HIPOGLIKEMIA NEONATUS
Disusun Oleh :
Hutri Mahardika
1765050273
Pembimbing :
dr. Mas Wisnuwardhana, Sp.A
Dengan hormat,
Presentasi kasus pada kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUD Bekasi
periode 25 Februari – 4 Mei 2019 dengan judul “Hipoglikemia Neonatus” yang
disusun oleh :
Menyetujui,
2
BAB I
ILUSTRASI KASUS
I. IDENTITAS
Data Pasien Ayah Ibu
Nama By Ny. N Tn. I Ny. N
Umur 0 hari 24 tahun 22 tahun
Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Perempuan
Alamat Perum Pejuang Jaya Blok B 401 RT 01/8
Agama Islam Islam Islam
Suku bangsa Sunda Sunda Sunda
Pendidikan - SMA SMA
Pekerjaan - Swasta Swasta
Penghasilan - - -
Hubungan
dengan orang
Keterangan
tua : Anak
kandung
II. ANAMNESIS
Dilakukan secara Alloanamnesis pada hari Sabtu tanggal 1 April 2019
a. Keluhan Utama
Os baru lahir dengan Hipoglikemia
b. Keluhan Tambahan
-
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien lahir di RSUD Kota Bekasi pada tanggal 1 April 2019 pukul
11:15 melalui operasi sectio caesaria dengan diagnosis ibu G2P1A0
dengan plasenta previa dan riwayat BSC 1x, pasien mengalami keluhan
keluar flek bercak darah sejak minggu sore (31 Maret 2019) saat usia
gestasi 35 minggu. Setelah os dilahirkan didapatkan data-data os yaitu
berat badan 2600gr panjang badan 47 cm. Penilaian APGAR pada menit I
3
berjumlah 7, dan penilaian APGAR menit V berjumlah 8, Tangisan bayi
lemah dan GDS os 42 mg/dl
g. Riwayat Imunisasi
Hepatitis B : 1x setelah lahir
BCG : belum
Polio : belum
DPT : belum
Campak : belum
4
h. Riwayat Makanan
0-2 hari : ASI
III. PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
5
6
Status Generalis
1. Kepala
Rambut : merata, caput succadenum (-), fontanella anterior et
posterior terbuka, sutura intak, lanugo (+) warna coklat
muda.
Wajah : simetris, posisi mata sejajar dengan telinga. Hidung
ditengah.
Mata : strabismus (-), pupil isokor, kornea jernih, edema
palpebra(-)
7
Hidung : normal, gerakan cuping hidung (-), sekret (-)
Mulut : simetris, sumbing (-), bercak putih (-), lidah normal,
ditengah, kemerahan, refleks hisap lemah
Telinga : eutia, pinna terlipat, sejajar posisi dengan kantus, CAE
patent, tidak ada kulit tambahan, reflex kejut (+)
2. Leher
Bentuk simetris, tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar
getah bening.
3. Thoraks
Simetris, tidak ada retraksi suprasternal dan intercostal, payudara simetris,
areola 1mm/1mm, warna coklat muda
4. Paru-paru
Inspeksi : gerakan dada simetris
Palpasi : tidak terdapat ketinggalan gerak paru kiri dan kanan, tidak
teraba masa abnormal
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
5. Jantung
Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : iktus cordis teraba di ICS IV linea midclavicula sinistra
Perkusi : redup, jantung dalam batas normal
Auskultasi : BJ I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
6. Abdomen
Inspeksi : tampak datar, tali pusat (+)
Palpasi : teraba lunak
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+), dalam batas normal
7. Kulit : kemerahan, lanugo (+)
8. Ekstremitas
Superior : lipatan pergelangan tangan 90°, recoil lengan atas 90°,
scarf sign (+)
8
9. Genitalia Eksterna
Labia mayor menutupi labia minor dan clitoris, anus (+)
V. DIAGNOSIS KERJA
Neonatus Kurang Bulan – Sesuai Masa Kehamilan
Prematuritas Murni
Hipoglikemia neonatus
VI. PENATALAKSANAAN
Perawatan bayi baru lahir
Konsul dr. Sp. A pasang O2 Venti infant
9
VII. PROGNOSIS
- Ad vitam : Dubia ad bonam
- Ad fungsionam : Dubia ad bonam
- Ad sanationam : Dubia ad bonam
Follow Up
Keluhan - - -
S: S: S:
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
rendah daripada rentang pada bayi normal dengan usia postnatal yang sesuai.
koma, apnea, seizure atau simpatomimetik, seperti pucat, palpitasi, diaforesis, yang
plasma kurang dari 45 mg/dL (2.5 mmol/L). Estimasi rata-rata kadar glukosa darah
pada fetus adalah 15 mg/dL lebih rendah daripada konsentrasi glukosa maternal.
Dalam 3 jam, konsentrasi glukosa pada bayi aterm normal akan stabil, berada di
antara 50-80 mg/dL. Terdapat dua kelompok neonatus dengan risiko tinggi
mengalami hipoglikemia, yaitu bayi lahir dari ibu diabetik (IDM) dan bayi IUGR.
menyatakan pada survei terakhir yang dilakukan oleh para ahli pediatric di Inggris
menunjukkan bahwa tidak ada konsensus untuk nilai kadar glukosa darah yang
nilai 1 mmol/L (20 mg/dL) sampai 4 mmol/L (70 mg/dL) merupakan batas bawah
11
populasi penelitian pada konsentrasi glukosa darah selama 48-72 jam pertama
terjadi ketika ambilan glukosa tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan glukosa
dan dapat terjadi melebihi rentang kadar glukosa normal. Sebagai contoh, bayi
aterm sehat berusia 2 jam dengan kadar glukosa darah 30 mg/dL dapat tidak
mengalami gangguan fungsi organ, tetapi pada stressed infant dapat menunjukkan
gejala fisiologis hipoglikemia pada kadar glukosa darah 50 mg/dL jika laju hantaran
glukosa pada organ spesifik, seprti otwak, kurang dari kecepatan metabolisme
glukosa. Belum ada penelitian yang menyatakan kosentrasi glukosa absolut yang
mengakibatkan adanya disfungsi organ baik jangka pendek maupun panjang. Pada
(<20 mg/dL), jika terjadi lebih dari 1 jam dapat mengakibatkan lesi otak permanen.
Tetapi tanpa adanya bukti yang menunjukkan nilai batas kadar glukosa absolut,
tidak ada standar nilai glukosa darah yang dapat digunakan untuk mendefinisikan
hipoglikemia fisiologis.
ditemukan pada neonatus. Pada anak, hipoglikemia terjadi pada nilai glukosa darah
dimana glukosa plasma kurang dari 30 mg/dL pada 24 jam pertama kehidupan dan
12
2.2 Insidensi
diestimasikan sebanya 5 kejadian dari tiap 1000 kelahiran hidup. Jumlah ini dapat
lebih tinggi pada populasi dengan risiko tinggi. Sebagai contoh, 8% neonatus BMK
umumnya berasal dari ibu diabetik (IDM) dan 15% bayi preterm dan bayi IUGR
antara 1.3-3 kejadian dari 1000 kelahiran hidup. Insidensi tersebut bervariasi
pada kelompok neonatus risiko tinggi. Pemberian asupan nutrisi lebih awal dapat
Galactosemia (1:40,000)
13
Primary lactic acidosis (rare)
Penelitian di Jepang, menunjukkan bahwa lebih dari 80% neonatus yang masuk ke
NICU, penyebabnya adalah apnea atau hipoglikemia pada neonatus yang lahir
tanda-tanda fisik yang menyertai kadar glukosa darah yang rendah. Berbagai tanda
dapat terlihat pada kasus hipoglikemia berat atau berkepanjangan dan pada bayi
pada bayi yang mengalami stres fisiologis. Tanda-tanda klinis yang ditemukan
merupakan tanda nonspesifik dan merupakan akibat dari gangguan pada lebih dari
satu aspek fungsi sistem saraf pusat. Meliputi pola pernapasan abnormal, seperti
kemampuan mengisap yang lemah, instabilitas suhu tubuh, dan kejang. Banyak dari
tanda-tanda tersebut merupakan akibat dari gangguan neonatus yang lain, seperti
dipertimbangkan pada bayi yang menunjukkan satu atau lebih dari gejala-gejala
neonatus yang ada saat ini, sebagian besar kasus hipiglikemia terdiagnosis selama
14
pemeriksaan rutin pada bayi yang dipertimbangkan berisiko namun dalam evaluasi
jitteriness
poor feeding
lethargy
seizures
2.4 Etiologi
15
5. Penurunan penyimpanan glikogen ( seperti pada stress akibat asfiksia
merupakan hasil samping dari metabolisme asam lemak, diekskresikan melalui urin
2.5 Patogenesis
gangguan yang menyertai pada satu atau lebih proses yang diperlukan untuk
terbatas baik pada bayi preterm yang belum mengalami periode akumulasi glikogen
cepat selama masa akhir gestasi, dan bayi kecil masa kehamilan (KMK/SGA) yang
belum memiliki suplai persediaan substrat yang adekuat untuk sintesis glikogen,
yang akan berakibat pada timbulnya risiko hipoglikemia. IUGR yang disebabkan
oleh insufisiensi plasenta dengan ukuran lingkar kepala bayi yang normal
menyebabkan peningkatan kebutuhan glukosa pada bayi yang sudah dalam kondisi
postterm dan gestasi ganda juga berisiko hipoglikemia karena adanya insufisiensi
plasenta relatif. Penelitian yang dilakukan pada kelompok bayi preterm dan IUGR
16
respons hormonal terhadap perubahan konsentrasi glukosa darah dibandingkan
Bayi yang mengalami stress perinatal karena asfiksia atau hipotermia atau
tersedia tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan tinggi dengan adanya tingkat
penggunaan glukosa yang lebih tinggi dari normal. Hipoglikemia dapat terjadi pada
bayi dalam kondisi ini ketika glikogen yang tersedia telah digunakan untuk
memenuhi kebutuhan metabolik postnatal inisial, terutama jika telah ada periode
tidak menjadi faktor yang membatasi produksi glukosa hepatik pada neonatus
karena bayi preterm memiliki persediaan asam lemak, gliserol, asam amino, laktat,
dan piruvat cukup. Selain itu, produksi badan keton secara relatif berkurang pada
respon tehadap hipoglikemia. Bayi aterm dapat mengalami penurunan rilis badan
dipengaruhi oleh sejumlah gangguan endokrin dan metabolik, yang paling umum
terjadi adalah hiperinsulinisme. IDM memiliki sekresi insulin pancreas yang tinggi
17
karena paparan glukosa maternal dalam konsentrasi tinggi selama di dalam uterus.
pada akhirnya akan menstimulasi sekresi insulin oleh pancreas janin. Sekeresi
insulin pancreas pada IDM jaug lebih tinggi dibandingkan dengan nonIDM.
seperti perubahan pada asam amino serum, berperan pada perubahan metabolik
Setelah lahir, konsentrasi glukosa darah yang tinggi sudah tidak ada, tetapi
glukoneogenik tidak terinduksi, dan glukosa hepatik tetap pada kadar yang rendah
dalam kondisi glukosa darah yang rendah. Insulin juga meningkatkan penggunaan
glukosa perifer pada jaringa-jaringan sensitif insulin, seperti otot rangka, yang
mengakibatkan hipoglikemia, yang dapat menetap selama 24-72 jam sebelum pola
penyakit lainnya. Bayi yang menderita eritroblastosis fetalis memiliki kadar insulin
yang tinggi dan jumlah sel betapankreas yang banyak. Mekanisme terjadinya hal
ini masih belum jelas, tetapi salah satu hipotesis menjelaskan bahwa glutation yang
18
dirilis dari sel darah merah terhemolisis akan mengaktivasi insulin dalam sirkulasi,
dan kemudian memicu sekresi insulin serta up-regulation sel beta. Transfusi tukar
diawetkan dengan kombinasi dekstrosa dan agen lain. Selama transfusi tukar, bayi
dari pancreas yang hyperplasia. Di akhir transfusi tukar, laju pemberian glukosa
dikembalikan pada keadaan normal, (baseline) tetapi kadar insulin tetap tinggi,
digunakan selama lebih dari 2 minggu dan dihentikan pada waktu kurang dari 1
minggu sebelum persalinan. Neonatus yang berada dalam kondisi ini akan memiliki
2.5.4 Hiperinsulinisme
Hipoglikemia yang menetap lebih dari 5-7 hari jarang terjadi dan paling
kasus seprti ini relatif jarang terjadi. Beberapa tipe hiperinsulinisme kongenital
pada adanya defek reseptor sulfonylurea atau kanal K+-ATP. Sebuah mutasi pada
19
lengan pendek kromosom 11 banyak terjadi populasi Yahudi Ashkenazi, tetapi
kasus yang sama pada kelompok etnis yang lain juga dilaporkan disertai oleh
adanya mutasi pada lokasi yang sama. Telah dilaporkan juga adanya bentuk
kelainan ini berbeda dengan bentuk autosomal resesif yang dicurigai merupakan
suatu adenoma lokal sel pulau pancreas pada pancreas yang normal.
dan adrenal juga dapat berakibat pada terjadinya hipoglikemia karena tidak adanya
20
2.6 Penatalaksanaan
refraktori, dan paling sering digunakan untuk penatalaksanaan pada salah satu
dalam dua atau tiga dosis terbagi, atau prednisone 2 mg/kgBB perhari. Pemberian
dan peningkatan konsentrasi glukosa darah, tetapi efek samping dari agen tersebut
21
BAB III
ANALISA KASUS
TEORI PASIEN
Anamnesis Penyebab hipoglikemia Bayi dilahirkan saat usia
neonatus dapat terjadi dari gestasi 35 minggu dari ibu
faktor ibu yang memiliki yang memiliki riwayat DM
riwayat DM, Prematuritas dan
IUGR
Manifestasi Neonatus dikatakan GDS; 42 g/dl
Klinis hipoglikemi jika kadar GDS Tangisan bayi lemah saat baru
kurang dari 45 g/dl lahir
Gejala Hipoglikemia pada Hipotermia (36,0°C)
neonatus anatara lain:
Jitteriness, cyanosis (blue
coloring), Tangisan lemah,
apnea (stopping breathing),
hypothermia (low body
temperature),poor feeding,
lethargy, seizures
Pemeriksaan Bayi kurang bulan cenderung Gentamicin 13mg/36jam
Penunjang mudah infeksi antibiotik Ampicilin 2x130mg
dan Penatalaksanaan bayi IVFD D10%
Tatalaksana hipoglikemi dengan kadar
GDS < 45 g/dl dapat diberikan
IVFD dextrose 10%
22
DAFTAR PUSTAKA
23