KIMIA DASAR
LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)
MATERI III
LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)
TUJUAN PRAKTIKUM:
1. Praktikan mampu memahami sifat larutan penyangga (Buffer)
2. Praktikan mampu membuat larutan buffer
3. Praktikan mampu mengatur pH larutan penyangga menggunakan pH meter
A. PRE-LAB (SITASI, MAX. 5 HALAMAN)
1. Jelaskan pengertian dan fungsi dari larutan penyangga!
Larutan penyangga atau disebut juga larutan buffer adalah larutan yang dapat
mempertahankan harga pH. Jadi, harga pH larutan penyangga praktis tidak akan berubah
meskipun ada penambahan sedikit asam, basa, atau pengenceran. Larutan buffer memiliki
komponen asam yang dapat menahan kenaikan pH dan komponen basa yang dapat
menahan penurunan pH. Komponen tersebut merupakan konjugat dari asam basa lemah
penyusun larutan buffer itu sendiri. Dengan demikian, larutan penyangga merupakan
larutan yang dibentuk oleh reaksi suatu asam lemah dengan basa konjugatnya ataupun basa
lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi ini disebut sebagai reaksi asam-basa konjugasi
(Widyamulyani, 2016).
Larutan buffer digunakan secara luas dalam kimia analitis, biokimia, dan bakteriologi, juga
dalam fotografi, industri kulit, dan zat warna. Dalam tiap bidang tersebut, terutama dalam
biokimia dan bakteriologi, diperlukan rentang pH tertentu yang sempit untuk mencapai
hasil optimum. Kerja suatu enzim, tumbuhnya kultur bakteri, dan proses biokimia lainnya
sangat sensitif terhadap perubahan pH (Widyamulyani, 2016).
2. Jelaskan prinsip dan mekanisme kerja dari buffer asam dan buffer basa!
Buffer asam
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Larutan ini dapat
dibuat dari asam lemah dan garamnya (yang merupakan basa konjugasi dari
asamnya). Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan
suatu basa kuat, asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran
akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang
bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natrium
hidroksida, kalium hidroksida, barium hidroksida, dan kalsium hidroksida
(Widyamulyani, 2016).
Buffer basa
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Larutan ini dapat
dibuat dari basa lemah dan garam (yang berasal dari asam kuat). Adapun cara
lainnya yaitu: mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana
NAMA Shafyra Mahdyah Putri
NIM 215100507111015
KELAS R
KELOMPO R4
K
basa lemahnya dicampurkan berlebih (Widyamulyani, 2016).
3. Jelaskan fungsi dan mekanisme kerja larutan penyangga karbonat dan fosfat dalam tubuh
manusia!
Fungsi & mekanisme larutan penyangga karbonat
Darah mempunyai pH yang relatif tetap di sekitar 7,4. Hal ini dimungkinkan karena
adanya sistem penyangga H₂CO₃/HCO. Sehingga meskipun setiap saat darah
kemasukan berbagai zat yang bersifat asam maupun basa akan selalu dapat
dinetralisir pengaruhnya terhadap perubahan pH. Bila darah kemasukan zat yang
bersifat asam, maka ion H+ dari asam tersebut akan bereaksi dengan ion HCO₃.
Fungsi & mekanisme larutan penyangga fosfat
Cairan intra sel merupakan media penting untuk berlangsungnya reaksi
metabolisme tubuh yang dapat menghasilkan zat-zat yang bersifat asam atau basa.
Adanya zat hasil metabolisme yang berupa asam akan dapat menurunkan harga pH
cairan intra sel, dan sebaliknya bila dihasilkan zat yang bersifat basa akan dapat
menaikkan pH cairan intra sel. Di dalam proses metabolisme tersebut dilibatkan
banyak enzim yang bekerja. Enzim akan bekeja dengan baik pada lingkungan pH
tertentu. Oleh karena itu, pH cairan intra sel harus selalu dijaga agar pH-nya tetap,
sehingga semua enzim akan bekerja dengan baik. Apabila ada satu enzim saja yang
bekerja tidak sempurna, maka akan dapat timbul penyakit metabolik. Sistem
penyangga fosfat (H₂PO₄⁻/HPO4 2⁻) merupakan sistem penyangga yang bekerja
untuk menjaga pH cairan intra sel (Intan Aliya, 2019).
4. Jelaskan fungsi, prinsip kerja, dan mekanisme perubahan warna dari kertas lakmus!
Fungsi dari kertas lakmus adlah untuk mengetahui kadar atau tingkat keasaman ataupun
basa dalam suatu larutan. Larutan asam akan mengubah kertas lakmus biru menjadi merah
dan lakmus merah tetap merah. Sedangkan, larutan basa mengubah kertas lakmus merah
menjadi biru (Lestari, 2016)
2. NaOH
Natrium Hidroksida, atau yang dikenal juga sebagai soda api atau sodium hidroksida
merupakan basa kuat dan padatannya mudah mencair di dalam air, alkohol, etanol dan
gliserol. Dalam percobaan ini NaOH digunakan untuk menguji perubahan pH pada larutan
buffer (Murff, 2012).
3. NaCl
Natrium klorida atau garam dapur merupakan senyawa kimia yang tidak berbau, berwarna
putih, memiliki tingkat osmotik tinggi, dan bersifat elektrolit. Dalam percobaan ini NaCl
digunakan sebagai larutan penguji buffer (Murff, 2012).
4. CH3COONa
Natrium asetat merupakan senyawa garam natrium dari asam asetat. Dalam percobaan ini
natrium asetat dicampur dengan asam asetat untuk membentuk larutan buffer (Murff,
2012).
5. CH3COOH
Asam asetat adalah asam lemah yang tidak berwarna, berbau menyengat, dapat larut dalam
air, dan juga bersifat korosif. Dalam percobaan ini asam asetat dicampur dengan natrium
asetat untuk membentuk buffer (Murff, 2012).
NAMA Shafyra Mahdyah Putri
NIM 215100507111015
KELAS R
KELOMPO R4
K
6. NH₃
NH₃ atau amonia merupakan basa lemah yang tidak berwarna, berbau menyengat, dapat
larut dalam air, serta bersifat korosif. Senyawa ini berbahaya jika terhirup langsung. Dalam
percobaan ini amonia dicampur dengan amonium klorida untuk membentuk larutan buffer
(Murff, 2012).
7. NH4Cl
Amonium klorida merupakan senyawa garam yang bersifat asam lemah, berwarna putih,
tidak berbau, tidak dapat terbakar, dan mudah larut dalam air. Senyawa ini merupakan
senyawa yang tidak berbahaya. Dalam percobaan ini amonium klorida dicampur dengan
amonia untuk membentuk larutan buffer (Murff, 2012).
NAMA Shafyra Mahdyah Putri
NIM 215100507111015
KELAS R
KELOMPO R4
K
C. DIAGRAM ALIR (1 HALAMAN MAX. 2 DALIR)
a. Kalibrasi pH Meter
Dihidupkan alat
Dilakukan hal yang sama untuk larutan pH 4,01 kemudian larutan pH 9,21
Hasil
NAMA Shafyra Mahdyah Putri
NIM 215100507111015
KELAS R
KELOMPO R4
K
Hasil
c. Pembuatan dan pengujian Larutan Buffer CH3COOH 0.1 M dan CH3COONa 0.1 M
Dicampur
70 ml larutan campuran
10 ml larutan HCL
20 ml larutan campuran 20 ml larutan
20 ml larutan campuran10 ml larutan20 ml larutan campuran
0,01 M NaOH 0,01 M aquades
Hasil
d. Pembuatan dan pengujian Larutan Buffer NH3 0.1 M dan NH4Cl 0.1 M
35 ml NH₃ 0,1 M + 35 ml NH₄Cl 0,1 M
Dicampur
70 ml larutan campuran
D.
Dicampur Dicampur Dicampur
E.
Hasil
DAFTAR PUSTAKA