Anda di halaman 1dari 5

TUGAS STTU

Analisis Jurnal Tentang Pemeriksaan Kualitas Air Kolam Renang Dengan Parameter
Fisika, Kimia, dan Biologi di Sumaru Endo Di Desa Remboken Kecamatan Remboken
Kabupaten Minahasa Tahun 2012

Dosen Pembimbing :

Rusmiati SKM, M.Si

Putri Arida Ipmawati, SKM, M.Kes

Disusun Oleh:

Kelas: D3-5B

Tasya Avelia Ramadhani (P27833119071)


Tiara Sandriana (P27833119072)
Vera Desysaputri (P27833119073)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA


PROGRAM STUDI D-III KESEHATAN LINGKUNGAN SURABAYA
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
TINJAUAN KONDISI FISIK, KIMIA DAN MIKROBIOLOGIS AIR KOLAM RENANG
SUMARU ENDO DI DESA REMBOKEN KECAMATAN REMBOKEN KABUPATEN
MINAHASA TAHUN 2012

A. PARAMETER FISIK
1. Kekeruhan
Kekeruhan adalah ukuran yang menggunakan efek cahaya sebagai dasar untuk
mengukur keadaan air baku dengan skala NTU (Nephelometrix Turbidity Unit)
atau JTU (Jackson Turbidity Unit) atau FTU (Formazin Turbidity Unit).
Kekeruhan dinyatakan dalam satuan unit turbiditas, yang setara dengan 1 mg/liter
SiO2. Kekeruhan ini disebabkan oleh adanya benda tercampur atau benda koloid
di dalam air. Hal ini membuat perbedaan nyata dari segi estetika maupun dari segi
kualitas air itu sendiri (Hefni, 2003).
Dari hasil pemeriksaan sampel air kolam renang yang diambil sebanyak empat
kali dalam empat hari (setiap hari sabtu dan minggu) selama dua minggu di
laboratorium BTKL-PPM Kelas I Manado berdasarkan Permenkes No.416 tahun
199, sampel air kolam renang Sumaru Endo tidak memenuhi syarat kualitas air
kolam renang karena pada air kolam renang ini berwarna keruh.
Untuk persyaratan fisik air khususnya kekeruhan dapat dilihat dari piringan
yang diletakkan pada dasar kolam dapat terlihat jelas dari tepi kolam pada jarak
lurus 7 m bahwa air kolam berwarna keruh.

B. PARAMETER KIMIA
1. pH
pH (Power of Hydrogen) adalah derajat keasaman yang digunakan untuk
menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan.
Dari hasil pemeriksaan pH, Kadar pH air kolam renang memenuhi syarat
karena hasil pemeriksaan 4 sampel didapati pH air kolam renang Sumaru Endo
6,5-9,0 yang merupakan baku mutu pH air kolam renang. Air akan bersifat asam
atau basa tergantung besar kecilnya pH. Bila pH di bawah pH normal maka air
tersebut bersifat asam, sedangkan air yang mempunyai pH di atas pH normal
bersifat basa. Nilai pH tentunya mempengaruhi kandungan toksisitas pada
perairan, sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH. Nilai pH
sangat mempengaruhi proses biokimiawi perairan, misalnya proses nitrifikasi
akan berakhir pada pH rendah. Toksisitas logam memperlihatkan peningkatan
pada pH rendah
2. Sisa Chlor
Sisa chlor disebut juga dengan klorin bebas atau aktif, dapat diartikan jumlah
klorin yang tersedia sebagai desinfektan setelah waktu kontak tertentu. Sisa chlor
ini terdapat dalam dua bentuk antara lain residu klorin terikat dan residu klorin
bebas. Sisa chlor ini diketegorikan sebagai zat kimia yang berbahaya bagi
kesehatan. Selain itu sebagai salah satu syarat untuk memenuhi sanitasi dan
hygiene yang baik, maka perlu dilakukan analisa tentang residu klorin ini
(Schoefer et al, 2008).
Sisa Chlor air kolam renang dinyatakan tidak memenuhi syarat karena dari
hasil pemeriksaan, ke-4 sampel tersebut didapati hasil kurang dari 0,2 mg/L yang
berarti kurang dari batas minimum sisa chlor pada air kolam. Maka bisa
disimpulkan bahwa takaran chlor yang digunakan tidak sesuai dengan
kapasitas/volume air kolam yang berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan
bagi para pengguna air kolam renang. Jika pengunjung tanpa sengaja menelan air
kolam renang maka memungkinkan terjadinya gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh Mikroorganisme yang merugikan Kesehatan, karena
mikroorganisme tidak mati jika sisa chlor kurang dari 0,2 mg/L
C. PARAMETER MIKROBIOLOGI
1. Parameter Mikrobiologis (Total coliform)
Total Coliform merupakan golongan bakteri yang termasuk ke dalam famili
Enterobacteriaceae, hidup disaluran pencernaan manusia dan hewan. Total
Coliform fekal adalah bakteri yang berasal dari tinja manusia atau hewan berdarah
panas, jenis Coliform fekal yaitu Escherichia coli.
Total coliform air kolam dinyatakan tidak memenuhi syarat karena dari hasil
pemeriksaan sampel, ke-4 sampel tersebut positif bakteri coliform yaitu lebih dari
0/100 ml. Hal tersebut terjadi karena lokasi kolam renang Sumaru Endo yang
tidak strategis, konstruksi kolam yang tidak melindungi air kolam dari
kontaminasi bakteri coliform, pencucian kolam yang tidak bersih, tidak adanya
himbauan dari pengelolah kolam renang serta kurangnya kesadaran dari
pengunjung untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), sumber air
kolam renang terkontaminasi oleh pencemaran Mikroorganisme, adanya
kerusakan pada saluran input air kolam renang sehingga memungkinkan air kolam
terkontaminasi pencemaran mikroorganisme, pengolahan air kolam renang
sebelum digunakan yang tidak efisien, dan lain sebagainya. Kemungkinan besar
faktor yang mempengaruhi adanya bakteri coliform pada air kolam renang adalah
penggunaan chlorin yang tidak sesuai dengan volume air kolam renang, hal
tersebut dapat dilihat dari hasil pemeriksaan sisa chlor dibawah batas minimum
sisa Chlor pada air kolam renang (Anonim, 2005).
2. Parameter Mikrobiologis (Angka Kuman)
Angka kuman adalah perhitungan jumlah bakteri yang didasarkan pada asumsi
bahwa setiap sel bakteri hidup dalam suspensi akan tumbuh menjadi satu koloni
setelah diinkubasikan dalam media biakan dan lingkungan yang sesuai.
Angka Kuman air kolam renang memenuhi sayarat karena dari hasil
pemeriksaan sampel, ke-4 sampel tersebut didapati jumlah koloni kurang dari 200
koloni/1 ml. Adanya angka kuman walaupun tidak melebihi baku mutu angka
kuman pada air kolam renang disebabkan oleh sisa chlor yang terdapat pada air
kolam renang.

D. Dampak Yang Ditimbulkan Dari Pemeriksaan Parameter Yang Melebihi


Ambang Batas

Jika sisa klor melebihi ambang batas yang telah ditetapkan, maka dapat
menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan perenang. Senyawa-senyawa baru
mudah bereaksi dengan klorin karena sifat klorin yang sangat reaktif, seperti
senyawa organoklorin yang merupakan senyawa toksik dan dapat menimbulkan
efek karsinogen bagi manusia yang 20 digunakan sebagai desinfektan pada proses
pengolahan air bersih, pengolah air minum, kolam renang, dan pada air pendingin
untuk memusnahkan mikroorganisme yang terdapat pada air, ternyata juga bereaksi
dengan senyawa-senyawa organik yang terdapat pada air dan membentuk
kloroamina tersubstitusi (Hasan, 2006).

Desinfeksi dengan klorinasi. Cara ini yang paling umum digunakan. Klorin
akan efektif bila pH air rendah. Klorin merupakan senyawa desinfektan yang
banyak digunakan dalam proses pengolahan air untuk membunuh bakteri, fungi, dan
virus. Namun desinfektan dapat menimbulkan efek negatif terhadap kesehatan
manusia selain dapat menimbulkan bau dan rasa yang tidak enak dalam air.
Contohnya, klorin dapat bersifat korosif pada kulit dan peralatan, selain itu
berpotensi merusak sistem pernafasan manusia dan hewan. Keuntungan klorinasi
dibandingkan dengan ozonisasi adalah bahwa residu tetap ada pada air untuk jangka
waktu yang lama.
Dampak negatif dari kelebihan klorin seperti iritasi mata, kulit kering, hidung
terasa gatal, rambut kusam dan kasar, serta susah bernapas (Pakaya, Jusuf, & Abudi,
2013). Menurut penelitian Dewi (2017), Keluhan iritasi mata akibat akivitas berenang
diakibatkan oleh faktor lingkungan dari kualitas air kolam renang yaitu kadar sisa klor
dan nilai keasaman (pH) air kolam renang. Adapun faktor manusia yaitu penggunaan
kacamata renang dan lama berenang berhubungan dengan keluhan iritasi mata setelah
melakukan aktivitas renang.

Kadar sisa klor air kolam renang juga dipengaruhi oleh banyaknya jumlah
pengguna kolam renang. Kadar sisa klor akan semakin berkurang ketika pengguna
semakin banyak. Semakin banyak pengguna kolam renang akan mengakibatkan
semakin banyak terbawanya kotoran ataupun mikroorganisme yang melekat pada
tubuh pengguna kolam renang ke air kolam renang, sehingga sisa klor akan bereaksi
sebagai desinfektan.

Anda mungkin juga menyukai