Anda di halaman 1dari 50

Asma dan Obesitas pada Anak

 Disusun oleh Nabila 1102014178


 Pembimbing :
 dr. Yuniasti Evitasari, Sp. A

 Kepaniteraan Ilmu Anak RSUD Pasar Rebo


Periode 24 Juni - 31 Agustus 2019
Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi
2019
Nama : An. AW
Umur : 8 tahun
Tanggal lahir : 09 september
2011
Jenis Kelamin : Perempuan

Status Agama
Alamat
: Islam
: Jl. Belly No.9 RT.
01 RW.09 kel.Cijantung kec Ps.Pasar Rebo,

Pasien Jakarta Timur


Tanggal masuk rumah sakit : 26 Juni 2019
Tanggal pemeriksaan : 26 Juni 2019
Tanggal Keluar : 29 Juni 2019
Ruang rawat : Bangsal Mawar,
603.2
Nomor rekam medis : 2018-794728
Ayah Ibu

Identitas
Nama : Tn. A Ny. S

Usia : 37 Tahun 32 Tahun

Agama : Islam Islam Orang


Tua
Pekerjaan : Dokter Ibu Rumah Tangga

Alamat : Cijantung

Hubungan : Anak kandung


dengan anak
 Keluhan utama Anamnesa dilakukan secara
 Sesak sejak 10 jam Alloanamnesis dengan ibu pasien
SMRS. pada tanggal 26 juni 2019.
Pasien datang dibawa oleh Ibunya ke IGD RSUD Ps. Rebo dengan keluhan sesak yang dirasa memberat sejak
10 jam SMRS, disertai bunyi “ngik-ngik”. Sesak seperti dadanya ditekan dan tidak membaik dengan
perubahan posisi dan hanya membaik dengan penggunaan obat. Sesak tidak disertai dengan bengkak pada
wajah atau kelopak mata, atau bengkak pada kedua tungkai

Seminggu SMRS pasien batuk terus menerus dengan sedikit dahak tidak berwarna. Dahak sukar dikeluarkan
dan tidak berdarah, minum obat batuk tidak ada perubahan.
Satu hari SMRS masih pilek, batuk dan sesak dilakukan uap pada jam 18.00, jam 00.00, dan jam 03.00 keluhan
tidak ada perubahan. Serangan timbul pada saat beraktifitas bahkan saat istirahat. Sesak juga tidak disertai
dengan kebiruan pada telapak tangan, kaki atau biru pada mulut. Sesak mengganggu aktifitas. Pasien dapat
berbicara dalam penggalan kata. Nyeri dada disangkal. Pasien sesak nafas, dalam satu bulan >3 kali serangan
dengan keluhan yang hampir sama. Nyeri perut + Mual dan muntah disangkal, BAB dan BAK lancar,

5
 RPD  RPK
• Pasien pernah di rawat di • Ayah memiliki riwayat Asma
PICU 4x karena Asma dan Ibu memiliki riwayat
GERD. Adik pasien sering
• GERD (+) sejak usia 3 bulan
mengalami batuk pilek yang
• Epilepsi (-) hilang timbul
• Kejang Demam (-)
• TB (-)

6
Genogram Keluarga

7
Motorik Kasar Bicara
Mengangkat 2 bulan Mengoceh 3 bulan
kepala 3 bulan Mengucap 1 kata 12 bulan
Tengkurap 6 bulan Menyusun 15 bulan
Duduk 9 bulan kalimat

 Riwayat
Berdiri 11 bulan
Berjalan

Perkembang Motorik Halus Sosial

an Memegang
benda
4 bulan
6 bulan
Mengenal orang 3 bulan
lain 5 bulan
Memindah Bermain tepuk
benda tangan

Kesimpulan : Tumbuh kembang sesuai usia

8
Riwayat Pribadi

 Masalah
 Kelahiran  Pasca Kelahiran  Antenatal Care
Kehamilan
 Tempat Persalinan:  Berat Lahir: 3000gr  4 kali  Tidak Ada
RSUD Pasar Rebo  Panjang Badan:
 Penolong Persalinan: ibu lupa
Dokter
 Menangis spontan: ya
 Cara Persalinan: SC atas
 Kelainan bawaan : tidak
indikasi terlilit tali ada
pusar, Ibu anemiaUsia
Gestasi: 37 minggu
Riwayat Imunisasi
Imunisasi Waktu Pemberian
Bulan (Booster) Tahun

0 1 2 3 4 5 6 9 12 15 18 24 3 5 6 7 8

BCG I

Polio I II III IV

Hepatitis B I II III IV

Hib I II III

DPT I II III
Campak I
MMR I

10
Riwayat Makanan

ASI : ASI Eksklusif semenjak lahir sampai usia 2 tahun


MPASI : Dimulai usia 6 bulan, dengan bubur susu, bubur saring
daribuah-buahan, dan nasi tim

11
STATUS
GENERALIS

12
Tanda Tanda Vital

 IGD

 Keadaan umum : Tampak sakit sedang


 Kesadaran umum : Composmentis
 Nadi : 160 kali/menit reguler, teraba kuat
 Suhu : 37,3 oC
 Pernafasan : 40 kali/menit, retraksi epigastrium (-), reguler
 Tekanan Darah : 120/70 mmHg
 Saturasi 02 : 96% terpasang O2 2 lpm
13
Berat badan : 35 kg
Tinggi badan : 120 cm

BB/U : 32/25 x100% = 140 %


 Status Gizi (Berat badan lebih)

TB/U : 120/127 x 100 % = 94 %


( Normal )

BB/TB : 35/22 x 100 % = 159 %


( Obesitas)

IMT : 24,3 ( Obesitas)

14
15
PEMERIKSAAN FISIK

Bagian Tubuh Hasil Pemeriksaan

Kepala Bentuk : Normocepal


Rambut : warna hitam, tumbuh teratur, tidak mudah dicabut
Posisi : simetris
Wajah : tidak sembab, noma (-)
Fontanel : cekung (-), menutup (+)
Kulit Warna : Sawo matang
Turgor : Baik
Ikterus : Tidak ada
Sianosis : Tidak ada
Pucat : Tidak ada
Efloresensi : Tidak ada

16
PEMERIKSAAN FISIK
Mata Exophthalmus : Tidak ada
Enopthalmus : Tidak ada
Edema kelopak : Tidak ada
Konjungtiva anemi : -/-
Sklera ikterik : -/-
Pupil : Isokor
Refleks cahaya : L (+/+), TL (+/+)
Mata Cekung :+
Hidung Bentuk : Normotia
Napas cuping hidung : Ditemukan
Septum deviasi : Tidak ditemukan
Sekret : Tidak ditemukan
Telinga Bentuk : Normotia
Pendengaran : Dalam batas normal
Darah & sekret : Tidak ditemukan

17
PEMERIKSAAN FISIK

Mulut Trismus : Tidak ada


Faring : Faring hiperemis (+)
Lidah : Lidah tidak kotor, deviasi (-)
Uvula : Letak ditengah, tidak deviasi
Tonsil : T1-T1 tenang, hiperemis (-)

Leher Trakea : Tidak deviasi


Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran
Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran

18
PEMERIKSAAN Jantung Inspeksi
Palpasi
: Iktus cordis tidak terlihat
: Iktus cordis teraba pada ICS VI linea
FISIK midclavicula sinistra
Perkusi : Tidak dapat dinilai karena anak menangis
Auskultasi : Bunyi jantung I-II normal regular, gallop (-)
murmur (-)

Pulmo Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris dalam keadaan


statis dan dinamis kanan kiri. Retraksi
suprasternal dan costal (+)
Palpasi : Tidak teraba kelainan dan masa pada seluruh
lapang paru. Fremitus taktil statis kanan kiri.
Perkusi : Terdengar redup mulai dari ICS 1-2 paru dekstra
dan ICS 3-4 paru sinistra
Auskultasi : Suara napas vesicular +/+, rhonki -/-, wheezing -
/-
19
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen Inspeksi : buncit simetris
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani di seluruh kuadaran, shifting dullness (-)
Palpasi : Supel, nyeri tekan ulu hati (-), hepar tidak teraba
membesar, lien tidak teraba membesar, nyeri
tekan (-), nyeri lepas (-), undulasi (-), kandung
kemih tidak teraba penuh.

Ekstremitas Akral hangat pada ekstremitas atas dan bawah kanan-kiri


Edema tidak ada pada ekstremitas bawah kanan-kiri
Capilarry refill time < 3 detik, Ptechiae (-) Sianosis (-)

20
Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium (26 Juni 2019)


Gas darah +Elektrolit
Hematologi
pH 7.373
Hemoglobin 13,3 g/dl
PCO2 26.1 mm Hg
Hematokrit 39%
PO2 66.8 mm Hg
Eritrosit 5,0 x 106/L
Leukosit 13.70 /L HCO3- 14.8 mmol/L

Trombosit 434.000/L HCO3 standard 17.5 mmol/L

TCO2 16 mmol/L

BE ecf -9,4
BE(B) -8,60 mmol/L
Saturasi O2 92,60 %
Laktat 4.0 mg/dl

21
Expertise foto Rontgen Thorax PA (26 Juni 2019)

Pemeriksaan radiografi thorax proyeksi AP


Jantung kesan tidak membesar, Aorta dan mediastinum superior tidak melebar, Trakhea pada garis tengah, Kedua hilus
tidak menebal, Infiltrat di perihiller dan parakardial kedua paru, lengkung diafragma reguler, sinus kostofrenikus
lancip, tulang-tulang tidak tampak kelainan.
Kesan : Gambaran bronkitis

22
Resume
 Anak laki-laki, usia 8 tahun dibawa ke IGD RSUD Ps.Rebo dengan keluhan sesak nafas yang
sebelumnya terdapat episode batuk berulang. Sesak disertai dengan bunyi mengi (wheezing
berulang). Sesak tidak membaik dengan perubahan posisi dan hanya membaik dengan
penggunaan obat (respons baik terhadap bronkodilator). Anak mengalami serangan lebih dari 3
kali dalam sebulan, timbulnya bisa pada saat beraktivitas ataupun beristirahat, Sesak mengganggu
aktifitas dan pasien dapat berbicara dalam penggalan kata.
 Pemeriksaan Fisik: TD, Nadi dalam batas normal, Frekwensi nafas 40x/menit.
 Faring: hiperemis, Thoraks (pulmo): Retraksi suprasternal & costal (+) (tarikan dinding dada
bagian bawah ke dalam), ekspirasi memanjang dengan suara wheezing yang dapat didengar,
Rhonki negativ.
 Pemeriksaan Penunjang: Darah perifer lengkap lekositosis, Analisis Gas darah asidosis metabolic
minimal, hipoksia.

23 The Power of PowerPoint | thepopp.com


 Diagnosis  Diagnosis Banding
1. Asma persisten berat, Serangan berat 1. Bronkiolitis

2. Bronkitis 2. Pneumoni

3. Obesitas

24
Tatalaksana
 Medikamentosa

 O2 nasal kanul 2 lpm, puasa


 IVFD Kaen 1B 1500 cc/24 jam
 Loading Aminofilin 180 mg dalam
NaCl 0,9 30 cc selama 30 menit,
selanjutnya maintenance
 Non Medikamentosa 0,5mg/kg/jam ~ 17 mg / jam dalam
syringe pump
 Rawat Picu untuk diobservasi
 Edukasi keluarga pasien agar
mengidentifikasi dan mengendalikan  Inhalasi pe selang seling dengan
faktor pencetus, pemberian oksigen, ventolin 1 usp + dan pulmicort 1 usp
banyak minum untuk menghindari NS 2cc
dehidrasi terutama pada anak-anak,  Inj. Kalmetason 3 x 5 mg IV
kontrol secara teratur dan pola hidup
 Inj.Omeprazol 1x40 mg IV
sehat (penghentian merokok,
menghindari kegemukan, dan kegiatan  Ambroxol 3 x 2 cth PO
fisik misalnya berenang).  Diet cair

25 The Power of PowerPoint | thepopp.com


FOLLOW-UP
Prognosis
• Ad vitam : dubia ad bonam
• Ad functionam : dubia ad bonam
• Ad sanationam : dubia ad bonam
Tinjauan
Pustaka
31
A s m a
Penyakit saluran respiratori dengan dasar inflamasi
kronik yang mengakibatkan obstruksi dan hipereaktivitas
saluran respiratori dengan derajat bervariasi. Manifestasi
asma dapat berupa batuk, wheezing, sesak nafas, dada
tertekan yang timbul secara kronik dan atau berulang,
reversible, cendrung memberat pada malam atau dini
hari, biasanya timbul jika ada pencetus  Definisi

IDAI , 2016
 Epidemiologi

ISAAC(International Study of
ISAAC(International Asthma
Study and Allergies
of Asthma in childhood
and Allergies ) Faktor
in childhood ) Faktorresiko
menurut resiko
penelitian
menurutdi padang
penelitianfactor yangfactor
di padang dominan
yang atopi
dominanayah atau
atopi ibu,
ayah diikuti
atau
factor berat lahir, kebiasaan merokok pada ibu, sedangkan pemberian
ibu, diikuti factor berat lahir, kebiasaan merokok pada ibu, sedangkan
ASI dan
kontak dengan ungags merupakan factor protektif terhadap kejadian ASMA
pemberian ASI dan kontak dengan ungags merupakan factor protektif
terhadap kejadian ASMA
etiologi
 faktor predisposisi dan
 Berdasarkan penyebab) presipitasi
 Ekstrinsik(alergik): debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan 1. Faktor predisposisi: Genetik
(antibiotic dan aspirin) dan spora jamur
2. Faktor presipitasi
 Intrinsik(non alergik): , seperti udara dingin atau bisa juga
 Alergen, dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi
 Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan (debu, bulu
 Asma gabungan
binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi)

 Ingestan, yang masuk melalui mulut (makanan dan obat-obatan)

 Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit (perhiasan,


logam dan jam tangan)

3. Stress

4. Lingkungan kerja

5. Olahraga/ aktifitas jasmani yang berat

The Power of PowerPoint | thepopp.com 35


patogenesis

The Power of PowerPoint | thepopp.com 36


The Power of PowerPoint | thepopp.com 37
patofisiologi
 Obstruksi saluran respiratori
 Hiperaktivitas saluran respiratori
 Otot polos saluran respiratori
 Hipersekresi mucus
 Keterbatasan aliran udara ireversibel
 Eksaserbasi

38 The Power of PowerPoint | thepopp.com


Diagnosis
Riwayat penyakit/gejala :
 Bersifat episodik,seringkali reveribel dengan atau tanpa pengobatan
 Gejala berupa batuk,sesak napas, rasa berat di dada dan berdahak
 Gejala/timbul/memburuk terutama malam/dini hari
 Diawali oleh faktor pencetus yang bersifat individu
 Respons terhadap pemberian bronkodilator
Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam riwayat penyakit :
 Riwayat keluarga (atopi)
 Riwayat alergi / atopi
 Penyakit lain yang memberatkan
 Perkembangan penyakit dan pengobatan

39 The Power of PowerPoint | thepopp.com


 Pemeriksaan fisik
mengi pada auskultasi. Pada sebagian penderita, auskultasi dapat
terdengar normal walaupun pada pengukuran objektif (faal paru)
telah terdapat penyempitan jalan napas, edema dan hipersekresi
dapat menyumbat saluran napas, maka sebagai kompensasi penderita
bernapas pada volume paru yang lebih besar untuk mengatasi
menutupnya saluran napas. Hal itu meningkatkan kerja pernapasan
dan menimbulkan tanda klinis berupa sesak napas, mengi dan
hiperinflasi

40 The Power of PowerPoint | thepopp.com


Diagnosis Banding

Diagnosis Banding
•Benda asing di saluran pernafasan
•Laringotrakeomalasia
•Pembesaran kelenjar limfe
•Tumor
•Stenosis trakea
•bronkiolitis

41 The Power of PowerPoint | thepopp.com


Klasifikasi
Derajat Gejala Gejala malam Faal paru
Intermiten Gejala kurang dari Kurang dari 2 kali dalam APE > 80%
1x/minggu sebulan
Asimtomatik
Persisten ringan -Gejala lebih dari 1x/minggu Lebih dari 2 kali dalam APE >80%
tapi kurang dari 1x/hari sebulan
-Serangan dapat menganggu
Aktivitas dan tidur
Persisten sedang -Setiap hari, Lebih 1 kali dalam seminggu APE 60-80%
-serangan 2 kali/seminggu,
bisa berahari-hari.
-menggunakan obat setiap
hari
-Aktivitas & tidur terganggu
Persisten berat - gejala Kontinyu Sering APE <60%
-Aktivitas terbatas
-sering serangan
42 The Power of PowerPoint | thepopp.com
tatalaksana
Tujuan tatalaksana saat serangan
•Meredakan penyempitan saluran respiratorik secepat mungkin
•Mengurangi hipoksemia
•Mengembalikan fungsi paru ke keadaan normal secepatnya
•Rencana re-evaluasi tatalaksana jangka panjang untuk mencegah
kekambuhan.

43 The Power of PowerPoint | thepopp.com


 1. Bronkodilator
a. Short-acting β2 agonist
Dosis salbutamol oral : 0,1 - 0,15 mg/kgBB/kali , setiap 6 jam.
Dosis tebutalin oral : 0,05 – 0,1 mg/kgBB/kali , setiap 6 jam.
Dosis fenoterol : 0,1 mg/kgBB/kali , setiap 6 jam.
Dosis salbutamol nebulisasi : 0,1 - 0,15 mg/kgBB (dosis maksimum 5mg/kgBB), interval 20 menit, atau
nebulisasi kontinu dengan dosis 0,3 – 0,5 mg/kgBB/jam (dosis maksimum 15 mg/jam).
Dosis terbutalin nebulisasi : 2,5 mg atau 1 respul/nebulisasi.
Pemberian oral menimbulkan efek bronkodilatasi setelah 30 menit, efek puncak dicapai dalam 2 – 4 jam, lama
kerjanya sampai 5 jam.
Pemberian inhalasi (inhaler/nebulisasi) memiliki onset kerja 1 menit, efek puncak dicapai dalam 10 menit,
lama kerjanya 4 – 6 jam.
Serangan ringan : MDI 2 – 4 semprotan tiap 3 – 4 jam.
Serangan sedang : MDI 6 – 10 semprotan tiap 1 – 2 jam.
Serangan berat : MDI 10 semprotan.

44 The Power of PowerPoint | thepopp.com


2. Anticholinergics: Ipratropium Bromida. Kombinasi dengan
nebulisasi β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih
baik. Dosis anjuran 0, 1 cc/kgBB, nebulisasi tiap 4 jam.
3. Kortikosteroid
4. Obat – obat Pengontrol
Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA), Inhalasi
glukokortikosteroid

45 The Power of PowerPoint | thepopp.com


OBESITAS
 Kelebihan berat badan dan besitas merupakan penumpukan lemak
yang tidak normal atau berlebih yang dapat mengganggu kesehatan
 Obesitas disebabkan oleh pemasukan jumlah makan yang lebih
besar dari pada pemakaiannya oleh tubuh sebagai energi. Energi
yang berlebihan akan disimpan dalam jaringan adiposa

46 The Power of PowerPoint | thepopp.com


Epidemiologi
 Di Indonesia Secara nasional masalah gemuk pada anak umur 5-12
tahun masih tinggi yaitu 18,8 persen, terdiri dari gemuk 10,8
persen dan sangat gemuk (obesitas) 8,8 persen. Prevalensi gemuk
terendah di Nusa Tenggara Timur (8,7%) dan tertinggi di DKI
Jakarta (30,1%). Sebanyak 15 provinsi dengan prevalensi sangat
gemuk diatas nasional, yaitu Kalimantan Tengah, Jawa Timur,
Banten, Kalimantan Timur, Bali, Kalimantan Barat, Sumatera Utara,
Kepulauan Riau, Jambi, Papua, Bengkulu, Bangka Belitung, Lampung
dan DKI Jakarta. Tahun 2013 sebesar 0,6 persen balita di Bali
mengalami gizi lebih
47 The Power of PowerPoint | thepopp.com
Etiologi
 Genetik
 Endokrin
 Aktifitas Fisik
 Kebiasaan Makan

48 The Power of PowerPoint | thepopp.com


Patofisiologi
 Obesitas terjadi bila asupan energi lebih besar dari pengeluaran
energi. Asupan energi berlebih akan disimpan di jaringan lemak.
Menurut jumlah sel lemak, obesitas dapat terjadi karena hipertrofi
sel lemak dan atau hiperplasia sel lemak. Penambahan dan
pembesaran sel lemak paling cepat pada masa tahun pertama
kehidupan dan mencapai puncaknya pada masa meningkat dewasa.
Setelah masa dewasa, tidak akan terjadi hiperplasia sel lemak,
tetapi hanya terjadi hipertrofi sel lemak. Obesitas yang terjadi
pada masa anak-anak selain terjadi hipertrofi sel lemak juga terjadi
hiperplasia sel lemak
49 The Power of PowerPoint | thepopp.com
Manifestasi klinis
 Anak obesitas memiliki berat badan lebih yang lebih tinggi dari anak seusianya. Anak
obesitas akan mencapai masa pubertas lebih capat. Hal ini menyebabkan tidak hanya
memiiki berat badan yang lebih tinggi tetapi juga pematangan tulang anak obesitas
lebih cepat dari anak seusianya. Pertumbuhan anak obesitas lebih cepat dari anak
seusianya dan pertumbuhan tingginya lebih cepat selesai. Ini menyebabkan anak
obesitas relatif lebih tinggi pada masa remaja awal dan akhirnya memiliki tinggi badan
yang relatif lebih pendek dari anak sebayanya
 Anak obesitas memiliki bentuk muka yang tidak proporsional, hidung dan mulut
relatif kecil dan memiliki dagu ganda. Terdapat timbunan lamak pada daerah lengan
atas, payudara, perut, dan paha. Timbunan lemak ini menyebabkan payudara anak
obesitas laki-laki terlihat tumbuh, penis terlihat kecil, dan jari-jari terlihat kecil dan
runcing. Pada beberapa bagian tubuh terdapat striae

50 The Power of PowerPoint | thepopp.com

Anda mungkin juga menyukai