Disusun oleh :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perdarahan paska persalinan biasanya dialami dimasa postpartum melebihi 500 cc
dengan langsung sesudah BBL. Menghitung banyaknya pendarahan disaat melahirkan
susah dikarenakan darah bercampur amnilon dan rembesan di kain pengalas kasur.
Penyebab pendarahan pada post partum secara umum di bagi menjadi 4. Pada keadan
normal darah yang pasca kelahiran tidak mecapai 500cc. pada pendarahan postpartum
merupakan pendarahan hebat sehingga dalam kurun waktu yang singkat sehingga banyak
ibu mengakami syok yang pada akhirnya membuat ibu lemas karena syok. pendarahan
pada postpartum ini biasanya di bagi menjadi 2 yakni pendarahan postpartum primer dan
sekunder (Fadli, 2020)
Fakta World Health Organization (WHO) memperkirakan 800 perempuan meninggal
setiap harinya akibat komplikasi kehamilan dan proses kelahiran. Sekitar 99% dari
seluruh kematian ibu terjadi di Negara berkembang. Sekitar 80% kematian maternal
merupakan akibat meningkatnya komplikasi selama kehamilan, persalinan dan setelah
persalinan (Nur et al., 2019).
Perdarahan postpartum merupakan penyebab utama kematian maternal diseluruh
dunia dengan insiden sebesar 5% sampai 10% dari seluruh persalinan. Penyebab
perdarahan postpartum meliputi atonia uteri, retensio plasenta, laserasi jalan lahir, sisa
plasenta dan gangguan pembekuan darah. Estimasi waktu menuju kematian pada
perdarahan pospartum diperkirakan hanya berlangsung selama 2 jam, sementara itu
perdarahan antepartum membutuhkan waktu kira-kira 12 jam, oleh sebab itu sangat
penting untuk mengenali lebih dini dan memberikan penanganan segera.
Atonia uteri adalah kegagalan serabut-serabut otot miometrium uterus untuk
berkontraksi dan memendek. Hal ini merupakan penyebab perdarahan post partum yang
paling penting dan biasa terjadi segera setelah bayi lahir hingga 4 jam setelah persalinan.
(Nugroho,2010)
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan persalinan patologi dengan Atonia Uteri
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui konsep dasar asuhan kebidanan persalinan dengan Atonia
Uteri.
b. Untuk mengetahui data dasar subjektif dan objektif pada kasus patologi persalinan
dengan Atonia Uteri.
c. Untuk menegakkan analisis kasus persalinan patologi Ny. I dengan Atonia uteri.
d. Untuk mengetahui penatalaksanaan kasus persalinan patologi Ny. I dengan Atonia
uteri.
e. Untuk menegakkan analisis kasus persalinan patologi Ny. I dengan Atonia uteri.
BAB II
DOKUMENTASI SOAP
Identitas Pasien
Suami Istri
Nama Tn. Rojak Sudrajat Ny. Ihat
Usia 31 Tahun 37 Tahun
Suku Sunda Sunda
Agama Islam Islam
Pendidikan SMP SD
Pekerjaan BHL IRT
Alamat Kp. Cabok kidul 2/2 Haurpugur Kp. Cabok kidul 2/2 Haurpugur
DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan
Ibu mengeluh mulas sejak pukul 06.00 wib,mengeluarkan lendir campur darah
2. Riwayat kehamilan sekarang
HPHT : 30-10-2023
TP : 7-8-2023
UK : 38 minggu
Status Immunisasi TT : TT5
Obat yang dikonsumsi : Tablet FE, Kalsium
3. Riwayat Obstetri
4. Riwayat Kesehatan
a. Keluarga
Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit berat, menurun, dan menular
b. Ibu
Ibu tidak memiliki riwayat penyakit berat, menurun, dan menular
c. Riwayat Operasi
Ibu tidak memiliki riwayat operasi
d. Kebiasaan hidup sehat
Ibu tidak merokok,mengonsumsi alcohol/obat-obatan terlarang
e. Riwayat ginekologi
Ibu belum pernah hamil ektopik,gemelli
5. Aktifitas sehari-hari
a. Nutrisi Terakhir
Terakhir makan pukul 08.00 WIB( menu : nasi kuning)
b. Hidrasi Terakhir
Terakhir minum pukul 11.00 WIB ( air mineral)
c. Istirahat Terakhir
Terakhir tidur ±5 jam
d. Eliminasi Terakhir
BAB : Terakhir BAB pukul 21.00 wib
BAK : Terakhir BAK pukul 10.30 wib, jernih, t.a.k
6. Riwayat Sosial Psikologis
Status Pernikahan : Sah
Lama Pernikahan : 10 Tahun
Respon terhadap janin : Diinginkan dan direncanakan
Pengambilan Keputusan : Suami
7. Persiapan Kegawatdaruratan
Tempat Rujukan : RSUD Cicalengka
Biaya : BPJS
Transportasi : Ambulance
Pendamping : Suami
8. Riwayat Cek LAB
Hb : 12,1 gr/dl
Protein Urin : Negatif
Glukosa Urin : Negatif
HIV : Negatif
Sifilis : Negatif
HBSag : Negatif
DATA OBJEKTIF
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
1. Antopometri
TB : 160 cm BB : 60 kg BB sebelum hamil : 64 kg
IMT : 23,4 (Normal) LILA : 24 cm
2. Tanda-tanda vital
TD : 110/80 mmHg N : 85x/ m S : 36,7 R : 22x/ m
3. Pemeriksaan fisik
Kepala : Tidak ada benjolan
Wajah : Tidak ada pembengkakan
Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid,limfe
Payudara : Simetris,puting menonjol,colostrum +
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi
Kandung kemih : Kosong
TFU : 34 cm
HIS : 2 x 10’ x 15”
Perlimaan : 3/5
Leopold I : Teraba bulat lunak ( bokong)
Leopold II : Bagian kanan teraba keras (puka)
Leopold III : Teraba bulat keras (Kep)
Leopold IV : Divergen
Ekstremitas : Simetris,Tidak ada oedema,reflek patella +/+
Genitalia : Tidak ada kelainan
Pemeriksaan Dalam : v/v : t.a.k
Portio : Tebal kaku
Pembukaan : 2-3 cm
Ketuban : Utuh
Presentasi : Kepala
Posisi : UUK kanan anterior
Hoodge :2
Station : -3
Molase :0
ANALISIS
G4P3A0 Parturient aterm kala 1 fase laten
Janin tunggal hidup intrauterin
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan
E : Ibu mengetahui kondisinya
R : Alih informasi dari bidan pada ibu agar ibu dapat mengetahui kondisinya saat ini
(R Lestari. 2018)
2. Edukasi penyebab kontraksi dan cara mengatasinya
E : Ibu tau penyebab kontraksi dan ibu bisa mempraktikan teknik pernafasan untuk
menanganinnya
R : Alih informasi dari bidan pada ibu agar ibu dapat mengetahui penyebab dan
penanganannya
3. Menyarankan ibu untuk mobalisasi
E: Ibu bersedia untuk jalan jalan dan tidur miring kiri
R : Membantu mempercepat pembukaan serviks serta penurunan kepala (T.
Hindriati. 2021)
4. Edukasi nutrisi dan hidrasi
E : Ibu telah mengemil kue dan meminum teh manis
R : Karena kurang tenaga menyebabkan partus lama dan dehidrasi menyebabkan His
lemah sehingga terjadi partus lama
5. Memantau kemajuan persalinan
E : Keadaan ibu,janin,kemajuan persalinan normal
R : His yang lemah dapat menyebabkan partus lamam, DJJ yang < 120 x/menit dan
lebih dari 160 mungkin terjadi fetal distres, ketuban yang keruh mungkin terjadi fetal
distres, penurunan kepala tidak bertambah mungkin disproporsi kepala panggul
(CPD), tanda vital yang sangat meningkat mungkin tanda pre syock.
DATA SUBJEKTIF
Ibu mengeluh mules semakin sering
DATA OBJEKTIF
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
1. Tanda-tanda vital
TD : 120/90 mmHg N : 80x/ m S : 36,7 R : 21x/ m
2. Pemeriksaan Fisik
Abdomen : DJJ : 140x/ m
HIS : 4 x 10’ x 30”
Pemeriksaan dalam : v/v : t.a.k
Portio : Tipis lunak
Pembukaan : 5 cm
Ketuban : Utuh
Presentasi : Kepala
Posisi : UUK kanan anterior
Hoodge :3
Station :0
Molase :0
ANALISIS
G4P3A0 Parturient aterm kala I fase aktif
Janin tunggal hidup intrauterin
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil px
E: ibu mengetahui hasil px
R : Agar ibu dan keluarga mengetahui keadaan yang sedang dialami ibu.
(R.Lestari.2018)
2. menyiapkan alat
E : Partus set, perlengkapan bayi, sudah disiapkan
R : mempersiapkan tentang peralatan dan bahan dalam perawatan dapat
menunjukkan kesiapan secara psikologis. (R.Lestari. 2018)
3. Menyarankan ibu untuk memenuhi hidrasi
E : ibu bersedia dan minum teh kotak
R : agar ibu terhindar dari dehidrasi (R Lestari. 2018)
4. menganjurkan ibu untuk miring kiri
E : ibu bersedia miring kiri
R : membantu mempercepat pembukaan serviks serta penurunan kepala. (T.
Hindriati. 2021)
5. mengajarkan ibu teknik relaksasi (nafas dalam) disaat ada kontraksi
E : ibu mengerti dan bersedia
R : mengurangi ketegangan pada ibu yang membuat stress pada saat nyeri persalinan
(Taqwin. 2018)
6. Memantau kemajuan persalinan
E : keadaan ibu dan bayu dalam keadaan baik
R : untuk mendeteksi dini jika ada permasalahan (Maryati. 2019)
KALA II
Waktu : 15.30 WIB
DATA SUBJEKTIF
Pasien mengatakan mulas semakin kuat dan ada dorongan ingin mengedan
DATA OBJEKTIF
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
1. Tanda-tanda vital
TD : 120/90 mmHg N : 87x/ m S : 36,7 R : 21x/ m
2. Pemeriksaan Fisik
Abdomen : DJJ : 131x/ m
HIS : 4 x 10’ x 40”
Pemeriksaan dalam : v/v : t.a.k
Portio : Tidak teraba
Pembukaan : 10 cm
Ketuban : Pecah spontan
Presentasi : Kepala
Posisi : UUK anterior
Hoodge :4
Station :0
Molase :0
ANALISIS
G4P3A0 Parturient aterm kala II
Janin tunggal hidup intrauterin
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
E : Ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
R : Agar ibu dan keluarga tahu tentang keadaan ibu dan janin
2. Mendekatkan partus set
E : Partus set diletakan didekat pasien
R : Mempersiapkan tentang peralatan dan bahan serta mendekatkan alat dalam
perawatan dapat menunjukkan kesiapan secara psikologis. (R.Lestari. 2018)
3. Menganjurkan keluarga untuk memberi asupan hidrasi kepada pasien disela sela
proses persalinan
E : Keluarga memberikan teh manis kepada pasien
R : Makanan padat tidak boleh diberikan selama persalinan aktif karena maknan
padat lebih lama tinggal dlam lambung dari pada makanan cair, sehingga proses
pencernaan lebih lambat selama perslinan. Oleh karena itu, dianjurkan hanya untuk
memenuhi kebutuhan hidrasi khusunya yang mengandung gula supaya memberikan
tenaga kepada ibu pada saat proses persalinan. (Walyani dan Purwoastuti, 2020).
4. Mengajarkan ibu teknik pernafasan/ teknik relaksasi ditengah-tengah terjadinya
kontraksi
E : Ibu tahu dan bisa mempraktikkan cara teknik pernafasan/ teknik relaksasi
R : Teknik relaksasi pernafasan dapat mengatasi rasa nyeri pada persalinan ketika
menghadapi rangkaian kontraksi. Relaksasi pernafasan selama proses persalinan
dapat
mempertahankan komponen sistem syaraf simpatis dalam kedaan homeostatis
sehingga tidak terjadi peningkatan suplai darah, mebgurangi kecemasan dan ketakutan
agar ibu dapat beradaptasi dengan nyeri selama proses persalinan (Mardiani dan
Afrillah, 2021).
5. Memposisikan ibu dan mengajarkan ibu untuk mengedan supaya lebih nyaman dan
siap menghadapi persalinan
E : Ibu merasa dirinya sudah siap untuk mengedan
R : Mengubah posisi yang nyaman selama persalinan dan melahirkan bayi dapat
memudahkan bidan dalam menolong persalinan, persalinan berlangsung lebih
nyaman, dan dapat membantu kemajuan persalinan ( Simbolon dkk, 2020).
6. Membantu proses persalinan
E : Bayi lahir spontan, langsung menangis, kulit kemerahan, tonus otot kuat
JK : Laki-laki
PB : 48 cm
BB : 2900 gram
LK : 33 cm
LD : 32 cm
R : Menolong persalinan dengan langkah-langkah APN dan pemantauan tanda
bahaya. Pemantauan tanda bahaya diharapkan tidak berdampak terhadap komplikasi
yang terjadi pada ibu yang akan mengakibatkan keterlambatan rujukan (Ni
Ketut Devy, dkk., 2019).
KALA 3
Waktu : 15.45 WIB
DATA SUBJEKTIF
Ibu merasa lega namun masih lemas, ibu juga merasa ada mules
DATA OBJEKTIF
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
1. Tanda-tanda vital
TD : 100/80 mmHg N : 90x/ m S : 36,4 R : 22x/ m
2. Pemeriksaan Fisik
Abdomen : Kandung kemih : Kosong
Janin kedua : Tidak ada
Kontraksi : Lembek
TFU : 1 Jari diatas pusat
Genitalia : Tidak ada kelainan
Tali pusat : Berada didepan vulva
Perdarahan : +- 600 cc
Laserasi : Tidak ada
ANALISIS
P4A0 Parturient aterm kala III dengan pendarahan post partum EC atonia uterii
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan
E : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
R : Pasien dan keluarga memiliki hak untuk mengetahui kondisi nya (Buku Ajar
asuhan kebidanan pada persalinan penerbit Indonesia pustaka)
2. Memberitahukan ibu bahwa akan di berikan injeksi oksitosin 10 iu secara im di paha
kanan
E : Oksitosin di injeksikan di paha kanan
R : oksitosin diberikan bertujuan untuk merangsang kontraksi uterus (Buku Ajar
asuhan kebidanan pada persalinan penerbit Indonesia pustaka)
3. Melakukan peregangan tali pusat terkendali
E : Tali pusat berada di depan vulva, tali pusat bertambah panjang dan ada semburan
darah
R : Peregangan tali pusat membantu dalam pemisahan plasenta dari rahim dan
pelepasannya. Dengan melakukannya hanya selama kontraksi rahim, maka
mendorong tali pusat secara hati-hati ini membantu plasenta untuk keluar. (Buku
Ajar asuhan kebidanan pada persalinan penerbit Indonesia pustaka)
4. Melahirkan plasenta
E : Plasenta lahir lengkap pukul 15.50, kotilendon lengkap selaput lengkap (Buku
Ajar asuhan kebidanan pada persalinan penerbit Indonesia pustaka)
5. Melakukan masase uterus 15 detik
E : Kontraksi uterus : Lembek Perdarahan : 600 cc
R : Masase merangsang kontraksi uterus. Saat dimasase dapat dilakukan penilaian
kontraksi uterus. (Buku Ajar asuhan kebidanan pada persalinan penerbit Indonesia
pustaka)
6. Mengosongkan kandung kemih
E : dilakukan kateterisasi untuk mengosongkan kandung kemih
R : Kandung kemih yang penuh akan menghalangi uterus berkontraksi dengan baik.
(Buku Obstetri patologi ilmu kesehatan reproduksi edisi 3 Penerbit buku kedokteran
EGC fakultas kedokteran universitas Padjadjaran )
7. Bersihan bekuan darah dan pastikan vakum uterus bersih
E : Vakum uteri dibersihkan
R : Bekuan darah dan selaput ketuban dalam vagina dan serviks menghalangi
kontraksi dapat saluran uterus secara baik. (Buku Obstetri patologi ilmu kesehatan
reproduksi edisi 3 Penerbit buku kedokteran EGC fakultas kedokteran universitas
Padjadjaran )
8. Memberikan infuse oksitosin 20-40 IU dalam 500 ml cairan kristaloid (NaCL
0,9%/RL) dengan 60 tetes/menit.
E : Infus RL dan Oksitosin terpasang di tangan kiri, Kontraksi uterus : Lembek
Perdarahan : aktifd
R :Oksitosin IV dengan cepat merangsang kontraksi uterus. Lanjutkan infus oksitosin
20 unit dalam 500 ml larutan NaCl 0,99%/Ringer Laktat dengan kecepatan 60
tetes/menit hingga perdarahan berhenti. (Buku Obstetri patologi ilmu kesehatan
reproduksi edisi 3 Penerbit buku kedokteran EGC fakultas kedokteran universitas
Padjadjaran )
9. Memberikan Endometrin 0,2 mg secara IM dan Memberikan misoprostol 400 mg
per-rektal
E : Kontraksi uterus : lembek Kontraksi Pembuluh darah pada pelekatan plasenta
menutup pendarahan : aktif
R : Ergometrin dan misoprostol akan bekerja dalam 5-7 menit dan menyebabkan
(Buku Obstetri patologi ilmu kesehatan reproduksi edisi 3 Penerbit buku kedokteran
EGC fakultas kedokteran universitas Padjadjaran.)
10. Melakukan kompresi bimanual interna selama 5 menit .
E : Memperhatikan perdarahan yang terjadi, bila perdarahan berhenti, pertahankan
posisi demikian hingga kontraksi uterus membaik keluarkan tangan setelah 1-2
menit.
R : Kompresi bimanual interna memberikan tekanan langsung pada pembuluh darah
dinding uterus dan juga merangsang berkontraksi. miometrium untuk KBI yang
dilakukan bersama ergometrin dan oksitosin atau misoprostol akan membuat uterus
berkontraksi. Menekan cavum uteri dari sisi dalam ke arah luar dengan kuat sehingga
terjadi penekanan pada arteria sistemik serta memberikan tekanan hidrostatik pada
arteri uterine. (Buku Obstetri patologi ilmu kesehatan reproduksi edisi 3 Penerbit
buku kedokteran EGC fakultas kedokteran universitas Padjadjaran.)
11. Mengevaluasi Kontraksi uterus, penutupan pembuluh darah pada pelekatan plasenta,
dan pendarahan
E : Kontraksi uterus keras Pembuluh darah pada pelekatan plasenta menutup
pendarahan normal
R : Kontraksi uterus menjadi keras dikarenakan pemberian infus RL dan oksitosin
20 iu dan pembuluh darah pada pelekatan plasenta menutup dikarenakan pemberian
Endometrin 0,2 mg dan misoprostol 400 mg. (Buku Obstetri patologi ilmu kesehatan
reproduksi edisi 3 Penerbit buku kedokteran EGC fakultas kedokteran universitas
Padjadjaran)
KALA IV
Waktu : 16.10 WIB
DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan merasa lemas
DATA OBJEKTIF
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
1. Tanda-tanda vital
TD : 100/70 mmHg N : 90x/ m S : 36,6 R : 20x/ m
2. Pemeriksaan Fisik
Mata : Simetris, konjungtiva ananemis, sclera putih
Leher : Tidak ada benjolan kelenjar thyroid dan kelenjar limfe
Payudara : Puting menonjol, areola bersih, kolostrum positif (+)
Abdomen : Kandung kemih : Kosong
Kontraksi : Keras
TFU : Sepusat
Genitalia : Tidak ada kelainan
Perdarahan : +- 150 cc
Laserasi : Tidak ada
ANALISIS
P4A0 Parturient aterm kala IV dengan atonia uteri
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
E : ibu dan keluarga mengetahui kondisinya saat ini
R : Pasien dan keluarga memiliki hak untuk mengetahui kondisi
2. Membersihkan ibu, membantu mengganti pakaian dan membantu ibu memakaikan
pembalut
E : ibu sudah terlihat lebih nyaman dan bersih
R : Penatalaksanaan tersebut diberikan agar ibu lebih nyaman dan darah tertampung
di Pembalut (Sinta, Janing ,2013)
3. Melakukan observasi perdarahan dan kontraksi uterus
E : perdarahan normal dan kontraksi uterus keras
R : Untuk mengetahui jumlah darah yang keluar (Purwanti, S., & Trisnawati,
Y.2015).
4. Memberikan terapi obat peroral
E:
USIA 18 JAM
DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan tidak ada keluhan, ibu sudah BAB 1× dan BAK 3×, dan sudah sering
menyusui bayinya.
DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
1. Tanda-tanda vital
TD : 110/80 N : 84x/m S : 36,6 R : 19x/m
2. Pemeriksaan fisik
Abdomen : Kandung Kemih : Kosong
Kontraksi : Keras
TFU : 2 Jari dibawah pusat
Ekstremitas : Tidak ada oedem
Genetalia : Pendarahan : Normal
Lochea : Rubra
Jahitan : Tidak Dijahit
3. Pemeriksaan Penunjang
Hb : 11,2 gr/dl
ANALISIS
P4A0 postpartum 18 jam dengan atonia uteri
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan.
E :ibu mengetahui kondisinya saat ini
R : ibu memiliki hak untuk mengetahui keadaannya. (Saleha. S. Asuhan kebidanan
pada masa nifas. Jakarta: Salemba Medika; 2009)
2. Mengajarkan kepada ibu teknik Hoffman
E : ibu mengetaui teknik cara melakukan teknik hoffman
R : agar ibu mengetahui cara teknik tersebut dan bermanfaat agar putting susu tidak
lecet, perlekatan menyusu pada bayi kuat, bayi menjadi tenang dan tidak terjadi
gumoh
(Saleha. S. Asuhan kebidanan pada masa nifas. Jakarta: Salemba Medika; 2009)
3. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya minimal 2 jam satu kali.
E : ibu sudah menyusui bayinya beberapa kali, tidak ada masalah
R : memberikan bonding antara ibu dan bayi
(Saleha. S. Asuhan kebidanan pada masa nifas. Jakarta: Salemba Medika; 2009)
4. Memberitahu ibu untuk memberikan ASI ekslusif untuk bayinya selama 6 bulan.
E : Ibu bersedia menyusui bayinya selama 6 bulan
R : memperkuat sistem kekebalan tubuh bayi dan mencegah kanker payudara pada
ibunya. (Saleha. S. Asuhan kebidanan pada masa nifas. Jakarta: Salemba Medika;
2009)
5. Memberitahu kembali ibu tanda bahaya pada ibu nifas.
E : Ibu mengetahui tentang tanda bahaya pada ibu nifa
R : ibu berhak mendapatkan konseling tentang tanda bahaya ibu nifas
(Saleha. S. Asuhan kebidanan pada masa nifas. Jakarta: Salemba Medika; 2009)
6. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk menjaga kebersihan daerah kemaluannya.
E : ibu mengetahui cara menjanga kebersihan vulva heigiene
R :Agar mencegah dari terjadinya infeksi yang menyebabkan luka jahitan lepas
(Saleha. S. Asuhan kebidanan pada masa nifas. Jakarta: Salemba Medika; 2009)
7. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang ke fasilitas kesehatan pada tanggal 29-07-
2023
E : Ibu bersedia untuk datang kembali melakukan pemeriksaan
R : untuk mengetahui keadaan ibu lebih lanjut. (Saleha. S. Asuhan kebidanan pada
masa nifas. Jakarta: Salemba Medika; 2009)
Penilaian Skor
Warna kulit 2
Frekuensi nafas 2
Iritabilitas refleks 2
Tonus otot 2
Usaha nafas 2
Jumlah 10
ANALISA
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 15 jam
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan
E: Ibu mengetahu kondisi bayinya
R : Agar ibu dan keluarga mengetahui keadaan yang sedang dialami bayi
(R.Lestari.2018)
2. Informed consent bayi akan dimandikan dan diberikan imunisasi HB0
E : bayi telah dimandikan,dikeringkan dan dihangatkan
R : Memandikan bayi merupakan upaya yang dilakukan untuk menjaga agar tubuh
bayi bersih, terasa segar, dan mencegah kemungkinan infeksi (Hidayah, 2015).
3. Memberikan imunisasi HB0 secara IM dipaha kanan
E : imunisasi telah diberikan
R:
Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu
penyakit, sehingga bila kelak terpajan pada penyakit tersebut ia tidak menjadi
sakit. Kekebalan yang diperoleh dari imunisasi dapat berupa kekebalan pasif
maupun aktif (Ranuh dkk, 2014)
Pemberian imunisasi Hepatitis B bertujuan untuk mendapatkan kekebalan
terhadap penyakit Hepatitis B
4. Edukasi ASI Ekslusiif
E : ibu bersedia dan berencana untuk memberikan ASI ekslusif
R:
Meyusui meningkatkan kecerdasan, kehadiran di sekolah, dan dikaitkan dengan
pendapatan yang lebih tinggi ketika kehidupan dewasa (Kementerian Kesehatan
RI, 2018).
Rendahnya pengetahuan ibu tentang manfaat ASI serta manajemen laktasi sejak
masa kehamilan hingga melahirkan akan berdampak pada sikap ibu yang dapat
mempengaruhi perilaku terhadap pemberian ASI eksklusif (Hasrimayana, 2009)
BAB III
PEMBAHASAN
d. Tekan kuat uterus diantara kedua tangan. Kompresi uterus ini memberikan
tekanan langsung pada pembuluh darah yang terbuka (bekas imflantasi plasenta)
didinding uterus dan juga merangsang miometrium untuk berkontraksi.
e. Evaluasi keberhasilan
4. Kompresi Bimanual Eksterna
a. Letakkan satu tangan pada dinding abdomen dan dinding depan corpus uteri dan
diatas shimphisis pubis
b. Letakkan tangan lain pada dinding abdomen dan dinding belakang corpus uteri,
sejajar dengan dinding depan corpus uteriUsahakan untuk mencakup atau
memegang bagian belakang uterus seluas mungkin
c. Lakukan kompresi uterus dengan saling mendekatkan tangan depan dan belakang
agar pembuluh darah didalam anyaman miometrium dapat dijepit secara manual
5. Tampon Balon Kateter
Balon kateter merupakan Tindakan intervensi lain yang dapat dilakukan untuk
menghentikan PPS. Baon kateter biasanya menggunakan sebuah foley kateter
yang mana ujung karet dari folley kateter dibungkus dengan kondom dan kondom
diikat pada ujung terbukanya dengan benang steril, untuk menjaga cairan yang
masuk tetap tertampung didalam kondom seperti gambar 4. Ujung kateter lain
biasanya disambungkan dengan spuit, atau lebih sering dengan jalur infus dan
cairan dialirkan menggunakan gaya gravitasi. 300 hingga 500cc NaCl diperlukan
untuk menghentikan pendarahan. Balon dibiarkan hingga 24 jam dan setelah itu
setiap 2 jam sekali di kurangi tekanannya, hingga dapat dilepas. Apabila dalam
pengurangan tekanan darah Kembali keluar, maka balon dikembangkan lagi dan
ditunggu selama 24 jam kemudian.
Kesimpulan
1. Asuhan kebidanan patologi pada Ny. I telah dilakukan sesuai dengan 7 langkah varney
dan dituangkan ke dalam bentuk SOAP.
2. Pengkajian pengumpulan data subjektif dan objektif telah dilaksanakan dengan
pengumpulan semua data menurut lembar format yang tersedia melalui teknik wawancara
dan observasi sistematik pada asuhan kebidanan ibu bersalin.
3. Analisis ditegakkan berdasarkan data dasar yang didapat pada langkah pertama asuhan
kebidanan ibu bersalin patologi dengan Atonia uteri.
4. Pelaksanaan asuhan kebidanan ibu bersalin pada Ny. I terdapat masalah yaitu atonia uteri.
5. Perbedaan konsep dasar teori dengan kasus asuhan kebidanan ibu bersalin pada Ny. I
dengan atonia uteri terdapat kesenjangan antara teori dan kasus yang ada.