Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KOTA SOLOK

DINAS KESEHATAN
Jl. Syamsu Tulus Kelurahan Nan Balimo Telp. (0755) 22517

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


SOSIALISASI DAN KOORDINASI PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS / COVID19
DI FASYANKES SE KOTA SOLOK TAHUN 2022

A. PENDAHULUAN
Puskesmas dan klinik kesehatan serta praktek dokter merupakan fasilitas kesehatan
yang menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan yang menghasilkan limbah medis padat ,
bahan berbahaya dan beracun. Bahan berbahaya dan beracun yang digunakan di Fasyankes
banyak digunakan untuk bahan pembersih dan sterilisasi.
Kegiatan pelayanan kesehatan di Fasyankes baik Upaya kesehatan perorangan dan
upaya kesehatan masyarakat terkadang menggunakan bahan berbahaya dan beracun yang
dapat memberikan dampak negatif baik secara langsung atau tidak langsung, dapat
mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.
Oleh karena itu perlu upaya inventarisasi, pengelolaan , penyimpanan dan
penggunaaan bahan berbahaya secara benar sesuai dengan peraturan (Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2021 Tentang Tata
Cara Dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun Dari
Fasilitas Pelayanan Kesehatan).
Beberapa pengertian dalam lingkup pengelolaan limbah dan bahan berbahaya beracun:
1. Limbah adalah sisa dari suatu usaha dan/atau kegiatan.
2. Bahan Berbahaya dan Beracun, yang selanjutnya disingkat B3, adalah zat, energi,
dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan
hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup lain.
3. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, yang selanjutnya disebut Limbah B3, adalah sisa
suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3.
4. Limbah B3 cair adalah Limbah cair yang mengandung B3 antara lain Limbah larutan
fixer, Limbah kimiawi cair, dan Limbah farmasi cair.
5. Limbah infeksius adalah Limbah yang terkontaminasi organisme patogen yang tidak
secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi yang
cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan.
6. Limbah patologis adalah Limbah berupa buangan selama kegiatan operasi, otopsi,
dan/atau prosedur medis lainnya termasuk jaringan, organ, bagian tubuh, cairan tubuh,
dan/atau spesimen beserta kemasannya.
7. Air Limbah adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan fasilitas
pelayanan kesehatan yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia
beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.
8. Pengolahan Limbah B3 adalah proses untuk mengurangi dan/atau menghilangkan sifat
bahaya dan/atau sifat racun.
9. Fasilitas pelayanan kesehatan meliputi: a. pusat kesehatan masyarakat; b. klinik
pelayanan kesehatan atau sejenis; dan c. rumah sakit.

B. TUJUAN
Terwujudnya pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun yang benar dan aman
untuk petugas, masyarakat dan lingkungan.

C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


Kegiatan Sosialisasi dan Koordinasi Pengelolaan Limbah B3 ini dilaksanakan pada
tanggal 29 Juli 2022 bertempat ruang pertemuan di D’Relazion Kota Solok.
D. PESERTA
Peserta Sosialisasi dan Koordinasi Pengelolaan Limbah B3 ini adalah Penanggung
jawab Pengelolaan limbah B3 dan Clening Servis fasyankes di Kota Solok
E. NARASUMBER :

Narasumber pada kegiatan ini adalah dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat

F. SUMBER BIAYA

Kegiatan ini dibiayai dari dana DAK Non Fisik Seksi Kesling Kesjaor Bidang P3PL
Dinas Kesehatan Kota Solok Tahun 2022

G. PENUTUP :

Demikian kerangka acuan ini kami buat untuk dapat dipedomani dalam
melaksanakan kegiatan.

Solok, 28 Juli 2022


Pelaksana Kegiatan

Despa Wildawati,SKM,MKM
NIP : 197504101998032003
PEMERINTAH KOTA SOLOK

DINAS KESEHATAN
Jl. Syamsu Tulus Kelurahan Nan Balimo Telp. (0755) 22517

LAPORAN KEGIATAN
SOSIALISASI DAN KOORDINASI PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS / COVID19
DI FASYANKES SE KOTA SOLOK TAHUN 2022

A. PENDAHULUAN
Puskesmas dan klinik kesehatan serta praktek dokter merupakan fasilitas kesehatan
yang menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan yang menghasilkan limbah medis padat ,
bahan berbahaya dan beracun. Bahan berbahaya dan beracun yang digunakan di Fasyankes
banyak digunakan untuk bahan pembersih dan sterilisasi.
Kegiatan pelayanan kesehatan di Fasyankes baik Upaya kesehatan perorangan dan
upaya kesehatan masyarakat terkadang menggunakan bahan berbahaya dan beracun yang
dapat memberikan dampak negatif baik secara langsung atau tidak langsung, dapat
mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.
Oleh karena itu perlu upaya inventarisasi, pengelolaan , penyimpanan dan
penggunaaan bahan berbahaya secara benar sesuai dengan peraturan (Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2021 Tentang Tata
Cara Dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun Dari
Fasilitas Pelayanan Kesehatan).
Beberapa pengertian dalam lingkup pengelolaan limbah dan bahan berbahaya beracun:
1. Limbah adalah sisa dari suatu usaha dan/atau kegiatan.
2. Bahan Berbahaya dan Beracun, yang selanjutnya disingkat B3, adalah zat, energi,
dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan
hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup lain.
3. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, yang selanjutnya disebut Limbah B3, adalah sisa
suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3.
4. Limbah B3 cair adalah Limbah cair yang mengandung B3 antara lain Limbah larutan
fixer, Limbah kimiawi cair, dan Limbah farmasi cair.
5. Limbah infeksius adalah Limbah yang terkontaminasi organisme patogen yang tidak
secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi yang
cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan.
6. Limbah patologis adalah Limbah berupa buangan selama kegiatan operasi, otopsi,
dan/atau prosedur medis lainnya termasuk jaringan, organ, bagian tubuh, cairan tubuh,
dan/atau spesimen beserta kemasannya.
7. Air Limbah adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan fasilitas
pelayanan kesehatan yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia
beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.
8. Pengolahan Limbah B3 adalah proses untuk mengurangi dan/atau menghilangkan sifat
bahaya dan/atau sifat racun.
9. Fasilitas pelayanan kesehatan meliputi: a. pusat kesehatan masyarakat; b. klinik
pelayanan kesehatan atau sejenis; dan c. rumah sakit.

B. TUJUAN
Terwujudnya pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun yang benar dan aman
untuk petugas, masyarakat dan lingkungan.

C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


Kegiatan Sosialisasi dan Koordinasi Pengelolaan Limbah B3 ini dilaksanakan pada
tanggal 29 Juli 2022 bertempat ruang pertemuan di D’Relazion Kota Solok.
D. PESERTA
Peserta Sosialisasi dan Koordinasi Pengelolaan Limbah B3 ini adalah Penanggung
jawab Pengelolaan limbah B3 dan Clening Servis fasyankes di Kota Solok
E. NARASUMBER :

Narasumber pada kegiatan ini adalah dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat

F. HASIL :
Kegiatan sosialisasi dan koordinasi pengelolaan limbah medis/Covid19 di
Fasyankes dibuka oleh ibu Sekretaris dinas Kesehatan, Dra. Dessy syafril,Apt,MPH pada
jam 08.30 WIB. Dalam arahannya ibu sekretaris menyampaikan bahwa pentingnya
pengelolaan limbah medis ini agar petugas dan masyarakat dan lingkungan terhindar dari
bahaya yang ditimbulkan oleh limbah tersebut. Peserta yang hadir berjumlah 41 orang
dari 50 undangan. Materi disampaikan oleh bapak saiful Jamal,SKM selaku narasumber
dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. Dari seluruh peseerta yang hadir yang
melakukan pengelolaan limbah sesuai standar hanya RSIA Ananda dan Permata.
Sementara untuk Klinik-klinik dan BPM serta laboratorium belum melakukan
pengelelolaan sesuai standar. Setelah kegiatan ini Dinas kesehatan akan melakukan
monitoring dan reviu ke lapangan dalam rangka menindak lanjuti hasil pertemuan ini.
Pertemuan ini ditutup oleh Kabid P3PL dr. Hiddayaturrahmi,MKes pada jam 15.30.
G. SUMBER BIAYA

Kegiatan ini dibiayai dari dana DAK Non Fisik Seksi Kesling Kesjaor Bidang P3PL
Dinas Kesehatan Kota Solok Tahun 2022

H. PENUTUP :

Demikian kerangka acuan ini kami buat untuk dapat dipedomani dalam
melaksanakan kegiatan.

Solok, 1 Agustus 2022


Pelaksana Kegiatan

Despa Wildawati,SKM,MKM
NIP : 197504101998032003
I.
J.
K. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun dalam upaya pencegahan dan
kesiapsiagaan penanggulangan terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
meminimalisasi resiko. Sistem pengendalian limbah bahan berbahaya dan beracun dengan
melakukan system tanggap darurat dalam pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun
terdiri atas:
1. Penyimpanan Limbah bahan berbahaya
a. Penyimpanan Limbah bahan berbahaya di Puskesmas Genteng Kulon diletakan pada
lokasi / tempat khusus penyimpanan limbah berupa TPS limbah.
b. Penyimpanan limbah bahan berbahaya pada masing-masing unit layanan dipisahkan
sesuai dengan jenisnya:
 Limbah medis tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah safety box , anti
bocor, anti tusuk dan tidak mudah untuk dibuka .
 Limbah medis padat di masukkan dalam tempat sampah medis dengan wadah
plastic warna kuning
2. Penanganan Limbah dan bahan berbahaya
Prinsip dasar penanganan (handling) limbah medis antara lain:
a. Limbah harus diletakkan dalam wadah atau kantong sesuai kategori Limbah.
Warna kemasan dan/atau wadah Limbah B3 warna:
 merah, untuk Limbah radioaktif;
 kuning, untuk Limbah infeksius dan Limbah patologis;
 ungu, untuk Limbah sitotoksik; dan
 cokelat, untuk Limbah bahan kimia kedaluwarsa, tumpahan, atau sisa kemasan,
dan Limbah farmasi.
b. Volume paling tinggi Limbah yang dimasukkan ke dalam wadah atau kantong
limbah adalah 3/4 (tiga per empat) Limbah dari volume wadah
 Pemadatan atau penekanan Limbah dalam wadah atau kantong Limbah dengan
tangan atau kaki harus dihindari secara mutlak.
 Penanganan Limbah secara manual harus dihindari.
 Penggunaan wadah atau kantong Limbah ganda harus dilakukan, apabila wadah
atau kantong limbah bocor, robek atau tidak tertutup sempurna.
 pemberian simbol dan label Limbah B3 pada setiap kemasan dan/atau wadah
3. Pengolahan Limbah bahan berbahaya
Pengolahan limbah bahan berbahaya di Puskesmas Genteng Kulon hanya pada tahap
penyimpanan sementara limbah bahan berbahaya dan beracun. Pengolahan Limbah
bahan berbahaya selanjutnya dengan melakukan kerjasama dengan pihak ketiga yang
memiliki ijin untuk kegiatan pengelolaan limbah.
Dalam hal ini Puskesmas Genteng Kulon melakukan kerjasama / MOU dengan
PT.PRIA Mojokerto. Pengangkutan dan pengolahan Limbah bahan berbahaya dilakukan
oleh PT.

L. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


yakni :
1. Membentuk SOP Penanganan limbah bahan berbahaya beracun
2. Membuat perencanaan.
3. Inventarisir bahan berbahaya dan beracun
4. Penyimpanan bahan berbahaya dan beracun
5. Penggunaan bahan berbahaya dan beracun
6. Pemilahan limbah bahan berbahaya dan beracun
7. Pengumpulan limbah bahan berbahaya dan beracun
8. Penyimpanan sementara limbah bahan berbahaya dan beracun
9. Pengangkutan dan pembuangan limbah bahan berbahaya dan beracun

M. SASARAN
Sasaran program tentang pengelolaan limbah B3 di puskesmas adalah :
a. Terjaminnya keamanan lingkungan terhadap kemungkinan kontaminasi dan
pencemaran oleh limbah B3.
b. Terlaksananya pengelolaan limbah B3 di pelayanan kesehatan Puskesmas
Genteng Kulon.

Anda mungkin juga menyukai