NIM 195100300111007
Kelas C
Kelompok C-1
LAPORAN PRAKTIKUM
Praktikum 4. Pengamatan Jaringan Tanaman
1. Gambarkan hasil pengamatan preparat sel Tanaman dan beri keterangan bagian-
bagiannya secara lengkap
Data Literatur
1) Sel parenkim pada kulit pisang Keterangan:
- Perbesaran 100x
- Berbentuk segi
enam
- Terdapat banyak
kloroplas
- Susunan selnya
tidak terlalu rapat
- Vakuola banyak
(Wulansari, 2016)
2. Jelaskan perbedaan sel parenkim, sklerenkim dan kolenkim pada tanaman hasil
pengamatan!
Berdasarkan data hasil pengamatan, jaringan sel parenkim pada kulit pisang
didapatkan ciri-ciri seperti berikut, sel parenkimnya berbentuk segi enam, banyak
terdapat kloroplas, susunan selnya tidak terlalu rapat dan terdapat banyak vakuola,
sesuai dengan literatur. Sementara itu untuk pengamatan pada sel kolenkim pada
tangkai sledri didapatka ciri-ciri sebagai berikut yaitu, jaringannya kuat dan kokoh,
terjadi penebalan di ujungnya, terdiri atas sel-sel mati dan terjadi penebalan pada
selulosa, hal ini telah sesuai dengan ciri-ciri yang terdapat pada literatut. Kemudian
pada pengamatan pada sel jaringan sklerenkim pada tangkai waru terlihat jaringan
yang memiliki ciri-ciri yaitu, mengalami penebalan di seluruh sisi, jaringannya kuat
dan kokoh serta terdiri dari sel-sel mati, hail yang didapat tersebut telah sesuai
dengan yang ada pada literatur, Lalu yang terakhir pada saat pengamatan stomata
dau Rhoeo discolour didapatkan ciri-ciri bahwa susunan jaringannya rapat dan
terletak pada bagian terluar, hal tersebut telah sesuain dengan yang ada pada
literatur. Sel parenkim, skelerenkim dan kolenkim memiliki bentuk, struktur, dan
fungsi yang berbeda-beda. Berdasarkan literatur, sel jaringan parenkim merupakan
jaringan dasar karena hampir terdapat di setiap bagian tumbuhan. Jaringan parenkim
memiliki susunan yang tidak rapat dan memiliki bebrapa fungsi yakni, sebagai
penyimpan cadangan makanan dan air, tempat terjadinya fotosintes dan
pengangkutan makan. Sel jaringan kolenkim adalah jaringan penyokong pada organ
tubuh muda yang tersusun atas sel-sel berprotoplas dan selnya bersifat elastik serta
bentuknya memanjang. Jaringan kolenkim hanya mengalami penebalan pada ujung
saja serta jaringannya memiliki sifat kuat dan kokoh karena berfungsi sebagai
jaringan penyokong. Sedangkan sel skelerenkim adalah jaringan yang hanya
terdapat pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengalami pertumbuhan dan
perkembangan atau organ yang telah tetap. Skrelenkim tidak mengandung protoplas
sehingga sel-selnya mati, dinding selnya tebal karena berlangsung penebalan
sekunder atau mengalami penebalan di selluruh sisi yang terdiri atas zat lignin.
Fungsi dari jaringan skelerenkim adalah alat penyokong yang melindungi dan
menguatkan bagian dalam sel, memberikan kekuatan mekanik ke tubuh makanan
(Karl,2009).
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi penebalan sel kolenkim? Jelaskan mengapa
demikian!
Faktor-faktor yang mempengaruhi penebalan sel kolenkim antara lain:
1. Umur
Umur tanaman sangat berpengaruh terhadap penebalan sel kolenkim. Hal
ini dikarenakan tanaman yang sudah tua, sel kolenkimnya pun juga ikut
menua. Hal ini akan menyebabkan sel kolenkimnya semakin keras akibat dari
terlalu banyak mengalami penebalan (Mastuti, 2017).
2. Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan juga akan mempengaruhi penebalan sel kolenkim. Hal
ini juga termasuk pengaruh iklim, semakin bagus iklim dan cuacanya, maka
sel kolenkim akan semakin sering mengalami penebalan. Kemudian karena
sering mengalami penebalan, sel kolenkimnya akan menjadi keras (Mastuti,
Nama Mifda Lurigustitah A.
NIM 195100300111007
Kelas C
Kelompok C-1
2017).
3. Nutrisi
Nutrisi sangat diperlukan dalam banyak hal terutama untuk pertumbuhan
suatu tanaman, baik itu pertumbuhan sel, jaringan ataupun organ tanaman.
Nutrisi yang cukup akan mempercepat pertumbuhan, begitu juga dengan
penebalan sel kolenkim. Ketika sel kolenkim terpenuhi nutrisinya, maka akan
semakin cepat pula penebalan pada sel kolenkim (Mastuti, 2017).
4. Kondisi genetik
Kondisi genetik suatu sel dari induk juga dapat mempengaruhi penebalan
sel kolenkim. Kondisi genetik merupakan bawaan suatu sel tanaman dari
lahir. Jika suatu tanaman memiliki induk yang sel kolenkimnya tebal makan
sifat tersebut akan diturunkan ke anaknya, begitu juga sebaliknya (Mastuti,
2017).
5. Konsentrasi selulosa dan pektin
Selulosa dan pektin merupakan zat yang dapat meningkatkan kekuatan
jaringan atau organ. Konsentrasi selulosa dan pektin yang tinggi
mengakibatkan sel kolenkim mengalami penebalan. Selain itu, dengan
adanya penebalan selulosa dan pektin juga dapat membuat jaringan atau
organ menjadi lentur (Mastuti, 2017).
6. Suhu
Suhu dapat mempengaruhi pertumbuhan suatu sel, begitu pula dengan
sel kolenkim. Sel kolenkim dapat tumbuh dan menebal ketika suhunya
optimum. Selain itu, suhu optimum juga akan mempercepat pertumbuhan
selkolenkimkarena konsentrasi lignin bertambah ketika suhu optimum
(Mastuti, 2017).
(Advinda, 2018)
a. Mekanisme terbukanya stomata
Membuka maupun menutupnya stomata terjadi karena perubahan turgor sel
penutup. Tekanan turgor terbentuk karena adanya aliran air dari sel-sel sekitar.
Masuknya air secara osmotik ke sel penutup akan membuat stomata membuka.
Mekanismenya yaitu ketika proses fotosintesis terjadi, kadar CO 2 dalam sel akan
menurun, karena sebagian CO2 direduksi menjadi CH2O. Peristiwa reduksi ini
Nama Mifda Lurigustitah A.
NIM 195100300111007
Kelas C
Kelompok C-1
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pertumbuhan primer dan sekunder pada
tanaman serta hubungannya dengan jaringan tanaman!
a. Pertumbuhan primer
Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan dasar yang terjadi karena aktivitas
pembelahan sel pada jaringan meristem. Jaringan meristem primer tersebut ada
pada daerah titik tumbuhan primer yakni di bagian ujung akan serta ujung batang.
Pada jaringan meristem terdapat bagian yang aktif membelah. Setelah mengalami
perkecambahan, jaringan tersebut akan membentuk organ yang kompleks seperti
batang dan daun. Pada pertumbuhan primer ada tiga sistem yang terbentuk, yaitu
prokambium yang akan berkembang bmenjadi floem dan xilem, protoderm yang akan
membentuk jaringan epidermis serta meristem yang akan membentuk jaringan dasar
(Bagus, 2011).
b. Pertumbuhan sekunder
Pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan yang disebabkan adanya aktivitas
jaringan meristem sekunder yang ada pada tumbuhan. Ketika meristem primer telah
membentuk jaringan permanen, lalu meristem sekunder mengalami pertumbuhan
sekunder. Pertumbuhan ini hanya terjadi pada jenis tumbuhan dikotil, yaitu
pembentukan kambium yang terbentuk dari kolenkim atau parenkim (Bagus, 2011).
Nama Mifda Lurigustitah A.
NIM 195100300111007
Kelas C
Kelompok C-1
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, kesimpulan yang dapat diambil yaitu praktikum
pengamatan jaringan tumbuhan bertujuan untuk mengamati struktur jaringan dari beberapa
jenis tanaman serta menggambar jaringan dari beberapa jenis tanaman. Sedangkan prinsip
dari pengamatan jaringan tumbuhan yaitu mengetahui struktur jaringan tumbuhan dengan
melakukan pengamatan dari perbesaran lemah ke perbesaran kuat menggunakan
mikroskop. Berdasarkan data hasil pengamatan didapatkan hasil bahwa sel parenkim pada
kulit pisang memiliki ciri-ciri berbentuk segi enam, susunan selnya tidak terlalu rapat,
terdapat banyak vakuola dan kloroplas. Sedangkan pada sel kolenkim tangkai seledri,
didapatakan ciri-ciri jaringannya kuat dan kokoh, terjadi penebalan di ujung serta terdiri
atas sel-sel mati. Begitupun dengan pengamatan sel sklerenkim pada tangkai waru ciri-
cirinya yaitu, terjadi penebalan di seluruh sisi, jaringannya kuat dan kokoh dan juga terdiri
atas sel-sel yang telah mati. Kemudian pada pengamata stomata daun Rhoeo discolor ciri-
cirinya yaitu susunan sel-selnya rapat dan stomata terletak pada bagian terluar.