PENDAHULUAN
Residu klorin disebut juga dengan klorin bebas atau aktif, dapat diartikan
jumlah klorin yang tersedia sebagai desinfektan setelah waktu kontak tertentu.
Residu klorin ini terdapat dalam dua bentuk antara lain residu klorin terikat dan
residu klorin bebas. Residu klorin ini diketegorikan sebagai zat kimia yang
berbahaya bagi kesehatan. Selain itu sebagai salah satu syarat untuk memenuhi
sanitasi dan hygiene yang baik, maka perlu dilakukan analisa tentang residu klorin
penambahan klorin dikenal dengan khlorinasi air. Klorin yang digunakan sebagai
desinfektan yaitu gas klor yang berupa molekul klor (Cl2) atau kalsium hipoklorit
dari kontaminasi ini, antara lain menyebabkan iritasi kulit, telinga, gangguan paru,
kerusakan pada gigi, maupun infeksi pada saluran pernapasan atas, serta dalam
1
jangka waktu yang lamajuga dapat menyebabkan kanker. Gangguan paru dan
kerusakan gigi juga sering terjadi akibatpaparan gas klorin yang cukup sering, hal
ini teutama terjadi di kolam renang indoor. Residu klorin (sisa klor) yang
dianjurkan secara kimia agar memenuhi syarat yaitu antara 0,2 – 0,5 mg/L
(Effendi, 2004).
Data penelitian yang didapat dari peneliti sebelumnya oleh (Dian Wahyu
Cita dan Adriyani, 2009) yaitu khususnya di Jawa Timur kadar residu klorin pada
kolam renang rata-rata tidak memenuhi syarat yaitu <0,2 mg/L dan > 0,5 mg/L,
yaitu kolam renang Tirta Krida dan GOR Sendang Delta Sidoarjo sehingga
dimana 58,3% mengalami iritasi kulit dan mata setelah berenang,atau sebanyak
28 orang dari total sampel, hampir setemgahnya mengalami hal tersebut. Studi
yang pernah dilakukan yaitu studi fungsi pernapasan dan asma, bahwa berenang
dan keluhan pernafasan, khususnya pada anak-anak. Hal ini terbukti bahwa
kesehatan.
2
bahwa 97% dari kasus-kasus yang ada, dimana 66,3% diantaranya adalah
kesehatan yang merugikan dari berenang di air kolam yang terklorinasi telah
datang dari studi tentang fungsi pernafasan dan asma. Berenang di air kolam yang
buruk pada fungsi sel Clara pada anak-anak. Nystad dkk (2006) menemukan
hubungan antara bayi yang berenang dengan resiko terjadinya saluran pernapasan
berulang dan iritasi kulit. Thickett dkk (2006)menemukan bahwa triklorida nitrogen
asma(32, 60). Nitrogen triklorida juga menjadi penyebab iritasi mata, kulit
dansaluran pernapasan bagian atas yang dilaporkan oleh penjaga kolam renang
Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dari Illinois Public Health (2007)
mata, telinga dan infeksi kulit dibandingkan dengan yang bukan perenang,
sedangkan menurut CDC (2013) berbagai penyakit seperti infeksi saluran cerna,
3
infeksi mata, infeksi pernapasan, infeksi kulit, bahkan infeksi otak dapat
klorin dalam kolam renang, seharusnya para pengelola kolam renang harus
memperhatikan standart kualitas dari air tersebut meliputi parameter fisik, kimia,
kolam renang, seperti melakukan pemeriksaan yang teratur dengan mengacu pada
peraturan yang ada. Seperti halnya mengukur kadar klorin pada siang hari dan
0,2 – 0,5 mg/L, dan memenuhi syarat (Cita dan Adriyani, 2009).
tanggal 9 November 2014, di tiga kolam renang yaitu Sengkaling, Tlogomas, serta
kemerahan, dan 3 orang sisanya tidak mengalami iritasi kulit. Sedangkan di kolam
sisanya tidak mengalami iritasi sama sekali, dan di kolam renang Lembah Dieng
kolam renang di berbagai tempat. Rata – rata menguras dilakukan 2 kali dalam
primitif) dikuras setiap hari Senin, Selasa, Kamis, dan Jumat, kolam renang Tirta
4
Alam dikuras setiap Senin dan Kamis, kolam renang Tirta Sari dikuras setiap
renang tersebut. Akan tetapi pada musim hujan takaran kaporit akan bertambah
sebagai desinfektan antara 4-5 sendok takar karena kolam akan cepat kotor, dan
tumbuh alga.
setiap hari Rabu setiap minggunya, dan kemudian hari Kamisnya tutup, akan
kolam renang Lembah Dieng juga dilakukan satu minggu sekali pengurasan.
hampir 50% mengatakan pernah merasakan iritasi kulit, akan tetapi iritasi
kulitnya hanya terasa kering, kusam, dan terasa gatal-gatal. Sedangkan di kolam
renang Rampal diperoleh data dari 10 orang yang berhasil diwawancara, 4 orang
hanya mengalami kulit terasa kering dan kusam, 3 orang mengatakan kulitnya
terasa gatal-gatal dan terasa kering, dan sisanya tidak pernah mengalami iritasi
5
kulit. Para perenang juga mengatakan, iritasi kulit yang dideritanya tidak sampai
dibuktikan penulis dengan melakukan studi pendahuluan pada bulan April 2015
Rampal. Kolam renang Tlogomas sistem pengurasannya yaitu setiap hari Rabu,
Lembah Dieng hari minggu sore setelah kolam renang tutup, Gajayana setiap
hari jumat tetapi sistem pengurasan pada kolam renang ini berbeda karena
ada yang sesuai standart, dan ada juga yang tidak sesuai dengan standartnya yaitu
secara perkiraan, ± 1,5 kg/hari, akan tetapi jika pengunjung sepi pemberian
diperoleh data bahwa rata-rata perenang mengalami iritasi kulit setelah pulang
dari kolam renang, dan tidak seketika setelah berenang. Pengunjung kolam
renang juga mengatakan hanya mengalami kulit terasa kusam dan kering seketika
setelah berenang.
yang berbeda-beda, sehingga memiliki kadar residu klorin yang berbeda pula.
Kadar klorin tersebut jika melampaui nilai ambang batasnya akan berdampak
6
buruk bagi kesehatan. Hal inilah yang jarang diperhatikan oleh beberapa kalangan
Malang”.
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah “Apakah Ada
Pengaruh Residu Klorin Kolam Renang terhadap Terjadinya Iritasi Kulit Pada Perenang
di Kota Malang ?
Menganalisis pengaruh residu klorin kolam renang terhadap terjadinya iritasi kulit
2.Mengidentifikasi angka kejadian iritasi kulit akibat residu klorin kolam renang di
Kota Malang
7
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
renang terhadap terjadinya iritasi kulit, dan mampu memahami lebih jelas tentang
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian dan diskusi dalam
3. Bagi Masyarakat
dampak dari klorin, agar para pengguna kolam renang lebih berhati-hati lagi, dan
selalu memperhatikan kebersihan diri setelah berenang agar dampak klorin tidak
sampai parah, dan sebaiknya menggunakan alat pelindung diri (APD) saat
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi peneliti
atau dampak dari klorin di kolam renang, atau kandungan zat-zat kimia selain
8
5. Bagi Dinas Kesehatan Kota Malang
terhadap kolam renang umum secara berkala agar kolam renang aman digunakan
Sebagai sumber informasi bagi para pengelola kolam renang dalam mengelola
Kolam Renang, belum pernah di teliti sebelumnya, adapun penelitian yang telah
1. Ika Nining Setyawati (2004), yaitu ” Pengaruh Jumlah Kolam Renang Terhadap
kadar sisa Klor di Kolam Renang Umbang Tirta di Kota Madya Yogyakarta”
dengan metode survei dan cross sectional. Hasil penelitian dianalisis dengan
menggunakan uji korelasi product moment dan analisa regresi. Hasil perhitungan
korelasidiperoleh nilai r sebesar 0,864 pada taraf signifikasi 0,05 dan dari hasil
dengan uji korelasi diperoleh harga r hitung lebih besar dari r tabel sehingga Ho
ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara
jumlah pemakai kolam renang dengan kadar sisa klor air kolam renang. Dari
harga r diperoleh koefisiensi determinasi sebesar 0,75 yang berarti bahwa variabel
9
dipengaruhi faktor lain, yaitu antara lain : sinar matahari, waktu kontak, suhu air,
jumlah pemkai kolam renang dan sisa klor, sedangkan variabel dalam penelitian
saya residu klorin dan iritasi kulit.Akan tetapi, kedua penelitian ini sama-sama
2. Dian Wahyu Cita dan Adriyani (2009), yaitu “ Kualitas Air dan Keluhan
ini dilakukan bulan Maret – Juni 2009. Populasi dari penelitian ini adalah air
kolam renang Tirta Krida dan GOR Sendang Delta, serta masyarakat pengguna
kolam renang tersebut. Sampel diambil secara sistematik random sampling. Hasil
penelitian ini, parameter air kolam renang keduanya tidak memenuhi persyaratan
yang ditetapkan. Kolam renang Tirta Krida residu klorinnya setelah klorinasi
sebesar 4,6 mg/L, sedangkan kadar residu klorin sesudah digunakan pengunjung
sebesar 0,175 mg/L, sedangkan di kolam renang GOR Sendang residu klorinnya
sebesar 2,175 mg/L setelah klorinasi, dan 0,1375 mg/L sesudah digunakan
pengunjung.
digunakan. Pada penelitian ini variabel independennya yaitu jumlah residu klorin,
10
11