Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN

SANITASI TEMPAT IBADAH

DOSEN PEMBIMBING
Wahyuni Mulyawati, S.Pd

DISUSUN OLEH

Putri Dewi Chandra

AKADEMI PARIWISATA JAKARTA

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas dengan tepat waktu. Saya harap dengan pembuatan resume ini dapat menambah
pengetahuan tentang Sanitasi dan Higiene.

Saya menyadari bahwa resume ini bentuknya masih sangat sederhana, masih banyak
sekali kekurangan yang ada serta masih jauh dari kata sempurna. Karena pengetahuan dan
pengalaman saya yang terbatas dalam membuat resume ini, maka dari itu sebelumnya saya
memohon maaf sekaligus saya meminta permakluman, jika masih banyak kekurangan dalam
resume ini karena saya juga masih dalam tahap pembelajaran. Sehingga saya sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan resume ini. Semoga dengan
resume ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan kita semua, walaupun hanya sedikit tetapi
mungkin akan bermanfaat bagi kita semua. Dan kami harap teman-teman bisa mengambil
pelajaran dari makalah ini.

Jakarta, 3 Desember 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Definisi sanitasi menurut WHO adalah usaha pencegahan/pengendalian semua
faktor lingkungan fisik yang dapat memberikan  pengaruh terhadap manusia terutama
yang sifatnya merugikann/berbahaya terhadap perkembangan fisik, kesehatan dan
kelangsungan hidup manusia.
Definisi Tempat-Tempat Umum (TTU) adalah suatu tempat dimana umum
(semua orang) dapat masuk ke tempat tersebut untuk berkumpul mengadakan kegiatan
baik secara insidentil maupun terus menerus, (Suparlan 1977).
Tempat-tempat ibadah merupakan salah satu sarana tempat-tempat umum yang
dipergunakan untuk berkumpulnya masyarakat guna melaksanakan kegiatan ibadah.
Masalah kesehatan lingkungannya merupakan suatu masalah yang perlu diperhatikan dan
ditingkatkan.
Dalam hal ini pengelola/pengurus tempat-tempat ibadah tersebut perlu dan
sangat perlu untuk diberikan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan yang
berhubungan dengan tempat-tempat umum (tempat ibadah) guna mendukung upaya
peningkatan kesehatan lingkungan melalui upaya sanitasi dasa, pengawasan mutu
lingkungan tempat umum, termasuk pengendalian pencemaran lingkungan.
Masjid adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya, dimana umum, pada waktu-
waktu tertentu berkumpul untuk melakukan ibadah keagamaan Islam. Jadi sanitasi
tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk  mengatasi dan mencegah kerugian akibat
dari tempat-tempat umum terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya atau
menularnya suatu  penyakit.
1.2Tujuan
Mengetahui tentang Sanitasi Tempat Ibadah (Masjid).
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sanitasi
Sanitasi adalah suatu usaha untuk mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik
yang berpengaruh kepada manusia, terutama terhadap hal-hal yang mempunyai efek
merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup (Suparlan, 2012).
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
965/MENKES/SK/XI/1992, Pengertian Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan
untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Tempat-
tempat ibadah merupakan salah satu sarana tempat-tempat umum yang dipergunakan
untuk berkumpulnya masyarakat guna melaksanakan kegiatan ibadah.
Masalah kesehatan lingkungannya merupakan suatu masalah yang perlu di
perhatikan dan ditingkatkan. Dalam hal ini pengelola/pengurus tempat-tempat ibadah
tersebut perlu dan sangat perlu untuk diberikan pengetahuan tentang kesehatan
lingkungan yang berhubungan dengan tempat-tempat umum (tempat ibadah) guna
mendukung upaya peningkatan kesehatan lingkungan melalui upaya sanitasi dasar,
pengawasan mutu lingkungan tempat umum, termasuk pengendalian pencemaran
lingkungan.
Dengan peran serta dari pengurus tempat-tempat ibadah diharapkan :
1. Berubahnya atau terkendalinya atau hilangnya semua unsur fisik dan lingkungan
yang terdapat dilingkungan tempat ibadah yang dapat memberi pengaruh jelek
terhadap kesehatan
2. Meningkatnya mutu kesehatan lingkungan tempat-tempat ibadah.
3. Terwujudnya kesadaran dan keikutsertaan masyarakat dan sektor lain dalam
pelestarian dan peningkatan penyehatan lingkungan tempat-tempat ibadah.
4. Terlaksananya pendidikan kesehatan tentang peningkatan kesehatan lingkungan .
5. Terlaksananya pengawasan secara teratur pada sanitasi tempat-tempat ibadah.
B. Persyaratan Kesehatan Tempat Ibadah (Masjid/Mushola)
1. Letak/Lokasi
 Sesuai dengan rencana tata kota
 Tidak berada pada arah angin dari sumber pencemaran debu,asap,bau dan
cemaran lainnya
 Tidak berada pada jarak < 100 meter dari sumber pencemaran debu, asap, bau &
cemaran lainnya
C. Persyaratan Kesehatan Tempat Ibadah (Masjid/Mushola)
2. Bangunan
 Kuat, kokoh dan permanen
 Rapat serangga dan tikus
3. Lantai
 Kuat, tidak terbuat dari tanah, bersih, rapat air, tidak licin dan mudah dibersihkan.
4. Dinding
 Dinding bersih, berwarna terang, kedap air dan mudah dibersihkan.
5. Atap
 Menutup bangunan,kuat, bersih, cukup landai dan tidak bocor
6. Penerangan/Pencahayaan
 Pencahayaan terang, tersebar merata dan tidak menyilau ( min. 10 fc)
7. Ventilasi
 Minimal 10% dari luas bangunan, sejuk dan nyaman (tdk pengap dan tdk panas)
8. Pintu
 Rapat serangga dan tikus, menutup dengan baik dan membuka ke arah luar.
Terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibersihkan.
9. Langit – langit
 Tinggi minimal 2,4 m dr lantai
 Kuat, tdk terdapat lubang2
 Berwarna terang dan mudah dibersihkan
10. Pagar
 Kuat, aman dan dapat mencegah binatang pengganggu masuk
11. Halaman
 Bersih, tdk berdebu dan becek, tdk terdapat genangan air, terdapat tempat sampah
yang cukup. Dan terdapat tempat parkir yang cukup
12. Jaringan instalasi
 Aman (bebas cross conection)
 Terlindung
13. Saluran air limbah
 Tertutup
 Mengalir dengan lancar
D. Fasilitas Sanitasi
1. Air Bersih
 Jumlah mencukupi / selalu tersedia setiap saat
 Tidak berbau, tidak berasa & tidak berwarna
 Angka kuman tidak melebihi NAB
 Kadar bahan kimia tidak melebihi NAB
2. Pembuangan Air Kotor
 Terdapat penampungan air limbah yang rapat serangga
 Air limbah mengalir dengan lancer
 Saluran kedap air
 Saluran tertutup
3. Toilet/ WC
 Bersih
 Letaknya tidak berhubungan langsung dengan bangunan utama
 Tersedia air yang cukup
 Tersedia sabun & alat pengering
 Toilet pria & wanita terpisah
 Jumlahnya mencukupi untuk pengunjung terbanyak
 Saluran pembuangan air limbah dilengkapi dengan penahan bau (water seal)
 Lubang penghawaan harus berhubungan langsung dengan udara luar
4. Peturasan
 Bersih
 Dilengkapi dengan kran pembersih
 Jumlahnya mencukupi
5. Tempat Sampah
 Tempat sampah kuat, kedap air, tahankarat, dan dilengkapi dengan penutup
 Jumlah tempat sampah mencukupi
 Sampah diangkut setiap 24 jam ke TPA
 Kapasitas tempat sampah terangkat oleh 1 orang
6. Tempat Wudhu
 Bersih
 Terpisah dari toilet, peturasan, & ruang masjid
 Air wudhu keluar melalui kran – kran khusus & jumlahnya mencukupi
 Kolam air wudhu tertutup (rapat serangga)
 Tidak terdapat jentik nyamuk pada kolam air wudhu
 Limbah air wudhu mengalir lancer
 Tempat wudhu pria dan wanita sebaiknya terpisah
7. Tempat Sembah yang
 Bersih, tidak berbau yang tidak enak
 Bebas kutu busuk & serangga lainnya
 Sepanjang bagian depan tiap sap dipasang kain putih yang bersih dengan lebar 30
cm sebagai tempat sujud
8. Tempat sandal dan sepatu
 Tersedia tempat sandal & sepatu yang khusus
 Bersih dan kuat.
E. Komponen penilaian
1. Letak
2. Kontruksi
3. Persyaratan, seperti :
a. Alat sembahyang
b. Lantai
c. Ventilasi
d. Pencahayaan
e. Tempat sandal dan sepatu
f. Tersedia tempat sandal dan sepatu yang khusus
F. Komponen Inspeksi Sanitasi
1. Letak
2. Kontruksi
3. Persyaratan
4. Bagian dalam
BAB II

PENUTUP

2.1 Kesimpulan
Sanitasi merupakan usaha kesehatan preventif yang menitik beratkan pada kesehatan
lingkungan hidup, sedangkan hygiene merupakan usaha kesehatan preventif yang
menitikberatkan pada kesehatan individu atau diri manusia. Di dalam Industri Pariwisata,
sanitasi hygiene sangat penting perannya, beberapa manfaat yang bisa didapatkan antara
lain :
• Mencegah timbulnya penyakit
• Mencegah kecelakaan kerja
• Menghindari pencemaran
• Meningkatkan omset penjualan

2.2 Saran
Dengan laporan ini pembaca menjadi lebih tahu mengenai hygiene sanitasi dalam
lingkungan umum di Tempat Ibadah. Sebaiknya hygiene dan sanitasi dapat diterapkan
dan ditingkatkan ketika melakukan berbagai pekerjaan di lingkungan umum untuk
memberikan layanan yang sehat dan bagus kepada pengunjung.

Anda mungkin juga menyukai