MAKALAH TENTANG
OLEH :
DINAH 15.IK.424
TAHUN 2017-2018
KATA PENGANTAR
Dalam rangka memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing pada mata
kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat, dan untuk melengkapi penilaian maka kami menyusun
makalah ini. Makalah ini sendiri berhubungan dengan Jamban Sehat, mulai dari pengertian
,syarat-syarat , serta macam-macam jamban juga kami memberikan akibat dari tidak adanya
jamban sehat.
Selain itu, penyusunan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi para
mahasiswa khususnya mahasiswa Keperawatan. Sedangkan sumber makalah ini adalah
beberapa artikel dan kumpulan-kumpulan makalah lain yang masih berhubungan dengan
materi ini yang kami dapat melalui jaringan komunikasi, internet. Selama penyusunan
makalah ini banyak kendala yang kami alami, namun hal itu dapat kami atasi dengan
adanya kerja sama antara anggota satu dengan anggota lain dalam satu kelompok.
Kami sadar, bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka, kami berharap
Bapak/Ibu para pembimbing mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat dapat memakluminya,
serta berkenan memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
PENDAHULUAN
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling
berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan sendiri. Demikian pula
pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya
sendiri, tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya dengan masalah ‘sehat sakit’
atau kesehatan tersebut. Menurut Hendrik L.Bloom (1974) ada 4 faktor yang mempengaruhi
kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat, yaitu keturunan,
lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan. Status kesehatan akan tercapai secara
optimal, bilamana keempat faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang
optimal pula. Salah satu faktor saja berada dalam keadaan yang terganggu, maka status
kesehatan bergeser di bawah optimal.
Pembuangan tinja perlu mendapat perhatian khusus karena merupakan satu bahan
buangan yang banyak mendatangkan masalah dalam bidang kesehatan dan sebagai media
bibit penyakit, seperti diare, typhus, muntaber, disentri, cacingan dan gatal-gatal. Selain itu
dapat menimbulkan pencemaran lingkungan pada sumber air dan bau busuk serta estetika.
Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan yang dapat kami ambil Mulai dari :
pengertian ,syarat-syarat ,dan macam-macam jamban, Serta Pengkajian yang kami lakukan
di daerah Banjarmasin Sungai Andai tentang Keadaan Jamban daerah tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sanitasi merupakan salah satu tantangan yang paling utama bagi negara negara
berkembang. Karena menurut WHO, penyakit diare membunuh satu anak di dunia ini setiap
15 detik, karena akses pada sanitasi masih terlalu rendah. Hal ini menimbulkan masalah
kesehatan lingkungan yang besar, serta merugikan pertumbuhan ekonomi dan potensi
sumber daya manusia pada skala nasional .
Ditinjau dari luasnya lingkup,maka masalah lingkungan dapat dibagi menjadi 3 kelompok
dasar:
Pembuangan tinja merupakan salah satu upaya kesehatan lingkungan yang harus
memenuhi sanitasi dasar bagi setiap keluarga. Pembuangan kotoran yang baik harus
dibuang kedalam tempat penampungan yang disebut dengan jamban
Menurut Josep Soemardji (1999) arti pembuangan tinja adalah pengumpulan kotoran
manusia disuatu tempat sehingga tidak menyebabkan bibit penyakit yang ada pada kotoran
manusia yang menggangu estetika. Berarti jamban keluarga sangat berguna bagi kehidupan
manusia karena jamban sangat berguna dalam mencegah berbagai penyakit yang
disebabkan oleh kotoran yang tidak dikelola dengan baik. Jamban atau sarana kotoran yang
memenuhi syarat adalah upaya penyehatan lingkungan pemukiman. Saranaa jamban yang
tidak saniter berpengaruh bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan.
Kotoran manusia adalah segala zat atau benda yang dihasilkan oleh tubuh dan
dipandang tidak berguna lagi sehingga perlu dibuang (Notoatmodjo, 1996).
Kualitas tinja seseorang dipengaruhi oleh keadaan setempaat selaain faktor fisiologis
juga budaya dan kepercayaan. Isi dan komponen tinja tergantung dari beberapa faktor diet
,iklim, dan status kesehatan (Sukarni, 1994).
Tinja manusia adaalah buangan padat yang kotor dan berbau serta merupakan
media penularan penyakit bagi masyarakat. Kotoran manusia mengandung jenis organisme
pathogen yang dibawa air, makanan, lalat yang membawa penyakit seperti salmonella
,vibriokolera, amuba ,virus ,cacing, disentris ,ascariasis ,poliomylitis, dan lain-lain. Kotoran
mengandung agen penyebab infeksi masuk saluran pencernaan (Warsito, 1996).
Hubungan antara tinja dan status kesehataan terjadi secara langsung dan tidak
langsung. Efek langsung dapat mengurangi incidence penyakit yang ditularkan karena
kontaminasi oleh tinja seperti kolera ,disentris, typus ,dan lain-lain. Efek tidak langsung
darinpembuangan tinja berhubungan dengan komponen sanitasi lingkungan seperti
menurunnya kondisi hygiene lingkungan. Hal ini akan mempengaruhi perkembangan sosial
masyarakat dengan mengurangi pencemaran tinja pada sumber air minum penduduk
(Kusnoputranto ,1995).
2.2. Jenis-Jenis Jamban
Jamban tangki septik/leher angsa adalah jamban berbentuk leher angsa yang
penampungannya berupa tangki septik kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses
penguraian/dekomposisi kotoran manusia yang dilengkapi dengan resapannya.
a) Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar lubang kotoran
tidak mencapai permukaan air tanah maksimum. Jika keadaan terpaksa, dinding dan
dasar lubang kotoran harus dipadatkan dengan tanah liat atau diplester.
b) Jarak lubang kotoran ke sumur sekurang-kurangnya 10 meter
c) Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air kotor dari lubang
kotoran tidak merembes dan mencemari sumur.
d) Tidak membuang air kotor dan buangan air besar ke dalam selokan, empang, danau,
sungai, dan laut
a) Tidak buang besar di sembarang tempat, seperti kebun, pekarangan, dekat sungai,
dekat mata air, atau pinggir jalan.
b) Jamban yang sudah penuh agar segera disedot untuk dikuras kotorannya, atau
dikuras, kemudian kotoran ditimbun di lubang galian.
a) Jika menggunakan bak air atau penampungan air, sebaiknya dikuras setiap
minggu. Hal ini penting untuk mencegah bersarangnya nyamuk demam berdarah
b) Ruangan dalam jamban harus terang. Bangunan yang gelap dapat menjadi sarang
nyamuk.
c) Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang bisa menjadi
sarang kecoa atau serangga lainnya.
d) Lantai jamban harus selalu bersih dan kering
a) Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus ditutup setiap selesai
digunakan
b) Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan leher angsa harus tertutup
rapat oleh air
d) Lantai jamban harus kedap air dan permukaan bowl licin. Pembersihan harus
dilakukan secara periodik
Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding lubang kotoran
dengan pasangan batu atau selongsong anyaman bambu atau bahan penguat lain yang
terdapat di daerah setempat
b) Jangan membuang plastik, puntung rokok, atau benda lain ke saluran kotoran karena
dapat menyumbat saluran
c) Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran karena jamban akan
cepat penuh
d) Hindarkan cara penyambungan aliran dengan sudut mati. Gunakan pipa berdiameter
minimal 4 inci. Letakkan pipa dengan kemiringan minimal 2:100
Jamban berfungsi sebagai pengisolasi tinja dari lingkungan. Jamban yang baik dan
memenuhi syarat kesehatan akan menjamin beberapa hal ,yaitu :
PEMBAHASAN
Keberadaan jamban di Indonesia menurut data bank dunia tahun 2003 dari jumlah
penduduk Indonesia yaitu 203 juta orang yang menggunakan jamban baru 100 juta orang
atau hanya 47% saja (DEPKES RI, 2004). Secara nasional pencapaian jumlah cakupan
jamban di Indonesia terlihat dari laporan 19 propinsi di Indonesia. Pada tahun 2005 telah
dilakukan pemeriksaan rumah di beberapa kabupaten/kota di Indonesia tapi hasilnya
menunjukan dari 401.780 rumah yang dilakukan pemeriksaan, ketersediaan jamban baru
68,49%. Di perkotaan yang menggunakan jamban sekitar 80,45% (DEPKES RI,2005). Di
propinsi Sumatera dari pemeriksaan rumah terlihat bahwa cakupan penggunaan jamban
pada tahun 2004 sekitar 51,71%. Hal ini jika dibanding angka berkisar 61,8% maka propinsi
Sumatera masih dibawah angka nasional.
Dan dari ketidakpunyaan jamban sehat pada suatu rumah itu akan menimbulkan
penyakit. Penyakit yang ditimbulkan dari kotoran manusia digolongkan menjadi tiga ,yakni :
Karena manusia merupakan sumber penting dari penyakit ,penyakit infeksi yang
ditularkan oleh tinja merupakan salah satu penyebab kematian.
Penyakit yang ditularkan oleh tinja manusia bisa menyebabkan kelemahan karena
manusia sebagai reservoir dari penyakit yang bisa menurunkan produktifitas kerja.
Akibatnya perlu dilakukan tindak pencegahan agar penyakit tidak menular. Maka dari itu
sebaiknya setiap rumah harus memiliki jamban sehat dengan beberapa syarat yang telah
ditetapkan oleh kementrian yakni :
Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum dengan lubang
penampungan minimal 10 meter
Tidak berbau
Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus
Tidak mencemari tanah di sekitamya
Mudah dibersihkan dan aman digunakan
Dilengkapi dinding dan atap pelindung
Penerangan dan ventilasi cukup
Lantai kedap air dan luas ruangan memadai
Tersedia air, sabun, dan alat pembersih
Kenapa jamban yang kita miliki harus sehat ?
Itu karena jamban merupakan media penularan penyakit yang ditimbulkan oleh kotoran
manusia . Maka dari itu kita harus memiliki jamban sehat dengan tujuan :
Betapa tidak, hampir semua aktivitas dilakukan di sungai, mulai dari transportasi
hingga aktivitas jual beli di pasar terapung. Khusus aktivitas yang disebut terakhir, itulah
salah satu daya tarik Banjarmasin di mata wisatawan. Banyak turis yang sengaja datang
hanya untuk melihat kegiatan jual beli di atas sungai.
Meski begitu, ternyata masih ada daya tarik wisata lain yang dimiliki Banjarmasin,
yaitu kehidupan penduduk di sekitaran sungai. Salah satu yang bisa kunjungi adalah tepi
Sungai Lulut, Kecamatan Banjarmasin Timur, Banjarmasin. Pada saat pengkajian yang kami
lakukan di daerah sungai lulut : banyak sekali terdapat jamban di daerah sana dan
jambannya disana sangat banyak karena rumah mereka berada di tepi sungai tetapi rumah
orang yang berada tidak ditepi sungai dan rumahnya agak mewah tidak memakai jamban
cemplung tetapi jamban sendiri dengan safety tank kata masyarakat disana. Dan
masyarakat disana masih ketergantungan jamban cemplung karena mulai dari dulu mereka
sudah terbiasa dan mereka mau saja dengan jamban safety tank tetapi tidak biaya kata
masyarakat disana , mereka berharap pemerintah bisa menanggulangi masalah ini dan bisa
mencari solusinya . Jadi mayoritas masyarakat disana banyak yang memakai jamban
cemplung kalau rumah mereka di tepi sungai saja.
BAB IV
4.1 KESIMPULAN
* Jamban merupakan media penyebaran penyakit yang ditimbulakn oleh kotoran manusia.
4.2 SARAN
3. Perlu kerjasama lintas program dan sektoral oleh dinas kesehatan maupun puskesmas
dengan instansi lain sebagai penggerak peran serta masyarakat menggunakan jamban.
4. Kegiatan penyuluhan yang disertai dengan praktek dan pembinaan langsung di lapangan
perlu ditekankan secara khusus pada masalah sanitasi lingkungan terutama mengenai
jamban keluarga di daerah Sungai Lulut Banjarmasin.
Azwar A, 2000. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan, Jakarta. Penerbit : Mutiara Sumber
Widya Press.
Conyers D, 1994. Perencanaan Sosial di Dunia Ketiga, Gajah Mada University Press
Yogyakarta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ,1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia Balai
Pustaka, Jakarta.
Ehler dan Stell, 2000. Syarat-syarat jamban sehat yang memenuhi standar, Jakarta.
Irawan dan Suparmoko, 2002. Penelitian evaluasi dan pemanfaatan jamban dari berbagai
aspek geohidrologi, sosial ekonomi, dan sosial budaya masyarakat di beberapa daerah
pedesaan di Indonesia, Balitbangkes DEPKES RI, Jakarta.
Entjang, I. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.