Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH EPIDEMIOLOGI BENCANA

SUB POKOK MATERI : PENGENDALIAN VEKTOR KETIKA BENCANA


NAMA : Muhammad Dodi Eka Saputra
NPM : 19420025

1. Jelaskan tujuan dilakukannya pengendalian vektor ketika terjadi bencana?


2. Jelaskan faktor risiko yang menyebabkan meningkatnya risiko tertular penyakit melalui
vektor pada korban bencana?
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan PVT?
4. Jelaskan metode pengendalian vektor ketika terjadi bencana?
5. Buatlah program pengendalian vektor lalat di tempat pengungsian korban bencana?

---- SELAMAT MENGERJAKAN ---

Catatan : Tugas di upload pada menu publikasi-> upload pada menu “Upload Tugas Pengendalian
Vektor”

1. untuk mencegah atau membatasi terjadinya penularan penyakit tular vektor di suatu


wilayah, sehingga penyakit tersebut dapat dicegah dan dikendalikan agar dapat
mencegah dan mengantisipasi penyebaran pengendalian vektor penyakit.

2. Tujuan utama surveilans penyakit dan faktor risiko pada wilayah bencana adalah untuk
menyediakan informasi kematian dan kesakitan penyakit potensial wabah yang terjadi
di daerah bencana.  Secara khusus tujuan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai
kegiatan identifikasi berikut:

 Identifikasi secara dini kemungkinan terjadinya peningkatan jumlah penyakit yang


berpotensi menimbulkan KLB;
 Kelompok risiko tinggi terhadap suatu penyakit tertentu;
 Daerah risiko tinggi terhadap penyakit tertentu;
 Status gizi buruk dan sanitasi lingkungan.

3. Surveilans penyakit dan faktor risiko pada wilayah bencana, umumnya merupakan suatu
upaya untuk menyediakan informasi kebutuhan pelayanan kesehatan di lokasi bencana
dan pengungsian sebagai bahan tindakan kesehatan segera. Beberapa langkah surveilans
penyakit di daerah bencana antara lain meliputi:
 Pengumpulan kesakitan dan kematian. Data kesakitan yang dikumpulkan meliputi jenis
penyakit yang diamati berdasarkan kelompok usia. Data kematian adalah setiap kematian
pengungsi, penyakit yang kemungkinan menjadi penyebab kematian berdasarkan
kelompok usia. Data denominator (jumlah korban bencana) diperlukan untuk menghitung
pengukuran epidemiologi, misalnya angka insidensi, angka kematian, dan sebagainya.
 Sumber data: Data dikumpulkan melalui laporan masyarakat, petugas pos kesehatan,
petugas Rumah Sakit, koordinator penanggulangan bencana setempat. Sedangkan jenis-
jenis format pengumpulan data antara lain: Form BA-3: Register Harian Penyakit pada
Korban Bencana; Form BA-4: Rekapitulasi Harian Penyakit Korban Bencana; Form BA-
5: Laporan Mingguan Penyakit Korban Bencana;  Form BA-6: Register Harian Kematian
Korban Bencana; Form BA-7: Laporan Mingguan Kematian Korban Bencana
 Pengolahan dan penyajian data: Data surveilans yang terkumpul diolah untuk menyajikan
informasi epidemiologi sesuai kebutuhan. Penyajian data meliputi deskripsi maupun
grafik data kesakitan penyakit menurut umur dan data kematian menurut penyebabnya
akibat bencana.
 Analisis dan interpretasi: Kajian epidemiologi merupakan kegiatan analisis dan
interpretasi data epidemiologi yang dilaksanakan oleh tim epidemiologi. Langkah-
langkah pelaksanaan analisis, antara lain meliputi : Menentukan prioritas masalah yang
akan dikaji; Merumuskan pemecahan masalah dengan mem-perhatikan efektifitas dan
efisiensi kegiatan; dan Menetapkan rekomendasi sebagai tindakan korektif.
 Penyebarluasan informasi: Penyebaran informasi hasil analisis disampaikan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan.

4. Pengendalian Vektor Terpadu merupakan kegiatan terpadu dalam pengendalian vektor


sesuai dengan langkah kegiatan, menggunakan satu atau kombinasi beberapa metode.
Jenis vektor yang perlu mendapatkan perhatian di lokasi pengungsi adalah lalat, tikus
serta nyamuk.
Upaya yang dilakukan berupa:
1) Pembuangan sampah/sisa makanan dengan baik
2) Bilamana diperlukan dapat menggunakan insektisida
3) Tetap menjaga kebersihan individu selama berada di lokasi pengungsi
4) Penyediaan sarana pembuangan air limbah (SPAL) dan pembuangan sampah yang
baik
5) Kebiasaan penanganan makanan secara higienis
Beberapa metode pengendalian vektor sebagai berikut :
1. Pengelolaan Lingkungan
a. Menghilangkan tempat perindukan vektor seperti genangan air, tumpukan sampah
b. Bersama sama pengungsi melakukan :
1) Memberi tutup pada tempat sampah
2) Menimbun sampah yang dapat menjadi sarang nyamuk
3) Membuat saluran air limbah
4) Menjaga kebersihan lingkungan
5) Membersihkan dan menjaga kebersihan jamban
2. Metode pengendalian fisik dan mekanis
Adalah upaya-upaya untuk mencegah, mengurangi, menghilangkan habitat
perkembangbiakan dan populasi vektor secara fisik dan mekanik.
Contohnya :
a. Modifikasi dan manipulasi lingkungan tempat perindukan (3M, pembersihan
lumut, penanaman bakau, pengeringan, pengaliran/drainase, dan lain-lain)
b. Pemasangan kelambu
c. Memakai baju lengan panjang
d. Penggunaan hewan sebagai umpan nyamuk (cattle barrier)
e. Pemasangan kawat kasa
3. Metode pengendalian dengan menggunakan agen biotik
a) Predator pemakan jentik (ikan, mina padi dan lain-lain)
b) Bakteri, virus, fungi
c) Manipulasi gen (penggunaan jantan mandul, dll)
4. Metode pengendalian secara kimia
a) Dilakukan dengan cara penyemprotan, pengasapan / pengkabutan diluar tenda
pengungsi dengan menggunakan insektisida
b) Penyemprotan dengan insektisida sedapat mungkin dihindari dan hanya dilakukan
untuk menurunkan populasi vektor secara drastis apabila dengan cara lain tidak
memungkinkan
c) Frekuensi penyemprotan, pengasapan/peng-kabutan serta jenis insektisida yang
digunakan sesuai dengan rekomendari dari Dinas Kesehatan setempat
d) Surface spray (IRS)
e) Kelambu berinsektisida
f) Larvasid
g) Space spray (pengkabutan panas/fogging dan dingin/ULV)
h) Insektisida rumah tangga (penggunaan repelen, anti nyamuk bakar, liquid
vaporizer, paper vaporizer, mat, aerosol dan lain-lain)

5. Pengendalian Vektor Lalat


Di lokasi penampungan pengungsi, penyakit diare sangat mungkin terjadi. Hal ini
terutama penampungan pengungsi terletak pada daerah yang sanitasi dan hygenisnya
buruk.
Pencegahan penyakit dapat dilakukan melalui beberapa cara berikut:
a. Pengendalian lalat sebagai vektor penyakit
1) Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan
2) Pemberantasan lalat, secara fisik menggunakan sticky tape, fly trap, secara
kimia insektisida dengan metode spraying, fogging, dan secara bioogis
menggunakan predator alami
3) Edukasi masyarakat
b. Pengelolaan lingkungan
1) Mengurangi/menghilangkan tempat perkembangbiakan lalat
2) Mengurangi sumber yang menarik lalat
3) Mencegah kontak antara lalat dengan kotoran yang mengandung kuman
penyakit
4) Melindungi makanan, peralatan makan dan orang yang kontak dengan lalat.
c. Pengobatan penderita
Pemberantasan lalat secara langsung secara fisik, cara kimia dan cara biologi.
- Cara fisik:
a) Perangkap lalat (fly trap)
b) Umpan kertas lengket berbentuk pita/lembaran (sticky tapes)
c) Perangkap dan pembunuh elektronik (light trap with electrocutor)
- Cara kimia:
a) Penggunaan insektisida hanya untuk periode yang singkat apabila sangat
diperlukan
b) Biasanya digunakan pada KLB kolera, disentri dan trachoma
c) Dapat dilakukan melalui cara penyemprotan dengan efek residu (residual
spraying), pengasapan (space spraying)
- Cara biologis:
a) Manfaatkan sejenis semut kecil berwarna hitam (phiedoloqelon affinis)
untuk mengurangi populasi lalat rumah di tempat sampah
b) Memanfaatkan aroma beberapa tanaman : cengkeh, pandan, lavender,
tembakau.

Anda mungkin juga menyukai