Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga bersangkutan pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek
atau bagian lemah dari bagian muskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin,
kantong dan isi hernia. Semua hernia terjadi melalui celah lemah atau kelemahan yang potensial
pada dinding abdomenyang dicetuskan oleh peningkatan tekanan intra abdomen yang berulang
atau berkelanjutan.1
Hernia inguinalis adalah salah satu masalah yang paling sering di jumpai oleh ahli bedah
umum. Hernia inguinalis pertama kali di temukandalam tulisan pada lebih dari 3.500 tahun yang
lalu, dan perawatan bedah dilakukan sekurangnya pada 2.000 tahun yang lalu. Terdapat banyak
teoritentang etiologi dan jumlah deskripsi anatomi, yang menghasilkan berbagaicara reparasi.
Hernia inguinalis adalah kegagalan dari lantai kanalis inguinalis. Ini diekspresikan sebagai cincin
internal yang berdilatasi pada hernia indirek atau sebagai kelemahan dan penipisan difus pada
hernia direk.1,2
Sebagian besar hernia timbul dalam regio inguinalis dengan sekitar 50 persen dari ini
merupakan hernia inguinalis indirek dan 25 persen sebagai hernia inguinalis direk. Salah satu
penanganan yang dilakukan pada klien Hernia adalah herniotomiatau herniorafi. Dampak
kesehatan yang ditimbulkan pada pasien yang dilakukan herniorafi diantaranya nyeri, aktivitas
intoleran dan resiko terjadinya infeksi.2

1

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Epidemiologi

Tujuh puluh lima persen dari semua kasus hernia di dinding abdomen muncul didaerah
sekitar lipat paha. Hernia indirect lebih banyak daripada herniadirect yaitu 2:1, dimana hernia
femoralis lebih mengambil porsi yang lebih sedikit. Hernia sisi kanan lebih sering terjadi
daripada di sisi kiri. Perbandingan pria:wanita pada hernia indirect adalah 7:1. Ada kira-kira
750000 herniorrhaphy dilakukan tiap tahunnya di amerika serikat, dibandingkan dengan
25000 untuk hernia femoralis, 166000 hernia umbilicalis, 97000 hernia post insisi dan 76000
untuk hernia abdomen lainya.2,3

Hernia femoralis kejadiannya kurang dari 10 % dari semua hernia tetapi 40% dari itu
muncul sebagai kasus emergensi dengan inkarserasi atau strangulasi.Hernia femoralis lebih
sering terjadi pada lansia dan laki-laki yang pernah menjalani operasi hernia inguinal
meskipun kasus hernia femoralis pada pira dan wanita adalah sama, insiden hernia femoralis
dikalangan wanita 4 kali lebih sering dibandingkan dikalangan pria, karena secara keseluruhan
sedikit insiden hernia inguinalis pada wanita.2,3

2.2 Anatomi

Kanalis inguinalis pada orang dewasa panjangnya kira-kira 4 cm dan terletak 2-4 cm
kearah caudal lagamentum inguinal. Kanal melebar diantara cincin internaldan eksternal.
Kanalis inguinalis mengandung salah satu vas deferens atau ligamentum uterus. Funikulus
spermatikus terdiri dari serat-serat otot cremaster,pleksus pampiniformis, arteri testicularis n
ramus genital nervus genitofemoralis,ductus deferens, arteri cremaster, limfatik, dan prosesus
vaginalis.2,3

Kanalis inguinalis harus dipahami dalam konteks anatomi tiga dimensi. Kanalis
inginalis berjalan dari lateral ke medial, dalam ke luar dan cepal ke caudal. Kanalis inguinalis
dibangun oleh aponeurosis obliquus ekternus dibagian superficial, dinding inferior dibangun
oleh ligamentum inguinal dan ligamentum lacunar. Dinding posterior (dasar) kanalis

2

inguinalis dibentuk oleh fascia transfersalis dan aponeurosis transverses abdominis. Dasar
kanalis inguinalis adalah bagian paling penting dari sudut pandang anatomi maupun bedah.1,2,3

Pembuluh darah epigastric inferior menjadi batas superolateral daritrigonum


Hesselbach. Tepi medial dari trigonum dibentuk oleh membrane rectus,dan ligamentum
inguinal menjadi batas inferior. Hernia yang melewati trigonum Hesselbach disebut sebagai
direct hernia, sedangkan hernia yang muncul lateral dari trigonum adalah hernia indirect.1,2,3

Gambar 1. Segitiga Hesselbach’s

2.3 Etiologi1,2,3

Penyebab terjadinya hernia:

1. Lemahnya dinding rongga perut. Dapat ada sejak lahir atau didapat kemudian dalam hidup.

2. Akibat dari pembedahan sebelumnya.

3. Kongenital.

a. Hernia congenital sempurna

Bayi sudah menderita hernia kerena adanya defek pada tempat-tempat tertentu.

b. Hernia congenital tidak sempurna

Bayi dilahirkan normal (kelainan belum tampak) tapi dia mempunyai defek pada tempat-
tempat tertentu (predisposisi) dan beberapa bulan(0 -1 tahun) setelah lahir akan terjadi hernia

3

melalui defek tersebut karena dipengaruhi oleh kenaikan tekanan intraabdominal (mengejan,
batuk,menangis).

4. Aquisial adalah hernia yang buka disebabkan karena adanya defek bawaan tetapi
disebabkan oleh fakor lain yang dialami manusia selama hidupnya, antara lain :

a. Tekanan intraabdominal yang tinggi.

Banyak dialami oleh pasien yang sering mengejan yang baik saat BAB maupun BAK
dan sering mengangkat beban berat.

b. Konstitusi tubuh.

Orang kurus cenderung terkena hernia jaringan ikatnyayang sedikit. Sedangkan pada
orang gemuk juga dapat terkena herniakarena banyaknya jaaringan lemak pada tubuhnya yang
menambah bebankerja jaringan ikat penyokong pada LMR.

c. Banyaknya preperitoneal fat banyak terjadi pada orang gemuk.

d. Distensi dinding abdomen karena peningkatan tekanan intraabdominal.

e. Sikatrik.

f. Penyakit yang melemahkan dinding perut.

g. Merokok

h. Diabetes mellitus

2.4 Klasifikasi4

1. Menurut lokasinya :

a. Hernia inguinalis adalah hernia yang terjadi dilipatan paha. Jenis ini merupakan
yang tersering dan dikenal dengan istilah turun berok atau burut.

b. Hernia umbilikus adalah di pusat.

c. Hernia femoralis adalah di paha.

4

2. Menurut isinya :

a. Hernia usus halus

b. Hernia omentum

3. Menurut penyebabnya :

a. Hernia kongenital atau bawaan

b. Hernia traumatic

c. Hernia insisional adalah akibat pembedahan sebelumnya.

4. Menurut keadaannya :

a. Hernia inkarserata adalah bila isi kantong terperangkap, tidak dapat kembali
kedalam rongga perut disertai akibat yang berupa gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara
klinishernia inkarserata lebih dimaksudkan untuk hernia irrenponibel.

b. Hernia strangulata adalah jika bagian usus yang mengalami hernia terpuntir atau
membengkak, dapat mengganggu aliran darah normal dan pergerakan otot serta mungkin
dapat menimbulkan penyumbatan usus dan kerusakan jaringan.

2.5 Bagian-bagian Hernia4,5

1. Kantong hernia

Pada hernia abdominalis berupa peritoneum parietalis. Tidak semua herniamemiliki


kantong, misalnya hernia incisional, hernia adiposa, hernia intertitialis.

2. Isi hernia

Berupa organ atau jaringan yang keluar melalui kantong hernia, misalnya
usus,ovarium, dan jaringan penyangga usus (omentum).

3. Pintu hernia

5

Merupakan bagian locus minoris resistance yang dilalui kantong hernia.

4. Leher hernia

Bagian tersempit kantong hernia yang sesuai dengan kantong hernia.

5. Locus minoris resistence (LMR)

Gambar 2. Bagian-bagian Hernia.

2.6 Patofisiologi

1. Hernia Inguinalis

Kanalis inguinalis dalam kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8 dari
kehamilan, terjadinya desensus vestikulorum melalui kanal tersebut. Penurunan testis itu akan
menarik peritoneum ke daerah scrotum sehingga terjadi tonjolan peritoneum yang disebut
dengan prosesus vaginalis peritonea. Bila bayi lahir umumnya prosesus ini telah mengalami
obliterasi, sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Tetapi dalam
beberapa hal sering belum menutup, karena testis yang kiri turun terlebih dahulu dari yang
kanan, makakanalis inguinalis yang kanan lebih sering terbuka. Dalam keadaan normal,
kanalyang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan.1,2

6

Pria lebih banyak dari wanita, karena adanya perbedaan proses perkembangan alat
reproduksi pria dan wanita semasa janin. Potensial komplikasi terjadi perlengketan antara isi
hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali.
Terjadi penekanan terhadap cincin hernia,akibat semakin banyaknya usus yang masuk, cincin
hernia menjadi sempit dan menimbulkan gangguan penyaluran isi usus. Timbulnya edema bila
terjadi obtruksiusus yang kemudian menekan pembuluh darah dan kemudian terjadi nekrosis.
Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung, muntah,konstipasi. Bila
inkarserata dibiarkan, maka lama kelamaan akan timbul edema sehingga terjadi penekanan
pembuluh darah dan terjadi nekrosis.1,2

Juga dapat terjadi bukan karena terjepit melainkan ususnya terputar. Bila isi perut
terjepit dapat terjadi shock, demam, asidosis metabolik, abses. Komplikasi hernia tergantung
pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Antara lain obstruksi usus sederhana hingga
perforasi (lubangnya) usus yang akhirnya dapat menimbulkan abses lokal, fistel atau
peritonitis.

A. Hernia Inguinalis Direkta (Medialis)

Hernia ini merupakan jenis henia yang didapat (akuisita) disebabkan oleh faktor
peninggian tekanan intra abdomen kronik dan kelemahan otot dinding di trigonum
Hesselbach. Jalannya langsung (direct) ke ventral melalui annulus inguinalis subcutaneous.
Hernia ini sama sekali tidak berhubungan dengan pembungkus talimani, umumnya terjadi
bilateral, khususnya pada laki-laki tua. Hernia jenis inij arang, bahkan hampir tidak pernah,
mengalami inkarserasi dan strangulasi.1,2,3

7

Gambar 3. Hernia Inguinalis Direct

B. Hernia Inguinalis Indirekta (lateralis)

Hernia ini disebut lateralis karena menonjol dari perut di lateral pembuluh epigastrika
inferior. Dikenal sebagai indirek karena keluar melalui dua pintu dansaluran, yaitu annulus
dan kanalis inguinalis. Pada pemeriksaan hernia lateralisakan tampak tonjolan berbentuk
lonjong. Dapat terjadi secara kongenital atau akuisita.1

Gambar 4. Hernia Inguinalis Indirect.

2. Hernia Femoralis

Pada umumnya dijumpai pada perempuan tua, kejadian pada wanita kira-kira 4 kali
lelaki. Keluhan biasanya berupa benjolan di lipat paha. Sering penderita datang ke dokter atau
rumah sakit dengan hernia strangulata. Pada pemeriksaan fisik ditemukan benjolan di lipat
paha di bawah ligamentum inguinale, di medial vena femoralis dan lateral tuberkulum
pubikum. Tidak jarang yang lebih jelas adalah tanda sumbatan usus, sedangkan benjolan di
lipat paha tidak ditemukan,karena kecilnya atau karena penderita gemuk. Hernia ini masuk
melalui annulus femoralis ke dalam kanalis femoralis dan keluar pada fosa ovalis di lipat
paha.1,2

Kanalis femoralis terletak medial dari v.femoralis di dalam lakuna vasorum dorsal dari
ligamentum inguinale, tempat v.safena magna bermuara di dalam v.femoralis. Foramen ini
sempit dan dibatasi oleh pinggir keras dan tajam. Batas kranioventral dibentuk oleh lig.

8

Inguinale, kaudodorsal oleh pinggir os. Pubis yang terdiri dari lig. Iliopektineale (lig. Cooper),
sebelah lateral oleh (sarung) v.femoralis,dan di sebelah medial oleh lig. Lakunare Gimbernati.
Hernia femoralis keluarmelalui lakuna vasorum kaudal dari lig. Inguinale. Keadaan anatomi
ini sering mengakibatkan inkarserasi hernia femoralis.1,2,3

2.7 Diagnosa4,5,6

PEMERIKSAAN FISIK

*Inspeksi

Hernia reponibel terdapat benjolan dilipat paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin
atau mengedan dan mneghilang setelah berbaring.

• Hernia inguinal

-Lateralis : muncul benjolan di regio inguinalis yang berjalan dari lateralke medial,
tonjolanberbentuk lonjong.

-Medialis : tonjolan biasanya terjadi bilateral, berbentuk bulat.

• Hernia skrotalis : benjolan yang terlihat sampai skrotum yang merupakan tojolan
lanjutan dari hernia inguinalis lateralis.

• Hernia femoralis : benjolan dibawah ligamentum inguinal.

• Hernia epigastrika : benjolan dilinea alba.

• Hernia umbilikal : benjolan diumbilikal.

• Hernia perineum : benjolan di perineum.

*Palpasi1,4,5,6

• Titik tengah antar SIAS dengan tuberkulum pubicum (AIL) ditekan lalu pasien disuruh
mengejan. Jika terjadi penonjolan di sebelah medial maka dapat diasumsikan bahwa
itu hernia inguinalis medialis

9

• Titik yang terletak di sebelah lateral tuberkulum pubikum (AIM) ditekan lalu pasien
disuruh mengejan jika terlihat benjolan di lateral titik yang kita tekan maka dapat
diasumsikan sebagai hernia inguinalis lateralis.

• Titik tengah antara kedua titik tersebut di atas (pertengahan canalis inguinalis) ditekan
lalu pasien disuruh mengejan jika terlihat benjolan di lateralnya berarti hernia
inguinalis lateralis jika di medialnya hernia inguinalis medialis.

• Hernia inguinalis : kantong hernia yang kosong kadang dapat diraba pada funikulus
spermatikus sebagai gesekan dua permukaan sutera, tanda ini disebut sarung tanda
sarung tangan sutera. Kantong hernia yang berisi mungkin terabausus, omentum
(seperti karet), atau ovarium. Dalam hal hernia dapat direposisi pada waktu jari masih
berada dalam annulus eksternus, pasien mulai mengedan kalau hernia menyentuh
ujung jari berarti hernia inguinalis lateralis dan kalausamping jari yang menyentuh
menandakan hernia inguinalis medialis. lipat paha dibawah ligamentum inguina dan
lateral tuberkulum pubikum.

• Hernia femoralis : benjolan lunak di benjolan dibawah ligamentum inguinal

• Hernia inkarserata : nyeri tekan

*Perkusi1,2

Bila didapatkan perkusi perut kembung maka harus dipikirkan kemungkinan hernia
strangulata. Hipertimpani, terdengar pekak.

*Auskultasi1,2,4

Hiperperistaltis didapatkan pada auskultasi abdomen pada hernia yang mengalami


obstruksi usus (hernia inkarserata).

- Colok dubur

Tonjolan hernia yang nyeri yang merupakan tanda Howshi romberg (hernia
obtutaratoria).

10

- Tanda-tanda vital : temperatur meningkat, pernapasan meningkat, nadi meningkat, tekanan
darah meningkat.

Pemeriksaan Finger Test :

1. Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5.

2. Dimasukkan lewat skrortum melalui anulus eksternus ke kanal inguinal.

3. Penderita disuruh batuk:

• Bila impuls diujung jari berarti Hernia Inguinalis Lateralis.

• Bila impuls disamping jari Hernia Inguinalis Medial.

Gambar 5. Finger Test

Pemeriksaan Ziement Test :

1. Posisi berbaring, bila ada benjolan masukkan dulu (biasanya oleh penderita).

2. Hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan.

3. Penderita disuruh batuk bila rangsangan pada :

• jari ke 2 : Hernia Inguinalis Lateralis.

11

• jari ke 3 : Hernia Ingunalis Medialis.

• jari ke 4 : Hernia Femoralis

Gambar 6. Ziement Test

Pemeriksaan Thumb Test :

• Anulus internus ditekan dengan ibu jari dan penderita disuruh mengejan

• Bila keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis medialis.

• Bila tidak keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis Lateralis.

Gambar 7. Thumb Test


12

PEMERIKSAAN PENUNJANG

- Hasil laboratorium

• Leukosit > 10.000-18.000 / mm3

• Serum elektrolit meningkat

Pemeriksaan radiologis Pemeriksaan Ultrasound pada daerah inguinal dengan pasien


dalam posisi supine dan posisi berdiri dengan manuver valsafa dilaporkan memiliki
sensitifitas dan spesifisitas diagnosis mendekati 90%. Pemeriksaan ultrasonografi juga
berguna untuk membedakan hernia incarserata dari suatu nodus limfatikus patologis atau
penyebab lain dari suatu massa yang teraba di inguinal. Pada pasien yang sangat jarang
dengan nyeri inguinal tetapi tak ada bukti fisik atau sonografi yang menunjukkan hernia
inguinalis.

CT scan dapat digunakan untuk mengevaluasi pelvis untuk mencari adanya hernia
obturator

2.8 Penatalaksanaan6,7

1. Konservatif

Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian


penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi.

a. Reposisi

Reposisi tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulate, kecuali pada pasien anak-
anak. reposisi dilakukan secara bimanual. Tangan kiri memegang isi hernia membentuk
corong sedangkan tangan kanan mendorongnya kearah cincin hernia dengan tekanan lambat
tapi menetap sampai terjadi reposisi. Pada anak-anak inkarserasi lebih sering terjadi pada
umur dibawah dua tahun. Reposisi spontan lebih sering dan sebaliknya gangguan vitalitas isi
hernia jarang terjadi jika dibandingkan dengan orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh cincin
hernia yang lebih elastis dibandingkan dengan orang dewasa.

13

Reposisi dilakukan dengan menidurkan anak dengan pemberian sedative dan kompres
es diatas hernia. Bila usaha reposisi ini berhasil anak disiapkan untuk operasi pada hari
berikutnya. Jika reposisi hernia tidak berhasil dalam waktu enam jam harus dilakukan operasi
segera.

b. Bantalan penyangga

Pemakaian bantalan penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang telah direposisi
dan tidak pernah menyembuhkan sehingga harus dipakai seumur hidup. Namun cara yang
berumur lebih dari 4000 tahun ini masih saja dipakai sampai sekarang.

Sebaiknya cara ini tidak dinjurkan karena mempunyai komplikasi, antara lain merusak
kulit dan tonus otot dinding perut didaerah yang tertekan sedangkan strangulasi tetap
mengancam. Pada anak-anak cara ini dapat menimbulkan atrofitestis karena tekanan pada
taki sperma yang mengandung pembuluh darah testis.

2. Operatif

Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang


rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar operasi hernia
terdiri dari herniotomo dan hernioplastik

a.Herniotomi

Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai kelehernya. Kantong


dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia
dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong.

b. Hernioplasti

Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan


memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplasti lebih penting artinya dalam
mencegah terjadinya residif dibandingkan dengan herniotomi. Dikenal berbagai metode
hernioplastik seperti memperkecil anulus inguinalis internus dangan jahitan terputus,
menutup dan memperkuat fasia transversa, dan menjahitkan pertemuan m. tranversus internus
abdominis dan m. oblikus internus abdominis yang dikenal dengan nama conjoint tendon ke

14

ligamentum inguinale poupart menurut metode Bassini, atau menjahitkan fasia tranversa m.
transversus abdominis, m.oblikus internus abdominis keligamentum cooper pada metode Mc
Vay.

Bila defek cukup besar atau terjadi residif berulang diperlukan pemakaian bahan
sintesis seperti mersilene,prolene mesh atau marleks untuk menutup defek.

15

BAB III

LAPORAN KASUS

I. Identitas
Nomor Rekam Medik : 95-97-37-00
Nomor Registrasi : 171229-0014
Nama : Tn. E.S.
Usia : 61 th
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Perum Taman Harapan K8 No 8
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Sudah tidak bekerja
Pendidikan : SMP
Agama : Islam

I.Anamnesis
Keluhan Utama :
Pasien mengeluhkan adanya benjolan pada lipatan paha kiri yang hilang timbul kurang
lebih 2 tahun yang lalu.
Keluhan tambahan : Nyeri di lipat paha
Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) :
Pasien mengaku sejak 2 tahun yang lalu merasakan ada benjolan di lipat paha kiri yang
timbul saat beraktivitas seperti berlari dan hilang saat istirahat. Benjolan pada awalnya
tidak menimbulkan rasa nyeri Cuma membuat pasien merasa aneh akan hal tersebut.
Pada tahun 2015, pasien dibawa oleh istrinya ke poliklinik untuk diperiksa kerana
gejalanya hampir sering muncul. Setelah diperiksa, dokternya menyarankan istrinya
supaya pasien di bedah agar benjolan tidak muncul lagi tetapi pasien belum bersedia
dan terdapat beberapa halangan yang menyebabkan operasi di tunda. Pada tanggal 26
Desember 2017 pasien datang ke poliklinik bedah RS Karya Medika karena benjolan

16

dirasakan makin membesar dan sudah tidak bisa masuk lagi secara spontan dan
kadang-kadang disertai rasa nyeri di lipat paha kiri.
1. Riwayat penyakit dahulu
Pasien sudah mengalami keluhan seperti ini sejak 1 tahun yang lalu tetapi benjolan
masih dapat masuk kembali. Sebelum itu pasien tidak pernah mengalami keluhan
serupa. Pasien tidak memiliki riwayat tekanan darah tinggi, kencing manis, alergi,
asma, ataupun kencing manis. Riwayat trauma pada area perut disangkal
2. Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada anggota keluarga pasien yang pernah memiliki keluhan seperti pasien.
3. Riwayat kebiasaan
Pasien merupakan seorang perokok. Pasien mengaku tidak mengkonsumsi makanan
atau minuman yang mengandung alkohol. Olahraga yang sering dilakukan pasien
sewaktu muda adalah bermain bola bersama temannya. Pasien mengaku sering
mengangkat barang-barang berat seperti beras, galon dan lain lain untuk dibawa ke
warung.

II. Pemeriksaan fisik


Keadan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Vital sign :
Tekanan Darah : 170/100 mmHg
Nadi : 88x/menitPernafasan : 20x/menit
Suhu : 36,3° C
Status general :
Kepala
• Normochepali
• Tidak tampak adanya deformitas
Mata
• Tidak terdapat ptosis pada palpebra dan tidak terdapat oedem
• Conjunctiva tidak anemis

17

• Sklera tidak tampak ikterik
• Pupil: isokor kiri kanan
Hidung
• Bagian luar : normal, tidak terdapat deformitas
• Septum : terletak ditengah dan simetris
• Mukosa hidung : tidak hiperemis
• Cavum nasi : tidak ada tanda perdarahan
Telinga
• Daun telinga : normal
• Tofi : tidak ditemukan
• Liang telinga : lapang
• Membrana timpani : intake
• Nyeri tekan mastoid : tidak nyeri tekan
• Serumen : tidak ada
• Sekret : tidak ada
Mulut dan tenggorokan
• Bibir : tidak pucat dan tidak sianosis
• Gigi geligi : lengkap, ada karies
• Palatum : tidak ditemukan torus
• Lidah : normoglosia
• Faring : tidak hiperemis
Leher
• Kelenjar getah bening:Tidak teraba membesar
• Kelenjar tiroid : tidak teraba membesar
• Trakea : letak di tengah
Thorax
Paru-Paru
• Inspeksi : pergerakan nafas saat statis dan dinamis
• Palpasi : vocal fremitus sama pada kedua paru
• Perkusi : sonor pada seluruh lapangan paru

18

Auskultasi : suara nafas vesikuler di kedua paru, ronkhi -/-, whezing -/-

Jantung
• Inspeksi : ictus cordis terlihat
• Palpasi : ictus cordis teraba 1 jari linea midclavicularis sinistra,ICS 5
• Perkusi : Batas atas : ICS 2 linea parasternalis sinistra Batas kanan : ICS 3-4 linea
sternalis dextra Batas kiri : ICS 5, 1 cm lateral lineamidclavicularis sinistra
• Auskultasi : S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)

Ekstremitas atas
• Regio kanan : akral hangat, tidak terdapat oedem
• Regio kiri : akral hangat, tidak terdapat oedem

Ekstremitas Bawah
• Regio kanan : akral hangat, tidak terdapat oedem
• Regio kiri : akral hangat, tidak terdapat oedem

Status Lokalis
Regio : Inguinal Sinistra
Inspeksi : tampak benjolan , warna sama dengan kulit sekitar, dan tidak terdapat tanda-
tanda radang.
Palpasi : teraba massa, kenyal yang keluar dan terdapat nyeri tekan.
Auskultasi : tidak terdengar bunyi peristaltik usus.
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi
- Hb : 13,1 g/dl
- Eritrosit : 4,69 juta/mm3
- Ht : 41%
- Leukosit : 8300/µl

19

- Trombosit : 432.000/dl
- Bleeding time : 3 menit
- Clotting time : 12 menit
- GDS : 101 mg/dL

VI. Diagnosa kerja


Hernia Inguinalis Lateralis Sinistra
VII. Diagnosa Banding
Hernia femoralis, tumor

III. Penatalaksanaan
Pro herniotomy dengan mesh
IVFD RL 500 cc/ 8 jam
Ceftriaxon 2 x 1 gr iv
Ketorolac 1 amp (iv)
Omeprazole 1 amp (iv)
IV. Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
V. Laporan operasi
Operasi dilakukan pada tanggal 29 Desember 2017 pukul 19.00 WIB. Jenis anestesi yang
digunakan adalah anestesi spinal.
Diagnosis sebelum operasi : hernia inguinalis lateralis sinistra
Diagnosis sesudah operasi : hernia inguinalis lateralis sinistra
Nama operasi : hernioraphy + mesh
Penyulit :-

20

Laporan operasi :
1. Pasien terlentang dalam spinal anestesi

2. Desinfeksi drapping

3. Insisi oblique 2 jari medial SIAS - diperdalam lapis demi lapis sampai dengan canalis
inguinalis

4. Identifikasi kantong hernia. Kantung hernia dibuka. Loop ileum 5 cm -> vital, batas
jepitan jelas, kembalikan ke rongga abdomen

5. Ligasi kantong hernia dengan memotong annulus internus

6. Melakukan herniotomy

7. Melakukan mesh hernioraphy

8. Luka operasi ditutup lapis demi lapis

9. Operasi selesai

21

BAB IV

KESIMPULAN

Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga bersangkutan pada hernia abdomen. Hernia inguinalis adalah salah
satu masalah yang paling sering di jumpai oleh ahli bedah umum. Hernia inguinalis adalah
kegagalan dari lantai kanalis inguinalis. Ini diekspresikan sebagai cincin internal yang berdilatasi
pada hernia indirek atau sebagai kelemahan dan penipisan difus pada hernia direk.

Terdapat berbagai macam penyebab terjadinya kasus hernia diantaranya karena lemahnya
dinding abdomen, kongenital, dan juga karena meningkatnya tekanan intraabdominal.

Dari kasus diatas pasien berjenis kelamin laki-laki dimana sesuai dengan epidemiologi
bahwa laki-laki lebih sering terkena penyakit hernia dibanding perempuan. Dan juga didapatkan
usia pasien adalah 61 tahun dimana sudah masuk ke dalam gologan usia rata-rata penderita
hernia (50-69 tahun) karena dapat mengakibatkan melemahnya otot dinding perut karena faktor
usia. Dari kebiasaan sehari-hari pasien juga didapatkan faktor risiko terjadinya hernia yaitu
pasien sering mengangkat barang-barang berat untuk dibawakkan ke warung karena sering
mengangkat beban berat dapat meningkatkan tekanan intraabdominal.

Maka dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang mendukung penegakan diagnosis kerja
hernia inguinalis lateral sinistra pada pasien ini adalah:
• Benjolan terdapat pada lipat paha sebelah kiri → hernia inguinalis lateralis
sinistra
• Umur pasien 61 tahun → kelemahan otot dinding perut karena usia
• Kebiasaan mengangkat beban berat → Faktor risiko Hernia

22

DAFTAR PUSTAKA

1. R. Sjamsuhidajat & Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi I. Penerbit bukukedokteran
EGC. Jakarta. 1997. Hal 700-7182.

2. Mansjoer, Suprohaita, W.K. Wardhani, W. Setiowulan. Kapita SelektaKedokteran. Edisi III,


Jilid II. Penerbit Media Aesculapius,Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2000.
Hal313-3173.

3. Dr. P. Bhatia & Dr. S. J. John. Laparoscopic Hernia Repair (a step by stepapproach). Edisi I.
Penerbit Global Digital Services, Bhatia Global Hospital & Endosurgery Institute. New Delhi.
2003.(Ebook, di akses 10 juli 2010)4.

4. H G, Burhitt & O.R.G. Quick. Essential Surgery . Edisi III. 2003. Hal 348-3565.

5. Palanivelu. Operative Manual of Laparoscopic Hernia Surgery. Edisi I. Penerbit GEM


Foundation. 2004. Hal 39-586.

6. Brian W. Ellis & Simon P-Brown. Emergecy surgery. Edisi XXIII. Penerbit HodderArnold.
2006.7.

7. Gary G. Wind. Applied Laparoscopic Anatomy (Abdomen and Pelvis). Edisi I.Penerbit
Williams & Wilkins, a Waverly Company. 1997

23

Anda mungkin juga menyukai