HENOCH-SCHÖNLEIN PURPURA
Disusun Oleh :
I Gusti Ayu Ratna Dewi
1665050238
Pembimbing :
dr. Triyanti R.N, Sp.A (K)
Dengan hormat,
Presentasi kasus pada kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUD Bekasi periode 25
Februari – 4 Mei 2019 dengan judul “Henoch-Schönlein Purpura” yang disusun oleh :
Menyetujui,
2
BAB I
ILUSTRASI KASUS
I. IDENTITAS
Data Pasien Ayah Ibu
Nama An. A Tn. M Ny. Y
Umur 8 tahun 30 tahun 28 tahun
Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Perempuan
Kp. Irian No. 75 RT 009 RW 004, Teluk Pucung, Bekasi Utara,
Alamat
Kota Bekasi, Jawa Barat.
Agama Islam Islam Islam
Suku bangsa Jawa Jawa Jawa
Pendidikan SD SMA SMA
Pekerjaan - Swasta IRT
Penghasilan - ± Rp 4.000.000 -
Hubungan dengan
Keterangan orang tua : Anak
kandung
II. ANAMNESIS
Dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis pada hari Senin tanggal 18 Maret 2019
a. Keluhan Utama
Muncul ruam merah di kedua kaki sejak 3 hari yang lalu
b. Keluhan Tambahan
Demam, bengkak, nyeri kepala, nyeri perut, nyeri sendi lutut dan pergelangan kaki
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Kota Bekasi dengan keluhan muncul ruam merah pada
kedua kaki yang muncul sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Ruam merah muncul
semakin lama semakin banyak terutama pada daerah punggung kaki dan tungkai
bawah. Ruam tidak disertai dengan rasa panas dan gatal. Ruam merah teraba mendatar
dan tidak hilang dengan penekanan. Selain itu pasien juga merasakan nyeri perut serta
bengkak dan nyeri di kedua lutut dan kedua pergelangan kaki, sehingga pasien tidak
dapat menggerakkannya dan tidak mampu berdiri dan berjalan. Satu minggu sebelum
3
pasien datang ke IGD, pasien mengeluhkan demam yang disertai nyeri kepala dan
penurunan nafsu makan.
Keluhan lain seperti nyeri pada bagian belakang mata, nyeri menelan, batuk, pilek, dan
muntah disangkal. Buang air kecil dan buang air besar tidak ada keluhan.
h. Riwayat Makanan
Umur ASI/PASI Buah/biskuit Bubur susu Nasi tim
(bulan)
0-2 +
2-4 +
4-6 +
6-8 + +
8-10 + + +
10-12 + + + +
12-24 Makanan Keluarga
24-59 Makanan Keluarga
i. Riwayat Imunisasi :
vaksin Dasar (umur) Ulangan (umur)
BCG Lahir - - -
DPT 2 bln 4 bln 6 bln 5 tahun
POLIO Lahir 2 bln 4 bln - - -
CAMPAK 9 bln belum
HEPATITIS B Lahir 2 bln 4 bln
Kesan : Imunisasi dasar lengkap
j. Riwayat Keluarga
Ayah Ibu Anak Pertama Anak Kedua
Nama Tn. M Ny. Y An. A An. A
Perkawinan ke Pertama Pertama - -
Umur 30 tahun 27 tahun 7 tahun 3 tahun
Keadaan Baik Baik Kurang baik Baik
kesehatan
Kesan : Keadaan kesehatan kedua orang tua dan adik pasien dalam keadaan baik.
6
Cor BJ I & II normal, murmur (+), gallop (-)
g. Abdomen
- Inspeksi : perut datar, tidak tampak massa dan pelebaran
pembuluh darah.
- Auskultasi : bising usus (+), 4x/menit
- Palpasi : supel, nyeri tekan (+), hepar tidak membesar, lien
tidak teraba membesar.
- Perkusi : nyeri ketok (-), timpani
h. Kulit : ikterik (-), petechie (-)
Gambar 1. Pada daerah punggung kaki, pergelangan kaki, dan tungkai bawah kaki
kanan dan kiri tampak sebagian patch eritem berukuran 6x5 cm dan sebagian makula
eritem yang tersebar regional.
i. Ekstremitas
o Atas : akral hangat, sianosis (-), capillary refill test < 2 detik, nyeri tekan
(-/-), ROM pasif normal, ROM aktif normal, edema (-/-)
o Bawah : akral hangat, sianosis (-), capillary refill test < 2 detik, nyeri tekan
(+/+), ROM pasif normal, ROM aktif normal, edema (-/-)
8
V. RESUME
a. Anamnesis
An. A datang ke IGD RSUD Kota Bekasi dengan keluhan muncul ruam merah
pada kedua kaki yang muncul sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Ruam merah
muncul semakin lama semakin banyak terutama pada daerah punggung kaki dan
tungkai bawah. Ruam tidak disertai dengan rasa panas dan gatal. Ruam merah teraba
mendatar dan tidak hilang dengan penekanan. Selain itu pasien juga merasakan nyeri
perut serta bengkak dan nyeri di kedua lutut dan kedua pergelangan kaki, sehingga
pasien tidak dapat menggerakkannya dan tidak mampu berdiri dan berjalan.
Sebelumnya pasien mengeluhkan demam yang disertai nyeri kepala dan penurunan
nafsu makan.
Keluhan lain seperti nyeri pada bagian belakang mata, nyeri menelan, batuk,
pilek, dan muntah disangkal. Buang air kecil dan buang air besar tidak ada keluhan. Di
keluarga tidak ada yang mengalami hal sama dengan pasien.
b. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Tanda Vital
- Kesadaran : compos mentis, GCS E4V5M6
- Tekanan darah :-
- Frekuensi nadi : 101x/menit
- Frekuensi pernapasan : 21x/menit
- Suhu tubuh : 37,3 oC
Kulit
Ruam pada kedua tungkai bawah (+), nyeri tekan
abdomen (+) regio umbilical, ROM pasif kedua tungkai
terbatas
c. Pemeriksaan penunjang
HEMATOLOGI
Leukosit 16,1 ribu/uL
Hemoglobin 10,7 g/dL
9
Hematokrit 33,8 %
Trombosit 642 ribu/uL
Kejernihan Agak keruh
URINE LENGKAP
Kejernihan Agak keruh
Darah Samar Positif 1 (+)
Eritrosit 2 – 3 /lpb
VII. PENATALAKSANAAN
a. Non medikamentosa
- Pro rawat inap
- Elevasi tungkai
- Diet lunak
b. Medikamentosa
– IVFD RL 1350 cc/24 jam
– Cefixime syr 2x3 ml
– Inj. Paracetamol 3x200mg
– Inj. Metilprednisolon 3x10mg
VIII. PROGNOSIS
- Ad vitam : Dubia ad bonam
- As fungsionam : Dubia ad bonam
- Ad sanationam : Dubia ad malam
10
Tanggal FOLLOW UP
18/03/19 S/ Ruam merah pada kedua tungkai bawah, nyeri perut (+),
bengkak dan nyeri di kedua lutut dan kedua pergelangan kaki,
sehingga pasien tidak dapat menggerakkannya dan tidak
mampu berdiri dan berjalan, demam (+) naik turun, nyeri kepala
(+), tidak nafsu makan.
O/ KU: TSS , Kes: CM
Suhu: 37,3 C, Nadi:101x/menit, RR: 21x/menit
Ruam pada kedua tungkai bawah (+), nyeri tekan abdomen (+)
regio umbilical, ROM pasif kedua tungkai terbatas
Laboratorium :
HEMATOLOGI
Leukosit 16,1 ribu/uL
Hemoglobin 10,7 g/dL
Hematokrit 33,8 %
Trombosit 642 ribu/uL
Kejernihan Agak keruh
URINE LENGKAP
Kejernihan Agak keruh
Darah Samar Positif 1 (+)
Eritrosit 2 – 3 /lpb
A/ Henoch-Schönlein Purpura
P/ Pro rawat inap
IVFD RL 1350 cc/24 jam
Cefixime syr 2x3 ml
Inj. Paracetamol 3x200mg
Inj. Metilprednisolon 3x10mg
Elevasi tungkai
Diet lunak
19/03/19 S/ Ruam merah pada kedua tungkai bawah berkurang, nyeri perut
berkurang, bengkak sudah tidak ada, nyeri di kedua lutut dan
kedua pergelangan kaki sudah berkurang, namun pasien masih
tidak dapat menggerakkannya, demam (-), nyeri kepala (-), nafsu
makan mulai membaik.
O/ KU: TSS , Kes: CM
Suhu: 36,3 C, Nadi: 99x/menit, RR: 20x/menit
Ruam pada kedua tungkai bawah (+), nyeri tekan abdomen (+)
regio umbilical, ROM pasif kedua tungkai terbatas
A/ Henoch-Schönlein Purpura
P/ IVFD RL 1350 cc/24 jam
Cefixime syr 2x3 ml
Inj. Paracetamol 3x200mg (kalau perlu)
Inj. Metilprednisolon 3x10mg
Diet lunak
20/03/19 S/ Ruam merah pada kedua tungkai bawah berkurang, nyeri
perut (-), bengkak (-), nyeri di kedua lutut dan kedua pergelangan
kaki berkurang, pasien mulai dapat menggerakkannya, demam (-
), nyeri kepala (-), nafsu makan baik.
O/ KU: TSS , Kes: CM
Suhu: 36,6 C, Nadi: 98x/menit, RR: 20x/menit
Ruam pada kedua tungkai bawah (+), ROM pasif kedua tungkai
baik
A/ Henoch-Schönlein Purpura
P/ Pro rawat jalan
Cefixime syr 2x3 ml
Metilprednisolon 3x10mg
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
12
darah kecil di kulit, ginjal, sendi, dan abdomen dan terjadi purpura di kuit, nefritis,
artritis dan perdarahan gastrointestinalis. Secara histoogis terlihat berupa vaskulitis
leuositoklastik. Pada kelainan ini terdapat infiltrasi leukosit polimornuklear di
pembuluh darah yang menyebabkan nekrosis. 1,2
Beberapa faktor imunologi juga diduga berperan dalam patogenesis PHS,
seperti perubahan produksi interleukin dan faktor pertumbuhan yang berperan dalam
mediator inflamasi peningkaan fakor pertumbuhan hepatosit selama fase akut PHS
dapat menunjukkan kerusakan atau disfungsi sel endotel, demikian pula dengan faktor
pertumbuhan endotel vaskular. 1
13
Kelainan terutama periartikular dan bersifat sementara, dapat pula rekuren pada masa
penyakit aktif tetapi tidak menimbulkan deformitas yang menetap. 1,2
Pada penyakit ini dapat ditemukan nyeri abdomen atau perdarahan
gastrointestinalis. Keluhan abdomen ditemukan pada 35 – 85% kasus dan biasanya
timbul setelah timbul kelainan pada kulit 1 – 4 minggu setelah onset). Nyeri abdomen
dapat berupa kolik abdomen yang berat, lokasi di periumbilikal dan disertai muntah,
kadang-kadang terdapat perforasi usus dan intususepsi ileoileal atau ileokolonal yang
ditemukan pada 2 – 3 % kasus. Intususepsi atau perforasi disebabkan oleh vaskulitis
dinding usus yang menyebabkan edema dan perdarahan submukosa dan intramural. 1,2
(A) (B)
Gambar 1. (A) Purpura pada regio kedua ekstremitas bawah dan (B) regio gluteal
14
Laju endap darah dapat meningkat. Kadar komplemen seperti C1q, C3, dan C4 dapat
normal. Pemeriksaan kadaar IgA dalam darah mungkin meningkat, demikian pula
limfosit yang mengandung IgA. Analisis urin dapat menunjukkan hematuria,
proteinuria maupun penurunan kreatinin klirens, demikian pula pada feses dapat
ditemukan darah.1,2
Biopsi pada lesi kulit menunjukkan adanya vaskulitis leukositoklastik.
Imunofluoresensi menunjukkan adanya deposit IgA dan komplemen pada dinding
pembuluh darah. Pada pemeriksaan radiologi dapat ditemukan penurunan motilitas
usus yang ditandai dengan pelebaran lumen usus ataupun intususepsi melalui
pemeriksaan barium. 1,2
15
Diagnosis banding Purpura Henoch-Schonlein adalah hipersensitivitas vaskulitis
(HV). Kriteria Michel, dkk digunakan untuk membedakan kedua penyakit ini, yaitu:
- Purpura yang teraba
- Bowel angina
- Perdarahan gastrointestinal
- Hematuria
- Umur < 20 tahun saat awitan penyakit
- Tidak minum obat-obatan
Jika memenuhi ≥ 3 kriteria di atas diklasifikasikan sebagai PHS. Sedangkan jika
memenuhi ≤ 2 kriteria, diklasifikasikan sebagai HV. 3,5
16
nefrotik persisten. Pemberian dini pada fase akut dapat mencegah perdarahan,
obstruksi, intususepsi, dan perforasi saluran cerna. 1
17
BAB III
ANALISIS KASUS
18
- Hematuria, proteinuria, penurunan - Hematuria
kreatinin klirens (darah samar urine: positif 1 (+)
- Darah pada feses eritrosit urine: 2 – 3/lpb)
- Biopsi lesi kulit: vaskulitis
lekositoklastik
19
DAFTAR PUSTAKA
20