Tinja manusia
BERBAHAYA karena
mengandung sumber
penyakit
Mencemari air
(Fluid)
Mengkontaminasi VIRUS MASUK
Mencemari tanah tangan/jari (Finger) KE TUBUH
(Field) MANUSIA
MELALUI
Orang positif Covid, jika BABS Remahan tinja ada Mengkontaminasi MULUT,
Terbuka/BABS tertutup (jamban virus COVID makanan (Food) HIDUNG, MATA
dengan saluran di menempel di bulu
kolam/sungai/selokan/kebun/pantai) lalat (Flies)
Kotoran manusia yang tidak ditampung dengan baik dapat mencemari lingkungan dan terutama air di dalam tanah, dan jika
langsung diminum bisa berbahaya. Perilaku buang air besar sembarangan merupakan perilaku yang dapat membantu
penyebaran kuman penyakit. Saat turun hujan kuman penyakit dapat terbawa ke sumber-sumber air misalnya ke sungai, danau,
dan air bawah tanah. Jika sumber-sumber air ini tidak diolah dengan baik maka kuman penyakit akan masuk ke dalam makanan
dan minuman kita.
CARA MEMICU PERUBAHAN PERILAKU
DI MASYARAKAT untuk STOP BABS
MASYARAKAT
MEMPUNYAI JAMBAN
SEHAT
STRATEGI PERCEPATAN STOP BABS
(Kegiatan Paska Pemicuan)
Berdasarkan pembelajaran desa-desa PAMSIMAS, ketika paska pemicuan, tidak ada tindak lanjut kegiatan maka
perubahan perilaku untuk stop BABS tidak terjadi sesuai kontrak sosial yang sudah dibuat.
1. Pleno dengan perangkat desa, dan perwakilan seluruh dusun (RT/RW) untuk
REMBUG DESA/PLENO
PERCEPATAN SBS DESA
memicu dan saling belajar antar RT/RW tentang kebiasaan perilaku BAB
Masyarakatnya
2. FGD bagaimana strategi menuju desa Stop BABS
3. Menumbuhkan Komitmen kapan desa Stop BABS dengan berbagai dukungan
Desa SBS saja tidak cukup, tetapi bagaimana jamban yang dibangun masyarakat adalah jamban yang aman dan tidak
menimbulkan pencemaran bagi badan air sekitarnya. Jamban yang aman yaitu Jamban Sehat Permanen (JSP) atau
sering disebut sanitasi layak.
Jamban milik sendiri, kloset leher angsa dengan bangunan bawah tangki
JAMBAN SEHAT PERMANEN/JSP septik
Bangunan bawah-
Kedap/Septic tank
SANITASI LAYAK
KOMUNAL/INDIVIDU
CONTOH KEGIATAN KAMPANYE STOP BABS di SEKOLAH