BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan
masalah - masalah lain diluar kesehatan sendiri. Demikian pula pemecahan masalah kesehatan
masalah, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi - segi yang
ada pengaruhnya terhadap masalah “sehat sakit “ atau kesehatan tersebut.
Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas SDM yang dilakukan secara
berkelanjutan. Berdasarkan visi pembangunan nasional melalui pembangunan kesehatan yang
ingin dicapai untuk mewujudkan Indonesia sehat 2025. Gambaran masyarakat Indonesia di masa
depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat bangsa, Negara yang
ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan prilaku hidup sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta
memiliki derajat kesehatan yang tinggi.
Pelayanan keperawatan berupa bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik
dan mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemauan,
sehingga dengan bantuan yang diberikan tersebut diperoleh kemampuan
melaksanakan kegiatan hidup sehari – hari secara mandiri. Kegiatan pelayanan diberikan
dalam upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan
(kuratif), sertya pemeliharaan kesehatan (rehabilitative).
Upaya yang diberikan ditekankan kepada upaya pelayanan kesehatan primer (Primary Health
Care/ PHC) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan etika profesi keperawatan sehingga
setiap orang yang menerima pelayanan kesehatan dapat mencapai hidup sehat dan produktif.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui tentang konsep isu kecenderungan dan setting praktik
keperawatan komunitas.
2. Tujuan Khusus
D. METODE PENULISAN
Penulisan makalah ini menggunakan berdasarkan literatur yang diperoleh dari buku ataupun
sumber dari internet.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Makalah ini terdiri dari 3 bab yang disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan dan sistematika
penulisan.
BAB II : Pembahasan yang terdiri dari konsep isu kecenderungan pada tempat area dan setting praktik
keperawatan komunitas.
BAB II
PEMBAHASAN
Isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak terjadi di
masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik, hukum, pembangunan
nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun tentang krisis.
Secara sederhana isu dapat diartikan sebagai sebuah persoalan, atau isu dapat juga dikatakan
sebagai sebuah masalah, sesuatu yang sedang menjadi perhatian, yang terlintas, desas desus atau
banyak lagi peristilahan lain. Isu berarti sebuah pokok persoalan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Tahun 1997, isu adalah “masalah
yang dikedepankan”. Sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 1993, isu adalah :
b. Kabar angin yang tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya;
c. Kabar, desas-desus.
Dalam praktiknya, aktual memiliki beberapa makna antara lain: benar terjadi atau akan
terjadi, sedang menjadi perhatian orang banyak dan merupakan berita hangat. Jadi, isu
keperawatan komunitas adalah suatu masalah yang dikedepankan untuk ditangani atau desas -
desus dalam ruang lingkup keperawatan komunitas.
Perkembangan Keperawatan di Indonesia saat ini sangat pesat, hal ini disebabkan oleh:
1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat sehingga informasi dengan
cepat dapat diakses oleh semua orang sehingga informasi dengan cepat diketahui oleh masyarakat,
Keterlibatan perawat dalam politik sangat terbatas. Walaupun secara individu ada beberapa
nama seperti F.Nightingale, Lilian Wald, Margaret Sunger, dan Lavinia Dock telah mempengaruhi
dalam pembuatan di berbagai bidang nampaknya perawat kurang di hargai sebagai kelompok.
Gerakan wanita telah memberikan inspirasi pada perwat mengenai masalah keperawatan
komunitas.
Pospek keperawatan komunitas dimasa yang akan dating cenderung semakin berkembang dan
dibutuhkan dalam system pelayanan kesehatan pemerintah. Peran perawat kesehatan masyarakat
sangat dibutuhkan dalam mengatasi sebagai masalah kesehatan yang terjadi di masa yang akan
datang karena mengikuti perubahan secara keseluruhan. Dampak perubahan tersebut dapat
berpengaruh pada peran yang dilkaukan perawat. Intervensi keperawatan kesehatan masarakat
diberbagai tingkat pelayanan akan semakin besar dikarnakan adanya kelalaian, ketidaktahuan,
ketidakmauan, dan ketidakmampuan individu,keluarga, kelompok, dan masyarakat.
3. Puskesmas Idaman
Puskesmas Idaman adalah Puskesmas dengan pelayanan kesehatan bermutu yang memenuhi
atau melebihi harapan pelanggan serta memberi pelayanan yang sesuai dengan standart operating
procedure (SOP) pelayanan kesehatan. “Puskesmas Idaman” sebagai pelayanan masyarakat, akan
berusaha untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang sesuai dengan harapan
pelanggan, oleh karena itu Puskesmas Idaman juga merubah paradigma dari “ Puskesmas yang
mengatur Masyarakat” menjadi “Puskesmas yang memenuhi harapan Masyarakat”.
Keadaan lain di Negara Indonesia yang masih merupakan masalah yang harus dihadapi dalam
permasalahan Bidang Kesehatan meliputi :
a. Masih cukup tingginya perbedaan status kesehatan antar tingkat sosial ekonomi
Permasalahan pembangunan sosial dan budaya yang menjadi perhatian utama antara lain
adalah masih rendahnya derajat kesehatan dan status gizi serta tingkat kesejahteraan sosial
masyarakat; masih rentannya ketahanan budaya dan belum diberdayakannya kesenian dan
pariwisata secara optimal; masih rendahnya kedudukan dan peranan perempuan diberbagai bidang
kehidupan dan pembangunan; masih rendahnya partisipasi aktif pemuda dalam pembangunan
nasional, belum membudayanya olahraga dan masih rendahnya prestasi olahraga. Berbagai
permasalahan tersebut akan diatasi melalui pelaksanaan berbagai program pembangunan yang
mengacu pada arah kebijakan sosial dan budaya yang telah diamanatkan dalam GBHN 1999–2004.
Strategi yang digunakan dalam melaksanakan pembangunan bidang sosial dan budaya adalah
desentralisasi; peningkatan peran masyarakat termasuk dunia usaha; pemberdayaan masyarakat
termasuk pemberdayaan perempuan dan keluarga; penguatan kelembagaan termasuk peningkatan
koordinasi antarsektor dan antarlembaga. Lingkungan sosial budaya yang erat kaitannya dengan
masalah kesehatan harus dilihat dari segi kehidupan masyarakat secara luas. Faktor – faktor
kemasyarakatan tersebut antara lain struktur sosial, ekonomi dan budaya. Ini meliputi kecerdasan
rakyat, kesadaran rakyat untuk memlihara kesehatan dirinya sendiri.
Makin bertambah tinggi tingkat pendidikan masyarakat akan tercipta perilaku dan sikap yang
baik terhadapa hidup sehat yang menguntungkan upaya kesehatan. Masyarakat agraris pada
umumnya lebih lamban menanggapi perubahan nilai sosila budaya termasuk ekonomi, hingga sulit
mengatasi masalah kemiskinan maupun pengembangan sosial dan budaya, yang justru
berpengaruh pada sikap dan perilaku hidup sehat.
Upaya pengendalian pertumbuhan telah berhasil dengan baik terutama melalui gerakan
Keluarga Berencana. Namun pertambahan jumlah penduduk dan perbandingan penduduk usia
muda yang masih besar, serta penyebaran peduduk yang masih belum merata, menimbulkan
masalah. Perbandingan jumlah penduduk wanita dan pria, tidak akan banyak berubah dari keadaan
sekarang, yaitu 100 orang wanita terhadap 96,8 pria. Jumlah penduduk berusia 40 tahun keatas,
secara relatif akan bertambah. Ini berarti perlunya peningkatan pelayanan untuk penyakit –
penyakit tidak menular seperti kanker, penyakit jantung, dan penyakit degeneratif lainnya yang
biasa diderita oleh penduduk berusia 40 tahun keatas, yang relatif lebih mahal pelayanannya
dibandingkan dengan penyakit menular.
Dengan demikian ciri kependudukan di Indonesia sampai sekarang masih cenderung bergerak
lamban dari penduduk usia muda ke arah penduduk usia tua. Karena itu upaya kesehatan masih
ditujukan terutama kepada penyakit-penyakit yang banyak dideriita oleh anak-anak di bawah usia
5 tahun, dengan tidak melupakan pula berbagai penyakit yang lazim diderita oleh golongan umur
produktif yang makin besar jumlahnya serta perubahan ciri-ciri penyakit di masa akan
datang kondisi kesehatan lingkungan masih rendah; Pencemaran lingkungan dewasa ini selain
terutama disebabkan karena kebiasaan membuang kotoran yang tidak semestinya juga disebabkan
oleh pencemaran air dan tanah serta udara karena bahan buangan industri, limbah pertanian dan
pertambangan serta pencemaran udara karena kenderaan bermotor. Pencemaran makanan dan
minuman dapat terjadi karena hygiene dan sanitasi yang belum memadai, pemakaian bahan
tambahan, pemakaian pestisida untuk menyelamatkan produksi pangan dan keadaan lingkungan
yang makin tercemar.
Mengenai perumahan, bahwa dewasa ini masih banyak penduduk menempati rumah dan
pemukiman yang tidak layak, yang merugikan kondisi kesehatan diri sendiri dan lingkungan.
1) Tidak merokok
Merokok adalah kebiasaan jelek yang mengakibatkan berbagai macam penyakit. Ironisnya
kebiasaan merokok ini, khususnya di Indonesia seolah-olah sudah membudaya. Hampir 50%
penduduk Indonesia usia dewasa merokok. bahkan dari hasil suatu penelitian, sekitar 15% remaja
kitatelah merokok. inilah tantangan pendidikan kesehatan kita.
Kebiasaan minuman keras dan mengkonsumsi narkoba (narkotik dan bahan-bahan berbahaya
lainnya) juga cenderung meningkat. Sekitar 1% penduduk Indonesia dewasa diperkirakan sudah
mempunyai kebiasaan minuman keras ini.
3) Istirahat cukup
4) Mengendalikan stres
Stres akan terjadi pada siapa saja, dan akibatnya bermacam-macam bagi kesehatan. Lebih-
lebih sebagai akibat dari tuntutan hidup yang keras seperti diuraikan di atas. Kecenderungan stres
akan meningkat pada setiap orang. stres tidak dapat kita hindari, maka yang penting agar stres
tidak menyebabkan gangguan kesehatan, kita harus dapat mengendalikan atau mengelola stres
dengan kegiatan-kegiatan yang positif.
Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan, misalnya : tidak berganti-ganti
pasangan dalam hubungan seks, penyesuaian diri kita dengan lingkungan, dan sebagainya Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yaitu Upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau
menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan
membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social
support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment) sebagai suatu upaya untuk membantu
masyarakat mengenali dan mengetahui masalahnya sendiri, dalam tatanan rumah tangga, agar
dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan
kesehatannya.
Upaya pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan terpadu hanya mungkin diwujudkan jika
sistem rujukan dikembangkan dengan meningkatkan sarana dalam arti luas, yakni pengembangan
rumah sakit yang memenuhi syarat medis teknis serta kejelasan tanggung jawab antara Puskesmas
dan Rumah sakit, baik pemerintah maupun swasta.,
Pola ketenagaan untuk unit-unit pelayanan kesehatan serta pendidikan dan latihannya masih
perlu dimantapkan. Sistem pengelolaan tenaga kesehatan yang baru dirintis belum sepenuhnya
memungkinkan pembinaan tenaga kesehatan berdasarkan sistem karier dan prestasi kerja. Dengan
meningkatnya kecepatan pembangunan bidang kesehatan sebagi bagian dari pembangunan
nsional, kiranya masalah ketenagaan tersebut juga akan cenderung meningkat pula. Karena itu
masalah ketenagaan perlu mendapatkan prioritas penggarapan baik untuk jangka pendek maupun
menengah dan jangka panjang.
Pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan, atau sering disebut
perilaku pencairan pengobatan (health seeking behavior). Perilaku ini adalah menyangkut upaya
atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan. tindakan atau perilaku
ini dimulai dari mengobati sendiri (self treatment) sampai mencari pengobatan ke luar
negeri. Fasilitas kesehatan sebagi salah satu sumber daya kesehatan sampai dewasa ini telah
dikembangkan tahap demi tahap sesuai dengan keperluan. Jumlah dan fungsi rumah sakit baik
pemerintah maupun swasta telah pula ditingkatkan. Peningkatan rumah sakit ini merupakan salah
satu kegiatan dari peningkatan upaya kesehatan rujukan, yang dimaksudkan untuk lebih
menunjang upaya kesehatan Puskesmas.
Demikian pula fasilitas kesehatan lainnya seperti laboratorium, kantor, perumahan dinas,
fasilitas pendidikan dan latihan dan yang lainnya telah pula ditingkatkan. Namun pamanfaatan
terhadap fasiltas tersebut masih belum optimal, hal ini dapat kita lihat dari sedikitnya jumlah
kunjungan rawat jalan di Puskesmas dibandingkan dengan kunjungan ke praktek pribadi medis
maupun paramedis. Selain itu masih adanya pemanfaatan pengobatan pada praktik perdukunan
pada sebagain masyarakat di pedesaan.
g. Akses masyarakat untuk mencapai fasilitas kesehatan yang ada belum optimal
Akses yang dimaksud adalah sarana pendukung seperti sarana jalan dan transfortasi yang
masih belum baik dan kurang. Di daerah terbelakang dan terpencil sampai saat ini untuk sarana
jalan dan transfortasi dapat dikatakan kurang mendukung. Untuk mencapai fasilitas kesehatan
terkadang membutuhkan waktu berhari-hari hanya untuk mengobati sakit sanak keluarga
masyarakat di desa terpencil tersebut. Permasalah ini tidak lepas juga dengan letak geografis darah
tersebut. Selain itu tidak semua desa tertinggal atau terpencil ditempatkan petugas kesehatan
dikarenakan masih kurangnya tenaga kesehatan.
Saat ini, pcrmasalahan kesehatan yang dihadapi komunitas cukup komleks. Upaya kesehatan
dapat menjangkau seluruh masyarakat meskipun dapat dilihat beberapa terobosan dalam upaya
pembangunan dalam bidang kesehatan. Hal ini ditunjukkan dengan maslh tingginya angka
kematian bayi, yaitu 35 per 1000 kelahiran hidup (SDKI 2002-2003) dan angka kematian ibu, yaitu
307 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2002—2003).
Masalah kesehatan lainnya adalah munculnya penyakit – penyakit yang mengancam jiwa
(emerging diseases) seperti HIV/AIDS, SARS, serta penyakit – penyakit menular (re-emerging
diseases) seperti tuberkulosis, malaria, dan penyakit yang dapat dicegah dengan imuntsasi.
Sementara itu, untuk penyakit – penyakit degeneratif seperti penyakit jantung dan penyakit
pembuluh darah, juga terjadi angka kesakitan. Selain penyakit, krisis dalam komunitas seperti
bencana dan terjadinya kekerasan juga menjadi fokus perhatian kesehatan komunitas. Oleh karena
itu, di masa mendatang dapat diprediksi bahwa kebutuhan akan pelayanan keperawatan kesehatan
komunitas yang berkualitas akan semakin meningkat. Pada akhirnya, kemampuan perawat
kesehatan komunitas untuk menangkap peluang dan berespons terhadap perubahan dan tantangan
di masa mendatang merupakan dasar yang kuat bagi perkembangan keperawatan komunitas.
Kompetensi komunitas, perawatan kesehatan di rumah, perawat puskesmas di komunitas,
kepemimpinan, pemakaian informasi diprediksi menjadi fokus dari sistem kesehatan komunitas di
masa mendatang.
B. SETTING PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNTAS
Kegiatan praktik keperawatan komunitas yang dilakukan perawat mempunyai lahan yang luas
dan tetap menyesuaikan dengan tingkat pelayanan kesehatan, wilayah kerja perawat tetapi secara
umum kegiatan praktek keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
a. Tahap persiapan
1) Pembekalan dari departemen komunitas dan dinas kesehatan tentang program praktek.
2) Penjajakan ke daerah, meliputi wilayah, sistem dalam komunitas, masalah dan kesehatan utama.
5) Pertemuan awal dengan komunitas dan keluarga untuk perkenalan, penjelasan program praktek
dan mengadakan kontrak dengan komunitas.
7) Melakukan tabulasi data, menganalisa data dengan pendekatan demografi, epidemiologi dan
statistik serta membuat visualisasi/penyajian data.
b) Diskusi kelompok untuk menetapkan hasil masalah, prioritas masalah, garis besar rencana
kegiatan
c) Membentuk kelompok kerja kesehatan sesuai dengan masalah yang telah ditetapkan.
d) Tanggapan-tanggapan dari tokoh-tokoh masyarakat dan petugas kesehatan dari instansi terkait.
b. Tahap Pelaksanaan:
1) Menyusun kembali rencana kerja hasil musyawarah bersama dengan kelompok kerja kesehatan.
2) Melaksanakan kegiatan di komunitas bersama-sama dengan kelompok kerja kesehatan:
b) Penyuluhan kesehatan
c) Simulasi/demonstrasi
d) Pembuatan model/percontohan
c. Tahap Evaluasi:
1) Mengevaluasi setiap kegiatan yang dilakukan di komunitas dalam hal kesesuaian, kefektifan dan
keberhasilan kegiatan serta aktivitas dari komunitas.
a. Unit pelayanan kesehatan yang memiliki fasilitas rawat inap dan rawat jalan (rumah sakit,
puskesmas, dan sebagainya).
b. Rumah. Perawat home care memberikan pelayanan keperawatan pada keluarga di rumah yang
menderita penyakit akut dan kronis. Peran home care adalah untuk meningkatkan fungsi keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang beresiko tinggi mengalami masalah kesehatan.
c. Sekolah. Area praktik perawat komunitas juga mencakup seluruh warga di lingkungan institusi
pendidikan seperti siswa, guru dan karyawan baik di TK, SD, SMP, SMA maupun perguruan
tinggi. Perawat sekolah dapat memberikan pelayanan sesaat (day care), screening (proses
mengidentifikasi penyakit-penyakit yang tidak diketahui/tidak terdeteksi dengan menggunakan
berbagai test/uji), maupun memberikan pendidikan kesehatan.
d. Tempat kerja atau industri. Perawat melakukan kegiatan perawatan langsung terhadap kejadian
kesakitan maupun kecelakaan minimal yang terjadi di tempat kerja, industri rumah tangga, pabrik
dan lainnya. Selain itu perawat memberikan pendidikan kesehatan tentang keamanan dan
keselamatan kerja, nutrisi seimbang, penurunan stres, olahraga, penanganan perokok, serta
pengawasan makanan.
e. Barak penampungan. Perawat memberikan perawatan langsung terhadap kasus akut, penyakit
kronis, serta kecacatan fisik ganda dan mental.
g. Panti atau kelompok khusus lain seperti panti asuhan anak, panti wreda, panti sosial lain, rumah
tahanan serta lembaga pemasyarakatan.
h. Pelayanan pada kelompok resiko tinggi. Kelompok resiko tinggi seperti (1) kelompok wanita,
anak-anak, dan lansia yang mendapat perlakuan kekerasan, (2) pusat pelayanan kesehatan jiwa dan
penyalahgunaan obat, (3) tempat penampungan kelompok lansia, gelandangan, pengemis,
kelompok orang dengan HIV/AIDS (ODHA), dan wanita tuna susila (WTS).
Keperawatan kesehatan komunitas identik dengan penyuluhan kesehatan. Hal ini tidak
sepenuhnya salah karena penyuluhan kesehatan juga bagian dari keperawatan kesehatan
komunitas. Akan tetapi tugas perawat komunitas ternyata tidak sesimpel itu. Banyaknya area
praktik dari perawat komunitas menuntut agar seorang perawat komunitas memahami konsep dari
berbagai area dan melakukan fungsi advokasi pada berbagai tingkat sistem.
Menurut DEPKES tahun 2006, sasaran keperawatan kesehatan komuntas antara lain :
a. Individu
Sasaran prioritas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil risiko tinggi, usia Ianjut, penderita
penyakit menular (tuberkulosis pare, kusta, malaria, demam berdarah, diare, dan ISPA atau
pneumonia), dan penderita penyakit degeneratif.
b. Keluarga
Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk rentan teridap masalah kesehatan (vulnerable
group) atau risiko tinggl (high risk group) dengan prioritas sebagai berikut :
1) Keluarga miskin yang belum pernah kontak dengan sarana pelayanan kesehatan (puskesmas dan
jaringannya) dan belum mempunyai kartu sehat.
2) Keluarga yang sudah memanfaatkan sarana kesehatan serta mempunyai masalah kesehatan
terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan balita, kesehatan reprcuduksi, dan penyakit
menular.
3) Keluarga yang tidak termasuk miskin dan mempunyai masalah kesehatan prioritas serta belum
memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan.
c. Kelompok
Sasaran kelompok adalah kelompok khusus yang rentan terhadap masalah kesehatan baik yang
terikat maupun tidak terikat dalam suatu institusi.
1) Kelompok tidak terikat dalam suatu institusi seperti posyandu, kelompok balita, ibu hamil, usia
lanjut, penderita penyakit tertentu, dan pekerja informal.
2) Kelompok masyarakat khusus yang terikat dalam suatu institusi seperti sekolah, pesantren, panti
asuhan, panti wreda, rutan, dan lapas.
d. Masyarakat
Sasaran masyarakat adalah yang rentan atau mempunyai risiko tinggi terhadap timbulnya
masalah kesehatan seperti berikut :
3) Masyarakat di lokasi atau barak pengungsian akibat bencana atau akibat lainnya.
4) Masyarakat di daerah dengan kondisi geografi sulit antara lain daerah terpencil dan perbatasan.
5) Masyarakat di daerah pemukiman baru dengan transportasi sulit sepertl daerah transmigrasi.
4. Prinsip dasar dalam praktik perawatan kesehatan komunitas adalah sebagai berikut:
d. Pelayanan keperawatan yang diberikan lebih menekankan pada upaya pomotif dan preventif
dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitatif.
e. Dasar utama dalam peayanan perawatan kesehatan masyarakat adalah menggunakan pendekatan
pemecahan masalah yang dituangkan dalam proses keperawatan.
f. kegiatan utama perawatan kesehatan mayarakat adalah dimasyarakat dan bukan di rumah sakit.
g. Pasien adalah masyarakat secara keseluruhan baik yang sakit maupun yang sehat.
i. Tujuan perawatan kesehatan masyarakat adalah meningkatkan fungsi kehidupan sehingga dapat
meningkatkan derajat kesehatan seoptimal mungkin.
j. Perawat kesehatan masyarakat tidak bekerja secara sendiri tetapi bekerja secara team.
k. Sebagian besar waktu dari seorang perawat kesehatan masyarakat digunakan untuk kegiatan
meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit, melayani masyarakat yang sehat atau yang sakit,
penduduk sakit yang tidak berobat ke puskesmas, pasien yang baru kembali dari rumah sakit.
n. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakan harus mengacu pada sistem pelayanan kesehatan
yang ada.
o. Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan di institusi pelayanan kesehatan yaitu puskesmas,
institusi seperti sekolah, panti, dan lainnya dimana keluarga sebagai unit pelayanan.
b. Family approach
c. Case Approach
Pembinaan dilakukan berdasar kasus yang datang ke puskesmas yang dinilai memerlukan
tindak lanjut.
d. Community approach
Pendekatan dilakukan terhadap masyarakat daerah binaan melalui survei mawas diri dengan
melibatkan partisipasi masyarakat.
Pelaksanaan sistem pelayanan kesehatan dapat dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan dan
teknologi baru, mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka akan diikuti oleh
perkembangan pelayanan kesehatan atau juga sebagai dampaknya pelayanan kesehatan jelas lebih
mengikuti perkembangan dan teknologi seperti dalam pelayanan kesehatan untuk mengatasi
masalah penyakit-penyakit yang sulit dapat digunakan penggunaan alat seperti laser, terapi
perubahan gen dan lain-lain. Berdasarkan itu maka pelayanan kesehatan membutuhkan biaya yang
cukup mahal dan pelayanan akan lebih professional dan butuh tenaga-tenaga yang ahli dalam
bidang tertentu.
d. Ekonomi
e. Politik
Kebijakan pemerintah melalui sistem politik yang ada akan sangat berpengaruh sekali dalam
sistem pemberian pelayanan kesehatan. Kebijakan-kebijakan yang ada dapat memberikan pola
dalam sistem pelayanan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Isu keperawatan komunitas adalah suatu masalah yang dikedepankan untuk ditangani atau
desas - desus dalam ruang lingkup keperawatan komunitas. Tren dan isu yang sedang dibicarakan
dalam keperawatan komunitas :
3. Puskesmas Idaman
Adapun masalah bidang kesehatan di Indonesia salah satunya yaitu masih cukup tingginya
perbedaan status kesehatan antar tingkat sosial ekonomi dan mobilitas penduduk yang cukup
tinggi. Untuk keperawatan kesehatan komunitas di masa mendatang diprediksi bahwa kebutuhan
akan pelayanan keperawatan kesehatan komunitas yang berkualitas akan semakin meningkat.
Kegiatan praktik keperawatan komunitas meliputi tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi.
Area praktik keperawatan kesehatan komunitas yaitu unit pelayanan kesehatan, rumah, sekolah,
tempat kerja atau industri, barak penampungan, kegiatan puskesmas keliling, panti atau kelompok
khusus lain serta pelayanan pada kelompok resiko tinggi. Sasaran keperawatan kesehatan
komunitas antara lain individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Prinsip dasar dalam
praktik perawatan kesehatan komunitas :
DAFTAR PUSTAKA
Efendi, Ferry dan Makhfudli.(2009).Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik dalam
Keperawatan.Salemba Medika : Jakarta.