Anda di halaman 1dari 13

TIKET MASUK

KIMIA DASAR
LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

NAMA : SHAFYRA MAHDYAH PUTRI


NIM : 215100507111015
KELAS :R
KELOMPOK : R4
ASISTEN : DAFFA ADRISTI

JURUSAN THP (TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN)


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
NAMA Shafyra Mahdyah Putri
NIM 215100507111015
KELAS R
KELOMPO R4
K
 

MATERI III
LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)
TUJUAN PRAKTIKUM:
1. Praktikan mampu memahami sifat larutan penyangga (Buffer)
2. Praktikan mampu membuat larutan buffer
3. Praktikan mampu mengatur pH larutan penyangga menggunakan pH meter
A. PRE-LAB (SITASI, MAX. 5 HALAMAN)
1. Jelaskan pengertian dan fungsi dari larutan penyangga!
Larutan penyangga atau disebut juga larutan buffer adalah larutan yang dapat
mempertahankan harga pH. Jadi, harga pH larutan penyangga praktis tidak akan berubah
meskipun ada penambahan sedikit asam, basa, atau pengenceran. Larutan buffer memiliki
komponen asam yang dapat menahan kenaikan pH dan komponen basa yang dapat
menahan penurunan pH. Komponen tersebut merupakan konjugat dari asam basa lemah
penyusun larutan buffer itu sendiri. Dengan demikian, larutan penyangga merupakan
larutan yang dibentuk oleh reaksi suatu asam lemah dengan basa konjugatnya ataupun basa
lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi ini disebut sebagai reaksi asam-basa konjugasi
(Widyamulyani, 2016).

Larutan buffer digunakan secara luas dalam kimia analitis, biokimia, dan bakteriologi, juga
dalam fotografi, industri kulit, dan zat warna. Dalam tiap bidang tersebut, terutama dalam
biokimia dan bakteriologi, diperlukan rentang pH tertentu yang sempit untuk mencapai
hasil optimum. Kerja suatu enzim, tumbuhnya kultur bakteri, dan proses biokimia lainnya
sangat sensitif terhadap perubahan pH (Widyamulyani, 2016).

2. Jelaskan prinsip dan mekanisme kerja dari buffer asam dan buffer basa!
 Buffer asam
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Larutan ini dapat
dibuat dari asam lemah dan garamnya (yang merupakan basa konjugasi dari
asamnya). Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan
suatu basa kuat, asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran
akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang
bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natrium
hidroksida, kalium hidroksida, barium hidroksida, dan kalsium hidroksida
(Widyamulyani, 2016).
 Buffer basa
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Larutan ini dapat
dibuat dari basa lemah dan garam (yang berasal dari asam kuat). Adapun cara
lainnya yaitu: mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana
NAMA Shafyra Mahdyah Putri
NIM 215100507111015
KELAS R
KELOMPO R4
K
 
basa lemahnya dicampurkan berlebih (Widyamulyani, 2016).

3. Jelaskan fungsi dan mekanisme kerja larutan penyangga karbonat dan fosfat dalam tubuh
manusia!
 Fungsi & mekanisme larutan penyangga karbonat
Darah mempunyai pH yang relatif tetap di sekitar 7,4. Hal ini dimungkinkan karena
adanya sistem penyangga H₂CO₃/HCO. Sehingga meskipun setiap saat darah
kemasukan berbagai zat yang bersifat asam maupun basa akan selalu dapat
dinetralisir pengaruhnya terhadap perubahan pH. Bila darah kemasukan zat yang
bersifat asam, maka ion H+ dari asam tersebut akan bereaksi dengan ion HCO₃.
 Fungsi & mekanisme larutan penyangga fosfat
Cairan intra sel merupakan media penting untuk berlangsungnya reaksi
metabolisme tubuh yang dapat menghasilkan zat-zat yang bersifat asam atau basa.
Adanya zat hasil metabolisme yang berupa asam akan dapat menurunkan harga pH
cairan intra sel, dan sebaliknya bila dihasilkan zat yang bersifat basa akan dapat
menaikkan pH cairan intra sel. Di dalam proses metabolisme tersebut dilibatkan
banyak enzim yang bekerja. Enzim akan bekeja dengan baik pada lingkungan pH
tertentu. Oleh karena itu, pH cairan intra sel harus selalu dijaga agar pH-nya tetap,
sehingga semua enzim akan bekerja dengan baik. Apabila ada satu enzim saja yang
bekerja tidak sempurna, maka akan dapat timbul penyakit metabolik. Sistem
penyangga fosfat (H₂PO₄⁻/HPO4 2⁻) merupakan sistem penyangga yang bekerja
untuk menjaga pH cairan intra sel (Intan Aliya, 2019).

4. Jelaskan fungsi, prinsip kerja, dan mekanisme perubahan warna dari kertas lakmus!
Fungsi dari kertas lakmus adlah untuk mengetahui kadar atau tingkat keasaman ataupun
basa dalam suatu larutan. Larutan asam akan mengubah kertas lakmus biru menjadi merah
dan lakmus merah tetap merah. Sedangkan, larutan basa mengubah kertas lakmus merah
menjadi biru (Lestari, 2016)

5. Jelaskan prinsip kerja dari pH meter!


Prinsip kerja sistem yang akan dirancang ini adalah sensor yang terdiri dari sensor pH
(Glass Electrode) yang berfungsi membaca nilai pH yang terdapat dalam larutan. Sensor
pada sistem otomatis akan bergerak turun apabila pengukuran pH dimulai dan akan
bergerak naik kembali saat pengukuran pH selesai (Risal Arief dkk., 2020).

6. Apa yang dimaksud dengan kapasitas larutan penyangga, jelaskan!


Kapasitas larutan penyangga adalah perubahan keasaman akibat penambahan asam kuat
NAMA Shafyra Mahdyah Putri
NIM 215100507111015
KELAS R
KELOMPO R4
K
 
atau basa kuat sampai mencapai pH tertentu (Krisdianto, 2013).

7. Jelaskan perbedaan buffer asetat dan buffer salmiak, beserta contohnya!


 Buffer Salmiak: Larutan buffer salmiak dibuat dengan mencampurkan NH4Cl
(garam) dengan NH4OH (basa) (Troy, 2006).
 Buffer Asetat Larutan buffer asetat dibuat dengan mencampurkan asam asetat
(CH3COOH) ke dalam larutan garamnya (CH3COONa) (Watson, 2012).

8. Sebutkan rumus perhitungan pH buffer asam dan basa berserta keterangannya!


Campuran asam lemah dengan garam (basa konjugasi)
m ol asam mol asam
[H⁺] = Ka x atau pH = pKa - log
mol garam mol garam

Campuran asam lemah dengan garam (asam konjugasi)


mol asam mol asam
[H⁻] = Kb x atau pH = = pKb - log (Khomarudin, 2010)
mol garam mol garam
NAMA Shafyra Mahdyah Putri
NIM 215100507111015
KELAS R
KELOMPO R4
K
 
B. TINJAUAN BAHAN
1. HCl
Asam klorida merupakan asam kuat yang tidak memiliki warna, memiliki bau seperti
klorin pada konsentrasi tinggi, dan juga bersifat korosif. Asam klorida sangat beracun dan
dapat bereaksi dengan sebagian besar logam yang akan menghasilkan ledakan. Dalam
percobaan ini HCl digunakan untuk menguji perubahan pH pada larutan buffer (Murff,
2012).

2. NaOH
Natrium Hidroksida, atau yang dikenal juga sebagai soda api atau sodium hidroksida
merupakan basa kuat dan padatannya mudah mencair di dalam air, alkohol, etanol dan
gliserol. Dalam percobaan ini NaOH digunakan untuk menguji perubahan pH pada larutan
buffer (Murff, 2012).

3. NaCl
Natrium klorida atau garam dapur merupakan senyawa kimia yang tidak berbau, berwarna
putih, memiliki tingkat osmotik tinggi, dan bersifat elektrolit. Dalam percobaan ini NaCl
digunakan sebagai larutan penguji buffer (Murff, 2012).

4. CH3COONa
Natrium asetat merupakan senyawa garam natrium dari asam asetat. Dalam percobaan ini
natrium asetat dicampur dengan asam asetat untuk membentuk larutan buffer (Murff,
2012).

5. CH3COOH
Asam asetat adalah asam lemah yang tidak berwarna, berbau menyengat, dapat larut dalam
air, dan juga bersifat korosif. Dalam percobaan ini asam asetat dicampur dengan natrium
asetat untuk membentuk buffer (Murff, 2012).
NAMA Shafyra Mahdyah Putri
NIM 215100507111015
KELAS R
KELOMPO R4
K
 

6. NH₃
NH₃ atau amonia merupakan basa lemah yang tidak berwarna, berbau menyengat, dapat
larut dalam air, serta bersifat korosif. Senyawa ini berbahaya jika terhirup langsung. Dalam
percobaan ini amonia dicampur dengan amonium klorida untuk membentuk larutan buffer
(Murff, 2012).

7. NH4Cl
Amonium klorida merupakan senyawa garam yang bersifat asam lemah, berwarna putih,
tidak berbau, tidak dapat terbakar, dan mudah larut dalam air. Senyawa ini merupakan
senyawa yang tidak berbahaya. Dalam percobaan ini amonium klorida dicampur dengan
amonia untuk membentuk larutan buffer (Murff, 2012).
NAMA Shafyra Mahdyah Putri
NIM 215100507111015
KELAS R
KELOMPO R4
K
 
C. DIAGRAM ALIR (1 HALAMAN MAX. 2 DALIR)
a. Kalibrasi pH Meter

Disiapkan pH meter dan larutan pH 7,00; pH 4,01 dan pH 9,21

Dihidupkan alat

Dibilas elektroda dengan aquades

Dikeringkan dengan tisu

Dicelupkan dalam larutan pH 7

Dipilih mode kalibrasi

Ditunggu selama 1-2 menit sampai pembacaan pH stabil

Diangkat dan dibilas elektroda dengan aquades

Dikeringkan dengan tisu

Dilakukan hal yang sama untuk larutan pH 4,01 kemudian larutan pH 9,21

Hasil
NAMA Shafyra Mahdyah Putri
NIM 215100507111015
KELAS R
KELOMPO R4
K
 

b. Pembuatan dan pengujian Larutan Buffer NaCl 0.1 M

Disiapkan 70 mL larutan NaCl 0,1 M

Diukur pH nya (dengan pH meter dan lakmus)

Diambil @20 ml pada gelas 3 beaker

Beker 1 Beker 2 Beker 3

20 ml larutan NaCl 0,1 M 20 ml larutan NaCl 0,1 M 20 ml larutan NaCl 0,1 M

10 ml larutan HCL 10 ml larutan 20 ml larutan


Dicampur 0,01 M Dicampur NaOH 0,01 M Dicampur aquades

Diukur pH nya (dengan pH meter dan lakmus)


NAMA Shafyra Mahdyah Putri
NIM 215100507111015
KELAS R
KELOMPO R4
K
 

Hasil

c. Pembuatan dan pengujian Larutan Buffer CH3COOH 0.1 M dan CH3COONa 0.1 M

35 ml CH₂COOH 0,1 m + 35 ML CH₂COONa 0,1 M

Dicampur

70 ml larutan campuran

Diukur pH nya (dengan pH meter dan lakmus)

Diambil @20 ml pada gelas 3 beaker

Beker 1 Beker 2 Beker 3


NAMA Shafyra Mahdyah Putri
NIM 215100507111015
KELAS R
KELOMPO R4
K
 

10 ml larutan HCL
20 ml larutan campuran 20 ml larutan
20 ml larutan campuran10 ml larutan20 ml larutan campuran
0,01 M NaOH 0,01 M aquades

Dicampur Dicampur Dicampur

Diukur pH nya (dengan pH meter dan lakmus)

Hasil

d. Pembuatan dan pengujian Larutan Buffer NH3 0.1 M dan NH4Cl 0.1 M
35 ml NH₃ 0,1 M + 35 ml NH₄Cl 0,1 M

Dicampur

70 ml larutan campuran

Diukur pH nya (dengan pH meter dan lakmus)

Diambil @20 ml pada gelas 3 beaker

Beker 1 Beker 2 Beker 3

20 ml larutan campuran 20 ml larutan campuran 10 20


ml ml
20 ml larutan campuran
10 ml larutan
larutan HCL
larutan
NaOHaquades
0,010,01
M M
NAMA Shafyra Mahdyah Putri
NIM 215100507111015
KELAS R
KELOMPO R4
K
 

D.
Dicampur Dicampur Dicampur
E.

Diukur pH nya (dengan pH meter dan lakmus)

Hasil
DAFTAR PUSTAKA

Cairns, Donald. 2008. Intisari Kimia Farmasi. Jakarta: EGC


James, Joyce. 2008. Prinsip-Prinsip Sains untuk Keperawatan. Jakarta: Erlangga
Murff, Samuel. J. 2012. Safety and Health Handbook for Cytotoxic Drugs. Maryland: Government
Institutes
Sumardjo, Damin. 2008. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran. Jakarta:
EGC
Tamsuri, Anas. 2008. Klien Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Jakarta: EGC
Watson, David G. 2012. Pharmaceutical Analysis. USA: Elsevier Health Sciences
Risal Arief, Hardianto, Arief Muliawan. 2020. Rancang Bangun pH Meter Otomatis Menggunakan
ATMega16 Dalam Upaya Peningkatan Akurasi Pembacaan pH Larutan Senyawa Kimia. Emitor:
Jurnal Teknik Elektro. 20(1):63-69.
Febriana Tri Kustiarini, Elfi Susanti VH, dan Agung Nugroho C.S. 2019. Penggunaan Tes
Diagnostik Three-tier Test Alasan Terbuka Untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Larutan
Penyangga. Jurnal Pendidikan Kimia. 8(2):171-178.
 

DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN


Pustaka tambahan minimal 2 literatur Bahasa Indonesia dan 1 Literatur Bahasa Inggris. Literatur
berasal dari 10 tahun terakhir (2011). Pustaka tidak diperkenankan berasal dari Blog,
Wikipedia, Website, dan Buku Sekolah. (TULISAN INI DIHAPUS DAN PENULISAN
DAFTAR PUSTAKA HARUS DISESUAIKAN DENGAN KETENTUAN BERLAKU)

Anda mungkin juga menyukai