Anda di halaman 1dari 6

Nama Erika Sinaga

NIM 195100301111060
Kelas N
Kelompo N-2
k

Pertanyaan:
1. Jelaskan mengenai perbedaan karakteristik atau parameter fisik dari setiap sampel air
yang diamati! Hubungkan antara parameter fisik tersebut dengan asal sampel air!
Pada pengamatan keanekaragaman hayati ekosistem perairan, terdapa empat jenis
sampel yang digunakan, yaitu air selokan, air kolam, air sungai tercemar sebanyak dua
sampel dan air sungai biasa. Sementara itu, parameter fisik yang digunakan pada
praktikum kali ini yaitu warna, bau, suhu dan kekeruhan. Kelima sampel yang diamati
memiliki perbedaan secara fisik. Pada sampel pertama yaitu air selokan memiliki ciri-ciri
fisik sebagai berikut yaitu berwarna bening kekuningan, baunya sangat menyengat
karena berisi limbah buangan, sampel memiliki tingkat kekeruhan yang sedikit dan
suhunya adalah 280C. Pada sampel kedua yaitu air kolam memiliki ciri-ciri fisikkekuningan
,keruh, amis dengan suhu 310C. Pada sampel ketiga diperoleh hasil bening kekuningan
keruh, berbau dengan suhu 300C dan sedikit keruh. Pada sampel keempat didapatkan
hasil warna air abu kehitaman dengan suhu 330C, sangat berbau dan sedikit keruh. Pada
sampel kelima diperoleh hasil dengan warna Putih dan berbau amis dengan suhu 30 0 C
dan sedikit keruh (Soelaman,2013).
Perbedaan yang terjadi pada masing-masing sampel hanyalah dari banyak
sedikitnya komponen serta mikroorganisme yang terdapat didalamnya. Warna yang
berbeda-beda pada sampel disebabkan karena perbedaan reaksi maupun interaksi
mikroorganisme bahan sampel. Bau yang berbeda antar sampel disebabkan karena
adanya perbedaan metabolisme mikroorganisme pada sampel. Pada air selokan
seharusnya didapatkan hasil bau yang sangat menyengat tidak seperti percobaan yang
menyatakan air selokan berbau saja. Bau pada air selokan disebabkan karena
metabolisme mikroorganisme pada air selokan sangat banyak. Suhu pada sampel yang
berbeda-beda disebabkan karena adanya pembusukan, suhu merupakan salah satu
faktor yang penting dalam mengatur proses kehidupan dan penyebaran organisme.
Semakin tinggi suhu berarti pencemaran semakin tinggi. Perbedaan kekeruhan yang
diakibatkan oleh partikel koloid dan suspense yang ada pada suatu sampel (Soelaman,
2013).

2. Sampel air diteliti berdasarkan parameter fisik, kimia dan biologi. Jelaskan mengenai
analisis air yang berkaitan dengan parameter biologi!
Parameter fisik meliputi warna, bau suhu dan kekeruhan. Parameter kimia
meliputi pH. Parameter biologi meliputi ganggang (Alga) dan koliform. Warna yang terjadi
pada setiap sampel terbentuk akibat adanya reaksi antara mikroorganisme dengan bahan
organik sampel. Bau pada setiap sampel terjadi karena adanya mikroorganisme yang
menguraikan bahan-bahan organik yang ada pada sampel. Terjadinya kekeruhan pada
setiap sampel menunjukkan sifat-sifat optis air yang dapat dilihat dengan bantuan sinar
matahari. Suhu pada sampel terjadi karena adanya reaksi antar mikroorganisme yang
membuat suhu menjadi lebih tinggi dan suhu suhu yang biasanya yang ada di lingkungan
sekitar sampel (Maftuchah, 2015).
pH pada parameter kimia terjadi karena keadaan asam dan basa dipengaruhi
oleh adanya bahan buangan. Tingkat keasaman dipengaruhi oleh bahan kimia,
pencemaran air yang disebabkan unsur-unsur hara seperti C, P, N, Fe, (Maftuchah,
2015).
Warna yang terjadi pada limbah tahu, air selokan dan, air sungai lebih keruh
Nama Erika Sinaga
NIM 195100301111060
Kelas N
Kelompo N-2
k

dibandingan dengan air kolam. Hal ini terjadi karena terdapat banyak mikroorganisme.
Dari data tersebut seharusnya keadaan air selokan lebih keruh dibandingkan air lainnya
karena pada selokan merupakan tempat pembuangan bermacam jenis limbah seperti
limbah rumah tangga. Hal ini mungkin disebabkan karena pengambilan sampel yang
sedikit jernih. Bau paling menyengat seharusnya juga terdapat pada air selokan karena
pada air selokan terdapat banyak mikroorganisme yang memecah bahan kompleks
menjadi sederhana pada sampel tersebut. pH paling asam terdapat pada limbah tahu
karena pada pembuatan tahu sendiri terdapat bahan seperti cuka yang digunakan dalam
industri pengolahan tahu agar tekstur tahu lebih kaku dan dapat terbentuk dengan
sempurna (Maftuchah, 2015).

3. Bagaimana hubungan nilai DO Meter dengan masing-masing sampel air yang diamati?
Mengapa demikian? Hubungkan dengan tempat asal sampel diambil!
Pada praktikum ini, terdapat beberapa perbedaan parameter kimia, dalah satunya
adalah nilai DO Meter. Pada sampel 1, nilai DO Meternya adalah 4,71. Pada sampel 2,
nilai DO Meternya adalah 3,43. Pada sampel 3, nilai DO Meternya adalah 3,19. Pada
sampel 4, nilai DO Meternya adalah 1,23. Pada sampel 5, nilai DO Meternya adalah 4,27.
Oksigen terlarut adalah oksigen dalam bentuk terlarut didalam air karena ikan tidak dapat
mengambil oksigen dalam perairan dari difusi langsung dengan udara. Satuan
pengukuran oksigen terlarut adalah mg/l yang berarti jumlah mg/l gas oksigen yang
terlarut dalam air atau dalam satuan internasional dinyatakan ppm (part per million). Air
mengandung oksigen dalam jumlah yang tertentu, tergantung dari kondisi air itu sendiri
(Marianti, 2009).

4. Bagaimana hubungan nilai pH dengan masing-masing sampel air yang diamati? Mengapa
demikian? Hubungkan dengan tempat asal sampel diambil!
Pada sampel air selokan, pH meter menunjukan angka 6,73 dimana dapat
dikatakan air tersebut tercemar dengan asam. Asal pengambilan air ini ada di selokan.
Padahal seharusnya ini pH diatas 7,5 dan selokan tercemar basa, karena selokan
menjadi limbah rumah tangga seperti sabun, diterjen dan sebagainya. Hal ini dikarenakan
air selokan atau selokan yang mengalir sehingga selokan tidak mengendap dan waktu
pengambilan sampel saat sehabis hujan, jadi air sedikit jernih dan asam karna adanya
aktifitas mikroorganisme (Fried,2009).
Pada sampel Kolam, pH meter menunjukan angka 9,17. Pada air sungai
tercemar di perolehh pH sebesar 8,83. Pada sample air sungai, pH meter menunjukan
angka 8,29 dimana dikatakan air tersebut tercemar limbah basa. Asal pengambilan air ini
ada di sungai. Air sungai ini tercemar akan sabun, sampo, diterjen dan sebagainya.
Mungkin pada saat pengambilan sample ada orang yang sedang cuci cuci di sungai jadi
sampel terkontraminasi. Padahal di sungai ada biota yang hidup dan harus
terkontraminasi dengan sabun dan diterjen (Fried,2009).
Pada sampel air kolam ikan , pH meter menunjukan angka 8,25 dimana
dikatakan air tersebut tercemar limbah basa. Asal pengambilan air ini ada di kolam.
Nama Erika Sinaga
NIM 195100301111060
Kelas N
Kelompo N-2
k

Karena didalam kolam terdapat ikan an ikan itu mengeluarkan urin dan urin itu
mengandung amonia (Fried,2009).

Tempat asal pengambilan sampel berbeda beda dan menghasilkan pH yang berbeda
beda. Menurut Fried (2009) bahwa kenaikan pH pada sample cair terjadi sebesar 0,5 dari
suhu limbah sebelum mengalami bioremediasi.

5. Organisme apa saja yang mungkin terdapat pada setiap sampel cair? Jelaskan alasan
anda!
Organisme yang terdapat pada sample cair merupakan organisme yang hidup di
air darat maupun air laut. Ganggang (Alga) merupakan protista mirip tumbuhan.
Ganggang menimbulkan air sawah, air kolam, air danau, atau akuarium tampak berwarna
hijau dan di limbah air tahu.Ganggang dapat mengalami blooming karena adanya
eutrofikasi. Eutrofikasi adalah meningginya zat organik terlarut dalam suatu perairan,
dimana zat organik tersebut dijadikan ganggang sebagai nutrient untuk hidup, sehingga
ganggang mengalami blooming, dimana jumlah alga menjadi tidak terkontrol dan
menyebabkan warna pada suatu perairan berubah dan merugikan organisme dibawahnya
seperti ikan dan tumbuhan atau tanamn bawah laut. Karena ketersediaan sinar matahari
yang ditutup ioleh alga dan ketidaktersediaannya oksigen yang terlarut dalam air (DO),
hal ini menyebabkan matinya ikan di daerah perairan (Oktavia,2011).

6. Bagaimana hubungan antara jumlah dan bentuk morfologi organisme yang ditemukan
pada sampel air dengan parameter fisik dan kimia sampel? Mengapa demikian?
Hubungan morfologi keterkaitan sangatlah kuat dengan parameter fisik maupun
kimia pada sampel. Jika menurut parameter fisik sampel cair tidak bening karena air
tersebut telah tercemar. Air yang telah tercemar semuanya dapat diidentifikasi dengan
perubahan suhu yang meningkat, warna air yang berubah menjadi gelap, bau menyengat
dan tingkat kekeruhan yang tinggi pula, maka mikroorganisme yang hidup pada sampel
bersifat patogen. Jika dilihat dari parameter kimia air yang tercemar memiliki pH yang
terlalu rendah (asam) sehingga menyebabkan eutrofikasi. Berdasarkan literature air yang
tercemar memiliki bakteri berbentuk seperti anak panah dan kadar pH yang asam. Karena
dengan pH asam dapat menimbulkan koliform dan bakteri semakin banyak yang terurai
menjadi zat gas. Sehingga dapat menimbulkan bau yang tidak sedap dan menyengat
(Ayubi,2011).

7. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi bervariasinya organisme pada setiap sampel


cair hasil pengamatan anda!
Berikut merupakan factor-faktor yang mempengaruhi variasi alga, antara lain yaitu :
A. Substrat
Alga melekatkan dirinya pada substrat dengan perantara organnya yang disebut
dengan holdfast. Dasar perairan biasanya terkait dengan tingkat kecerahan perairan.
Nama Erika Sinaga
NIM 195100301111060
Kelas N
Kelompo N-2
k

Perairan dengan dasar karang atau karang mati biasanya memiliki kejernihan air yang
relatif baik. Hal ini cukup penting bagi berlangsungnya fotosintesis alga. Dasar perairan
yang keras kokoh dan kuat yang tidak dapat dipindahkan oleh gelombang atau pengaruh
lain, seperti batu-batuan dan batu karang merupakan substrat yang baik bagi kehidupan
alga yang merupakan bagian terbesar dari vegetasi laut. Dasar perairan yang lemah dan
gembur kurang baik bagi alga , tetapi banyakdihuni oleh alga yang berukuran kecil. Dasar
perairan yang berlumpur menyebabkan penetrasi cahaya rendah dan menempelnya
lumpur pada alga. Keadaan ini menyebabkan efektifitas pemanfaatan cahaya menurun
sehingga alga tidak dapat bertumbuh dan menyebabkan kematian dalam jangka waktu
lama (Irawan, 2010).

B. Cahaya
Cahaya matahari merupakan sumber energi yang berpengaruh pada proses
fotosintesis. Cahaya juga berperan sebagai sinyal lingkungan yang dapat merangsang
proses pertumbuhan dan perkembanganpada alga. Alga akan tumbuh apabila
mendapatkan asupan cahaya matahari yang cukup. Intensitas maupun panjang
gelombang berpengaruh pada pengendalian penyebaran alga. Karena alga intertidal
utama dibagi ke dalam tiga kelompok : merah, cokelat, dan hijau, dan ketiganya
menyerap spectrum cahaya yang berbeda, maka dapat dikatakan bahwa alga-alga
tersebut akan tersusun di sepanjang gradien kedalaman. Pada satu gradien, alga hijau
berada di tempat teratas karena menyerap sinar merah, alga cokelat ditengah dan
kemudian alga merah yang menyerap cahaya hijau berada di daerah yang terdalam.
Kebutuhan cahaya pada alga merah agak rendah dibandingkan alga cokelat. Hal ini
disebabkan oleh alga merah memiliki pigmen xantofil, karoten, dan fikobiliprotein yang
mampu menyerap energi cahaya gelombang pendek dan ditransfer ke klorofil. Alga yang
berwarna hijau akan tumbuh subur di dekat permukaan dengan intensitas cahaya yang
tinggi dengan cahaya merah yangmelimpah. Sedangkan alga merah dapat hidup pada
perairan yang lebih dalam dengan kondisi intensitas cahaya lebih rendah yang
menggunakan cahaya dengan panjang gelombang yang lebih pendek untuk melakukan
fotosintesis (Irawan, 2010).

C. Suhu
Suhu adalah salah satu factor penting bagi kehidupan organisme, karena suhu
sangat mempengaruhi baik aktivitas metabolisme maupun perkembangan dari organisme
tersebut. Di perairan tropis, perbedaan atau variasi suhu air laut sepanjang tahun tidak
besar, suhu permukaan laut berkisar antara 27℃ hingga 32℃. Suhu memegang peranan
penting bagi pertumbuhan dan perkembangan alga. Temperatur optimal untuk tumbuhan
alga dapat dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu bekisar antara 0℃ - 10℃ untuk alga di
daerah beriklim hangat dan 15℃ - 30℃ untuk alga yang hidup di daerah tropis.
Pertumbuhan yang baik untuk alga di daerah tropis adalah 20℃ - 30℃. Perubahan suhu
yang ekstrim akan mengakibatkan kematian bagi makroalga, terganggunya tahap-tahap
reproduksi dan terhambatnya pertumbuhan (Irawan, 2010).

D. Salinitas
Salinitas merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap organisme
air, khususnya mikroalga, dalam mempertahankan tekanan osmotik dalam protoplasma
Nama Erika Sinaga
NIM 195100301111060
Kelas N
Kelompo N-2
k

dengan air sebagai lingkungan hidupnya. Salinitas didefinisikan sebagai jumlah bahan
padat yang terkandung dalam tiap kilogram air laut, dinyatakan dalam gram per-kilogram
atau perseribu. Salinitas penting artinya bagi kelangsungan hidup organism, hampir
semua organisme laut hanya dapat hidup pada daerah yang mempunyai perubahan
salinitas yang kecil. Percampuran antara air sungai dan air laut, larutan berbeda secara
signifikan ditinjau dari komposisi sifat fisik dan kimianya sehingga berpengaruh terhadap
variasi suhu. Salinitas menggambarkan padatan total di dalam air setelah semua karbonat
dikonversi menjadi oksida, semua bromida dan iodida digantikan oleh klorida dan semua
bahan organik telah dioksidasi. Nilai salinitas perairan tawar biasanya kurang dari 0,5 ppt,
perairan payau antara 0,5—30 ppt, dan perairan laut 30—40 ppt. Pada perairan pesisir,
nilai salinitas sangat dipengaruhi oleh masukan air tawar dari sungai. Sebaran salinitas di
laut dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pola sirkulasi air, penguapan, curah hujan,
dan aliran sungai.Tingkat penurunan laju pertumbuhan ini bergantung juga kepada daya
toleransi alga terhadap fluktuasi salinitas. Beberapa daerah yang perlu dihindari sebagai
lahan budidaya alga laut adalah muara sungai. Daerah ini memiliki salinitas yang rendah
dibandingkan dengan perairan laut yang tidak mendapatkan suplai air tawar. Bahkan
pada musim hujan, pasokan air tawar yang masuk akan semakin banyak dan
menurunkan nilai salinitas secara drastis. Hal ini berdampak kurang baik terhadap
pemeliharaan alga laut (Maftuchah, 2015).

E. Kekeringan
Tingginya keanekaragaman tumbuhan darat adalah karena secara periodik
mereka mengalami tekanan kekeringan. Daya toleransi alga terhadap kekeringan dapat
dipengaruhi oleh morfologi dan bentuk pertumbuhan dari alga itu. Semakin luas
permukaan spesifik alga itu, semakin tidak tahan alga itu terhadap kekeringan. Untuk
mengurangi jumlah penguapan air, beberapa jenis alga ber-thallus ramping dan memiliki
bentuk pertumbuhan thallus yang rapat dan saling tumpang tindih dengan maksud agar
luas permukaan spesifik yang bersentuhan dengan udara dapat berkurang. Dengan
demikian, penguapan air dapat dikurangi (Maftuchah, 2015).

F. Nutrien
Nutrisi merupakan faktor ekologis yang penting bagi pertumbuhan, zat hara alga
diperoleh dari air sekelilingnya. Penyerapan zat hara dilakukan melalui seluruh bagian
tanaman. Phosphor dan nitrogen secara normal konsentrasinya rendah di dalam air laut,
sehingga sering menjadi faktor pembatas untuk pertumbuhan rumput laut. Nitrogen
diserap oleh alga dalam bentuk nitrat dan ammonium. Apabila kadar nitrat dan phospat
melimpah di perairan maka akan mempengaruhi stadia reproduksi alga (Irawan, 2010).
Nama Erika Sinaga
NIM 195100301111060
Kelas N
Kelompo N-2
k

Kesimpulan

Keanekaragaman hayati ekosistem perairan adalah variasi yang dapat ditemukan


antar ekosistem perairan yang satu dengan perairan yang lain akibat adanya komponen
biotik dan komponen abiotik. Fungsi dari keanekaragaman hayati ekosistem perairan adalah
sebagai penyokong kehidupan di bumi dan saling berinteraksi antara kompnen biotik dan
komponenabiotik.

Tujuan dari praktikum ini ialah untuk mengetahui biota apa saja yang hidup pada bioda
darat dan perairan. Pada praktikum kali ini digunakan tiga parameter untu mengamati
sampel, yaitu parameter fisik, kimia, biologi. Parameter fisika meliputi warna, bau, suhu,
kekeruhan. Bau disebabkan karena adanya mikroorganisme yang menguraikan bahan
organik. Suhu sebagai parameter penanda air tercemar atau tidak, limbah yang tercemar
lebih tinggi dari suhu air biasanya terjadi pembusuka. Kekeruhan menunjukan sifat optis
dimana adanya koloid dan suspensi yang dapat dilihat dengan bantuan sinar matahari.

Parameter kimia menunjukan pH dari sampel, sedangkan parameter biologi


merupakan parameter yang menunjukan keberadaan mikroorganisme yang terdapat pada
perairan. Pada air kolam perpustakaan UB diperoleh warna bening dengan bau lumut dan
tanah pada suhu 320C . Pada sampel kedua, air kolam ikan didapatkan hasil agak
kekuningan ,keruh, amis dengan suhu 310C. Pada sampel ketiga, air sungai tercemar
diperoleh hasil bening kekuningan keruh, berbau dengan suhu 300C dan sedikit keruh. Pada
sampel keempat, air selokan didapatkan hasil warna air abu kehitaman dengan suhu 330C,
sangat berbau dan sedikit keruh. Pada sampel kelima, air sungai diperoleh hasil dengan
warna Putih dan berbau amis dengan suhu 300 C dan sedikit keruh.

Anda mungkin juga menyukai