Anda di halaman 1dari 17

NAMA Nurul Hikmah Adieb

NIM 215100501111032
KELAS R
KELOMPOK R3

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR
PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN

NAMA : Nurul Hikmah Adieb


NIM : 215100501111032
KELAS :R
KELOMPOK : R3
ASISTEN : Cahyaningrum Putri Ardiani

JURUSAN THP (TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN)


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
NAMA Nurul Hikmah Adieb
NIM 215100501111032
KELAS R
KELOMPOK R3

MATERI 2
PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN
TUJUAN
● Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu
● Mengencerkan larutan dengan konsentrasi tertentu

1. PRE-LAB
1. Jelaskan pengertian larutan beserta prinsip dalam pembuatan larutan!
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen yang terdiri dari dua zat atau lebih. Komposisi
larutan bervariasi. Terdapat 2 komponen pada larutan yaitu zat pelarut yang jumlahnya lebih
banyak dan zat terlarut yang jumlahnya lebih sedikit. Larutan dapat berada dalam fase cair, padat,
atau gas. Pada prinsipnya, pembuatan larutan haruslah memperhatikan massa zat terlarut, volume,
dan konsentrasi yang diinginkan, karena hal ini yang akan menentukan larutan pekat atau encer.
(Chang and Jason, 2019).

2. Jelaskan sifat larutan dan komponen penyusun larutan!


Sifat koligatif larutan adalah suatu sifat yang bergantung pada jumlah partikel zat terlarutnya.
Sifat koligatif tidak bergantung pada sifat partikel zat terlarut. Sifat koligatif meliputi tekanan uap,
kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik (Chang and Jason, 2019).
Terdapat 2 komponen penyusun larutan yaitu zat terlarut dan zat pelarut. Zat terlarut yang
jumlahnya lebih sedikit dan zat pelarut yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat yang lain
(Putri dkk., 2017).

3. Jelaskan prinsip pengenceran dan tuliskan rumus pengenceran pada larutan!


Pengenceran adalah proses membuat larutan yang lebih encer daripada larutan pekat yang
sebelumnya dengan menambahkan pelarut ke dalam larutan. Hasil akhir pengenceran meiliki
volume lebih besar dengan jumlah mol yang sama. Rumus pengenceran larutan adalah
M1V1=M2V2 (Widyaningsih dkk., 2017).

(Chang and Jason, 2019)


NAMA Nurul Hikmah Adieb
NIM 215100501111032
KELAS R
KELOMPOK R3

4. Jelaskan pengenceran dari larutan pekatnya pada larutan H2SO4!


H2SO4 bersifat eksotermis sehingga dalam pengenceran akan berbahaya apabila terjadi pelepasan
panas. H2SO4 pekat harus ditambahkan ke dalam air dan bukan sebaliknya agar panas hilang
dengan aman. Air memiliki massa jenis lebih kecil daripada asam sulfat sehingga ketika air
ditambahkan ke asam sulfat akan cenderung mengapung. Air akan mendidih dan dan bereaksi
dengan keras (Lestari dkk., 2013).

5. Jelaskan pembuatan larutan dari padatan murni!


Prosedur pembuatan larutan dari padatan murni memerlukan pelarut dan padatan. Tentukan
konsentrasi larutan yang diinginkan. Menimbang padatan sesuai secara akurat lalu dipindahkan
ke labu ukur lalu dilarutkan dengan aquades secukupnya. Goyangkan secara perlahan agar padatan
terlarut. Setelah padatan terlarut, beri aquades secara perlahan hingga menyentuh tanda batas pada
leher labu ukur (Chang and Jason, 2019).
NAMA Nurul Hikmah Adieb
NIM 215100501111032
KELAS R
KELOMPOK R3

2. Tinjauan Pustaka
1. Jelaskan Pengertian Konsentrasi
Konsentrasi adalah cara untuk menyatakan perbandingan antara jumlah zat terlarut terhadap
pelarutnya. Terdapat banyak cara untuk menyatakan konsentrasi mulai dari fraksi mol, molaritas,
normalitas, molalitas, dsb. Namun, satuan yang paling sering digunakan adalah molaritas (Putri
dkk., 2017).

2. Jelaskan Perbedaan dari Molaritas, Normalitas, dan Fraksi Mol serta tuliskan rumusnya!
Molaritas adalah jumlah dari mol zat terlarut yang terdapat dalam 1 Liter larutan. Satuan molaritas
𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
adalah mol/L. 𝑀𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝑀) = (Chang and Jason, 2019).
𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛

Normalitas adalah jumlah dari mol zat ekivalen yang ada dalam 1 Liter larutan. Satuan molaritas
𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛
adalah mol ekivalen/L. 𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝑁) = (Rusman dkk., 2018).
𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛

Fraksi mol adalah perbandingan jumlah mol suatu zat dengan keseluruhan komponen yang ada
larutan. Fraksi mol tidak memiliki satuan karena merupakan hasil bagi dari dua besaran sejenis.
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑙 𝐴
𝐹𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑚𝑜𝑙 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 𝐴 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑙 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 (Chang and Jason, 2019).

3. NaCl
Nama bahan natrium klorida dengan rumus molekul NaCl. Sering disebut garam dapur.
Perbandingan ion natrium dan ion klorida 1:1. Massa molar 58,44 g/mol. NaCl merupakan jenis
garam yang paling banyak ditemukan di laut dan cairan ekstraseluler pada banyak organisme
multiseluler (Syarief dan Ade, 2020).

4. H2SO4
Nama bahan asam sulfat atau sulfuric acid. Menurut Lestari dkk. (2013) asam sulfat dengan
konsentrasi tinggi merupakan cairan berminyak dan tidak berwarna. Asam sulfat bereaksi kuat
dengan air. Asam sulfat bersifat sangat korosif oleh karena pembawa sifat asamnya yaitu ion H+.
Bila ada sumber api uapnya berbahaya. Bahan mudah terbakar apabila kontak dengan bahan yang
mudah terbakar. Jika terbakar jangan padamkan dengan api. Asam sulfat juga bereaksi kuat dengan
air. Jika membuat larutan dengan asam sulfat, selalu tambahkan asam sulfat ke dalam air (Hartutik,
2012).
NAMA Nurul Hikmah Adieb
NIM 215100501111032
KELAS R
KELOMPOK R3

5. Etanol 96%
Nama bahan ethanol atau etanol. Memiliki rumus kimia C₂H₅OH dan bentuknya cair. Sifatnya
mudah terbakar. Etanol dapat menyebabkan kebakaran dan iritasi serius pada mata. Jika terhirup
oleh korban, bawa ke tempat dengan udara segar. Jika kontak langsung dengan kulit, maka cuci
dengan air bersih dan sabun. Jika kontak dengan mata, segera bilas dengan air bersih. Jika tertelan
maka beri minum dengan air yang banyak atau beri norit. Simpan bahan di ruangan yang
berventilasi, hindarkan dari sumber api dan reaksi eksplosif dengan oksidator, asam sulfat, asam
nitrat, ammonia, hidrasin, dan sebagainya (Napitupulu, 2018).
6. HCl 32%
Nama bahan chloric acid atau asam klorida. Berbentuk cair dan merupakan asam kuat. Bersifat
korosif. Uap yang dihasilkan dapat menyebabkan iritasi pada membran mukosa, dan kulit. Karena
hidrogen merupakan unsur yang dapat kontak dengan logam, jauhkan HCl dari agen oksidator. Jika
kontak langsung dengan kulit dapat menyebabkan luka bakar. Dalam konsentrasi tinggi, lakukan
eksperimen pada lemari asam (Hartutik, 2012).

7. Aquades
Aquades adalah air hasil penyulingan yang memiliki rumus kimia permanen H₂O. Aquades adalah
air murni tanpa kontaminasi biologis, organik, anorganik, logam berat dan gas. Air ini tidak
memiliki kandungan mineral (Arif et al., 2020).

8. Sebutkan dan Jelaskan aplikasi larutan dalam teknologi pertanian!


Aplikasi larutan dalam teknologi pertanian sangatlah beragam. Salah satu contohnya adalah larutan
AB mix. Larutan AB mix merupakan sumber nutrisi bagi tanaman hidroponik. Konsentrasi larutan
AB mix mempengaruhi laju pertumbuhan tanaman hidroponik. Semakin pekat larutan yang
diberikan, maka laju pertumbuhan tanaman hidroponik juga semakin tinggi. Semakin encer larutan,
maka laju pertumbuhan semakin rendah (Furoidah, 2018).
NAMA Nurul Hikmah Adieb
NIM 215100501111032
KELAS R
KELOMPOK R3

3. Diagram Alir
1. Pembuatan 100 ml larutan NaCl 0.1 M

2. Pembuatan 100 mL larutan NaCl 100 ppm

3. Pembuatan 100 mL larutan gula 5% (b/v)


NAMA Nurul Hikmah Adieb
NIM 215100501111032
KELAS R
KELOMPOK R3

4. Pengenceran 100 mL larutan etanol 10% dari etanol 96% (v/v)


NAMA Nurul Hikmah Adieb
NIM 215100501111032
KELAS R
KELOMPOK R3

5. Pengenceran 100 ml larutan HCl 0.1 M dari larutan HCl 32%


NAMA Nurul Hikmah Adieb
NIM 215100501111032
KELAS R
KELOMPOK R3

4. Data Hasil Praktikum (DHP)

Solute (zat terlarut) / Solven (pelarut) / satuan


Larutan Konsentrasi
satuan (g/ml) (g/ml)

0.1 M 0.585 g 100 mL


NaCl
100 ppm 0.01 g 100 mL
Gula 5% 5g 100 mL
Etanol 10% 10.4 mL 89.6 mL
HCl 0.1 M 0.96 mL 99.04 mL

5. ANALISIS PROSEDUR

1. Jelaskan bagaimana cara membuat larutan dari bahan serbuk/padatan, yaitu 100 ml larutan
NaCl 0.1 M!
Hitung terlebih dahulu berat padatan NaCl yang diperlukan. Ditemukan berat padatan
NaCl yang diperlukan yaitu 0.585 gram. Letakkan padatan NaCl di atas gelas arloji lalu
timbang pada timbangan analitik sebesar 0.585 gram. Pindahkan padatan NaCl ke dalam
gelas beaker dengan menyemprotkan aquades ke gelas arloji agar tidak ada padatan yang
tersisa. Aduk menggunakan spatula hingga padatan NaCl terlarut. Pindahkan larutan NaCl
ke dalam labu ukur 100 mL, tentunya dengan bantuan corong gelas agar tidak berceceran.
Tambahkan aquades ke dalam labu ukur hingga mendekati tanda batas. Gunakan pipet tetes
untuk membantu memindahkan aquades agar tidak melewati tanda batas. Karena larutan
NaCl merupakan larutan bening, maka diukur menggunakan meniskus bawah atau cekung.
Terakhir, homogenkan larutan dengan cara membolak-balik labu ukur sebanyak 10 kali.

2. Jelaskan bagaimana cara membuat larutan dari larutan pekatnya, yaitu 100 ml larutan etanol
10% (v/v)!
Disini, untuk membuat larutan etanol 10%, kita menggunakan etanol 96%. Pertama
tentu hitung dulu berapa mL larutan etanol 96% yang kita butuhkan. Hitung menggunakan
rumus pengenceran. Setelah itu didapatkan volume etanol 96% yang kita butuhkan adalah
10.4 mL. Ambil larutan 10 mL etanol 96% dengan menggunakan pipet ukur 10 mL dan
sisanya menggunakan pipet ukur 1 mL. Setelah itu, masukkan larutan etanol 96% ke dalam
labu ukur 100 mL. Tambahkan aquades ke dalam labu ukur hingga mendekati tanda batas.
Gunakan pipet tetes, untuk membantu memindahkan larutan dan perhatikan apakah sudah
mencapai tanda batas. Karena larutan etanol merupakan larutan bening, maka diukur
menggunakan meniskus bawah atau cekung. Terakhir, homogenkan larutan dengan cara
membolak-balik labu ukur sebanyak 10 kali.
NAMA Nurul Hikmah Adieb
NIM 215100501111032
KELAS R
KELOMPOK R3

3. Jelaskan bagaimana cara pembuatan 100 ml larutan HCl 0.1 M dari larutan HCl 32%!
Langkah pertama, karena konsentrasi HCl dalam bentuk persen, konversikan terlebih
dahulu konsentrasi HCl 32% ke dalam bentuk molaritas. Kedua, tentulah menghitung
berapa mL larutan HCl yang dibutuhkan menggunakan rumus pengenceran. Karena HCl
bersifat panas dan dapat mengakibatkan labu ukur pecah, masukkan aquades secukupnya
terlebih dahulu ke dalam labu ukur 100 mL. Setelah, itu ambil larutan HCl sebanyak 0.96
mL menggunakan pipet ukur. Perhatikan meniskus cekung pada pipet ukur karena HCl
merupakan larutan bening. Masukkan HCl 0.96 mL ke dalam labu ukur. Tambahkan
aquades hingga mendekati tanda batas. Gunakan pipet tetes, untuk membantu
memindahkan larutan dan perhatikan apakah sudah mencapai meniskus cekung untuk
memastikan tanda batas. Terakhir, homogenkan larutan dengan cara membolak-balik labu
ukur sebanyak 10 kali.

4. Bagaimana cara mengukur volume bahan cair dengan menggunakan gelas ukur?
Pindahkan bahan cair ke dalam labu ukur dengan menggunakan pipet ukur atau pipet
tetes. Jika larutan merupakan larutan bening atau tidak berwarna, maka gunakan meniskus
bawah. Jika larutan berwarna dan pekat, gunakan meniskus atas karena meniskus bawah
tidak terlihat.

5. Mengapa cara menghomogenisasi larutan pada labu ukur harus di bolak-balik?


Ketika menghomogenisasi larutan labu ukur harus dibolak-balik agar pelarut dan zat
terlarut tercampur sempurna. Karena zat terlarut dimasukkan terlebih dahulu ke dalam labu
ukur sehingga zat terlarut ada di bawah. Agar merata maka labu ukur dibolak-balik
sehingga zat terlarut yang sebelumnya ada di bawah bisa bercampur dengan pelarut dan
didapatkan larutan yang homogen.
NAMA Nurul Hikmah Adieb
NIM 215100501111032
KELAS R
KELOMPOK R3

6. Pertanyaan

1. Bagaimana cara melakukan kalibrasi timbangan analitik sebelum digunakan untuk


menimbang bahan padat?
Neraca analitik digunakan sebagai alat ukur untuk menimbang massa. Kalibrasi
merupakan kegiatan yang dilakukan agar kebenaran konvensional dari nilai yang
ditunjukkan alat ukur agar sesuai dengan standar nasional maupun internasional. Neraca
analitik sangatlah senstif terhadap gaya dari luar seperti suhu, tekanan udara, dan
kemiringan peletakan alat. Oleh karena itu sebelum menggunakan neraca analitik perlu ada
kalibrasi. Pertama, perhatikan peletakan alat dan pastikan waterpass pada posisi yang
seimbang. Pastikan timbangan analitik terbebas dari kotoran. Terakhir, jangan buka kaca
terlalu lebar, agar timbangan tidak terpengaruh dengan tekanan udara. Tutup kaca ketika
menimbang (Sholihah, 2016)

2. Apa perbedaan satuan konsentrasi dalam molar (M), normal (N), %(b/v), %(v/v), %(b/b),
ppm,dan ppb!
Molaritas merupakan jumlah mol solut yang ada pada satu liter larutan. Satuan
molaritas adalah g/L. Normalitas adalah jumlah mol zat ekuivalen yang ada dalam satu liter
larutan. Satuan normalitas adalah eq/L. %(b/v) adalah persentase berat zat terlarut dalam
setiap 100 mL larutan. %(v/v) adalah persentase volume zat terlarut yang ada pada 100 mL
larutan. %(b/b) merupakan persentase dari massa zat terlarut pada setiap 100 gram larutan.
Part per million (ppm) didefinisikan sebagai bagian zat terlarut yang ada pada satu juta
bagian atau volume. Satuan ppm adalah mg/L atau mg/kg. Part per billion (ppb)
didefinisikan sebagai bagian zat terlarut yang ada pada satu miliar bagian atau volume.
Satuan ppb adalah μg/L atau μg/kg (Zumdahl, 2013).

3. Mengapa apabila ingin mengencerkan H2SO4 pekat, maka harus menambahkan H2SO4 ke
dalam aquades, bukan sebaliknya?
H2SO4 bersifat eksoterm sehingga dalam pengenceran akan berbahaya apabila terjadi
pelepasan panas. H2SO4 pekat harus ditambahkan ke dalam air dan bukan sebaliknya agar
panas hilang dengan aman. Air memiliki massa jenis lebih kecil daripada asam sulfat
sehingga ketika air ditambahkan ke asam sulfat akan cenderung mengapung. Air akan
mendidih dan dan bereaksi dengan keras. Panas yang dihasilkan H2SO4 juga dapat membuat
glassware tidak tahan panas seperti labu ukur pecah. (Lestari dkk., 2013)

4. Jelaskan hal apa saja yang harus diperhatikan dalam pembuatan dan pengenceran larutan!
Dalam pembuatan larutan dari padatan harus diperhatikan jumlah gram zat yang akan
digunakan. Selisih sedikit saja, maka konsentrasinya akan berbeda. Jika menggunakan
padatan dalam jumlah sedikit maka padatan yang ditambahkan ke dalam aquades. Jika
padatan yang digunakan dalam jumlah banyak maka aquades lah yang ditambahkan ke
padatan. Selanjutnya untuk pengenceran larutan dari larutan pekatnya. Jika larutan bersifat
NAMA Nurul Hikmah Adieb
NIM 215100501111032
KELAS R
KELOMPOK R3

eksoterm, maka perlu diperhatikan agar pelepasan panas terjadi secara aman tambahkan
larutan pekat ke dalam aquades dan bukan sebaliknya. Untuk larutan lainnya, aquades yang
ditambahkan ke dalam larutan pekat (Buwono dkk., 2020).

5. Mengapa perlu melakukan perhitungan konsentrasi senyawa sebelum membuat larutan?


Sebelum membuat larutan, kita harus menetukan berapa konsentrasi larutan yang kita
buat. Tentu kita harus menghitung berapa gram padatan atau berapa mL larutan pekat yang
kita butuhkan. Dilakukan perhitungan agar hasil dapat seperti yang kita inginkan.
Perbedaan konsentrasi larutan akan mempengaruhi hasil dari penelitian kita. Hasil
eksperimen kita valid atau tidak juga ditentukan oleh hal ini (Chang and Jason, 2019).
NAMA Nurul Hikmah Adieb
NIM 215100501111032
KELAS R
KELOMPOK R3

7. Hasil dan Perhitungan

1. Berapa berat NaCl yang diperlukan untuk membuat 100 mL larutan NaCl 0.1 M?
Diketahui:
V NaCl = 100 mL M NaCl = 0.1 M Mr NaCl = 58.5
Ditanya: massa NaCl?

Jawab:
𝑔 1000
𝑀 = 𝑥
𝑀𝑟 𝑉
𝑔 1000
0,1 = 𝑥
𝑀𝑟 100
𝑔 = 0.585 𝑔𝑟𝑎𝑚
Jadi, massa NaCl yang diperlukan untuk membuat 100 mL larutan NaCl 0.1 M yaitu 0.585
gram.

2. Berapa berat NaCl yang diperlukan untuk membuat 100 mL larutan NaCl 100 ppm?
Diketahui:
V NaCl = 100 mL = 0.1 L
ppm NaCl = 100 ppm
Ditanya: massa NaCl?

Jawab:
berat zat terlarut (mg)
ppm=
Volume larutan (L)
berat zat terlarut (mg)
100 = 0.1
berat zat terlarut = 10 mg = 0.01 g

Jadi, massa NaCl yang dibutuhkan untuk membuat 100 mL larutan NaCl 100 ppm yaitu 10
mg atau 0.01 gram.

3. Berapa volume etanol yang diperlukan untuk membuat 100 mL larutan etanol 10 % (v/v) (dari
larutan etanol 96%)?
Diketahui;
M1 = 96%
M2 = 10%
V2 = 100 mL
Ditanya: V1?
Jawab:
M1 x V1 = M2 x V2
96 x V1 = 10 x 100
V1 = 10.416 mL ≈ 10.4 mL
Jadi, volume etanol yang diperlukan untuk membuat 100 mL larutan etanol 10% (v/v) yaitu
10.4 mL.
NAMA Nurul Hikmah Adieb
NIM 215100501111032
KELAS R
KELOMPOK R3

4. Berapa berat gula yang diperlukan untuk membuat 100 mL larutan gula 5 % (b/v)?
Diketahui;
V gula = 100 mL
% (b/v) = 5%
Ditanya: massa gula?
Jawab:
berat zat terlarut (g)
% (b/v) = 100 ml
berat zat terlarut
5% = x 100%
100
berat zat terlarut = 5 g
Jadi, massa gula yang dibutuhkan untuk membuat 100 mL larutan gula 5% (b/v) yaitu 5
gram.

5. Berapa volume HCl yang diperlukan untuk membuat 100 mL larutan HCl 0.1 M dari larutan
HCl 32%?
Diketahui;
V NaCl = 100 mL = 0.1 L
ppm NaCl = 100 ppm
Ditanya: massa NaCl?
Jawab:
% x 10 x ρ
M= Mr
32 x 10 x 1.19
M= x
36.5
M = 10.43 M

M1 x V1 = M2 x V2
100 x 0.1 = 10.43 x V2
V2 = 0.96 mL
Jadi, volume HCl yang diperlukan untuk membuat 100 ml larutan HCl 0.1 M dari larutan
HCl 32% yaitu 0.96 mL.
NAMA Nurul Hikmah Adieb
NIM 215100501111032
KELAS R
KELOMPOK R3

8. Kesimpulan
Praktikum pembuatan dan pengenceran larutan ini bertujuan agar praktikan dapat membuat
dan mengencerkan larutan dengan konsentrasi tertentu. Prinsip pembuatan larutan adalah
dengan mencampurkan solute dan solven agar homogen. Pengenceran adalah proses pembuatan
larutan yang lebih encer dengan menambahkan pelarut dengan volume tertentu ke larutan yang
lebih pekat. Untuk larutan eksotermis, larutan yang ditambahkan ke dalam aquades agar
pelepasan panas dapat terjadi dengan aman.
Untuk membuat larutan NaCl 0.1 M sebanyak 100 mL, diperlukan 0.585 gram padatan
NaCl. Untuk mendapatkan 100 mL larutan NaCl 100 ppm, dibutuhkan 0.01 gram padatan NaCl.
Untuk membuat larutan gula 5% sebanyak 100 mL dibutuhkan 5 gram gula. Untuk membuat
100 mL larutan etanol 10% dari etanol 96%, dibutuhkan 10.4 mL larutan etanol 96%. Terakhir,
volume HCl 32% yang diperlukan untuk membuat 100 mL larutan HCl 0.1 M adalah 0.96 mL.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Ridha Rasyida, Otty Ratna Wahjuni, Eha Renwi Astuti. 2020. Growth of Streptococcus mutans
in developer solutions with water supply and aquadest solvents. Eurasian Journal of Bio
Sciences. 4(2): 3809-3813
Chang, Raymond, Jason Overby. 2019. Chemistry. New York: McGraw-Hill Education
Furoidah, Nanik. 2018. Efektivitas Penggunaan AB Mix terhadap Pertumbuhan Beberapa Varietas
Sawi (Brassica sp.). Universitas Sebelas Maret Surakarta Fakultas Pertanian UNS: Jurnal
System. 2(1): 239-246
Hartutik. 2012. Metode Analisis Mutu Pakan. Malang: Universitas Brawijaya Press
Lestari, Diyah Erlina, Setyo Budi Utomo, Harsono, dkk. 2013. Evaluasi Pengoperasian Sistem Injeksi
Bahan Kimia Pengendali pH (Paq03) pada Sistem Pendingin Sekunder Reaktor RSG-GAS.
Prosiding Seminar Nasional Teknologi dan Aplikasi Reaktor Nuklir PRSG: 200-206
Napitupulu, Veronika. 2018. Implementasi Material Safety Data Sheet (MSDS) pada Pekerja di PT.
Perkebunan Nusantara V Tanah Putih Kabupaten Rokan Hilir Riau. Skripsi. Medan: Universitas
Sumatera Utara
Putri, Laili Mei Ari, Trapsilo Prihandono, dan Bambang Supriadi. 2017. Pengaruh Konsentrasi
Larutan terhadap Laju Kenaikan Suhu Larutan. Jurnal Pembelajaran Fisika. 6 (2): 147-153.
Rusman, Ratu Fazlia Inda Rahmayani, Mukhlis. 2018. Buku Ajar Kimia Larutan. Banda Aceh: Syiah
Kuala University Press.
Syarief, Akhmad, dan Ade Azhari Ramatuloh. 2020. Pengaruh Udara dan Perendaman Larutan NaCl
terhadap Laju Korosi pada Lasan Baja S45C. Scientific Journal of Mechanical Engineering
Kinematika. 5 (1): 67-74
Widyaningsih, Inawati, dan Tjandra L. 2017. Kandungan Xanton dalam Ekstrak Kulit Manggis
dengan Pelarut Etanol Absolut. Jurnal Ilmiah Pendidikan Eksakta. 3(2): 225-234
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN
Buwono, Haris P., Satrowo A., A. Faizin, dkk. 2020. Kimia Teknik untuk Teknisi Pesawat Udara.
Yogyakarta: Deepublish
Sholihah, F. M. 2016. Teknik Kalibrasi Timbangan Elektronik Menggunakan Metode CSIRO. Jurnal
Ilmiah Teknosains. Vol. 2(2): 126-13
Zumdahl, Steven and Susan A. Z. 2013. Chemistry Ed. 9. Belmont: Brooks / Cole Cengage Learning

Anda mungkin juga menyukai