Anda di halaman 1dari 11

Pengendalian Rantai Penularan Dan Pengendalian

Penyebab Masalah Penyakit Dalam Epidemiologi

Makalah

Oleh
Muhammad Dodi Eka Saputra
NPM. 19420025

PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2021

1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang

kedokteran mendorong para tenaga ahli selalu mengadakan riset terhadap

berbagai penyakit termasuk salah satunya adalah penyakit menular demi

mengatasi kejadian penderitaan dan kematian akibat penyakit dan

melakukan controling.

Penyakit malaria adalah penyakit menular yang dapat menurunkan

produktifitas dan menyebabkan kerugian ekonomi serta berkontribusi

besar terhadap angka kematian bayi, anak dan orang dewasa. Infeksi

malaria selama kehamilan dapat menyebabkan abortus dan berat bayi lahir

rendah. 1 Sekitar 2,3 milyar atau 41% penduduk dunia berisiko terkena

penyakit malaria. Setiap tahun, diperkirakan jumlah kasus malaria 300-500

juta dengan kematian 1,5-2,7 juta jiwa. Malaria dinyatakan sebagai

masalah kesehatan masyarakat yang utama pada 9 negara Asia Tenggara

yang meliputi Myanmar, Kampuchea, Indonesia, Laos, Malaysia,

Philiphines, Singapore, Thailand dan Vietnam. Dilaporkan jumlah pasien

rawat jalan malaria meningkat dari 3,2 juta (tahun 2001) sampai 8,4 juta

(tahun 2006), dengan kematian dari 100.504-258.548 orang dan tersebar

sangat luas pada 109 negara endemis.

Di Indonesia malaria merupakan salah satu penyakit menular yang

masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama. Penyakit

malaria sangat berpengaruh pada angka kesakitan dan kematian bayi, anak

2
balita dan ibu melahirkan, selain itu malaria juga secara langsung

menurunkan produktivitas kerja. Penyakit malaria merupakan salah satu

prioritas pemberantasan penyakit menular yang menjadi bagian integral

pembangunan bidang kesehatan. Malaria merupakan penyakit menular,

yang disebarkan lewat gigitan nyamuk Anopheles dan dapat menyerang

semua kelompok umur. Lebih dari separuh penduduk dunia bermukim di

daerahdaerah endemis malaria. Di negara berkembang, termasuk Indonesia

penyakit malaria telah menimbulkan kerugian, misalnya menimbulkan

banyak korban, biaya perawatan medis dan kehilangan pekerjaan.

1.2 Tahapan 6 Komponen Rantaai Penularaan.

 Agen Infeksi

Agen infeksi adalah agen yang menjadi penyebab timbulnya

infeksi. Seringkali agen infeksi ini berupa mikroorganisme, seperti

bakteri, virus, parasit, atau jamur. Agen penyebab infeksi ini juga

memiliki faktor yang mempengaruhi kejadian infeksi, semisal

patogenitas (kemampuan menyebabkan penyakit), virulensi (derajat

patogenitas berdasarkan jumlah mikroorganisme), dan jumlah

(loading).Semakin kuat ketiga faktor di atas maka semakin mudah infeksi

terjadi. Semakin cepat mengenali agen infeksi maka semakin cepat pula

usaha pencegahan dan pengobatan dilakukan. Pada akhirnya

pengontrolan penyakit akan menjadi lebih mudah dengan prognosis yang

baik.

3
 Malaria

Suatu penyakit infeksi dengan demam berkala yang disebabkan

oleh parasit plasmodium (termasuk protozoa) dan ditularkan oleh

nyamuk anopheles betina. Malaria yang disebabkan oleh protozoa

terdiri dari empat jenis species yaitu plasmodium vivax

menyebabkan malaria tertiana, plasmodium malariae menyebabkan

malaria quartana, plasmodium falciparum menyebabkan malaria

tropika dan plasmodium ovale menyebabkan malaria ovale.

 Reservoar

Reservoir adalah suatu wadah sebagai tempat agen penyebab

infeksi hidup, melaksanakan proses pertumbuhan dan perkembangan

hingga tiba pada waktu penularan kepada manusia atau host. Menurut

studi, contoh reservoir paling umum adalah manusia, hewan, tanaman,

peralatan medis, dan bahan organik dan anorganik lainnya. Maksud

reservoir ada manusia adalah bahwasanya agen infeksi ada baik pada

manusia sehat atau pun sakit. Agen ada pada permukaan kulit dan selaput

lendir, saluran pernafasan dan pencernaan, serta organ-organ pada tubuh

manusia lainnya.

 Lingkungan adalah lingkungan tempat tinggal manusia dan

nyamuk. Faktor lingkungan berpengaruh besar terhadap kejadian

malaria di suatu daerah, karena bila kondisi lingkungan sesuai

dengan tempat perindukan, maka nyamuk akan berkembang biak

4
dengan cepat. Lingkungan fisik meliputi keberadaan tempat

perindukan nyamuk Anopheles, Pada umumnya tempat perindukan

nyamuk berupa genangan air (seperti lagun, aliran sungai, rawa,

tambak), dan buatan manusia (sawah, kolam ikan, tambak

ikan/udang, parit pengairan, genangan air hujan).

 Cara Transmisi atau Metoda Penularan

Metoda transmisi adalah cara transportasi mikroba dari reservoir

melalui portal of exit kepada host yang memiliki kerentanan terhadap

penyakit infeksi. Beberapa metoda yang ada antara lain:

 Kontak langsung atau tidak langsung

 droplet

 airborne

 via vehikulum (melalui minuman, makanan, atau pun darah)

 vektor (hewan pembawa agen infeksi, semisal serangga, binatang

pengerat, kelelawar, dan lain-lain.

 Cara Transmisi atau Metoda Penularan :

1. Penularan Secara Alamiah

Penularan secara alamiah terjadi melalui gigitan

nyamuk Anopheles betina yang telah terinfeksi oleh

Plasmodium

5
2. Penularan Bawaan

Penularan malaria dapat terjadi dengan malaria

bawaan (congenital) yaitu terjadi penularan antara ibu yang

menderita malaria ke bayi yang baru lahir melalui tali

pusat/plasenta

 Portal of Exit (Pintu Keluar)

Portal of exit adalah muara atau area keluarnya agen infeksi dari

reservoirnya. Contohnya adalah mulut dan hidung dari saluran

pernafasan dan pencernaan, anus dari saluran pencernaan, dan

sebagainya.

 Anopheles betina mengisap darah yang mengandung gematosit,

didalam tubuh nyamuk gematosit akan membesar ukurannya dan

meninggalkan eritrosit. Pada tahap gematogenesis ini, mikrogamet

akan mengalami eksflagelasi dan diikuti fertilasi makrogametosit.

Sesudah terbentuknya ookinet, parasit menembus dinding sel

midgut, dimana parasit berkembang menjadi ookista. Setelah

ookista pecah, sporozoit akan memasuki homokel dan pindah

menuju kelenjar ludah. Dengan kemampuan bergeraknya, sporozoit

infektif segera menginvasi sel-sel dan keluar dari kelenjar ludah.

6
 Portal of Entry (Jalur Masuk)

Istilah ini mirip dengan port d’entry. Portal of entry adalah tempat

masuknya agen penyebab infeksi kepada host. Contohnya adalah hidung,

mulut, mata, luka atau kulit yang tidak dalam keadaan utuh, dan lain

sebagainya.

 Pada waktu nyamuk Anopheles spp infeksi menghisap darah

manusia, sporozoit yang berada dalam kelenjar ludah nyamuk

Anopheles masuk kedalam aliran darah selama lebih kurang 30

menit. Setelah itu sporozoit menuju ke hati dan menembus

hepatosit, dan menjadi tropozoit. Kemudian berkembang menjadi

skizon hati yang terdiri dari 10.000 sampai 30.000 merozoit hati.

Siklus ini disebut siklus eksoeritrositik yang berlangsung selama 9-

16 hari. Pada plasmodium falciparum dan plasmodium malariae

siklus skizogoni berlangsung lebih cepat sedangkan plasmodium

vivax dan plasmodium ovale siklus ada yang cepat dan ada yang

lambat. Sebagian tropozoit hati tidak langsung berkembang

menjadi skizon, akan tetapi ada yang menjadi bentuk dorman yang

disebut bentuk hipnozoit. Bentuk hipnozoit dapat tinggal didalam

sel hati selama berbulan-bulan bahkan sampai bertahuntahun yang

pada suatu saat bila penderita mengalami penurunan imunitas

tubuh, maka parasit menjadi aktif sehingga menimbulkan

kekambuhan.

7
 Susceptibel Host

Susceptible host adalah individu yang memiliki daya tahan tubuh

yang turun, oleh sebab itu tidak mempunyai kemampuan dalam melawan

proses infeksi. Sistem imunitas tubuh ini mendapat pengaruh dari usia,

status gizi, riwayat imunisasi, mengidap penyakit kronik, menderita luka

bakar luas, paska trauma atau pembedahan, atau mendapatkan obat-obat

yang bersifat imunosupresan.

 Semua masyarakat merupakan kelompok rentan terhadap malaria

karena penyakit ini tidak mengenal kelompok usia tertentu.

Hanya saja akan terjadi kegawat daruratan jika malaria

menyerang kelompok Ibu hamil, bayi, pengungsi dan wisatawan

sehingga akan menimbulkan kompilkasi seperti malaria selebral,

anemia berat, gagal ginjal akut dan sampai menimbulkan

kematian.

1.3 Tahap Pre Patogenesis (Stage Of Susceptibility)

1.3.1 Prinsip Pencegahan Malaria

 Menghindari gigitan nyamuk malaria

Pada daerah yang jumlah penderitanya sangat banyak, tindakan

untuk menghindari gigitan nyamuk sangat penting, di daerah pedesaan

atau pinggiran kota yang banyak sawah, rawa-rawa atau tambak ikan

(tambak sangat ideal untuk perindukan nyamuk malaria), disarankan

untuk memakai baju lengan panjang dan celana panjang saat keluar

8
rumah, terutama pada malam hari karena nyamuk penular malaria aktif

menggigit pada waktu malam hari.

Kemudian mereka yang tinggal di daerah endemis malaria

sebaiknya memasang kawat kasa di jendela pada ventilasi rumah, serta

menggunakan kelambu saat akan tidur. Setelah itu masyarakat juga bisa

memakai anti nyamuk (mosquito repellent) saat hendak tidur terutama

malam hari agar bisa mencegah gigitan nyamuk malaria.

 Membunuh jentik dan nyamuk malaria dewasa

Untuk membunuh jentik dan nyamuk malaria dewasa dapat

dilakukan beberapa cara yaitu:

a. Penyemprotan rumah

Penyemprotan insektisida pada rumah di daerah endemis

malaria, sebaiknya dilakukan dua kali dalam setahun dengan

interval waktu enam bulan.

b. Larvaciding

Merupakan kegiatan penyemprotan pada rawa-rawa yang

potensial sebagai tempat perindukan nyamuk malaria.

c. Biological control

Biological control merupakan kegiatan penebaran ikan

kepala timah (panchax-panchax) dan ikan guppy/ wader cetul

(lebistus retculatus), karena ikan-ikan tersebut berfungsi sebagai

pemangsa jentik nyamuk malaria.

 Mengurangi tempat perindukan nyamuk malaria

9
Tempat perindukan vektor malaria bermacam-macam, tergantung

spesies nyamuknya. Ada nyamuk malaria yang hidup dikawasan pantai,

rawa-rawa, empang, sawah, tambak ikan, bahkan ada yang hidup di air

bersih pada pegunungan. Akan tetapi pada daerah yang endemis

malaria, masyarakatnya harus menjaga kebersihan lingkungan.

1.4 Fase Patogenesis (Stage Of Clinical Disease)

 Pemberian obat pencegahan malaria.

Pemberian obat pencegahan (profilaksis) malaria bertujuan agar

tidak terjadinya infeksi, dan timbulnya gejala-gejala malaria. Hal ini

sebaiknya dilakukan pada orang-orang yang melaksanakan perjalanan

ke daerah endemis malaria.

 Pencegahan dan pengobatan malaria pada wanita hamil meliputi:

a. Klorokuin, bukan kontraindikasi

b. Profilaksis dengan klorokuin 5 mg/kgBB/minggu dan proguanil 3

mg/kgBB/hari untuk daerah yang masih sensitif klorokuin.

c. Meflokuin 5 mg/kgBB/minggu diberikan pada bulan keempat

kehamilan untuk daerah di mana plasmodiumnya reisten terhadap

klorokuin.

d. Profilaksis dengan doksisiklin tidak diperbolehkan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ade Heryana, (2015) Riwayat Alamiah penyakit ; Handout Epidemiologi


Penyakit Menular

Antika. 2011. Disability Limitation dan Rehabilitation. Jakarta.

Arief, Irfan. 2008. Hipertensi: Faktor risiko dan penatalaksanaannya. Artikel


Ilmiah (27 mei 2008).

Astawan, M. 2007. Cegah Hipertensi dengan Pola Makan. Artikel Ilmiah. Bogor,
Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, IPB

Boslaugh, Sarah, eds. (2008), Encyclopedia of Epidemiology 1&2, Los Angeles:


Sage publication

Brownson, Ross C dan Diana B. Petiti, eds (1998), Applied Epidemiology:


Theory and Prcatice, New York: Oxford University Press

Budiarto, Eko dan Dewi Anggraeni. 2002. Pengantar Epidemiologi Edisi 2.


Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Bradley, Hazel A.; Thandi Puoane, 2007. Prevention of Hypertension and


Diabetes in an Urban Setting in South Africa: Participation aAction
Research with Community Health Workers. Ethnicity & Disease, Volume
17, Winter

Bustan, Nadjib. 2012. Pengantar Epidemiologi. Jakarta : Rineka Cipta Pengantar


epidemiologi. Jakarta: Rinika cipta, 2002.

Centers for Disease Control and Prevention (2012), Principles of Epidemiology in


Public Health Practice, Third Edition, Atlanta: CDC

11

Anda mungkin juga menyukai