(STBM)
Di
1.1 Latar Belakang
Sanitasi merupakan salah satu tantangan yang paling utama bagi negara negara
berkembang. Karena menurut WHO, penyakitdiare membunuh satu anak di dunia ini
setiap 15 detik, karena akses pada sanitasi masih terlalu rendah. Hal ini menimbulkan
masalah kesehatan lingkungan yang besar, serta merugikan pertumbuhan ekonomi dan
potensi sumber daya manusia pada skala Nasional .
Kota Pematang Siantar merupakan salah satu wilayah yang masyarakatnya masih ada
yang berperilaku buang air besar ke sungai, dan hygiene sanitasi belum memenuhi
persyaratan.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
A. Bagi Masyarakat
C. Bagi Pemerintah
Agar mengetahui penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat di
Kota PematangSiantar
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian STBM
STBM ( Sanitasi total berbasis masyarakat) merupakan pendekatan untuk merubah
perilaku higienis dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode
pemicuan. STBM menekankan pada 5 (lima) pilar perubahan perilaku higienis, yaitu :
1. Stop buang air besar sembarangan (Stop BABS) adalah kondisi ketika setiap individu
dalam komunitas tidak buang air besarsembarangan
2. Cuci Tangan Pakai sabun (CTPS) adalah perilaku cuci tangan dengan menggunakan
sabun dan air bersih yang mengalir
3. Pengelolaan air minum di rumah tangga (PAMRT) adalah pengolahan air minum,
penggunaan wadah penyimpanan air minum yang aman dan perilaku penanganan air
minum agar bebas dari kuman.
4. Pengelolaan sampah rumah tangga adalah pengelolaan sampah rumah tangga yang
terdiri dari pembuatan kompos dari sampah organik, melaksanakan 3 R (Reduce,
Reuse, Recycle) dalam pengelolaan sampah rumah tangga
5. Pengelolaan limbah cair rumah tangga adalah pengelolaan limbah cair yang termasuk
didalamnnya drainase yang standar, septik tank.
STBM dicanangkan oleh Menkes sejak Tahun 2008 yang bertujuan ;
Tujuannya untuk terciptanya kondisi sanitasi total dalam rangka mengurangi penyakit
berbasis lingkungan
Hasil yang dicapai untuk penurunan kejadian diare dan penyakit berhubungan dengan
lingkungan dan perilaku.
3. Kesetaraan jender
5. Tidak ada subsidi bagi pembangunan sarana sanitasi dasars kala rumah tangga
3.1 Lokasi
Kota Pematang Siantar terdiri dari 8 Kecamatan dan 53 Kelurahan. Pemicuan
dilaksanakan di kelurahan yang masyarakatnya masiha dan membuang air besar
kesungai.
Pelaksanaan pemicuan telah dilaksanakan di beberapa kelurahan antara lain
1. KelurahanAsuhan
2. KelurahanPardomuan
3. KelurahanTanjungTongah
4. KelurahanGurilla
5. KelurahanSimarito
6. Kelurahan Bane
7. KelurahanPematangMarihat
8. KelurahanPardamean
9. KelurahanParhorasanNauli
Perilaku buang air besar (BAB) sembarangan masih terjadi di Kota Pematang Siantar. Di
sejumlah kelurahan, masyarakatnya masih adaBAB sembarangan kesungai, tali air irigasi dan
parit. Pada umumnya mereka mempunyai WC dirumah tapi Septik Tank tidak ada, dari WC
langsung disalurkan kesungai (BABS Tertutup) dan ada juga warga yang sama sekali tidak
mempunyai jamban, langsung kesungai buang air besar (BABS Terbuka).
Perilaku BABS ini masih menjadi tradisi yang sudah turun temurun hal ini terjadi disebabkan
lokasi rumah dekat dengan aliran sungai dan ada juga yang memberialasan lingkungannya
masih tanah adat.Ada juga masyarakat memberi alasan tidak ada lagi lahan untuk membagun
septic tank. Ada lagi mempunyai lahan tapi lebih mengharapkan bantuan pemerintah untuk
membangun septic tank.
Selain masalah BABS, pengelolaan sampah juga menjadi masalah di sebagian kelurahan.
karena masih ada masyarakat yang membuang sampah kesungai dan keparit umum. Sehingga
dibeberapa kelurahan ada yang parit umum tersumbat dan disungai banyak sampah yang
menumpuk.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil kegiatan yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan beberapa Kelurahan dapat
disimpulkan bahwa:
1. Kelurahan belum memenuhi kriteria kesehatan, karena daerah tersebut masih ada
yang BABS dan masih adanya pengelolaan sampah yang tidakbaik.
2. Ada masyarakat berjanji akan membangun jamban keluarga tanpa menunggu subsidi
Pemerintah.
3. Dalam Pengelolaan sampah ada kelurahan yang berjanjiakan membangun TPS.
5.2 Saran
1. Masyarakat
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan agar semua masyarakat disetiap
Kelurahan dapat merubah perilaku BABS menjadi Stop BABS.
Diharapkan pada setiap kelurahan agar segera dapat menjadi Kelurahan ODF
(Open Defecation Free)
Diharapkan agar masyarakat dapat pengelolaan sampah dengan baik agar tidak
berserakan.
1. EsrianiSaragih___________
2. Pondang RJ Irwanto, SKM ___________
3. Hanna H. Girsang, SKM ___________
4. R.M.DinarSimamora, SKM ___________
5. Rasta EliyaGintig, SKM __________
Diketahui Oleh
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat