Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“MASALAH KESEHATAN LINGKUNGAN


YANG BERPENGARUH PADA PERILAKU”

Disusun oleh :

1. Beatrix Yuliana Susang


2. Desy Glorita Lapaibel
3. Kristina Beatrix Yunista Noni
4. Stevani Alvarinzha Nafi

Tingkat/Reguler : 1B

POLTEKKES KEMENKES KUPANG


D-III FARMASI
2022/2023
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……………………….…..………..………i
Kata Pengantar ……………………….…..………..………ii
Daftar Isi ……………………….…..………..…………….iii
BAB I PENDAHULUAN………………...
1.1 Latar Belakang …………………………………………….……………….1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………….…………….……2
1.3 Tujuan ………………………………………………………………...……….…3

BAB II PEMBAHASAN…………………
2.1 Pengertian dan ruang lingkup Kesehatan lingkungan………………………..……4
2.2 Penyediaan air bersih …………………………………………...………….….…..5
2.1 Pembuangan kotoran manusia ……………………………………. ..…….………6

BAB III PENUTUP……………………..8


3.1 Kesimpulan ……………………...…...…………… 8
3.2 Saran ……………………….…..………..…………8
KATA PENGANTAR

Puji Syukur selalu kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat-Nya makalah dengan judul “ Masalah Kesehatan lingkungan yang berpengaruh
pada perilaku” ini dapat disusun dan selesai tepat waktu.
Kami tau bahwa makalah yang disusun masih jauh dari kata sempurna dan banyak
kekurangan lainnya dari segi penulisan maupun materi. Untuk itu kami menerima kritik serta
saran dari semua pihak untuk membantu menyempurnakan makalah ini.
Kami harap dengan adanya makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman
kepada pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupansosial kemasyarakatan, 
Bahkan merupakan salah satu unsur penentu ataudeterminan dalam kesejahteraan
penduduk.Di manalingkungan yang sehat sangat dibutuhkan bukan hanya untuk 
meningkatkan derajat kesehatanmasyarakat, tetapi juga untuk kenyamanan hidup dan
meningkatkan efisiensi kerja dan belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya 
angkakematian bayi pada suatu daerah disebabkan karena faktor perilaku (perilaku
perawatan pada saat hamil dan perawatan bayi, serta perilaku kesehatanlingkungan)
dan faktor kesehatan lingkungan. Pwngelolaan air dan prosedur pembuangan jamban
sangat penting untuk Kesehatan di lingkungan masyarakat.

Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara.
Tiga per empat bagian tubuh manusia terdiri dari air. Manusia tidak dapat bertahan hidupl
ebih dari 4-5 hari tanpa minum air.Air yang digunakan harus memenuhi syarat dari segi
kualitas maupunkuantitasnya. Secara kualitas, air harus tersedia pada kondisi yang
memenuhi syaratkesehatan. Kualitas air dapat ditinjau dari segi fisika, kimia, biologi dan
radioaktif.Kualitas air yang baik ini tidak selamanya tersedia dialam. Dengan
adanya perkembangan industri dan pemukiman dapat mengancam kelestarian air bersih.S
ehingga diperlukan upaya perbaikan secara sederhana maupun modern.
(wawanKurniawan)
Penelitian yang dilakukan oleh Triyono (2014) mengemukakan bahwa pengetahuan,
penghasilan keluarga, ketersediaan sarana dan peran petugas kesehatan merupakan faktor
yang mempengaruhi perilaku buang air besar sembarangan di Kampung Garapan Desa
Tanjung Pasir Kabupaten Tangerang Propinsi Banten. Penelitian yang sama dilakukan
oleh Marsisus di Kecamatan Nanga Belitang Kabupaten Sekadau (2015) menjelaskan
bahwa kebiasaan buang air besar sembarangan pada masyarakat dipengaruhi oleh faktor
pengetahuan, sikap, sosial ekonomi serta penyediaan jamban.

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan pengertian dan ruang lingkup Kesehatan lingkungan?
2. Bagaimana cara penyediaan air bersih ?
3. Bagaimana cara pembuangan kotoran manusia?
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian dan ruang lingkup Kesehatan lingkungan
2) Untuk mengetahui cara penyediaan air bersih
3) Untuk mengetahui cara pembuangan kotoran manusia
1.Pengertian dan ruang lingkup kesehatan lingkungan
 Pengertian Kesehatan Lingkungan
Menurut World Health Organisation (WHO) yaitu suatu keseimbangan ekologi
yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat
dari manusia.
 Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal
yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan
faktor keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya
masalah kesehatan masyarakat. Ruang lingkup Kesehatan lingkungan adalah :
Menurut WHO:
1. Penyediaan air minum yang bersih
2. Pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran
3. Pembuangan sampah padat
4. Pengendalian vektor
5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6. Higiene makanan, termasuk higiene susu
7. Pengendalian pencemaran udara
8. Pengendalian radiasi
9. Kesehatan kerja
10. Pengendalian kebisingan
11. Perumahan dan pemukiman
12. Aspek kesling dan transportasi udara
13. Perencanaan daerah dan perkotaan
14. Pencegahan kecelakaan
15. Rekreasi umum dan pariwisata
16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah,
bencana alam dan perpindahan penduduk.
17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.

2. Penyediaan air minum dan bersih


Hasil studi WHO (2007) memperlihatkan bahwa intervensi lingkungan melalui
modifikasi lingkungan dapat menurunkan risiko penyakit diare sampai dengan 94%.
Modifikasi lingkungan tersebut termasuk didalamnya penyediaan air bersih menurunkan
risiko 25%, pemanfaatan jamban menurunkan risiko 32%, pengolahan air minum tingkat
rumah tangga menurunkan risiko sebesar 39% dan cuci tangan pakai sabun menurunkan
risiko sebesar 45%. Secara definisi, air bersih merupakan air yang dapat digunakan untuk
keperluan sehari¬ hari yang kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan seperti syarat
fisik, kimia bakteriologis dan dapat diminum apabilah telah masak. Air bersih yang
digunakan untuk berbagai kebutuhan rumah tangga sehari-hari seperti mandi, cuci,
kakus. Air juga digunakan untuk keperluan Industri, Pertanian, Pemadam kebakaran,
Tempat rekreasi dan Transportasi. Air sangat berguna bagi kehidupan manusia. Di dalam
tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air, tubuh orang dewasa sekitar 55-60% berat
badan terdiri dari air, untuk anak anak sekitar 65% dan untuk bayi sekitar 80% (Chandra,
2007).
Jenis sarana air bersih yang dimiliki oleh sebuah keluarga mempunyai hubungan
yang sangat bermakna dengan kejadian diare pada balita. Hal ini dapat dipahami karena
sumur gali menyediakan air yang berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dari tanah
permukaan, oleh karena itu dengan mudah terkontaminasi melalui rembesan.
Kontaminasi paling umum adalah karena kena penapisan air dari sarana pembuangan
kotoran manusia dan binatang. Sedangkan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
merupakan sistem penyediaan air bersih dengan menggunakan jaringan pipa sehingga
relatif aman dari kotoran manusia dan bi natangResiko kesehatan akan sangat
terpengaruh, ketika bakteri berbahaya, virus, dan parasit mengkontaminasi air minum
baik pada sumbernya, melalui rembesan aliran permukaan yang sudah terkontaminasi,
atau dalam sistem pipa distribusi.
Kualitas dan Kuantitas Air bersih
Kualitas air merupakan keriteria standar yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penularan penyakit pada masyarakat yang ditularkan melalui air. Peraturan yang
digunakan sebagai standar persyaratan kualitas air di Indonesia adalah peraturan
pemerintah No.492/Menkes/per/IV/2010, tentang persyaratan kualitas air minum.
Sedangkan secara kuantitas, bahwa kuantitas air merupakan jumlah air bersih yang
minimal digunakan masyarakat untuk keperluan sehari-hari yang meliputi masak,
minum, mandi, cuci, kakus, dan kebutuhan lainnya. Di Negara- Negara maju tiap orang
memerlukan air antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di Negara berkembang termasuk
Indonesia, tiap orang memerlukan air 30-60 liter per hari (WHO, 2006).

Untuk menilai potensi dan tingkat resiko pencemaran air bersih, antara lain dapat
dilakukan dengan kegiatan inspeksi sanitasi. Inspeksi sanitasi merupakan kegiatan
pengamatan terhadap keadaan fisik sarana air bersih, lingkungan dan perilaku
masyarakat, yang diperkirakan dapat mempengaruhi kualitas air dari sarana air bersih
yang diinspeksi, dengan menggunakan formulir yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil
inspeksi sanitasi tersebut ditetapkan tingkat risiko pencemaran dari sarana air bersih ke
dalam empat kategori yaitu rendah, sedang, tinggi dan amat tinggi. Inspeksi sanitasi
dilaksanakan terhadap semua sarana yang ada, sedangkan pengambilan sampel hanya
dilakukan terhadap sarana tingkat risiko pencemarannya termasuk dalam kategori rendah
dan sedang.
Pemantauan Kualitas air merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk mengetahui
keadaan kualitas air disuatu daerah tertentu. Berdasarkan hasil pemantauan tersebut,
dapat diperkirakan risiko suatu daerah atas kemungkinan terjadinya out break penyakit
yang ditularkan melalui air.
Penentuan Kualitas air dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung
melalui pemeriksaan laboratorium dan secara tidak langsung melalui inspeksi sanitasi.
Berbeda dengan pemeriksaan laboratorium yang akurasinya tinggi, penentuan kualitas
air berdasarkan hasil inspeksi sanitasi hanyalah suatu perkiraan, sehingga akurasinya
kurang memadai. Namun demikian, karena inspeksi sanitasi merupakan kegiatan low
cost dan hasilnya cepat diketahui, maka cara tersebut sangat praktis dan dapat
dilaksanakan secara luas. Oleh karena itu, penggunaan inspeksi sanitasi sebagai
pelengkap dari pemeriksaan laboratorium merupakan tindakan efisiensi (Chandra, 2007).

1. Metode Analisis Fisik

 Endus bau air apakah netral atau memiliki bau tertentu.


 Kecap rasa air apakah mengandung rasa tertentu atau tidak.
 Terawang kejernihan air dengan menggunakan gelas kaca bening.
 Periksa warna air dengan mengendapkan air selama beberapa saat.
 Cek apakah pipa korosif atau tidak. Bila korosif artinya air banyak mengandung
mineral berbahaya.

2. Metode Analisis Kimiawi

 Manfaatkan air teh untuk mengecek kualitas air.


 Pertama, campurkan air dengan air teh dalam volume yang sama.
 Diamkan selama beberapa jam agar reaksinya muncul.
 Perhatikan apakah ada perubahan warna atau jadi berlendir.
 Perubahan semacam itu menandakan air tak jernih dan mengandung logam berat.
 Sebaliknya, bila tak ada perubahan artinya air aman dikonsumsi.

3. Metode Analisis Bakteriologis

 Pertama, masukkan air ke dalam sebuah gelas kemudian tutup rapat.


 Diamkan selama lima hari.
 Setelah itu, amati apakah terdapat perubahan pada warna dan bentuk airnya.
 Bila air berubah warna menjadi hitam, putih, atau hijau, artinya terdapat banyak
bakteri di dalamnya dan air tak layak dikonsumsi.
 Bila selama 5 hari air disimpan tak berubah warna, artinya air bersih dan sehat dan
layak dikonsumsi.

Apabila terjadi out break penyakit-penyakit yang ditularkan melalui air, maka akan
dilakukan kegiatan investigasi. Hal ini dilakukan dalam bentuk inspeksi sanitasi sarana
air bersih. Inspeksi sanitasi ini juga merupakan bentuk kegiatan monitoring, untuk
memastikan adanya penyimpangan parameter kualitas air.
Pelaksanaan inspeksi sanitasi pada kegiatan monitoring digunakan untuk
memperkirakan kualitas air, sedangkan inspeksi sanitasi pada kegiatan investigasi
dilaksanakan untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan parameter kualitas
air. Oleh karena itu, inspeksi sanitasi dilaksanakan terhadap sarana yang telah diketahui
kualitas airnya berdasarkan pemeriksaan laboratorium.
3. Pembuangan kotoran manusia
Akses masyarakat terhadap sarana sanitasi khususnya jamban, saat ini masih jauh
dari harapan. Berbagai kampanye dan program telah banyak dilakukan, terakhir dengan
pemberlakuan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Berbagai upaya
tersebut sebetulnya bermuara pada terpenuhinya akses sanitasi masyarakat, khususnya
jamban. Namun akses tersebut selain berbicara kuantitas yang terpenting adalah kualitas.
Perdebatan tentang pengertian sanitasi total, pada tahap awal akan terjadi pada
ranah defenisi dan pengertian. Untuk menuju sanitasi total, penting untuk memastkan
faktor supply dan demand tercapai dengan maksimal, untuk mewujudkan Open
Defecation Free (ODF) pada tingkat komunitas.

Kenyataan di lapangan status ODF masih belum seiring dengan terpenuhinya syarat kualitas
sarana (dan ini memang sering kali harus diabaikan dulu untuk mengejar perubahan
perilaku). Namun bagaimanakah sebetulnya syarat pembuangan tinja yang memenuhi syarat
kesehatan? Menurut Ehlers dan Steel (dalam Entjang, 2000), syarat tersebut antara lain :
 Tidak boleh mengotori tanah.
 Tidak boleh mengotori air permukaan.
 Tidak boleh mengotori air tanah dalam.
 Kotoran tidak boleh terbuka sehingga dapat dipakai tempat lalat bertelur atau
perkembang biakan vektor penyakit lainnya.
 Kakus harus terlindung dari penglihatan orang lain.
 Pembuatannya mudah dan murah.
Untuk mencegah sekurang-kurangnya mengurangi kontaminasi tinja terhadap lingkungan,
maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik, maksudnya pembuangan
kotoran harus di suatu tempat tertentu atau jamban yang sehat. Suatu jamban disebut sehat
untuk daerah pedesaan apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut (Notoatmodjo,2003).
1. Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban.
2. Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya.
3. Tidak mengotori air tanah di sekitarnya.
4. Tidak dapat terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa, dan binatang binatang
lainya.
5. Tidak menimbulkan bau.
6. Mudah digunakan dan dipelihara (maintanance).
7. Sederhana desainnya.
8. Murah.
9. Dapat diterima oleh pemakainya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Menjaga kesehatan lingkungan sangat pentin salah satunya Penyediaan air bersih. Kualitas
air merupakan keriteria standar yang digunakan untuk mencegah terjadinya penularan
penyakit pada masyarakat yang ditularkan melalui air.Pembuangan tinja juga sangat penting.
syarat Pembuangan tinja antara lain :
 Tidak boleh mengotori tanah.
 Tidak boleh mengotori air permukaan.
 Tidak boleh mengotori air tanah dalam.
 Kotoran tidak boleh terbuka sehingga dapat dipakai tempat lalat bertelur atau
perkembang biakan vektor penyakit lainnya.
 Kakus harus terlindung dari penglihatan orang lain.
 Pembuatannya mudah dan murah.

3.2 Saran
Masyarakat mengetahui ciri-ciri air yang memenuhi syarat sehingga terhindar dari penyakityang
ditularkan melalui air serta tidak menambah terjadinya bahan pencemar dengan cara tidak
membuang sampah rumah tangga kedalam air sungai, dan ataupun kedalam selokan

Masyarakat selalu menumbuhkan kesadaran dari dalam diri untuk untuk selalu Menggunakan


jamban yang sehat tidak merusak lingkungan dan pencemarannya. "selain itu diperlukan juga
kontrol sosial budayamasyarakat untuk lebih menghargai sanitasi lingkungan.”
DAFTAR ISI
 https://www.academia.edu/28616819/Makalah_Air_Bersih_docx
 https://repository.unmuhpnk.ac.id/906/2/BAB%20I%2C%20II.pdf
 https://genbest.id/articles/cek-kualitas-air-di-rumah-ini-ciri-ciri-air-sumur-yang-sehat

Anda mungkin juga menyukai