Anda di halaman 1dari 15

STRATEGI PERCEPATAN STOP

BABS (PENGUATAN PASKA PEMICUAN)


Pelatihan Tingkat Masyarakat Bidang Kesehatan, PAMSIMAS III Tahun 2021
POTRET SANITASI SEKITAR KITA

Apakah di desa Anda


masih banyak perilaku BAB sembarangan?
KENAPA BAB SEMBARANGAN BERBAHAYA?

Tinja manusia
BERBAHAYA karena
mengandung sumber
penyakit

Riset Pusat Pengendalian


penyakit/CDC China 28
Feb 2020:
Feses/tinja manusia dapat
menularkan virus corona
(COVID-19)
VIRUS
PERJALANAN TINJA MENCEMARI KE MAKANAN

MASA DEPAN ANAK DI 1. Kematian Bayi dan Balita


MASA MENDATANG 2. Resiko Stunting
TERANCAM (RENTAN
SAKIT dan TIDAK
PRODUKTIF)
(mempengaruhi pertumbuhan
dan kecerdasan anak) DIARE
PERJALANAN TINJA MENULARKAN COVID 19

Mencemari air
(Fluid)
Mengkontaminasi VIRUS MASUK
Mencemari tanah tangan/jari (Finger) KE TUBUH
(Field) MANUSIA
MELALUI
Orang positif Covid, jika BABS Remahan tinja ada Mengkontaminasi MULUT,
Terbuka/BABS tertutup (jamban virus COVID makanan (Food) HIDUNG, MATA
dengan saluran di menempel di bulu
kolam/sungai/selokan/kebun/pantai) lalat (Flies)

PENULARAN BISA DICEGAH


dengan PERILAKU MASY BAB hanya DI JAMBAN SEHAT
BAGAIMANA UPAYA MENCEGAH?

Mengamankan Tinja Manusia  100% Masyarakatnya HARUS BAB di Jamban Sehat

Kotoran manusia yang tidak ditampung dengan baik dapat mencemari lingkungan dan terutama air di dalam tanah, dan jika
langsung diminum bisa berbahaya. Perilaku buang air besar sembarangan merupakan perilaku yang dapat membantu
penyebaran kuman penyakit. Saat turun hujan kuman penyakit dapat terbawa ke sumber-sumber air misalnya ke sungai, danau,
dan air bawah tanah. Jika sumber-sumber air ini tidak diolah dengan baik maka kuman penyakit akan masuk ke dalam makanan
dan minuman kita.
CARA MEMICU PERUBAHAN PERILAKU
DI MASYARAKAT untuk STOP BABS

1. Pemicuan Perubahan perilaku dengan metode CLTS


2. Promosi /Kampanye Stop BABS secara berulang dan terus
menerus
3. Memicu kesadaran dari saling memantau perilaku antar warga
masyarakat
4. Pemberian Sanksi Sosial oleh masyarakat
HASIL PEMICUAN
1. Komitmen Masyarakat untuk Berubah Perilaku yang tertuang dalam Kontrak Sosial (Target
masyarakat/Desa Stop BABS, nama dan target waktu yang akan membangun jamban)
2. Terbentuk Natural Leader/Komite Sanitasi
3. Ada Rencana terjadwal Pemantauan (Monitoring Stop BABS)

MASYARAKAT
MEMPUNYAI JAMBAN
SEHAT
STRATEGI PERCEPATAN STOP BABS
(Kegiatan Paska Pemicuan)

Berdasarkan pembelajaran desa-desa PAMSIMAS, ketika paska pemicuan, tidak ada tindak lanjut kegiatan maka
perubahan perilaku untuk stop BABS tidak terjadi sesuai kontrak sosial yang sudah dibuat.

Maka Perlu ada UPAYA agar PERUBAHAN PERILAKU terjadi:

1. Terbentuk Tim STBM desa/Tim monitoring yang bertugas mengkoordinir


MONITORING
pemantauan per dasa wisma/per RT
BERKALA
2. Monitoring secara berkala
3. Penggunaan Stiker warna untuk penandaan rumah yang berubah perilaku
(contoh: Hijau : akses jamban sehat permanen, kuning : jamban semi
permanen dan sharing, merah: masih BABS
4. Pemutakhiran peta sanitasi, dan pemasangan peta di tempat umum sebagai alat
pemantauan Bersama
5. Verifikasi Stop BABS
1. Promosi Stop BABS dengan berbagai media (poster, leaflet, baliho, banner,
KAMPANYE STOP BABS spanduk, karnaval desa, kesenian desa, pengajian, khutbah jumat, khutbah
nikah)
2. Penyuluhan pada saat posyandu tentang bahaya tinja berserakan
3. FGD dengan alur kontaminasi pada saat posyandu
4. Lomba Desa

1. Pleno dengan perangkat desa, dan perwakilan seluruh dusun (RT/RW) untuk
REMBUG DESA/PLENO
PERCEPATAN SBS DESA
memicu dan saling belajar antar RT/RW tentang kebiasaan perilaku BAB
Masyarakatnya
2. FGD bagaimana strategi menuju desa Stop BABS
3. Menumbuhkan Komitmen kapan desa Stop BABS dengan berbagai dukungan

1. Penyepakatan sanksi sosial bagi masyarakat yang masih BABS


SANKSI SOSIAL/PERDES 2. Perdes tentang aturan bagi masyarakat untuk Hidup Bersih dan Sehat yaitu
seluruh masyarakat menerapkan STBM
PERAN KADER MASYARAKAT DALAM PENERAPAN
STRATEGI PERCEPATAN STOP BABS

Kader masyarakat sebagai bagian TIM STBM Desa

Kader terlibat dalam kegiatan-kegiatan paska pemicuan (monitoring


berkala, kampanye/promkes stop BABS, rembug desa/pleno
percepatan stop BABS, sanksi sosial/perdes), verifikasi

Kader berperan dalam pemutakhiran peta sanitasi (hasil


pemantauan/monitoring)

Kader membantu sanitarian, bidan desa dalam pendataan sanitasi

Kader membantu sanitarian, dalam advokasi kepada perangkat desa


DESA STOP BABS
Desa dikatakan Stop BABS, jika seluruh masyarakatnya
(100%) sudah berakses ke jamban sehat dan tidak lagi
ditemukan kotoran tinja manusia di lingkungan sekitarnya.

Untuk menjaga Keberlanjutan perubahan perilaku, maka:


1. Perlu ada mekanisme monitoring di desa
2. Rencana tindak lanjut menuju desa STBM
Desa
Stop BABS

Desa SBS saja tidak cukup, tetapi bagaimana jamban yang dibangun masyarakat adalah jamban yang aman dan tidak
menimbulkan pencemaran bagi badan air sekitarnya. Jamban yang aman yaitu Jamban Sehat Permanen (JSP) atau
sering disebut sanitasi layak.
Jamban milik sendiri, kloset leher angsa dengan bangunan bawah tangki
JAMBAN SEHAT PERMANEN/JSP septik

Bangunan jamban - atas

Dinding anyaman bambu Dinding kayu Dinding bata-kayu Dinding bata

Bangunan jamban – tengah (leher angsa)

Bangunan bawah-
Kedap/Septic tank
SANITASI LAYAK
KOMUNAL/INDIVIDU
CONTOH KEGIATAN KAMPANYE STOP BABS di SEKOLAH

Permainan Ular Tangga - PHBS

Alur kontaminasi dan FGD


(Pemicuan di sekolah)

Anda mungkin juga menyukai