Disusun Oleh :
Faisal Maulana
19360099
Perseptor :
CASE REPORT
Faisal Maulana
NPM: 19360099
Telah disetujui dan disahkan oleh bagian Program Studi Pendidikan Profesi
Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung
Mengetahui :
2
3
DAFTAR ISI
HALAMAN AWAL
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................5
I. IDENTITAS PASIEN...............................................................................5
II. ANAMNESIS............................................................................................5
V. DAFTAR MASALAH...............................................................................12
VI. DIAGNOSIS..............................................................................................13
VII. RESUME...................................................................................................13
VIII. TATALAKSANA......................................................................................14
X. PROGNOSIS.............................................................................................15
BAB II...................................................................................................................17
A) ANALISIS KASUS......................................................................................17
B) DHF 21
DEFINISI..................................................................................................21
ETIOLOGI................................................................................................21
FAKTOR RISIKO.....................................................................................21
4
PATOFISIOLOGI.....................................................................................22
KLASIFIKASI..........................................................................................22
PEMERIKSAAN PENUNJANG..............................................................24
KOMPLIKASI..........................................................................................25
TATALAKSANA.....................................................................................26
PROGNOSIS.............................................................................................26
B) DEMAM TIFOID........................................................................................27
DEFINISI..................................................................................................27
KLASIFIKASI..........................................................................................27
ETIOLOGI................................................................................................28
KOMPLIKASI..........................................................................................29
PATOFISIOLOGI.....................................................................................30
DIAGNOSIS..............................................................................................32
TATALAKSANA.....................................................................................34
BAB III.................................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................38
BAB I
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS
Identitas Pasien
Umur : 11 Tahun
Agama : Islam
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Gusi berdarah (+) Mimisan (+) Nafsu makan dan minum berkurang
Pasien datang dibawa oleh orang tuanya ke IGD RS Pertamina Bintang Amin
dengan keluhan demam ± 5 hari SMRS. Demam dirasa meningkat pada malam
Pada hari ke-1, pasien demam tinggi mendadak, tidak kunjung membaik
Hari ke-2, demam tidak kunjung turun namun pasien masih banyak minum.
Hari ke-3, demam mulai turun namun pasien tidak mau minum dan merasa
perutnya begah.
Batuk (-), pilek (-), sesak (-), badan lemas (+), nafsu makan menurun (+),
Ibu pasien mengatakan pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama
sebelumnya. Pasien memiliki Riwayat alergi susu sapi. Riwayat penyakit lain
– Thypoid – Campak
– Tuberkulosis – Disentri
– Difteri – Hepatitis
– Batuk rejan – Influenza
– Diabetes – Kholera
– Pneumonia – Alergi
Ibu pasien mengatakan pada keluarga tidak ada yang mengalami hal yang
serupa. Ayah pasien memiliki Riwayat HT (+), sedangkan Ibu pasien memiliki
Riwayat Pengobatan
Kehamilan : Ibu tidak pernah minum susu & suplemen apapun selama
PBL : ±48cm.
• ASI Ekslusif
• Pola makan anak saat ini biasa mengkonsumsi nasi, tahu, tempe, ikan,
daging, telur, dan kadang buah-buahan. Anak tidak suka makan sayur.
Imunisasi wajib :
Umur
Jenis (bulan)
Vaksin 0 1 2 3 4 5 6 9
Hep. B
Polio
BCG
DTP X X x
MR/MMR x
tidur bersama adiknya. Rumah os berada di perumahan komplek dan tidak ada
area perkebunan, memakai bak mandi terbuka, banyak genangan air pada
rumah os, terdapat jendela dan ventilasi yang baik. Tetangga sekitar rumah os ada
yang terkena DHF. Kesehariannya os lebih suka bermain dan jajan di luar rumah.
Riwayat Perkembangan
Os berusia 11 tahun
Tanda-tanda Vital
T : 36,20C
N : 110x/menit
RR : 24x/menit
SpO2 : 98%
Status Gizi
BB : 34 kg
PB : 132 cm
LK : 50 cm
LD :65 cm
LP : 62 cm
LILA : 12 cm
Status Generalisata
Kepala
Bentuk : normosefali.
Leher
Thorax
Jantung
Abdomen
Genitalia
Ekstremitas
Atas : Akral hangat (+/+), kaku sendi (-/-), sianosis (-/-), edema
Bawah : Akral hangat (+/+), kaku sendi (-/-), sianosis (-/-), edema
Pemeriksaan Laboratorium
HEMATOLO
GI
N Pemeriksaan Hasil Angka Normal Satu
o. an
Lk: 14-18,
1 Hemoglobin 15,1 gr/dl
Wn: 12-16
2 Leukosit 4.600 4.500-10.700 UI
3 Hit. Jenis Leu 0 0-1 %
Basinofil
4 Hit. Jenis Leu 0 0-3 %
Eosinofil
5 Hit. Jenis Leu Batang 1 2-6 %
6 Hit. Jenis Leu Segmen 45 50-70 %
7 Hit. Jenis Leu 34 20-40 %
Limfosit
8 Hit. Jenis Leu 2 2-8 %
Monosit
Lk: 4.6-6.2,
9 Eritrosit 5,3 106/u
Wn 4.2-6.4
l
1 Hematokrit 43 Lk 50-54, Wn 38- %
0 47
1 Trombosit 35.000 159.000-400.000 UI
1
1 MCV 81 80-96 FI
2
1 MCH 29 27-31 Pg
3
1 MCHC 35 32-36 gr/dl
4
ALC (Absolute
1 2.112
Lympocyte
5
Count)
NLR (Neutrophil
1 3.36
Lympocyte Ratio)
6
IMUNOLOGI
N Pemeriksaan Hasil Angka Normal Satu
o. an
1 SARS-CoV 2 Antigen Negatif Negatif (-)
2 Tubex TF +4 Negatif
3 Dengue Fever Ig G Reaktif Negatif
(+)
Dengue Fever Ig M Non Negattif
4
Reaktif
(-)
Kesan :
V. DAFTAR MASALAH
Anamnesis :
Demam naik turun 5 hari yang lalu SMRS meningkat pada malam hari,
Batuk (-) Pilek (-) Nafsu Makan menurun (+), adanya gusi berdarah dan
Pemeriksaan Fisik :
Pada pemeriksaan fisik didapatkan petkie >10, terdapat gusi
VI. DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KOMORBID :
(-)
DIAGNOSIS BANDING
Chikungnya
Dengue Fever
DBD
VII. Resume
Pasien datang dibawa oleh orang tuanya ke IGD RS Pertamina Bintang Amin
dengan keluhan demam ± 5 hari SMRS. Demam dirasa meningkat pada malam
hari. hari,mimimsan, gusi berdarah, bibir kering dan tampak lidah kotor, Pada
hari ke-1, pasien demam tinggi mendadak, tidak kunjung membaik walaupun
diberi Paracetamol dan Vitamin, merasa pusing dan lemas. Hari ke-2, demam
tidak kunjung turun namun pasien masih banyak minum. Hari ke-3, demam
mulai turun namun pasien tidak mau minum dan merasa perutnya begah. Hari
ke-4, siang harinya pasien mimisan. Hari ke-5, pasien mimisan dan gusinya
berdarah.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan, kesadaran composmentis, tanda vital: nadi
110 kali/menit, suhu badan 34,0 ºC, respirasi 24 kali/menit, SpO2 98%.
VIII. TATALAKSANA
PCT flash 40 mg IV
Omeprazole vial IV
cc dilanjutkan 20 tpm
makro
mg IV
Inj. Ondansentron 3 x 3 mg
Inj. Omeprazole 1 x 30 mg
Sanmol 4 x 350 mg
Zamel 1 x 1 cth
IX. ANJURAN PEMERIKSAAN
X. PROGNOSIS
XI. FOLLOW UP
Kesadaran Composmentis
O HR : 84x/menit T :38,0 oC
RR : 20x/menit TD : 110/80mmHg
29/7/21 A obs febris H5 ec DHF
16.00
IVFD RL xx tpm makro
Ceftraxone 2x750mg/IV
Ondansentron 3x3mg/IV
P
Sanmol 4x350mg
Ondansentron 3x3mg/IV
Sanmol 4x350mg
Ceftraxone 2x750mg/IV
Ondansentron 3x3mg/IV
P
Sanmol 4x350mg
ANALISIS KASUS
A) TEORI KASUS
KASUS
MANIFESTASI KLINIS :
Pasien datang dibawa oleh orang tuanya ke IGD RS Pertamina Bintang Amin
dengan keluhan demam sejak 5 hari yang lalu SMRS terutama pada malam
hari, demam dirasakan naik turun disertai menggigil, pasien juga merasakan
gusi berdarah, mimisan, bibir tampak kering, lidah kotor, mual(+), muntah (-).
Menurut artikel IDAI pada tahun 2017, mengatakan bahwa DHF merupakan
demam naik secara pada malam hari sekitar 38C selama 2-7 hari dan turun
pada hari ke 4-7 merupakan fase kritis yang timbul dengan tanda gusi berdarah
dan mimisan di derita pasien. Pada demam tifoid akan muncul suhu tertinggi
pada akhir minggu -pertama, minggu kedua demam terus menerus tinggi Anak
perut, diare atau konstipasi, muntah, perut kembung . Pada demam tifoid berat
PEMERIKSAAN FISIK :
Pada pemeriksaan rumple test ditemukan adanya muncul petekie > 10, gusi
thypoid juga dapat ditemukan gangguan pada saluran pencernaan seperti nafas
berbau tidak sedap. Bibir kering dan pecah-pecah (ragaden). Lidah ditutupi
selaput putih kotor (coated tongue), ujung dan tepinya kemerahan, jarang
normal bahkan dapat terjadi diare. Dan pada thypoid fever ini bisa
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Tubex TF +4
Pada demam tifoid dapat ditemukan Antibodi: IgM s.thypii (tubex)-> 4-5
hari setelah demam. Tubex TF adalah suatu tes diagnostic in vitro semi
oleh salmonella typhi, melalui deteksi spesifik adanya serum antibodi lgM
Farmakologi
• Terapi cairan
Penderita harus mendapat cairan yang cukup, baik secara oral maupun
Pada DHF grade 2 ini pasien memiliki BB sebesar 34kg jadi menggunakan
: 1500cc + (34-20) x 20
: 1500cc + 14 x 20
: 1500cc + 280
• Antipiretik
• Ceftriaxone
Merupakan obat yang diberikan pada infeksi serius yang disebabkan oleh
• Zamel
Definisi
fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan
manifestasi klinis demam, nyeri otot atau nyeri sendi yang disertai leukopenia,
Etiologi
Dengue adalah penyakit nyamuk yang disebabkan oleh salah satu dari empat virus
dengue yang terkait erat dengan (DENV-1, -2, -3, dan -4). Infeksi dengan salah
untuk hidup, tapi tidak memberikan kekebalan jangka panjang untuk serotipe
lainnya. Dengan demikian, seseorang bisa terinfeksi sebanyak empat kali, sekali
dengan masing-masing serotipe. Virus dengue ditularkan dari orang ke orang oleh
nyamuk Aedes.
Faktor Resiko
2. Mobilitas penduduk
4. Kepadatan penduduk
Fenomena patologis menurut (Herdman , 2012), yang utama pada penderita DHF
hematocrit > 20%) dan renjatan (syok). Hal pertama yang terjadi setelah virus
kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal di seluruh tubuh, ruam atau bitnik-bintik
merah pada kulit (petekie), sakit tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi
seluler sehingga nilai hematocrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan
intravena. Oleh karena itu, pada penderita DHF sangat dianjurkan untuk
telah teratasi sehingga pemberian cairan intravena harus dikurangi kecepatan dan
Klasifikasi
Menurut WHO DHF dibagi dalam 4 derajat yaitu: a. Derajat I : Demam disertai
gejala klinik khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan dalam uji tourniquet
kegagalan sirkulasi, ditandai oleh nadi cepat dan lemah, tekanan darah turun (20
mm Hg) atau hipotensi disertai dengan kulit dingin dan gelisah. d. Derajat IV :
Kegagalan sirkulasi, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak Terukur. Menurut
(Vyas et. Al 2014), gejala awal demam berdarah dengue yang mirip dengan
demam berdarah. Tapi setelah beberapa hari orang yang terinfeksi menjadi mudah
seperti darah pada kulit dan patch lebih besar dari darah di bawah kulit. Luka
Demam 2-7 hari yang timbul mendadak, tinggi terus-menerus dan kontinue
perdarahan gusi, hematemesis, dan atau melena, maupun berupa uji torniquet
positif.
Dijumpai kasus DBD baik dilingkungan sekolah, rumah atau sekitas rumah.
Hepatomegali
Terdapat kebocoran plasma yang ditandai dengan salah satu tanda/ gejala
:peningkatan nilai hemotokrit >20% dari pemeriksaan awal atau dari data
1. Uji Torniquet
vena sehingga darah menekan kepada dinding kapiler. Dinding kapiler yang oleh
suatu penyebab kurang kuat akan rusak oleh pembendungan itu, darah dari dalam
kapiler itu keluar dari kapiler dan merembes ke dalam jaringan sekitarnya
sehingga Nampak sebagai bercak kecil pada permukaan kulit, jika didapatkan
2. Hemoglobin
lebih akurat disbanding sahli, dan lebih cepat. Nilai normal untuk pria 13-15 gr/dl
3. Hematokrit
Nilai hematokrit biasanya mulai meningkat pada hari ketiga dari perjalanan
penyakit dan makin meningkat sesuai dengan proses perjalanan penyakit demam
4. Trombosit
trombosit dalam sediaan apus darah sangat besar artinya sebagai pemeriksaan
5. Uji serologi
Lima tes serologi dasar telah secara rutin digunakan untuk diagnosis infeksi
digunakan, diagnosis serologi tegas tergantung signifikan (empat kali lipat atau
lebih) kenaikan titer antibodi spesifik antara sampel serum fase akut dan fase
sembuh.
Komplikasi
2. Kelainan ginjal akibat dari syok yang tidak teratasi dengan baik, yang
kretinin
1. Dehidrasi
2. Pendarahan
3. Hipotensi
4. Bradikardi
5. Kerusakan hati
Tatalaksana
2016), yaitu : 1. Beritahu pasien untuk minum banyak cairan dan mendapatkan
kejang selama fase demam. 3. Peringatkan pasien untuk menghindari aspirin dan
dan orang tua tentang tanda-tanda dehidrasi dan pantau output urine 6. Jika pasien
tidak dapat mentoleransi cairan secara oral, mereka mungkin perlu cairan IV. 7.
nadi, tekanan darah, dan Output urine. 8. Lakukan penilaian hemodinamik, cek
hematokrit awal, dan jumlah trombosit. 9. Terus memantau pasien selama terjadi
penurunan suhu badan sampai yg normal. 10. Fase kritis DBD dimulai dengan
Prognosis
Prognosis pada DHF akan baik jika penanganan nya cepat dan tanggap karna pada
penyakit ini memiliki 3 fase yaitu fase demam pada hari 1-3, fase kritis pada hari
4-7 yang ditandai dengan adanya penurunan suhu namun memperburuk keadaan
seperti asites, efusi pleura dan perdarahan spontan, dan fase penyembuhan pada
C. Typhoid Fever
Definisi
Demam tifoid akut merupakan penyakit infeksi akut bersifat sistemik yang
Klasifikasi
gejala klinik:
abnormalis fungsi bowel (konstipasi pada pasien dewasa, dan diare pada anak-
anak), sakit kepala, malaise, dan anoksia. Bentuk bronchitis biasa terjadi pada fase
ada demam tifoid akut keadaan mungkin dapat berkembang menjadi komplikasi
parah. Bergantung pada kualitas pengobatan dan keadaan kliniknya, hingga 10%
pasien dapat mengalami komplikasi, mulai dari melena, perforasi usus, dan
Keadaan karier
Keadaan karier tifoid terjadi pada 1-5% pasien, tergantung umur pasien. Karier
melalui makanan dan minuman yang tercemar melalui jalur oral-fekal. Yang
respon imun baik lokal maupun sistemik, spesifik dan non-spesifik serta humoral
dan seluler.
Etiologi
paratyphi dari Genus Salmonella. Bakteri ini berbentuk batang, gram negatif,
dengan rambut getar). Bakteri ini dapat hidup sampai beberapa minggu di alam
bebas seperti di dalam air, es, sampah dan debu. Bakteri ini dapat mati dengan
khlorinisasi.
Gejala klinis
hari, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam
hari. Dalam minggu kedua, penderita terus berada dalam keadaan demam. Dalam
minggu ketiga suhu tubuh berangsur-angsur turun dan normal kembali pada akhir
minggu ketiga.
Gangguan pada saluran pencernaan : nafas berbau tidak sedap. Bibir kering dan
pecah-pecah (ragaden). Lidah ditutupi selaput putih kotor (coated tongue), ujung
berapa dalam, yaitu apatis sampai somnolen. Jarang terjadi sopor, koma atau
gelisah.
Komplikasi
1. Komplikasi Intestinal
a.Perdarahan Usus
b. Perforasi usus
1. Komplikasi Ekstraintestinal
kolelitiasis.
5.Komplikasi ginjal: glomerulonefritis, pielonefritis, dan perinefritis.
Faktor risiko
-Makanan yang tercemar oleh carrier merupakan sumber penularan yang paling
Patofisiologi
Salmonella Typhi dapat hidup di dalam tubuh manusia. Manusia yang terinfeksi
urin dan tinja dalam jangka waktu yang bervariasi.Patogenesis demam tifoid
masuk ke dalam tubuh melalui mulut.Pada saat melewati lambung dengan suasana
asam banyak bakteri yang mati.Bakteri yang masih hidup akan mencapai usus
halus, melekat pada sel mukosa kemudian menginvasi dan menembus dinding
usus tepatnya di ileum dan yeyunum.Sel M, sel epitel yang melapisi Peyer’s
akteri mencapai folikel limfe usus halus menimbulkan tukak pada mukosa
hati dan limpa.Setelah periode inkubasi, Salmonella Typhi keluar dari habitatnya
bakteri di empedu dapat menginvasi ulang dinding usus atau dikeluarkan melalui
nekrosis intestinal ataupun sel hati dan secara sistemik menyebabkan gejala klinis
pada demam tifoid. Penularan Salmonella Typhi sebagian besar jalur fekal oral,
yaitu melalui makanan atau minuman yang tercemar oleh bakteri yang berasal dari
penderita atau pembawa kuman, biasanya keluar bersama dengan feses. Dapat
juga terjadi transmisi transplasental dari seorang ibu hamil yang berada pada
Anamnesis
Demam naik secara bertahap tiap hari, mencapai suhu tertinggi pada akhir minggu
-pertama, minggu kedua demam terus menerus tinggi Anak sering mengigau
(delirium), malaise, letargi, anoreksia, nyeri kepala, nyeri perut, diare atau
konstipasi, muntah, perut kembung . Pada demam tifoid berat dapat dijumpai
Pemeriksaan fisik
Gejala klinis bervariasi dari yang ringan sampai berat dengan komplikasi.
Kesadaran menurun, delirium, sebagian besar anak mempunyai lidah tifoid yaitu
Pemeriksaan penunjang
-Darah tepi perifer: Anemia, pada umumnya terjadi karena karena supresi
-Limfositosis relative
Pemeriksaan serologi:
-Serologi Widal: kenaikan titer -S. typhi titer O 1:200 atau kenaikan 4 kali
Pemeriksaan imunologi:
-airfluid level
Penatalaksanaan
selama 5 hari
membaik
Bedah : Tindakan bedah diperlukan pada penyulit perforasi usus
Suportif : Demam tifoid ringan dapat dirawat di rumah, tirah baring, Isolasi
KESIMPULAN
dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot atau nyeri sendi yang
dengue melalui gigitan nyamuk, penyakit ini telah dengan cepat menyebar di
seluruh wilayah WHO dalam beberapa tahun terakhir. Virus dengue ditularkan
oleh nyamuk betina terutama dari spesies Aedes aegypti dan, pada tingkat lebih
rendah, A. Albopictus.
Demam tifoid akut merupakan penyakit infeksi akut bersifat sistemik yang
setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan
malam hari. Dalam minggu kedua, penderita terus berada dalam keadaan
demam. Dalam minggu ketiga suhu tubuh berangsur-angsur turun dan normal
dan pecah-pecah (ragaden). Lidah ditutupi selaput putih kotor (coated tongue),
konstipasi, akan tetapi mungkin pula normal bahkan dapat terjadi diare.