homogenisasi dengan cara
mengocok labu ukur.

2. Jelaskan bagaimana cara membuat larutan dari larutan pekatnya, yaitu 10 ml larutan etanol 10%
(v/v)!
Pertama kita perlu mengetahui volume etanol dengan menghitung menggunakan rumus
pengenceran. Pada penghitungan, diperoleh volume etanol sebesar 1,04 ml. Setelah itu
masukkan etanol ke dalam labu ukur dengan pipet ukur. Kemudian tambahkan aquades hingga
mencapai batas yang ditentukan. Setelah itu tutup labu ukur dan homogenkan dengan cara
dikocok.

3. Jelaskan bagaimana cara pembuatan 100 ml larutan HCl 0.1 M dari larutan HCl 37%!
Untuk membuat larutan HCl, pertama kita harus menghitung volume HCl tersebut
dengan rumus pengenceran dan rumus konsentrasi untuk mencari molaritas yang belum
diketahui. Volume yang di dapat dari perhitungan tersebut yaitu 0,83 ml. Kemudian untuk
pembuatan larutan HCl bisa dengan memindahkan larutan pada labu ukur. Kemudian
tambahkan aquades sebanyak 100 ml dan tutup rapat. Kemudian kocok tabung hingga larutan
menjadi homogen.

4. Bagaimana cara menghomogenisasikan larutan ? Dan kenapa harus dilakukan homogenisasi?


Homogenisasi sebuah larutan bisa dilakukan dengan cara mengaduk larutan dengan
gerakan searah jarum jam sampai larutan homogen. Tujuan daripada homogenisasi adalah agar
larutan tercampur sempurna dan kestabilan larutan dapat terjaga. Partikel akan mengalami
pengurangan ukuran sehingga solut ataupun solven terlarut dengan baik.

5. Mengapa pada proses pengenceran larutan, dilakukan penghitungan konsentrasi terlebih dahulu?
Perhitungan konsentrasi pada pengenceran larutan bertujuan agar hasil yang didapatkan
optimal. Konsentrasi yang lebih rendah dari larutan dengan konsentrasi lebih tinggi pekat
harus dihitung terlebih dahulu. Perhitungan ini juga menghindari kegagalan dari proses
pengenceran. Oleh karena itu penghitungan konsentrasi perlu dilakukan.
6. PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud dengan normalitas?
Normalitas merupakan konsentrasi larutan dengan jumlah solut yang ekuivalen dalam
gram perliter larutan. Norma;itas memiliki notasi N. Misalnya pada sebuah senyawa KMnO4
tertulis 0,25 N. Berarti larutan tersebut mengandung 0,25 gram ekuivalen dari kalium
permanganat per liter larutan (Sastrohamidjojo, 2018).

2. Apa perbedaan dari ppm dan ppb?


Simbol ppm dan ppb disebut sebagai satuan non-SI. Ppm dan ppb memiliki besaran tak
berdimensi yaitu dengan angka 10-6 dan 10-9. Dalam penggunaan simbol ppm dan ppb, harus
menggunakan definisikan secara jelas karena ppm dan ppb bukan merupakan bagian dari
satuan SI (Mills, 2014).
Ppm dan ppb merupakan rumus yang digunakan dalam menentukan sebuah zat senyawa
atau senyawa kimia. Ppm dan ppb merupakan persamaan yang digunakan dalam penentuan
sebuah konsentrasi zat terlarut. Perhitungan ppm menggunakan satuan miligram dengan
jumlah zat mencapai 1 juta. Sedangkan ppb digunakan dalam menghitung dengan satuan
miligram dengan jumlah zat sebesar 1 miliar (Riardi, 2015).

3. Bagaimana mengencerkan HCl pekat?


Pengenceran HCl pekat pekat dapat dilakukan dengan menentukan volume HCl yang
sudah ditentukan dan disesuaikan dengan volume gelas beaker. Setelah itu, langsung ke proses
pengenceran HCl dengan menggunakan cairan aquades. Dengan menggunakan gelas beker,
akan mempermudah proses penuangan cairan aquades ke cairan HCl. Setelah itu kocok
sebanyak 20 kali hingga larutan terhomogenisasi (Hendrajaya dkk., 2015).

4. Mengapa apabila ingin mengencerkan H2SO4 pekat, maka harus menambahkan H2SO4 ke dalam
aquades, bukan sebaliknya?
Apabila ingin mengencerkan H2SO4 pekat, kita harus menambahkan H2SO4 ke dalam
aquades dikarenakan H2SO4 sifat yang korosif. Jika kita menambahkan kedua larutan tersebut
dengan cara yang terbalik ( aquades ke dalam H2SO4 ), maka akan menimbulkan panas yang
menyebabkan air menjadi mendidih dan merusak glassware. Hal tersebut terjadi karena kalor
yang timbul di daerah dimana air secara struktur kurang rapat dalam menyentuh asam yang
memiliki struktur lebih rapat (Haryanto, 2018).
5. Bagaimana cara melakukan kalibrasi timbangan analitik sebelum digunakan untuk menimbang
bahan padat?
Cara dalam pengkalibrasian timbangan analitik sebelum digunakan yaitu dengan
membuka kaca pelindung timbangan. Berikutnya tombol tare ditekan hingga angka yang
muncul angka nol pada timbangan. Masukkan cairan kimia yang akan ditimbang ke dalam
timbangan dan tekan tombol yang ada di neraca lalu catat hasil timbangan. Keakuratan
timbangan analitik sangat tinggi sehingga harus hati-hati dalam penimbangannya. Ulangi tiga
kali penimbangan dan pastikan meletakan timbangan pada suatu bidang datar (Tirtasari, 2017).

7. HASIL DAN PERHITUNGAN


1. Berapa berat NaCl yang diperlukan untuk membuat 25 mL larutan NaCl 0,1 M?
Diketahui: M NaCl = 0,1 M
V = 25 mL
Ditanya : Massa NaCl?

Jawab:

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 1000


M= 𝑥
𝑀𝑟 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 1000


M= 𝑥
58,5 25

M = 0,146 gram

2. Berapa berat NaCl yang diperlukan untuk membuat 10 mL larutan NaCl 500 ppm?
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
ppm = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑢𝑡


500 = 0,01
5 mg = berat zat terlarut

berat zat terlarut = 0,005 gram

3. Berapa volume HCl yang diperlukan untuk membuat 100 mL larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl
37%!

Diketahui : %HCl = 37%


V2 = 100mL
M2 = 0,1 M
Ditanya : volume HCl ?
Jawab:

% 𝑥 10 𝑥 𝑝
M1 = m1.v1 = m2.v2
𝑚𝑟

37% 𝑥 10 𝑥 1,19
M1 = 12,06.v1 = 0,1.100
36,5

44,03 10
M1 = v1 = 12,06
36,5

M1 = 12,06 v1 = 0,83 mL

4. Berapa berat gula yang diperlukan untuk membuat 50 mL larutan gula 5 % (b/v)?
Diketahui: (%b/v) = 5%
V = 50 mL
Ditanya: berat zat terlarut?
Jawab:

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 (𝑔𝑟𝑎𝑚 )


(b/v) = x 100%
𝑣

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 (𝑔𝑟𝑎𝑚 )


5%= x 100%
50

Berat zat terlarut = 2,5 gram

5. Berapa volume etanol yang diperlukan untuk membuat 10 mL larutan etanol 10% (v/v) (dari
larutan etanol 96%)?
Diketahui: M1 = 10%
M2 = 96%
V2 = 10 mL
Ditanya: V1?
Jawab:

M1.V1 = M2. V2
10%.10ml = 96%.V2

10
10% = 100 10

96
1 = 100 v2
V2 = 1,04 mL

8. KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini dapat diambil kesimpulan bahwa praktikum ini memiliki tujuan
untuk membuat larutan dan pengenceran larutan yang memiliki konsentrasi tertentu. di dalam
praktikum ini, dalam pengenceran sebuah larutan tidak bisa dilakukan secara asal.
Pengenceran harus dilakukan secara sistematis dan benar. Di dalam pengenceran juga terdapat
rumus dan metode yang digunakan. metode yang digunakan pun juga berbeda-beda tergantung
dengan larutan yang akan dibuat.
DAFTAR PUSTAKA

Adani, S., dan Pujiastuti, Y. A. 2018. Pengaruh Suhu dan Waktu Operasi Pada Proses Destilasi
Untuk Pengolahan Aquades di Fakultas Teknik Universitas Mulawarman. Jurnal Kimiawi.
1(1): 31-35.
Greger, R. 2012. Nacl Transport In Ephitelia. New York: Spinger Ver-Lag.
Hamidjojo, Hardjono. 2018. Kimia Dasar. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Haryono, H., E. 2019. Kimia Dasar.Yogyakarta: CV Budi Utama.
Khoshsang, H., and Ghaffarinejad, A. 2022. Sunflower Petals Extract as A Green,Eco-friendly
and Effective Corrosion Bioinhibitor for Carbon Steel in 1M HCl Solution. Chemical Data
Collections.37 . 100799.
Mainur, H., dan Lisa, U. 2019. Analisis Kemampuan Multiple Representasi siswa Kelas XI MAN
1 Pekanbaru Pada Materi Titrasi Asam Basa. Jurnal Riset Pendidikan Kimia. 9(1): 52-57.
Mardhatila, dan Dina. 2017. Kimia Fisika Penerapan Kimia Fisika Untuk Pengolahan Hasil
Pertanian. Yogyakarta: Instiper Yogyakarta.
Putri, L. M. A., Prihandono, T., dan Supriadi, B. 2017. Pengaruh Konsentrasi Larutan Terhadap
Terhadap Laju Kenaikan Suhu Larutan. Jurnal Pembelajaran Fisika. 6(2): 151-157.
Riwanti, P., Farizah, I., dan Amaliyah. 2020. Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Etanol Pada Kadar
Flavonoid Total Ekstrak Etanol 50,70 dan 96% Sargassum Polycystum dari Madura. Journal
of Pharmaceutical care Anwar Medika. 2(2): 84-90.
Rusman, Ratu, dan Mukhlis. 2018. Buku Ajar Kimia Larutan. Banda Aceh: Syiah Kuala
University Press.
Sastrohamidjojo, dan Hardjono. 2018. Kimia Dasar. Yogyakarta: UGM Press.
Solle, H., Dethan, I. Y., dan Hendrik, A., C. 2020. Pengaruh Skarifikasi Kimia Terhadap
Perkecambahan Benih Jambu Mete (Anacardium Occidentale L.). Jurnal Saintek Lahan
Kering. 3(2): 47-52.
Yamamoto, Y. 2014. Science Of Syhthesis. Japan: Thieme.
Zumdahl, S., and Decoste, D., J. 2014. Basic Chemistry. 8th ed. Stamford: Cenggage Learning.
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN

Hendrajaya, K., dkk. 2015. Pengaruh Lama Pengukusan Terhadap Daya Antioksidan Dari Umbi
Ketela Rambut Ungu, Jingga dan Kuning(Ipomoea Batatas (L)L.). Jurnal Ilmiah Sains
dan Teknologi. 9(1): 1-16.
Mills, Ian. 2014. The Units ppm,ppb, and ppt. Chemistry International. 36(2): 23-24.
Rahayu, T. D. 2017. Potensi Kulit Bawang Merah (Allium Cepa L) Sebagai Antioksidan dan Tabir
Surya. Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences. 6(1): 84-89.
Riardi, P. D. 2015. Analisa Kandungan Timbal (PB) dan Kadmium (CD) Pada Air Minum dalam
Kemasan di Kota Ambon. Majalah Biam. 11(2): 1-7.
Tirtasari, N. L. 2017. Uji Kalibrasi (Ketidakpastian Pengukuran) Neraca Analitik di Laboratorium
Biologi FMIPA UNNES. Indonesian Journal of Chemical Science. 6(2): 152.

Anda mungkin juga menyukai