Disusun oleh :
Rike Iman Wicaksono
012085766
Pembimbing:
dr. Pujiati Abbas, Sp.A
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Diajukangunamelengkapitugaskepaniteraanklinikbagianilmukesehatananak
FakultasKedokteranUniversitas Islam Sultan Agung
Nama : Rike Iman Wicaksono
Judul : Bronkopneumoni Dengan Status Gizi Kurang
Bagian : Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas : Kedokteran UNISSULA
Pembimbing : dr. Pujiati Abbas, Sp.A
B. DATA DASAR
Alloanamnesis dengan Ibu penderita dilakukan pada tanggal 10 juli 2020 pukul 10.00
WIB di ruang Baitunnisa 1 dan didukung dengan catatan medis.
Keluhanutama :Demamdisertaibatuk dan pilek
Riwayat Penyakit Sekarang
- 2 Minggu SMRSpasienmengeluhbatuk dan pilekdisertaidemam. Batukberdahak dan
susahkeluar. Sekrethidungberwarnabening. Panastidaktinggi, tidakberkeringatdingin
dan tidakmenggigil. Batuktidakdisertaisesakmaupunbunyi grok-grok.
Nafsumakanbaik dan minumbaik . BAB normal, lembekberwarnakuning dan 1x
sehari , BAK normal denganurinkuning dan jernih. Pasientidakdisertaimual dan juga
muntah. Bunyingiksaatbernafasdisangkal
- Saat masukrumahsakitpasienterlihatkesulitanbernafas dan panastinggi.
Sesakdisertaidenganbatuk yang memberat dan bunyi grok
groknamunpileksudahberkurang. Tidakterdengarbunyingiksaatmembuangnafas
sehingga pasien dibawa oleh ibunya ke IGD RSI-SA pada tanggal 8 juli 2020 pukul
10.00 WIB. Pasienmemilikiriwayatbronkhitis , dan tidakmempunyairiwayatalergi,
maupun tersedak makanan atau minuman.Anak tidak disertai mual (-) , muntah (-),
nafsu makan menurun , minum (+), BAK Normal, BAB Normal.
C. DATA KHUSUS
1. Riwayat Perinatal
Anak perempuan lahir dari ibu P2A0 hamil 37 minggu, Lahir normal pervaginam,
atterm, ditolong oleh bidan di RSUD Demak, BBL 3700 gram, Panjang badan lahir 49
cm, bayi langsung menangis, sehat, kemerahan. antenatal care teratur.
Kesan :Kehamilancukupbulan dan BBL normal
2. Riwayat Makan-Minum
ASI diberikansejaklahirsampaisekarang.
Sudahmendapatmakananpendampingberupabubur susu.
Kesan : Kualitas dan kuantitasmakananbaik
KEADAAN UMUM
Anak apatis, kurang aktif, lemas, tidak kejang
Kulit : Sianosis (-), Ikterus (-), Edema (-), Tanda Perdarahan (-), Sikatriks (-)
Kepala : Mesocephale, Uub Menutup
Mata : Pupil Isokor (3mm/3mm), Reflek Cahaya (+/+), Konjungtiva Anemis (-),
Sklera Ikterik (-), Strabismus (-), Hipertelorism (-)
Hidung : Nafas Cuping (-/-), Sekret (+/+), Deviasi Septum (-/-), Saddle Nose (-)
Mulut : Bibir Sianosis (-), Bibir Kering (+), Trismus (-), Lidah Kotor (-),
Tremor(-)
Telinga : Low Set Ear (-/-), Discharge (-/-)
Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-/-), bengkak (+), kaku kuduk (-),
suspek oedem glotis (+)
THORAKS
Paru-paru :
Inspeksi : Hemithoraksdextraet sinistra simetrisdalamkeadaan statis dan dinamis
Palpasi : stem fremitus hemithoraks dekstra dan sinistra sama
Perkusi : sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : suara dasar vesikuler menurun, suara tambahan wheezing (-)
,ronkhibasahhalusnyaring(+/+)
Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak teraba, tidak kuat angkat
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi : bunyi jantung I dan II (+) normal
Frekuensi : 100x/menit
Irama : reguler
Suara tambahan : (-)
ABDOMEN
Inspeksi : Cembung
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Supel, nyeri tekan (+), perut papan (-)
Hepar : tidak teraba
Lien : tidak teraba
EKSTREMITAS
Superior Inferior
Akral dingin -/- -/-
Akral sianosis -/- -/-
Oedem -/- -/-
Capillary refill < 2 detik/< 2detik < 2 detik/< 2detik
GENITALIA : Laki-laki, dalam batas normal
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Reflek fisiologis : (+) normal
Reflek patologis : babinski (-), chaddok (-)
Rangsang meningeal : kaku kuduk (-), Kernig sign (-)
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
PemeriksaanLaboratorium:8 Juli 2020
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hemoglobin 11,0 10,7 – 14,7 g/dL
Hematokrit 35,0 32 – 44 %
Leukosit 11,92 6,0 – 17,5 ribu/ uL
Eritrosit 4,17 (L) 3,8 – 5,2 juta/uL
Trombosit 303 229 – 553 ribu/uL
Eosinofil 0 (L) 1-5 %
Basofil 0,3 0-1%
Neutrofil 20,4 17-50%
Limfosit 30,2 20-7-%
Monosit 12,4 (H) 1-31%
MCV 69,3 73-105
MCH 29,4 21-33
MCHC 33,4 30-54
PemeriksaanRadiologiFotoThoraks (Non Kontras) (8 Juli 2020)
Interpretasi :
Cor :Bentuk dan letak normal
Pulmo :Corakanbronkovaskulermeningkat
Tampak infiltrate di perihilerkiri dan parakardialkanan
Hilustidaktebal
Diafragma dan sinus kostofrenikuskanankiritidaktampakkelainan
Kesan : Cor tidakmembesar
Gambaran Bronkopneumonia
ASSESMENT :
1. Bronkopneumoni
2. Status gizibaik
2. Status GiziBaik
DD :- Gizi Kurang
- Gizi Lebih
1. Definisi
2. Epidemiologi
Sumber :opstapchuk M, Roberts DM, haddy R. community-acquired pneumonia in infants and children.
Am fam physician 2004;20:899-908
Faktor non-infeksi9
Terjadiakibatdisfungsimenelanataurefluks esophagus meliputi :
Bronkopneumoniahidrokarbon :
Terjadi oleh karenaaspirasiselamamenelanmuntahatausondelambung.
zathidrokarbonsepertipelitur, minyaktanah, dan bensin.
Bronkopneumonilipoid :
Terjadiakibatpemasuksnobat yang mengandungminyaksecara intranasal, termasukjeli
petroleum. Setiapkeadaan yang mengganggumekanismemenelansepertipalatoskizis,
pemberianmakanandenganposisi horizontal,
ataupemaksaanpemberianmakanansepertiminyakikan pada anak yang
sedangmenangis. Keparahanpenyakittergantung pada jenisminyak yang terinhalasi.
Jenisminyakbinatang yang mengandungasam lemak tinggibersifat paling
merusakcontohnyaseperti susu dan minyakikan.
4. Klasifikasi
c. Bronkopneumonia
d. Pneumonia lobaris
e. Pneumonia interstitialis
3. Etiologi
- Infeksi
Berdasarkanmikroorganismepenyebab :
a. Pneumonia bakteri
b. Pneumonia virus
c. Pneumonia jamur
d. Pneumonia mikoplasma
- Non infeksi
Aspirasimakanan/asamlambung/bendaasing/hidrokarbon/substansi lipoid,
reaksihipersensitivitas, drug- dan radiation-induced pneumonitis.
4. Karakteristikpenyakit
- Pneumonia Tipikal
- Pneumonia Atipikal (mis. Mycoplasma pneumoniae, Chlamydia pneumoniae,
Mycobacterium tuberculosis)
5. Derajatkeparahanpenyakit
Untukmengklasifikasikanberatnya pneumonia perludiperhatikanadanyatandabahaya
(danger signs), yaitu :takipnea dan tarikandinding dada bagianbawahkearahdalam
(retraksiepigastrik).
Berdasarkankeduatandaini, makaklasifikasiberatnya pneumonia pada anakbawah lima
tahun (balita) ditentukanberdasarkanusia, sebagaiberikut :
Klasifikasi Anak usia < 2 bulan Anak usia 2 bulan – 5
tahun
Pneumonia sangat berat Hipo/hipernatremi Kesadaran turun
Kesadaran turun Tidak mau minum
Kurang mau minum Kejang
Kejang Stridor
Wheezing Sianosis sentral
Stridor Gizi buruk
Pneumonia Takipnue
Tarikan dinding
dada dalam (-)
5. Patogenesis
Dalamkeadaansehat pada parutidakakanterjadipertumbuhanmikroorganisme,
keadaaninidisebabkan oleh adanyamekanismepertahananparu. Terdapatnyabakteri di
dalamparumerupakanketidakseimbanganantaradayatahantubuh,
sehinggamikroorganismedapatberkembangbiak dan
berakibattimbulnyainfeksipenyakit.Masuknyamikroorganismekedalamsalurannafas dan
parudapatmelaluiberbagaicara, antaralain :
1. Inhalasilangsungdariudara
2. Aspirasidaribahan-bahan yang ada di nasofaring dan orofaring.
3. Perluasanlangsungdaritempat-tempatlain.
4. Penyebaransecarahematogen.
Mekanismedayatahantraktusrespiratoriussangatefisienuntukmencegahinfeksi yang
terdiridari :
1. Susunananatomisronggahidung.
2. Jaringanlimfoid di nasofaring.
3. Bulu getar yang meliputisebagianbesarepiteltraktusrespiratorius dan sekret lain yang
dikeluarkan oleh selepiteltersebut.
4. Refleksbatuk.
5. Refleksepiglotis yang mencegahterjadinyaaspirasisekret yang terinfeksi.
6. Drainasesistemlimfatis dan fungsimenyaringkelenjarlimfe regional.
7. Fagositosisaksilimfosit dan responimunohumoralterutamadari Ig A.
8. Sekresienzim – enzimdarisel-sel yang melapisitrakeo-bronkial yang
bekerjasebagaiantimikroba yang non spesifik.
Bilapertahanantubuhtidakkuatmakamikroorganismedapatmelaluijalannafassampa
ike alveoli yang menyebabkanradang pada dinding alveoli dan jaringansekitarnya.
Setelah itumikroorganismetiba di alveoli membentuksuatu proses peradangan yang
meliputiempat stadium, yaitu :
a. Stadium I (4 – 12 jam pertama/kongesti)
Disebuthiperemia, mengacu pada responperadanganpermulaan yang berlangsung
pada daerahbaru yang terinfeksi. Hal iniditandaidenganpeningkatanalirandarah dan
permeabilitaskapiler di tempatinfeksi. Hiperemiainiterjadiakibatpelepasan
mediator-mediator peradangandarisel-sel mast setelahpengaktifanselimun dan
cederajaringan. Mediator-mediator tersebutmencakuphistamin dan prostaglandin.
Degranulasisel mast juga mengaktifkanjalurkomplemen.
Komplemenbekerjasamadenganhistamin dan prostaglandin untukmelemaskanotot
polos vaskulerparu dan peningkatanpermeabilitaskapilerparu. Hal
inimengakibatkanperpindahaneksudat plasma
kedalamruanginterstisiumsehinggaterjadipembengkakan dan edema antarkapiler
dan alveolus. Penimbunancairan di antarakapiler dan alveolus meningkatkanjarak
yang harusditempuh oleh oksigen dan karbondioksidamakaperpindahan gas
inidalamdarah paling berpengaruh dan
seringmengakibatkanpenurunansaturasioksigen hemoglobin.
d. Stadium IV (7 – 11 hari)
Disebut juga stadium resolusi yang terjadisewakturesponimun dan
peradanganmereda, sisa-sisasel fibrin dan eksudatlisis dan diabsorsi oleh
makrofagsehinggajaringankembalikestrukturnyasemula.
Gambar 1 Patofisiologi
Patofisiologi :
Gambar 2 AlgoritmaPatofisiologibrokhopneomonia
6. Gejalaklinis
Sebagian besargambaranklinis pneumonia pada
anakberkisarantararinganhinggasedang, sehinggadapatberobatjalansaja.
Hanyasebagiankecil yang berat, mengancamkehidupan, dan
mungkinterdapatkomplikasisehinggamemerlukanperawatandirumahsakit.
Beberapafaktor yang mempengaruhigambaranklinis pneumonia pada
anakadalahimaturitasanatomik dan imunologik, mikroorganismepenyebab yang luas,
gejalaklinis yang kadang-kadangtidakkhasterutama pada bayi,
terbatasnyapenggunaanprosedur diagnostic invasive, etiologinoninfeksi yang relative
lebihsering, dan faktorpatogenesis. Disampingitu, kelompokusia pada
anakmerupakanfaktorpenting yang menyebabkankarakteristikpenyakitberbeda-beda,
sehinggaperludipertimbangkandalamtatalaksana pneumonia.
7. Pemeriksaanfisik
Dalampemeriksaanfisikpenderitabronkopneumoniditemukanhal-halsebagaiberikut :
- Pada nafasterdapatretraksiototepigastrik, interkostal, suprasternal, dan
pernapasancupinghidung.
- Pada palpasiditemukanvokal fremitus yang simetris.
Konsolidasi yang kecil pada paru yang terkenatidakmenghilangkangetaran fremitus
selamajalannapasmasihterbuka, namunbilaterjadiperluasaninfeksiparu
(kolapsparu/atelektasis) makatransmisienergivibrasiakanberkurang.
- Pada perkusitidakterdapatkelainan
- Pada auskultasiditemukancracklessedangnyaring.
Cracklesadalahbunyi non musikal, tidakkontinyu, interupsipendek dan
berulangdenganspektrumfrekuensiantara 200-2000 Hz. Bisa
bernadatinggiataupunrendah (tergantungtinggirendahnyafrekuensi yang
mendominasi), kerasataulemah (tergantungdariamplitudoosilasi) jarangataubanyak
(tergantungjumlahcrackles individual) halusataukasar
(tergantungdarimekanismeterjadinya). Cracklesdihasilkan oleh gelembung-
gelembungudara yang melaluisekretjalannapas/jalannapaskecil yang tiba-
tibaterbuka.
Berdasarkanlokasilesi di paru :
bronkopneumonia Interstitial Pneumonia lobaris
- Lobularis - Interstitial - Segmental/lobus
8. Pemeriksaanpenunjang
Pemeriksaan laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit. Hitung
leukosit dapat membantu membedakan pneumoni viral dan bakterial. Infeksi virus
leukosit normal atau meningkat (tidak melebihi 20.000/mm3 dengan limfosit
predominan) dan bakteri leukosit meningkat 15.000-40.000 /mm3 dengan neutrofil yang
predominan. Pada hitung jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta peningkatan
LED.Analisa gas darah menunjukkan hipoksemia dan hipokarbia, pada stadium lanjut
dapat terjadi asidosis respiratorik. Isolasi mikroorganisme dari paru, cairan pleura atau
darah bersifat invasif sehingga tidak rutin dilakukan 1,6.
Pemeriksaanradiologi
Fotorontgentoraks pada pneumonia ringantidakrutindilakukan,
hanyadirekomendasikan pada pneumonia berat yang dirawat. Kelainanfotorontgentoraks
pada pneumonia tidakselaluberhubungandengangambaranklinis. Umumnyapemeriksaan
yang diperlukanuntukmenunjang diagnosis pneumonia hanyalahpemeriksaanposisi AP.
Lynch dkkmendapatkanbahwatambahanposisi lateral pada
fotorontgentorakstidakmeningkatkansensitivitas dan spesifisitaspenegakkan diagnosis.
PemeriksaanMikrobiologis
Pemeriksaanmikrobiologikuntuk diagnosis pneumoniaanaktidakrutindilakukankecuali
pada pneumoniaberat yang dirawat di RS. Untukpemeriksaanmikrobiologik,
spesimendapatberasaldariusaptenggorok, sekretnasofaring, bilasanbronkus, darah, pungsi
pleura, atauaspirasi paru2,5.
9. Diagnosis
Umur< 2 bl : ≥ 60x/menit
2 bl-< 12 bl : ≥ 50x/menit
12 bl-5 th : ≥ 40x/menit
≥ 5 tahun : ≥ 30x/menit
Kadar leukositberdasarkanumur:
o Anak umur 1 bulan : 5000 – 19500
o Anak umur 1-3 tahun : 6000 – 17500
o Anak umur 4-7 tahun : 5500 – 15500
o Anak umur 8-13 tahun : 4500 - 13500
Pedoman diagnose dan tatalaksana yang lebihsederhanamenurut WHO.
Berdasarkanpedomantersebutbronkopneumonidibedakanberdasarkan :
- Bronkopneumoniasangatberat :
11. Penatalaksanaan
- Sebelummemberikanobatditentukandahulu :Beratringannyapenyakit,
riwayatpengobatansebelumnya dan responsterhadappengobatantersebut,
adanyapenyakit yang mendasarinya
Karena dasar antibiotik awal di atas adalah coba-coba (trial and error)
maka harus dilaksanakan dengan pemantauan yang ketat, minimal tiap 24 jam
sekali sampai hari ketiga. Bila penyakit bertambah berat atau tidak menunjukkan
perbaikan yang nyata dalam 24-72 jam ganti dengan antibiotik lain yang lebih
tepat sesuai dengan kuman penyebab yang diduga (sebelumnya perlu diyakinkan
dulu ada tidaknya penyulit seperti empyema, abses paru yang menyebabkan
seolah-olah antibiotik tidak efektif)
- Penderitaimunodefisiensiatauditemukanpenyakit lain yang mendasari → ampisilin +
aminoglikosida (gentamisin), Hipersensitifdenganpenisilin/ampisilin :Eritromisin,
sefalosporin (5-16% adareaksisilang) ataulinkomisin/klindamisin
- Antibiotikselanjutnyaditentukanatasdasarpemantauanketatterhadapresponsklinisdalam
24-72 jam pengobatanantibiotikawalKalaupenyakitmenunjukkanperbaikan →
antibiotikditeruskansampaidengan 3 hariklinisbaik (Pneumokokusbiasanyacukup 5-7
hari, bayi< 2 bl biasanya 10-14 hari)
Kalaupenyakitbertambahberatatautidakmenunjukkanperbaikan yang nyatadalam 72 jam
→ antibiotikawaldihentikan dan digantidenganantibiotik lain yang lebihtepat
(sebelumnyaperludiyakinkandulutidakadanyapenyulitsepertiempiema, abses, dll, yang
menyebabkanseolah-olahantibiotiktidakefektif).
- Cairan, nutrisi dan kalori yang memadai :Melalui oral, intragastrik, atauinfus.
Jeniscairaninfusdisesuaikandengankeseimbanganelektrolit. Bilaelektrolit normal
berikanlarutan 1:4 (1 bagian NaCl fisiologis + 3 bagiandekstrosa 5%), Asidosis (pH <
7,30) diatasidenganbikarbonati.v.Dosisawal : 0,5 x 0,3 x defisitbasa x BB (kg) → mEq,
Dosisselanjutnyatergantunghasilpemeriksaan pH dan kelebihanbasa (base excess ) 4-6
jam setelahdosisawal. Apabila pH dan kelebihanbasatidakdapatdiperiksa,
berikanbikarbonati.v. = 0,5 x 2-3 mEq x BB (kg) sebagaidosisawal,
dosisselanjutnyatergantunggambaranklinis 6 jam setelahdosisawal
- Fisioterapi
GOL. AMINOGLIKOSIDA
Gentamisin i.v., i.m. 5 8 Terapiinisialuntuk Pneumonia
Tobramisin i.v., i.m. 8-10 8 dan absesparukarenabakteri
Gram (-)
Amikasin i.v., i.m. 15-20 6-8 Patogen Gram (-)
resistendengangentamisin dan
tobramisin
Netilmisin i.v. 4-6 12 Gram (-) yang
resistenterhadapgentamisin
GOL. p.o. 30-50 6 M. pneumoniae, B. pertussis, C.
MAKROLID i.v. (infuslambat) 40-70 6 diphtheriae, C. trachomatis,
Eritromisin Legionella pneumophila
Roksitromisin p.o. 5-8 12
KLINDAMISIN i.v. 15-40 6 S. aureus, Streptokokus,
p.o. 10-30 6 Pneumokokus yang
alergipenisilin dan
efalosporinAbsesparukarenabak
terianaerob
Indikasi rawat
Kriteria rawat inap, yaitu :
Pada bayi
saturasi oksigen ≤ 92 %, sianosis
frekuensi napas > 60 x/menit
distress pernapasan, apneu intermitten, atau grunting
tidak mau minum / menetek
keluarga tidak bisa merawat dirumah
Pada anak
saturasi oksigen ≤ 92 %, sianosis
frekuensi napas ≥ 50 x/menit
distress pernapasan
grunting
terdapat tanda dehidrasi
keluarga tidak bisa merawat dirumah
Kriteria pulang:
Gejala dan tanda pneumonia menghilang
Asupan peroral adekuat
Pemberian antibiotik dapat diteruskan dirumah (peroral)
Keluarga mengerti dan setuju untuk pemberian terapi dan rencana kontrol
Kondisi rumah memungkinkan untuk perawatan lanjutan dirumah
12. Komplikasi
Komplikasidari bronchopneumonia adalah :
Atelektasisadalahpengembanganparu-paru yang
tidaksempurnaataukolapsparumerupakanakibatkurangnyamobilisasiataurefleksbatukh
ilang.
Empiemaadalahsuatukeadaandimanaterkumpulnyananahdalamrongga pleura terdapat
di satutempatatauseluruhrongga pleura.
Absesparuadalahpengumpulan pus dalamjaringanparu yang meradang.
Infeksisitemik
- Endokarditisyaituperadangan pada setiapkatupendokardial.
- Meningitis yaituinfeksi yang menyerangselaputotak.
13. Prognosis
14. Pencegahan
Penyakitbronkopneumoniadapatdicegahdenganmenghindarikontakdenganpenderitaatau
mengobatisecaradinipenyakit-penyakit yang
dapatmenyebabkanterjadinyabronkopneumoniaini.
Selainituhal-hal yang
dapatdilakukanadalahdenganmeningkatkandayatahantubuhkaitaterhadapberbagaipenyaki
tsalurannafasseperticarahidupsehat, makanmakananbergizi dan teratur,
menjagakebersihan ,beristirahat yang cukup, rajinberolahragadll.Melakukanvaksinasi
juga diharapkandapatmengurangikemungkinanterinfeksiantara lain.
Vaksinasipneumokokus
Dapatdiberikan pada umur 2,4,6, 12-15 bulan. Pada umur 17-12 bulandiberikan 2
kali dengan interval 2 bulan ; pada usia> 1 tahun di berikan 1 kali,
namunkeduanyaperludosisulangan 1 kali pada usia 12 bulanatau minimal 2
bulansetelahdosisterakhir. Pada anakumur di atas 2 tahun PCV diberikancukup 1
kali.
VaksinasiH.Influenzae
Diberikan pada usia 2, 4, 6, dan 15-18 bulan
Vaksinasivarisela
Yang di anjurkan pada anakdengandayatahantubuhrendahdapatdiberikansetelahumur
12bulan, terbaik pada umursebelummasuksekolahdasar. Biladiberikan pada umur>
12 tahun, perlu 2 dosisdengan interval minimal 4 minggu
Vaksinasi influenza
Diberiikan pada umur> 6 bulansetiaptahun. Untukimunisasi primer anak 6 bulan - <
9 tahun di berikan 2 kali dengan interval minimal 4 minggu.
DAFTAR PUSTAKA
1. Garna, herry, dkk. 2005. Pedoman diagnosis dan terapi. Bandung : UNPAD
2. Hegar, badriul. 2010. Pedomanpelayananmedis. Jakarta : IDAI.
3. Latief, abdul, dkk. 2009. Pelayanankesehetananak di rumahsakitstandar WHO. Jakarta
:Depkes
4. Price, Sylvia Anderson.1994. Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease Processes.
Alih Bahasa Peter Anugrah. Ed. 4. Jakarta : EGC
5. Smeltzer, Suzanne C.2000. Buku Ajar KeperawatanMedikalBedah,VolumeI.Jakarta : EGC
6. Sastroasmoro, sudigdo, dkk. 2007. Panduan pelayananmedis dept. IKA. Jakarta : RSCM
7. Rahajoe, Nastini.N.2008.Buku Ajar Respirologi,Edisi 1.Jakarta : IDAI
8. Nelson .2000.Ilmu Kesehatan Anak, Edisi 15,Volume 2.Jakarta :EGC.