Pembimbing :
dr. Astri Pinilih, Sp.A
Oleh:
Bayu Prasetyo (19360173)
BAB cair sejak 2 hari yang Demam (+), mual (+), muntah (+), lemas (+),
lalu dengan frekuensi > 5x Nafsu makan menurun (+)
Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien datang dibawa oleh orang tuanya ke IGD RS Pertamina Bintang Amin dengan
keluhan BAB cair sejak 2 hari yang lalu SMRS, BAB awal nya masih dengan ampas
nya , lalu hanya air tanpa ampas yg keluar, warna coklat, pasien tampak lemas (+), mual
(+), muntah (+) setiap makan dan minum, disertai demam (+) sejak 2 hari sebelumnya,
BAK baik, ibu pasien mengatakan bahwa pasien nafsu makannya menurun, keluar bintik-
bintik merah di kulit (-).
Ibu os sudah ke mantri tapi tidak ada perubahan. Pasien tidak pernah keluar kota atau
kontak dengan penderita COVID 19 sebelumnya.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Ibu pasien mengatakan pasien tidak pernah mengalami
keluhan yang sama sebelumnya. Riwayat penyakit lain
disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Ibu pasien mengatakan, pada keluarga tidak ada yang
mengalami hal yang serupa.
Riwayat Imunsasi :
Ibu os mengatakan os mengikuti imunisasi sebagai berikut :
BCG : 0 bulan
DPT : 2,3,4 bulan
Polio : 0,2,3,4 bulan
Hepatitis B : 0,2,3,4 bulan
Campak : 9 bulan
Riwayat Kehamilan
Ibu G1P1A0, berat badan saat hamil dinyatakan tidak berlebihan, tekanan
darah normal, ibu memeriksakan kehamilan ke bidan, tidak ada riwayat
trauma maupun infeksi, tidak pernah mengalami keguguran.
Berat Badan : 14 Kg
Panjang Badan : 95 Cm
Usia : 3 tahun 7 bln
Berdasarkan kurva Antropometri WHO dengan gambaran kurva sebagai berikut:
•Kurva Berat Badan Menurut Usia
Berat Badan : 14 Kg
Panjang Badan : 95 Cm
Usia : 3 tahun 7 bln
Berdasarkan kurva Antropometri WHO dengan gambaran kurva sebagai berikut:
•Kurva Berat Badan Menurut Panjang Badan
Berat Badan : 14 Kg
Panjang Badan : 95 Cm
Usia : 3 tahun 7 bln
Status Generalisata
Kepala
Bentuk : normosefali.
Rambut : hitam, lebat, tidak mudah dicabut.
Mata : Sklera ikterik (-/-), Konjungtiva anemis (-/-), pupil
isokor (+/+), mata cekung (-/-)
Telinga : Nyeri tekan auricular (-), massa (-).
Hidung : Pernafasan cuping hidug (-/-), sekret (-/-).
Mulut : lidah kotor (+), Bibir kering (+), pecah-pecah (-).
Leher
Add a Slide Title
Kelenjar linfe & kelenjar tiroid tidak tampak membesar
-4
Thorax :
Inspeksi : sianosis (-), retraksi dada (-), massa (-), perubahan warna kulit (-)
Palpasi : Vokal fremitus (+/+) pada kedua lapang paru, nyeri tekan (-/-)
Perkusi : Sonor (+/+) pada kedua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+) pada kedua lapang paru, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung :
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat, DBN, massa (-)
Palpasi : Iktus cordis teraba, massa (-), nyeri tekan (-)
Perkusi : DBN
Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : DBN, warna sama dengan kulit sekitar, massa (-).
Auskultasi :bising usus (+), massa (-), tenderness (-), hepar dan lien tidak teraba.
Palpasi : Tidak ada pembesaran, turgor kulit menurun (+), nyeri tekan regio
epigastric (+)
Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen
Pasien datang dibawa oleh orang tuanya ke IGD RS Pertamina Bintang Amin dengan keluhan
BAB cair sejak 2 hari yang lalu SMRS, BAB awal nya masih dengan ampas nya , lalu hanya air
tanpa ampas yg keluar, warna coklat, pasien tampak lemas (+), mual (+), muntah (+) setiap makan
dan minum, disertai demam (+) sejak 2 hari sebelumnya, BAK baik, ibu pasien mengatakan bahwa
pasien nafsu makannya menurun, keluar bintik-bintik merah di kulit (-). Ibu os sudah ke mantri tapi
tidak ada perubahan.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan, kesadaran composmentis, tanda vital: nadi 109 kali/menit,
suhu badan 38 ºC, respirasi 24 kali/menit, spo2 98%. lidah kotor (+), pemeriksaan thorax dalam batas
normal, Pemeriksaan abdomen didapatkan bising usus (+), turgor kulit menurun (+), dan
pemeriksaan neurologi dalam batas normal.
Pada pemeriksaan laboratorium tanggal 30 juli 2021, didapatkan, leukosit 16.100, hitung jenis
leukosit batang : 1%, hitung jenis leukosit segmen : 81%, hitung jenis leukosit limfosit : 15%.
Pada pemeriksaan Analisis Faeces ditemukan Leukosit (makroskopis) : 2-3
Diagnosis
Prognosis
Edukasi
Quo ad vitam: Dubia ad bonam
• Demam stepladder,
• Demam terus terus menerus tinggi
menerus terutama malam
hari
• Mual (+)
• Delirium, malaise
• nafsu makan letargi, anoreksia,
berkurang nyeri kepala, nyeri
perut, konstipasi,
• Minum sedikit diare, perut
kembung
• BAK sedikit
• Demam tifoid berat:
• BAB cair penurunan
kesadaran, kejang
dan ikterus
PEMERIKSAAN FISIK
Pada Kasus Teori
• Kesadaran:
• Kesadaran: cm cm/penurunan
kesadaran
• Demam, T: 38°C
• Demam, T: >37,5°C
• Px mulut: lidah kotor
tepi hiperemis, • Rose spot ruam
mukosa mulut makulopapular
kering
• Px mulut: typoid
• Px abdomen: nyeri tongue
tekan regio
epigastrik • Px abdomen: nyeri
tekan regio
epigastrik,
meteorismus,
hepatosplenomegal
i
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada Kasus Teori
Ceftriaxon
Merupakan obat yang diberikan pada infeksi serius yang disebabkan oleh bakteri.
Dosis yang diberikan 20 - 50 mg/kg/hari sampai 80 mg/kg/hari.
Dosis pada kasus 280 – 1120 mg/hari.
Ondansentron
Merupakan obat untuk mencegah mual dan muntah. Dosis yang diberikan 0,15
mg/kgBB.
Dosis pada kasus 2,1 mg.
Orezinc
Lacto B
ETIOLOGI PENULARAN
Salmonella Typhi Penyebaran demam tifoid terjadi
melalui makanan dan air yang
telah tercemar oleh tinja atau urin
Salmonella penderita demam tifoid dan
Paratyphi mereka yang diketahui sebagai
carrier (pembawa) demam tifoid.
PATOFISIOLOGI
Makanan
Lumen Respon imun humoral (IgA) Kuman menembus
terkontaminasi
usus mukosa usus kurang baik sel-sel epitel usus
Salmonella
duktus Magrofag melakukan Berkembangbiak di
torasikus fagositosis lamina propria
Feses
Bakterimia II simptomatik
Bakterimia II fagositosis Salmonella kembali
simptomatik Makrofag telah teraktifasi
Sejumlah mediator
radang dilepaskan
(sitokin)
Demam
Malaise
Mialgia
Sakit kepala
Sakit perut
Instabilitas vaskuler
Koagulasi
FAKTOR RESIKO
Pengetahuan
Penderita carrier kesehatan kurang
Demam
1
Mgg I : meningkat, berangsur meningkat
Mgg II : merata
Mgg III : menurun, berangsur menurun
Setiap hari, sore & malam lebih tinggi
GEJALA KLINIS
Gangguan saluran
2
cerna 3 Gangguan
Bibir → kering, terkelupas, kesadaran
Apatis → Somnolen, Suporous, Koma
pecah-pecah
Lidah kotor (coated tongue)
Gejala lain :
Anorexia Kulit & rambut kering
Mual Bradikardi relatif
Muntah Roseola
Lesu, pusing & sakit kepala
Meteorismus
Konstipasi / Diare
Hepatomegali / Splenomegali
Diagnosis
1. Klinis : 2. Laboratorium :
Demam tiap hari > 1 mgg Biakan darah (+)
Sore & malam > tinggi Test Widal
Kesan Tifosa / status Tifosa Tube = titer O > 1/160
3. Serologi
Antibodi (aglutinin) yang spesifik terhadap Salmonella
akan positif dalam serum pada :
Reaksi Widal = suatu reaksi aglutinasi antara
- Pasien demam tifoid.
antibodi (aglutinin) dan antigen yang bertujuan
Pemberian antibiotik
TERAPI SIMPTOMATIK
1. Tirah baring
Mobilisasi
ETIOLOGI
• Faktor infeksi : infeksi enteral, infeksi parenteral
• Faktor malabsorpsi : karbohidrat, lemak, protein
• Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi
terhadap makanan
• Faktor psikologi : rasa takut dan cemas
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS
• Bayi/anak → cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat,
nafsu makan menurun
• Muntah
• Kalau banyak kehilangan cairan dan elektrolit jadi
dehidrasi → berat badan menurun, turgor kulit menurun,
mata dan ubun-ubun besar cekung, selaput lendir dan
mulut serta kulit kering
DIAGNOSIS
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
• Lama diare berlangsung, frekuensi • KU, kesadaran, dan tanda vital
diare sehari, warna dan konsentrasi
tinja, lendir dan/darah dalam tinja • Tanda utama: KU gelisah/cengeng
atau lemah/letargi/koma, rasa
• Muntah, rasa haus, rewel, anak haus, turgor kulit abdomen
lemah, kesadaran menurun, BAK menurun
terakhir, demam, sesak, kejang,
kembung • Tanda tambahan: ubun2 besar,
kelopak mata, air mata, mukosa
• Jumlah cairan yang masuk selama bibir, mulut, dan lidah
diare
• Berat badan
• Jenis makanan dan minuman yang
diminum selama diare, mengonsumsi • Tanda gangguan keseimbangan
makanan yang tidak biasa asam basa dan elektrolit