Disusun Oleh :
Kelompok 4
Anggota :
1. Lusy Nurlitasari CMR0160076
2. Rishania Nurma A CMR0160085
3. Syifa Zakia Zulfa CMR0160089
4. Trie Wulandari A.M CMR0160091
5. Yuli Desi Amalia CMR0160093
6. Siti Komariah CMR0160094
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulilah saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga
penulisan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar. Analisis Jurnal
dengan judul Hubungan Dosis Respon Dengan Kloroform Pada Air Bersih
sebagai tugas Mata Kuliah Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan.
1. Ibu Bibit Nasrokhatun Diniah, SKM, M.Kes selaku dosen mata kuliah
Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
2.1.1 Dosis
2.1.2 Respon
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Dosis
a. Dosis Eksternal
2.2.2 Respon
Untuk uji DR, respons/efek uji akibat dosis yang dicari baik pada
manusia maupun hewan biasanya dinyatakan sebagai endpoints, yakni
respons akhir yang dicari pada saat uji. US-EPA, telah mempunyai
pedoman endpoints untuk uji/efek kesehatan t untuk banyak agent tertentu.
Efek sedemikian secara berurutan dari dosis terkecil sampai terbesar
adalah sebagai berikut :
Trihalometan Desinfection By
Kloroform
(THMs) Products (DBP)
Uraian tentang dosis referensi (RfD), konsentrasi referensi (RfC), dan slope factor
(SF) adalah sebagai berikut :
a. Dosis referensi dan konsentrasi yang selanjutnya disebut RfD dan RfC
adalah nilai yang dijadikan referensi untuk nilai yang aman pada efek non
karsinogenik suatu agen risiko, sedangkan SF (slope factor) adalah
referensi untuk nilai yang aman pada efek karsinogenik.
b. Nilai RfD, RfC, dan SF merupakan hasil penelitian (experimental study)
dari berbagai sumber baik yang dilakukan langsung pada obyek
manusia maupun merupakan ekstrapolasi dari hewan percobaan ke
manusia.
c. Untuk mengetahui RfC, RfD, dan SF suatu agen risiko dapat dilihat pada
Integrated Risk Information System (IRIS)
d. Jika tidak ada RfD, RfC, dan SF maka nilai dapat diturunkan dari dosis
eksperimental yang lain seperti NOAEL (No Observed Adverse Effect
Level), LOAEL (Lowest Observed Adverse Effect Level), MRL (Minimum
Risk Level), baku mutu udara ambien pada NAAQS (National Ambient
Air Quality Standard) dengan catatan dosis eksperimental tersebut
mencantumkan faktor antropometri yang jelas (Wb, tE, fE, dan Dt).
e. Densitas : 1,564 g/cm3 (-20 °C), 1,489 g/cm3 (25 °C) dan 1,394 g/cm3 (60
°C)
i. Kelarutan dalam air : 1,062 g/100 mL (0 °C), 0,809 g/100 mL (20 °C) dan
0,732 g/100 mL (60 °C)
k. Tekanan uap: 0,62 kPa (-40 °C), 7,89 kPa (0 °C), 25,9 kPa (25 °C), 313
kPa (100 °C), 2,26 MPa (200 °C) kH, 3,67 L·atm/mol (24 °C)
BAB III
PENUTUP
2.8 Kesimpulan
2.9 Saran
DAFTAR PUSTAKA