HYDROCEPHALUS
Pembimbing:
Disusun oleh:
031032100022
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan kasus:
HYDROCEPHALUS
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Ilmu
Bedah Saraf RSUD Kardinah periode 27 Desember 2021 – 5 Maret 2022
Disusun oleh:
Elvi Suci Rahmadani
031032100022
Telah diterima dan disetujui oleh dr. Rizal Hakim, Sp.BS selaku dokter pembimbing
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Saraf RSUD Kardinah
STATUS PASIEN
Nama Mahasiswa : Elvi Suci Penguji : dr. Rizal Hakim,
Rahmadani Sp.BS
NIM : 031032100022 Tanda tangan :
IDENTITAS PASIEN
Nama An. x Jenis Kelamin Laki-laki
Umur 2 bulan 8 hari Suku Bangsa Jawa
Tanggal Lahir 22/10/2021 Agama Islam
Pendidikan - Anak Ke 2
Alamat Penjakin Banyu No. RM 1011****
Morbiditas Ada
kehamilan
Kehamilan
Perawatan Rutin, sebanyak 4 kali
antenatal
Tempat persalinan Rumah Sakit
Penolong persalinan Dokter
Cara persalinan SC
Masa gestasi 33 minggu
Berat lahir 1720 gram
Persalinan Panjang lahir Tidak ada data
Lingkar kepala 30 cm
Keadaan bayi Langsung menangis Tidak langsung menangis
Kemerahan Kemerahan
Nilai APGAR Tidak ada data
Kelainan bawaan Tidak ada
C. Riwayat perkembangan
Bereaksi terhadap bunyi/suara : 1 (N : 0-3 bulan)
Menggenggam : 1 (N : 1-3 bulan)
Mengangkat kepala : 1 (N : 0-3 bulan)
Duduk :- (N : 6-9 bulan)
Mengoceh spontan (cooing) :- (N : 1-3 bulan)
Bubbling :- (N : 6-9 bulan)
Berdiri :- (N : 9-18 bulan)
Berjalan :- (N : 9-18 bulan)
D. Riwayat makanan
Umur ASI/PASI Buah/Biskuit Bubur susu Nasi tim
(bulan)
0-6 ASI - - -
6-12 - - - -
12-18 - - - -
18-24 - - - -
E. Riwayat Vaksin
Vaksin Dasar (bulan) Ulangan
Hepatitis B 0
Polio 0
BCG 0
DPT/PT
HiB
Campak
Riwayat Pernikahan
Profil Ayah Ibu
Nama Tn. J Ny. I
Pernikahan ke- 1 1
Umur saat menikah 30 tahun 25 tahun
Pendidikan terakhir - -
Suku bangsa Jawa Jawa
Agama Islam Islam
Keadaan kesehatan Sehat Sehat
Kosanguinitas - -
Data antropometri
Berat badan : 2220 gram
Panjang badan :-
Tanda vital
Tekanan darah : 80/55 mmHg
Nadi : 119 / menit
Napas : 51x / menit
Suhu : 360 C
CRT : < 2 detik
Airway : clear
Status generalis
Kepala : Macrocephaly, kulit kepala tampak licin, sutura melebar, UUB
cembung dan melebar, lingkar kepala 43cm
Rambut :-
Wajah : Tidak ada dismorfik
Mata : Sunset phenomenon (+), Sklera Ikterus, -/- , CA +/+, kornea jernih,
refleks pupil +/+
Telinga : Bentuk normotia, tidak ada sekret
Hidung : Simetris, tidak ada napas cuping hidung, tidak ada secret
Bibir : Tidak ada kelainan bentuk, simetris, pucat (-), Sianosis (-)
Mulut : Simetris, mukosa mulut basah, pucat (-)
Lidah : Mukosa lidah basah, normoglosi, ulkus (-)
Tenggorokan : Dinding faring posterior hiperemis (-), tonsil T1/T1, uvula
tepat di tengah.
Leher : Tidak ada perbesaran KGB, tidak ada perbesaran tiroid
Toraks
Paru
Inspeksi : Gerakan dinding dada simetris, retraksi (-) bentuk normal
Palpasi : Gerakan dada saat nafas simetris
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : SNV +/+ , regular, ronki -/- , wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Ictus kordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus kordis tidak teraba
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : S1/S2 reguler, murmur (+), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Perut simetris
Auskultasi : Bising usus (+)
Palpasi :-
Perkusi : Timpani
Ekstremitas
Inspeksi : Deformitas (-)
Palpasi : Akral hangat +/+
Pemeriksaan khusus
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium dilakukan pada tanggal : 30/12/2021
Parameter Hasil Satuan Hasil Nilai rujukan
Hematologi
Hemoglobin 8,4 g/dL L 10,1 - 12,9
Eritrosit 2,69 Juta/mm3 L 3,2 – 5,2
Leukosit 9,0 /mm3 6 – 17,5
Trombosit 508 Ribu/mm3 H 217 – 497
Hematokrit 22 % L 28 – 42
Bosofil 0,7 % 0–1
Eosinofil 2 % 1–5
Limfosit 53 % H 1,5 – 8,75
Monosit 12,4 % H 1–6
MCV 82,9 fL 73 – 109
MCH 31,2 pg 21 – 33
MCHC 37,7 % H 28 - 32
Elektrolit Hasil Satuan Hasil Nilai rujukan
Natrium 133,2 mmol/L 132-145
Kalium 4,05 mmol/L 3,1-5,1
Klorida 110 mmol/L 96-111
Albumin 2,79 g/dL 3,8-5,4
Globulin 2,33 g/dL 2,3-3,5
SGOT 175,9 U/L H <35
SGPT 51,9 U/L H <46
Ureum 16,8 mg/L L 19-44
Creatinine 0,46 mg/L 0,3-1
Glukosa 49 mg/L L 50-80
sewaktu
PEMERIKSAAN ANJURAN
Ct scan tanpa kontras
Lab. Darah lengkap
Analisis cairan otak
TATALAKSANA
- Cek PT, APTT
- Inj. Meropenem 3x1 75mg
- Inf. D10% 10cc/jam
- NaCl 3% ( 2mg/Kgbb) 18cc
- Transfusi PRC 30cc/jam
- Inj. Sibital 2x5mg
- Koreksi Albumin
- Vp Shunt
DIAGNOSIS
Hydrocephalus
Anemia
Hipoalbumin
PROGNOSIS
Ad Vitam : Dubia ad bonam
Ad Functionam : Dubia ad bonam
Ad Sanationam : Dubia ad bonam
Follow up
Tgl. 30-12-2021 31-12-2021
Hari Kamis Jumat
Kepala membesar Sudah terlihat lingkar kepala
S
melebar sejak usia 13 hari
LK : 43cm LK : 43cm
UUB (+) cembung UUB tegang
O Hb : 8,4
Trombosit : 508.000
Albumin : 2,79
Hydrocephalus Anemia
A Hipoalbumin
Hydrochepali
- Rawat inap - Optimalisasi kondisi pasien
- Ct Scan kepala tanpa kontras untuk Vp Shunt
- Rontgen thorax - R/ Vp Shunt bila Hb>11
P
- Pemeriksaan lab. Darah lengkap, - Cek PT, APTT
elektrolit, PT, APTT, HbsAg,
HIV, GDS
3.5 klasifikasi
Table Hydrocephalus Classification
Type Features
Nonobstructive Ventricular enlargement
(e.g., hydrocephalus ex vacuo)
Obstructive communicating Obstruction outside the ventricular
system (e.g., subarachnoid space or
arachnoid villi)
Noncommunicating Obstruction within the ventricular
system (e.g., aqueduct or basal
foramina )
Pada keadaan normal, CSS didaur ulang lebih dari tiga kali setiap hari. Dari
pleksus koroideus, CSS mengalir ke ventrikel lateralis yang berjumlah dua buah.
Setelah itu mengalir ke ventrikel ketiga melalui foramen interventrikularis atau
foramen Monro. Selanjutnya akan mengalir ke ventrikel ke empat melalui
aquaductus Sylvii (aquaductus cerebri), CSS mengalir menuju ke ruang
subarakhnoid melalui foramen Luschka dan foramen Magendie dan akhirnya ke
area sinus sagitalis, tempat CSS diserap melalui vilus arakhnoidalis ke aliran
sistemik. Hidrosefalus dapat terjadi akibat gangguan produksi, aliran atau
penyerapan CSS pada umumnya bisa dibagi menjadi dua tipe, yaitu tipe
komunikans dan tipe non-komunikans (obstruktif). Hidrosefalus tipe komunikans
disebabkan oleh gangguan produksi atau penyerapan CSS tanpa disertai gangguan
aliran. Hidrosefalus tipe non-komunikans atau obstruktif disebabkan karena
gangguan aliran CSS.3
3.8 Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan melalui tanda dan gejala klinis. Makrokrania
merupakan salah satu tanda dimana ukuran kepala lebih besar dari dua deviasi
standar di atas ukuran normal atau persentil 98 dari kelompok usianya. Hal ini
disebabkan oleh peningkatan tekanan intrakranial dan menyebabkan empat gejala
hipertensi intrakranial yaitu fontanel anterior yang sangat tegang (37%), sutura
tampak atau teraba melebar, kulit kepala licin, dan sunset phenomenon dimana
kedua bola mata berdiaviasi ke atas dan kelopak mata atas tertarik. Gejala
hipertensi intrakranial lebih menonjol pada anak yang lebih besar daripada bayi,
gejala ini mencakup nyeri kepala, muntah, gangguan okulomotor, dan gejala
gangguan batang otak (bradikardia, aritmia respirasi). Gejala lainnya yaitu
spastisitas pada eksremitas inferior yang berlanjut menjadi gangguan berjalan dan
gangguan endokrin.1,6 Pemeriksaan penunjang dengan menggunakan USG dapat
mendeteksi hidrosefalus pada periode prenatal, dapat pula digunakan untuk
mengukur dan memonitor ukuran ventrikel, terutama digunakan pada anak
prematur. CT Scan dapat digunakan untuk mengukur dilatasi ventrikel secara kasar
dan menentukan sumber obstruksi. CT Scan dapat menilai baik secara fungsional
maupun anatomikal namun tidak lebih baik daripada MRI, namun karena
pemeriksaannya cukup lama maka pada bayi perlu dilakukan pembiusan.1,6
3.9 Tatalaksana
- Medikamentosa
Terapi medikamentosa tetap memiliki peran pada penanganan hidrosefalus,
meliputi pemberian obat golongan diuretik dan fibrinolisis.7 Jenis diuretik
acetazolamide atau furosemide dengan mekanisme kerja mengurangi produksi
CSS oleh pleksus koroidalis.7 Namun sejauh ini, tidak ada obat yang efektif
untuk hidrosefalus. Kebanyakan hidrosefalus membutuhkan pembedahan
untuk mengurangi tekanan di otak dengan memberikan jalur lain agar CSS
terkuras dan diserap menjauh dari otak.3
Terapi konservatif medikamentosa berguna untuk mengurangi cairan
dari pleksus khoroid (asetazolamid 100 mg/kg BB/hari; furosemid 0,1 mg/kg
BB/hari) dan hanya bisa diberikan sementara saja atau tidak dalam jangka
waktu yang lama karena berisiko menyebabkan gangguan metabolik. Terapi ini
direkomendasikan bagi pasien hidrosefalus ringan bayi dan anak dan tidak
dianjurkan untuk dilatasi ventrikular posthemoragik pada anak.1 Pada pasien
yang berpotensi mengalami hidrosefalus transisi dapat dilakukan pemasangan
kateter ventrikular atau yang lebih dikenal dengan drainase likuor eksternal.
Namun operasi shunt yang dilakukan pasca drainase ventrikel eksternal
memiliki risiko tertinggi untuk terjadinya infeksi.8 Cara lain yang mirip dengan
metode ini adalah dengan pungsi ventrikel yang dapat dilakukan berulang kali.1
- Non medikamentosa
o Operasi shunting
Sebagian besar pasien memerlukan tindakan ini untuk membuat saluran
baru antara aliran likuor (ventrikel atau lumbar) dengan kavitas drainase
(seperti peritoneum, atrium kanan, dan pleura). Komplikasi operasi ini
dibagi menjadi tiga yaitu infeksi, kegagalan mekanis, dan kegagalan
fungsional. Tindakan ini menyebabkan infeksi sebanyak >11% pada
anak setelahnya dalam waktu 24 bulan yang dapat merusak intelektual
bahkan menyebabkan kematian.1
o Endoscopic third ventriculostomy
Metode Endoscopic third ventriculostomy (ETV) semakin sering
digunakan di masa sekarang dan merupakan terapi pilihan bagi
hidrosefalus obstruktif serta diindikasikan untuk kasus seperti stenosis
akuaduktus, tumor ventrikel 3 posterior, infark serebral, malformasi
Dandy Walker, syringomyelia dengan atau tanpa malformasi Arnold
Chiari tipe 1, hematoma intraventrikel, myelomeningokel, ensefalokel,
tumor fossa posterior dan kraniosinostosis. ETV juga diindikasikan
pada kasus block shunt atau slit ventricle syndrome. Kesuksesan ETV
menurun pada kondisi hidrosefalus pasca perdarahan dan pasca infeksi.
Perencanaan operasi yang baik, pemeriksaan radiologis yang tepat, serta
keterampilan dokter bedah dan perawatan pasca operasi yang baik dapat
meningkatkan kesuksesan tindakan ini.1
3.10 Prognosis
Pada pasien hidrosefalus, kematian dapat terjadi akibat herniasi tonsilar
yang dapat menyebabkan penekanan pada batang otak dan terjadinya henti
nafas. Sedangkan ketergantungan pada shunt sebesar 75% dari kasus
hidrosefalus yang diterapi dan 50% pada anak dengan hidrosefalus
komunikans. 9
Pada anak dengan hidrosefalus obstruktif yang memiliki korteks
serebral intak, perkembangan yang adekuat dapat dicapai hanya dengan ETV,
meskipun pencapaian tersebut lebih lambat. Pada anak dengan perkembangan
otak tidak adekuat atau serebrum telah rusak oleh hidrosefalus maka
perkembangan yang optimal tidak dapat dicapai hanya dengan terapi ETV
meskipun tekanan intrakranial terkontrol.10
BAB IV
KESIMPULAN
1. Apriyanto, Agung RP, Sari F. Hidrosefalus Pada Anak. JMJ. 2013; 1(1):61-7
2. Rizvi R, Anjum Q. Hydrocephalus in children [internet]. Pakistan: Journal of Pakistan
Medical Association; 2005 [cited 2013 April 28]. Available from:
http://jpma.org.pk/full_article_text.php?article_id=956
3. Permana KR. Hidrosefalus dan Tatalaksana Bedah Sarafnya. CKD, Malang. 2018; 45
(11).820-23
4. Bradley W. CSF Flow in the brain in the context of normal pressure hydrocephalus. Am J
Neuroradiol. 2014;36(5):831-8.
5. Ariyati NF, Gunawan PI, Sustini F. Profil Klinis dan Faktor Risiko Mortalitas pada Anak
dengan Hidrosefalus di RSUD dr. Soetomo Surabaya. Sari Pediatri. 2021;22(6): 364-70.
6. Ibrahim S, Rosa AB, Harahap AR. Hydrocephalus in children. In: Sastrodiningrat AD, ed.
Neurosurgery lecture notes. Medan: USU Press; 2012. P.671-80.
7. Del Bigio M, Di Curzio D. Nonsurgical therapy for hydrocephalus: A comprehensive and
critical review. Fluids and Barriers of the CNS. 2015;13(1).
8. Kestle JR, Cambrin-Riva J, Wellons JC, Kulkarni AV, et al. A standardized protocol to
reduce cerebrospinal fluid shunt infection: The Hydrocephalus Clinical Research Network
Quality Improvement Initiative. J neurosurg [Internet]. Jul 2011 [cited 2013 April 27];
8(1): 22-29. Available from: http://thejns.org/doi/full/10.3171/2011.4.PEDS10551
9. Espay AJ. Hydrocephalus [internet]. [place unknown]: Medscape reference; 1994 [updated
2012 Sept 17; cited 2013 April 28]. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/1135286-overview
10. Takahashi Y. Long-term outcome and neurologic development after endoscopic third
ventriculostomy versus shunting during infancy. Childs Nerv Syst [Internet]. 2006 Dec
[cited 2013 April 28];22(12):1591-602. Availabel from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17021728