Anda di halaman 1dari 21

PEDOMAN

KESEHATAN LINGKUNGAN
UPTD KECAMATAN SANAMAN MANTIKEI
PUSKESMAS TUMBANG KAMAN

Disusun Oleh:

PARID MAJEDI
NIP.197009051997021004

UPTD KECAMATAN SANAMAN MANTIKEI


PUSKESMAS TUMBANG KAMAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN KATINGAN
TAHUN 2019
PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrohiim
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Alllah SWT, Panduan Kegiatan Program Kesehatan
Lingkungan UPTD Kecamatan Sanaman Mantikei Puskesmas Tumbang
Kaman Desa Tumbang Kaman Kecamatan Sanaman Mantikei telah selesai
disusun.
Panduan ini dibuat untuk melaksanakan Kegiatan Kesehatan Lingkungan di
UPTD. Puskesmas Tumbang Kaman sebagai unit penyelenggara pelayanan
publik.
Selain itu, penyusunan ini bertujuan untuk memberikan petunjuk cara
pelaksanaan Kesehatan Lingkungan di UPTD. Puskesmas Tumbang Kaman
bagi seluruh staf Puskesmas Tumbang Kaman.
Semoga Pedoman ini dapat bermanfaat bagi pengguna layanan UPTD.
Puskesmas Tumbang Kaman dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Waalaikumsalam wr wb

Mengetahui Tumbang Kaman, Juni2019


Kepala UPTD Puskesmas Pemegang Program Kesehatan
Tumbang Kaman Lingkungan

FARIT MAJEDI
DEDY RUSADY,A.Md.Keb NIP.197009051097021004
NIP. 197602151996031004

.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan Pedoman

C. Sasaran Pedoman

D. Ruang Lingkup Pedoman

E. Batasan Operasional

BAB II STANDART KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber daya Manusia

B. Distribusi Ketenagaan

C. Jadwal Kegiatan

BAB III STANDART FASILITAS

A. Denah Ruang

B. Standart Fasilitas

BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan

B. Metode

C. Langkah Kegiatan

BAB V LOGISTIK

BAB VI KESELAMATAN SASARAN PROGRAM

BAB VII KESELAMATAN KERJA PELAKSANA

BAB VIII PENGENDALIAN MUTU

BAB IX PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan lingkungan sebagai salah satu upaya kesehatan ditujukan
untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik fisik, kimia
biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagaimana tercantum
dalam pasal 162 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
Ketentuan mengenai penyelenggaraan kesehatan lingkungan
selanjutnya diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2014
tentang Kesehatan Lingkungan yang pengaturanya ditujukan dalam
rangka terwujudnya kualitas lingkungan yang sehat tersebut melalui
upaya pencegahan penyakit dan atau gangguan kesehatan dari faktor
resiko kesehatan lingkungan di permukiman tempat kerja, tempat
rekreasi serta tempat dan fasilitas umum.
Sampai saat ini penyakit yang terkait kualitas lingkungan masih
merupakan masalah kesehatan masyarakat antara lain malaria, demam
berdarah dengue, Pneumonia balita diare da WH0 melaporkan
sementara ini Indonesia pada peringkat 1 dunia jumlah penderiata TB
Paru (WH0 Global Tuberculosis Control 2010 ).
Disamping itu perubahan iklim diperkirakan akan berdampak buruk
terhadap lingkungan sehingga dapat terjadi peningkatan permasalahan
terhadap penyakit. Hal lain yang menyebabkan menyebabkan
meningkatnya permasalan penyakit juga diakibatkan oleh keterbatasan
akses masyarakat terhadap kualitas air minum yang sehat sebesar 63%
dan penggunaan jamban sehat sebanyak 69% ( sekretariat Bappenas
Tahun 2012 ).
Untuk mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat terutama karena
meningkatnya penyakit dan atau gangguan kesehatan yang diakibatkan
oleh faktor risiko lingkungan pemerintah telah menetapkan Puskesmas
sebagai fasilitas pelayanan kesehatan terdepan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat
pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotive dan preventif
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya.
Dalam pengaturan Puskesmas ditegaskan bahwa salah satu kesehatan
masyarakat yang bersifat esensial adalah berupa pelayanan kesehatan
lingkungan.
Upaya kesehatan masyarakat esensial tersebut harus diselenggarakan
oleh setiap Puskesmas untuk mendukung pencapaian standar
pelayanan minimal kota bidang kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan
kesehatan lingkungan di Puskesmas perlu diatur dalam pedoman
pelayanan kesehatan lingkungan sebagai asuan bagi petugas
Puskesmas dan masyarakat yang membutuhkan pelayanan tersebut.

B. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


1. Tujuan Umum
Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan
lingkungan di UPTD Kecamatan Sanaman Mantikei Puskesmas
Tumbang Kaman baik dalam gedung maupun pelayanan luar gedung
2. Tujuan Khusus
a. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan lingkungan di UPTD
Kecamatan Sanaman Mantikei .Puskesmas Tumbang Kaman
dilaksanakan oleh tenaga yang memiliki kompetensi dan
kualifikasi sesuai dengan peraturan perundangan .
b. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan lingkungan di
UPTD.Kecamatan Sanaman Mantikei Puskesmas Tumbang
Kaman dilaksanakan secara professional berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
c. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan lingkungan di UPTD
Kecamatan Sanaman Mantikei Puskesmas Tumbang Kaman
dilaksanakan secara terus menerus dapat diukur dan ditingkatkan
mutu pelayananya.

C. SASARAN
1. Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha
yang sejenis
2. Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis
3. Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan Tumbang Kamanyang
sejenis.

D. RUANG LINGKUP
Pelaksanaan Program Kesehatan Lingkungan di UPTD Kecamatan
Sanaman Mantikei .Puskesmas Tumbang Kaman mencakup:
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan lingkungan yaitu pelayanan di
dalam gedung dan pelayanan luar gedung di wilayah
UPTD.Kecamatan Sanaman Mantikei Puskesmas Tumbang Kaman
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi- tingginya.

E. BATASAN OPERASIONAL
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya.
Sanitarian adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melakukan kegiatan pengamatan, pengawasan, dan
pemberdayaan masyarakat dalam rangka perbaikan kualitas kesehatan
lingkungan untuk dapat memelihara, melindungi dan meningkatkan cara-
cara hidup bersih dan sehat.
Pelayanan kesehatan lingkungan adalah kegiatan atau
serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi , maupun
sosial guna mencegah penyakit dan atau gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan.
Kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan puskesmas
dilaksanakan di dalam dan luar gedung puskesmas, meliputi :
1. Konseling
Konseling adalah hubungan komunikasi antara Tenaga Kesehatan
Lingkungan dengan Pasien yang bertujuan untuk mengenali dan
memecahkan masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi. Ciri-ciri
konseling meliputi:
a. Konseling sebagai proses yang dapat membantu Pasien
b. Konseling bukan percakapan tanpa tujuan
c. Konseling bukan berarti memberi nasihat atau instruksi pada
Pasien untuk sesuatu sesuai kehendak Tenaga Kesehatan
Lingkungan.
d. Konseling berbeda dengan konsultasi maupun penyuluhan
2. Inspeksi kesehatan lingkungan
Inspeksi Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan pemeriksaan dan
pengamatan secara langsung terhadap media lingkungan dalam
rangka pengawasan berdasarkan standar, norma dan baku mutu
yang berlaku untuk meningkatkan kualitas lingkungan yang sehat.
Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilaksanakan berdasarkan hasil
Konseling terhadap Pasien dan/atau kecenderungan berkembang
atau meluasnya penyakit dan/atau kejadian kesakitan akibat Faktor
Risiko Lingkungan.

3. Intervensi/tindakan kesehatan lingkungan


Intervensi Kesehatan Lingkungan adalah tindakan penyehatan,
pengamanan, dan pengendalian untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun
sosial, yang dapat berupa:
a. Komunikasi, informasi, dan edukasi, serta
penggerakan/pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan
pengetahuan, kesadaran, dan prilaku masyarakat terhadap
masalah kesehatan dan upaya yang diperlukan sehingga dapat
mencegah penyakit dan/atau gangguan kesehatan akibat Faktor
Risiko Lingkungan.
b. Perbaikan dan pembangunan sarana diperlukan apabila pada
hasil Inspeksi Kesehatan Lingkungan menunjukkan adanya Faktor
Risiko Lingkungan penyebab penyakit dan/atau gangguan
kesehatan pada lingkungan dan/atau rumah Pasien.
c. Pengembangan teknologi tepat guna merupakan upaya alternatif
untuk mengurangi atau menghilangkan faktor risiko penyebab
penyakit dan/atau gangguan kesehatan.
d. Rekayasa lingkungan merupakan upaya mengubah media
lingkungan atau kondisi lingkungan untuk mencegah pajanan
agen penyakit baik yang bersifat fisik, biologi, maupun kimia serta
gangguan dari vektor dan binatang pembawa penyakit.
Setiap puskesmas wajib menyelenggarakan pelayanan kesehatan
lingkungan yang dilakukan dalam bentuk :
1. Konseling
Konseling adalah hubungan komunikasi antara tenaga kesehatan
lingkungan dengan pasien yang bertujuan untuk mengenali dan
memecahkan masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi.
2. Inspeksi kesehatan lingkungan
Inspeksi kesehatan lingkungan adalah kegiatan pemeriksaan dan
pengamatan secara langsung terhadap media lingkungan dalam
rangka pengawasan berdasarkan standar, norma dan baku mutu
yang berlaku untuk meningkatkan kualitas lingkungan yang sehat.
Inspeksi kesehatan lingkungan dilaksanakan berdasarkan hasil
konseling terhadap pasien dan atau kecenderungan berkembang
atau meluasnya penyakit dan atau kejadian kesakitan akibat factor
risiko lingkungan. Inspeksi kesehatan lingkungan juga dilakukan
secara berkala, dalam rangka investigasi kejadian luar biasa
(KLB) dan program kesehatan lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
3. Intervensi kesehatan lingkungan
Intervensi kesehatan lingkungan adalah tindakan penyehatan,
pengamanan dan pengendalian untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun
social, yang dapat berupa :
a. Komunikasi, informasi, dan edukasi, serta
pergerakan/pemberdayaan masyarakat.
b. Perbaikan dan pembangunan sarana
c. Pengembangan teknologi tepat guna
d. Rekayasa lingkungan
Lingkup pekerjaan tenaga sanitarian merupakan pelayanan kesehatan
lingkungan yang meliputi pengelolaan unsur-unsur yang mempengaruhi
timbulnya gangguan kesehatan, antara lain :
1. Limbah cair
a. Pemeriksaan kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi limbah cair
dan tinja.
b. Perlindungan kesehatan masyarakat dari pencemaran dan atau
pajanan kandungan unsur dari proses pengolahan limbah.
c. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan limbah cair dan
tinja
2. Limbah padat
a. Pemeriksaan kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi tanah
dan limbah padat
b. Perlindungan kesehatan masyarakat dari pencemaran dan
paparan kandungan unsur dari proses pengolahan limbah.
c. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan tanah dan
limbah padat
3. Limbah gas
a. Pemeriksaan kualitas fisik, kebisingan, getaran dan
kelembaban, kimia dan mikrobiologi udara dan limbah gas.
b. Perlindungan kesehatan masyarakat dari pencemaran dan
paparan kandungan unsur dari proses pengolahan limbah.
c. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan udara dan
limbah
gas

4. Sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang


ditetapkan
Pemerintah.
a. Pemeriksaan jenis sampah, sumber timbunan, dan
karakteristik..
b. Perlindungan kesehatan masyarakat dari pencemaran dan
atau pajanan kandungan unsur dari proses pengolahan
limbah.
c. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan udara dan
limbah
gas
5. Binatang pembawa penyakit
a. Pemeriksaan tempat perindukan, perilaku binatang
pembawa penyakit, perilaku masyarakat
b. Perlindungan kesehatan masyarakat dari tempat
perindukan, perilaku binatang pembawa penyakit, perilaku
masyarakat
c. Pemberdayaan masyarakat dalam pengendalian binatang
pembawa penyakit
6. Zat kimia yang berbahaya
a. Pemeriksaan jumlah, koncentrasi dan jenis zat kimia,
limbah B3, hygiene industry, kesehatan kerja
b. Pemeriksaan peralatan dan lingkungan yang terpapar, dan
manusia yang terpapar
c. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan zat kimia
dan limbah B3.
7. Kebisingan yang melebihi ambang batas
a. Pemeriksaan intensitas dan tingkat kebisingan yang
melebihi ambang batas, sumber dan sifat, kondisi
lingkungan
b. Perlindungan kesehatan masyarakat dari intensitas dan
tingkat kebisingan yang melebihi ambang batas, sumber
dan sifat, kondisi lingkungan
c. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan
yang terpajan kebisingan yang melebihi ambang batas.
9. Air yang tercemar
a. Pemeriksaan kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi air
b. Penentuan sumber air, dan perlindungan kesehatan
masyarakat dari pencemaran dan atau paparan kandungan
unsur dari proses pengolahan air.
c. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan air yang
tercemar.

10. Udara yang tercemar


a. Pemeriksaan kualitas fisik
udara/kebisingan/getaran/kelembaban udara baik indoor
maupun outdoor, kecepatan angina dan radiasi,
pemeriksan kimia, mikrobiologi
b. Perlindungan kesehatan masyarakat dari pencemaran dan
atau pajanan kandungan unsur dari proses pengolahan
udara
c. Penggerakan masyarakat dalam pengelolaan udara yang
tercemar.
11. Makanan yang terkontaminasi
a. Pemeriksaan kualitas fisik, kimia, mikrobiologi dan
parasitologi
b. Perlindungan kesehatan masyarakat dari pencemaran dan
paparan kandungan unsur dari proses pengelolaan
makanan
c. Penggerakan masyarakat dalam pengelolaan makanan
dan minuman yang terkontaminasi.
Selain ruang lingkup pekerjaan sebagaimana diatas, setiap tenaga
sanitarian yang menjalankan program pemerintah berwenang melakukan
pelayanan kesehatan lingkungan tertentu, meliputi :
1. Melakukan pemantauan dan manajemen risiko pelaksanaan
analisis risiko kesehatan lingkungan (ARKL)
2. Melakukan pemantauan pelaksanaan analisis dampak kesehatan
lingkungan (ADKL)
3. Melakukan pemantauan pelaksanaan rencana pengelolaan
lingkungan (RKL) dan rencana pemantauan lingkungan (RPL)
4. Melakukan pemantauan pelaksanaan upaya pengelolaan
lingkungan (UKL) dan upaya pemantauan lingkungan (UPL)
5. Melakukan pemantauan pelaksanaan klinik sanitasi dan sanitasi
total berbasis masyarakat.

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 Tentang
Tenaga Kesehatan.
a. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau
ketrampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk
jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan.
b. Pasal 11 (8)
Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga
kesehatan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
g terdiri atas tenaga sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan
dan mikrobiolog kesehatan.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014
Tentang Kesehatan Lingkungan
Pasal 54
a. Dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan diperlukan sumber
daya manusia kesehatan yang memiliki keahlian dan kompetensi
yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan.
b. Keahlian dan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibuktikan dengan sertifikat kompetensi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
3. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
10 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 19 Tahun 2000 tentang
Jabatan Fungsional Sanitarian dan Angka Kreditnya
a. Sanitarian adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat
yang berwenang untuk melakukan kegiatan pengamatan,
pengawasan dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka
perbaikan kualitas kesehatan lingkungan untuk dapat memelihara,
melindungi dan meningkatkan cara-cara hidup bersih dan sehat.
Pasal 23
1) Pegawai negeri sipil yang diangkat pertama kali dalam jabatan
sanitarian tingkat terampil harus memenuhi syarat sebagai
berikut :
- Berijazah paling rendah diploma 1 bidang kesehatan
lingkungan
- Pangkat paling rendah pengatur muda, golongan ruang II a
- Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam daftar
penilaian
pelaksanaan pekerjaan (DP3) atau prestasi kerja paling
rendah bernilai baik
dalam 1 (satu) tahun terakhir
2) Pegawai negeri sipil yang diangkat pertama kali dalam jabatan
sanitarian tingkat ahli harus memenuhi syarat sebagai berikut :
- Berijazah paling rendah sarjana (S1)/diploma IV bidang
kesehatan lingkungan atau sarjana (S1)/diploma IV teknik
lingkungan
- Pangkat paling rendah penata muda, golongan ruang III a
- Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam daftar
penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3) atau prestasi kerja
paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2013
Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
a. Pasal 1
Tenaga sanitarian adalah setiap orang yang telah lulus
pendidikan di bidang kesehatan lingkungan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
b. Pasal 10
Tenaga sanitarian hanya dapat melakukan pekerjaan paling
banyak di 2 (dua) tempat.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13 tahun
2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Lingkungan di Puskesmas
BAB III (Sumber Daya)
a. Pasal 12
(1) Untuk terselenggaranya kegiatan pelayanan kesehatan
lingkungan di puskesmas harus didukung dengan
ketersediaan:
- Sumber daya manusia
- Sarana dan prasarana yang diperlukan
- Pendanaan yang memadai
(2) Sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a
paling sedikit 1 (satu) orang tenaga kesehatan lingkungan
yang
memiliki izin sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang
undangan.

B. Distribusi Ketenagaan
Ketenagaan Program Kesehatan Lingkungan di UPTD.Kecamatan
Sanaman Mantikei Puskesmas Tumbang Kaman pegawai dengan
kualifikasi minimal D3 kesehatan lingkungan.

C. Jadwal Kegiatan
Pelayanan kesehatan lingkungan dilaksanakan setiap hari kerja, yang
meliputi pelayanan :
a. Konseling
b. Inspeksi kesehatan lingkungan
c. Intervensi kesehatan lingkungan
BAB III
STANDART FASILITAS

A. DENAH RUANG
Ruangan khusus untuk Program kesehatan lingkungan di UPTD
Kecamatan Sanaman Mantikei. Puskesmas Tumbang Kaman
bergabung dengan ruangan Promosi Kesehatandan Gizi.

B. STANDART FASILITAS
Untuk mendukung pelaksanaan Program Kesehatan Lingkungan,
UPTD Sanaman Mantikei. Puskesmas Tumbang Kaman memiliki
fasilitas bagi pelaksana Program Kesehatan lingkungan yang
meliputi :

1.Ruang untuk konseling yang terintegrasi dengan layanan


konseling lain
2.Peralatan yang dibutuhkan dalam intervensi kesehatan
lingkungan

3.Media komunikasi, informasi dan edukasi

BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup kegiatan program kesehatan lingkungan meliputi :
Pelayanan kesehatan lingkungan dilaksanakan di dalam gedung dan
diluar gedung yang meliputi kegiatan pengamatan, pengawasan dan
pemberdayaan masyarakat dalam rangka perbaikan kualitas kesehatan
lingkungan untuk dapat memelihara, melindungi dan meningkatkan cara-
cara hidup bersih dan sehat.

B. METODE

1. Konseling
2. Inspeksi Kesehatan Lingkungan
3. Intervensi Kesehatan Lingkungan

C. LANGKAH KEGIATAN
Kegiatan program Kesehatan Lingkungan :

1. Persiapan
a. Mempersiapkan tempat untuk pelayanan kesehatan lingkungan
dalam gedung
b. Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pelayanan
kesehatan lingkungan dalam gedung dan luar gedung
2. Perencanaan
a. Menyusun rencana usulan kegiatan pelayanan kesehatan
lingkungan
b. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan
lingkungan
c. Menyusun panduan kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan
d. Menyusun kerangka acuan kegiatan pelayanan kesehatan
lingkungan
e. Mengalokasikan anggaran untuk kegiatan pelayanan kesehatan
lingkungan
3. Pelaksanaan
a. Melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan sesuai
dengan jadual yang sudah tersusun.
b. Menyusun laporan hasil kegiatan pelayanan kesehatan
lingkungan

4. Monitoring
a. Monitoring pelayanan kesehatan lingkungan dilaksanakan yang
terkait dengan kegiatan lintas program dan lintas sektor.
b. Monitoring pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan
lingkungan terkait dengan jadwal kegiatan.
5. Evaluasi
a. Evaluasi terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan
lingkungan
b. Evaluasi terhadap target pelayanan kesehatan lingkungan
6. Tindak lanjut hasil evaluasi pelaksanaan pelayanan kesehatan
lingkungan
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan


lingkungan direncanakan dalam perencanaan tahunan puskesmas sesuai
dengan tahapan kegiatan dan metode yang digunakan.
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan pelayanan


kesehatan lingkungan perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan
melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat
terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko
terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan
dilaksanakan.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan pelayanan


kesehatan lingkungan perlu diperhatikan keselamatan kerja karyawan
puskesmas dan lintas sector terkait dengan melakukan identifikasi risiko
terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan
kegiatan. Upaya pencegahan terhadap risiko harus dilakukan untuk tiap-
tiap kegiatan yang akan dilaksanakan
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan pelayanan kesehatan lingkungan dimonitor dan


dievaluasi dengan menggunakan indicator sebagai berikut :
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metode yang digunakan
4. Tercapainya indikator kesehatan lingkungan
Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini puskesmas
BAB IX

PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas


program/lintas sector terkait dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
lingkungan di puskesmas. Keberhasilan pelayanan kesehatan lingkungan
tergantung pada komitmen yang kuat dari semua pihak sehingga terwujud
kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun
sosial guna mencegah penyakit dan atau gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai