Anda di halaman 1dari 4

METODE PENGENDALIAN VEKTOR

1. Pengendalian Secara Alamiah (naturalistic control)


Manipulasi lingkungan atau modifikasi lingkungan

Pengendalian secara alamiah, yaitu pengendalian dengan menggunakan


predator dan parasit atau pengendalian secara hayati (biologis) yang terjadi di alam.
Dalam hal ini apabila populasi serangga hama rendah maka serangga tersebut bukan
merupakan hama yang mengganggu .Pengendalian ini yaitu berhubungan dengan
faktor-faktor ekologi yang bukan merupakan tindakan manusia. Faktor – faktor
tersebut diantaranya adalah topografi, ketinggian, iklim, dan musuh alami.
Pengendalian ini yaitu berhubungan dengan faktor-faktor ekologi yang bukan
merupakan tindakan manusia. Faktor – faktor tersebut diantaranya adalah topografi,
ketinggian, iklim, dan musuh alami.

cara fisiologi :manipulasi bahan-bahan penarik /penolakan vector.


pengaturan tata tanaman berhubungan dengan : Waktu penanam, cara-cara
menanam,dan tata lahan.

2. Pengendalian terapan (applied control)


A. Upaya peningkatan sanitasi lingkungan (environmental sanitasion improment)
Pengendalian ini dilakukan dengan cara mengelola lingkungan (environment
management) yaitu memodifikasi atau memanipulaasi lingkungan, sehingga
terbentuk lingkungan yang tidak cocok ( kurang baik ) yang dapat mencegah atau
membatasi perkembangan vektor.

B. Pengendalian secara fisik-mekanis (physical mechanical control)


Pengendalian secara fisik ini dilakukan dengan menggunakan tenaga sendiri
untuk memberantas vector maupun sarangnya, contohnya melakukan 3m (menguras,
menutup dan menimbun) pada penegendalian vector nyamuk aedes aegypti
Pengendalian ini dilakukan dengan cara fisik-mekanika dengan titik berat pada
pemanfaatan : vaktor iklim suhu, kelembapan, dan cara-cara mekanik.
Pengendalian secara fisik yaitu pengendalian hama dan penyakit secara
langsung. Cara ini tergolong masih tradisional dalam memberantas hama dan
penyakit. Contoh pengendalian secara fisik ini seperti pengryopokan untuk
memberantas hama tikus.
Pengendalian secara mekanik merupakan pengendalian yang digunakan
dengan mengunakan perangkap, sehingga hama yang menyerang dapat ditangulangi.
Contohnya dengan mengunakan kertas perekat untuk hama pasca panen seperti lalat.
Pengendalian secara bercocok tanam merupakan pengendalian yang mengunakan
varietas(vegetasi) yang ditanam resisten terhadap hama, atau dalam artian lain
mengunakan bibit ungul. Pengendalian dengan bercocok tanam juga dapat dilakukan
dengan cara menggunakan pergantian tanaman. Sehingga siklus hidup dari hama
dapat terputus dan terganti dengan yang lainya.

C. Pengendalian secara biologi (biological control)


Dengan memperbanyak pemangsa dan parasit sebagai musuh alami bagi
serangga, dapat dilakukan pengendalian serangga yang menjadi vektor atau hospes
perantara. Beberapa parasit dari golongan nematoda, bakteri , protozoa, jamur dan
virus dapat dipakai sebagai pengendali larva nyamuk. Arthropoda juga dapat dipakai
sebagai pengendali nyamuk dewaasa. Predator atau pemangsa yang baik untuk
pengendali larva nyamuk terdiri dari beberapa jenis ikan, larva nyamuk yang
berukuran lebih besar, juga larva capung dan crustaceae.

D. Pengendalian dengan pendekatan peraturan perundang-undangan (legal control)


MENETAPKAN : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG
PENGENDALIAN VEKTOR
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan
1. Vector adalah artropoda yang dapat menularkan, memindahkan dan/ atau
menjadi sumber penular penyakit
2. Pengendalian vector adalah semua kegiatan atau tindakan yang ditujukan
untuk menurunkan populasi vector serendah mungkin sehingga
keberadaanya tidak lagi berisiko untuk terjadinya penularan penyakit tular
vector disuatu wilayah atau menghindari kontak masyarakat dengan vector
sehingga penularan penyakit tular vector dapat dicegah
Pasal 5
Pengendalian vector dapat dilakukan dengan pengelolaan lingkungan secara fisik
atau mekanis, penggunaan agen biotic, kimiawi, baik terhadap vector maupun tempat
perkembangbiakannya dan/atau perubahan perilaku masyarakat serta dapat
mempertahankan dan mengembangkan kearifan local sebagai alternative.
E. Pengendalian dengan bahan kimia (chemical control)
Pengendalian ini menggunakan bahan kimia yang berkhasiat membunuh
serangga ( insektisida ) atau hanya untuk menghalau serangga. Cara kimiawi
dilakukan dengan menggunakan senyawa atau bahan kimia yang digunakan.
Contohnya untuk membunuh nyamuk (insektisida) maupun jentiknya (larvasida),
mengusir atau menghalau nyamuk (repellent) supaya nyamuk tidak menggigit.
Disamping itu masih banyak senyawa kimia yang dapat digunakan dalam rangka
pemberantasan nyamuk maupun jentiknya, yaitu senyawa-senyawa kimia yang
bersifat menarik nyamuk (attractant), menghambat pertumbuhan (Insect Growth
Regulator atau Insect Growt Inhibitor) dan memandulkan nyamuk(Chemostrilant)

F. Pengendalian terpadu (integrated control)


Pengendalian terpadu merupakan sebuah system pengendalian hama dan
penyakit yang mengunakan gabungan pengendalian fisik, pengendalian mekanik,
pengendalian secara bercocok tanam, pengendalian hayati, pengendalian kimiawi
dan pengendalian hama lainnya.
Pengendalian secara fisik yaitu pengendalian hama dan penyakit secara
langsung. Cara ini tergolong masih tradisional dalam memberantas hama dan
penyakit. Contoh pengendalian secara fisik ini seperti pengryopokan untuk
memberantas hama tikus.
Pengendalian secara mekanik merupakan pengendalian yang digunakan dengan
mengunakan perangkap, sehingga hama yang menyerang dapat ditangulangi.
Contohnya dengan mengunakan kertas perekat untuk hama pasca panen seperti lalat.
Pengendalian secara bercocok tanam merupakan pengendalian yang mengunakan
varietas(vegetasi) yang ditanam resisten terhadap hama, atau dalam artian lain
mengunakan bibit ungul. Pengendalian dengan bercocok tanam juga dapat dilakukan
dengan cara menggunakan pergantian tanaman. Sehingga siklus hidup dari hama
dapat terputus dan terganti dengan yang lainya.
Pengendalian dengan kimiawi, pengendalian dengan cara ini merupakan
pengendalian yang terakhir dipilih dalam system pengendalian hama terpadu. Karena
dengan system ini tentunya akan menyebabkan efek atau pencemaran lingkungan
akibat zat- zat kimia yang tidak dapat diurai oleh alam.

Anda mungkin juga menyukai