Anda di halaman 1dari 7

Lampiran 1.

2.1.INDIKATOR KINERJA UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT ESENSIAL TAHUN 2017- 2019


Upaya Kesehatan
2 Lingkungan
2.1.Penyehatan Air
2.1.1.Pengawasan Sarana Air Monitoring/ Inspeksi Sanitasi/IS Jumlah SAB yang di IS dibagi jumlah 40% 45% 50% Laporan
Bersih ( SAB ) terhadap Sarana Air Bersih/ SAB yang ada dikali 100 % Bulanan, PP
SAB,yaitu jaringan nomor : 16
perpipaan,(PDAM, Sambungan Tahun 2005
rumah, hidran umum, kran tentang
umum) , sumur (sumur pompa Pengemban
tangan, sumur bor dengan pompa, gan Sistem
sumur gali terlindung, sumur gali Penyediaan
dengan pompa), Perlindungan Air Minum
Mata Air (PMA), Penampungan
Air Hujan (PAH)yang ada di
wilayah kerja Puskesmas
selamapada kurun waktu tertentu,
sarana air bersih seperti PDAM,
sistem jaringan perpipaan, sumur
gali, sumur pompa, PMA dll
disebut sebagai Sistem
Penyediaan Air Minum
(SPAM)di wilayah kerja
Puskesmas pada kurun waktu
tertentu

2.1.2.Sarana Air Bersih yang SAB dimana hasil Inspeksi Jumlah SAB yang di IS dan memenuhi 83% 84% 85% Laporan
memenuhi syarat kesehatan Sanitasi (IS) secara teknis sudah syarat kesehatan dibagi jumlah SAB Bulanan
memenuhi syarat kesehatan yang di inspeksi Sanitasi dikali 100 %
(kategori resiko rendah dan
sedang), sehingga aman untuk
dipakai kebutuhan sehari-hari
(termasuk untuk kebutuhan
makan dan minum) di wilayah
kerja Puskesmas pada kurun
waktu tertentu

2.1.3.Rumah Tangga (RT) RT yang memiliki akses terhadap Jumlah RT yang memiliki akses SAB 85% 86% 87% Laporan
yang memiliki akses terhadap SAB(mudah mendapatkan air dibagi jumlah RT yang ada dikali 100 % Bulanan
SAB bersih yang berasal dari SAB
terdekat, tidak harus memiliki
SAB sendiri, bisa dari SAB
umum, kerabat dekat, tetangga
dll) di wilayah kerja Puskesmas
pada kurun waktu tertentu

2.2.Penyehatan Makanan
dan Minuman
2.2.1.Pembinaan Tempat Monitoring/ Inspeksi Sanitasi Jumlah TPM yang dibina dibagi jumlah 80% 82% 84% Laporan
Pengelolaan Makanan ( TPM ) Tempat Pengelolaan Makanan TPM yang ada dikali 100 % Tribulan
(restoran, rumah makan, depot air
minum, jasa boga, sentra
makanan jajanan, kantin sekolah,
PIRT.Pembinaan terhadap TPM )
yang ada diwilayah Puskesmas
dengan berkoordinasi dengan
sektor terkait agar pembinaan
bisa lebih maksimal, sekaligus
memberikan pembinaan terhadap
penanggung jawab/pengelola
TPM, petugas maupun terhadap
penjamah makanan selamapada
kurun waktu tertentu
2.2.2.Tempat Pengelolaan TPM yang memenuhi syarat Jumlah TPM yang memenuhi syarat 57 % 61% 63 % Laporan
Makanan ( TPM ) yang kesehatan adalah TPM yang dari kesehatan dibagi jumlah TPM yang Tribulan
memenuhi syarat kesehatan segi fisik (sanitasi) maupun dibina dikali 100 %
perilaku petugas (hyangiene)
cukup bersih, aman dan tidak
berpotensi menimbulkan
kontaminasi atau dampak negatif
kesehatan lainnya, lebih valid
apabila disertai dengan bukti
hasil Inspeksi sanitasi dan
sertifikat laik hyangiene sanitasi
selama di wilayah kerja
Puskesmas pada kurun waktu
tertentu

2.3.Penyehatan Perumahan
dan Sanitasi Dasar
2.3.1.Pembinaan sanitasi Kegiatan bersifat monitoring/ jumlah rumah yang tidak memenuhi 74% 76% 78% Laporan
perumahan dan sanitasi dasar Inspeksi Sanitasi(IS) rumah yang syarat yang di IS dibagi jumlah rumah Bulanan
terindikasi tidak memenuhi yang tidak memenuhi syarat kesehatan
syarat kesehatan dan perlu dikali 100 %
mendapat perhatian/pembinaan
serta sarana sanitasi dasar
(jamban, tempat sampah, sarana
pembuangan air limbah (SPAL) )
sekaligus memberikan
pembinaan terhadap
penghuninya di wilayah kerja
Puskesmas pada kurun waktu
tertentu

2.3.2.Rumah yang memenuhi Kondisi rumah yang memenuhi : Jumlah rumah yang memenuhi syarat 71,5% 73% 75% Laporan
syarat kesehatan syarat kebutuhan fikologis, kesehatan dibagi jumlah rumah yang ada Bulanan
psikologis, persyaratan dikali 100 %
pencegahan penularan penyakit, Ket: sasaran fokus terhadap rumah yang
persyaratan pencegahan tidak memenuhi syarat kesehatan, maka
terjadinya kecelakaan. rumah yang belum pernah diperiksa tetapi
(Kepmenkes No. 829/1999 dan secara visual sudah dianggap memenuhi
Permenkes No. 1077/2011) di syarat kesehatan bisa dimasukkan sebagai
wilayah kerja Puskesmas pada pembilang/numerator (sebagai rumah
kurun waktu tertentu yang memenuhi syarat kesehatan), misal :
rumah di komplek perumahan premium,
real estate, rumah-rumah secara visual
sudah memenuhi standard dll

2.4.Pembinaan Tempat-Tempat
Umum ( TTU )
2.4.1.Pembinaan sarana Monitoring /Inspeksi Sanitasi/IS Jumlah TTU yang memenuhi syarat 87% 87,5% 88% Laporan
Tempat Tempat Umum (TTU) dan pembinaan, yang meliputi : dibagi jumlah TTU yang ada di kali Tribulan
rekomendasi teknis dll 100 %
terhadap penanggung jawab dan
petugasnya terhadap Tempat
Tempat Umum (TTU prioritas,
yaitu TTU yang sangat
dibutuhkan oleh banyak
masyarakat serta memiliki
potensi dampak yang besar
terhadap kesehatan masyarakat,
seperti : RS, Puskesmas, SD,
SLTP, SLTA Negeri dan Swasta ,
Hotel, Pasar, Tempat Wisata.
Kegiatan bisa diintegrasikan
dengan program lain, seperti
promosi kesehatan (intervensi
dan penyuluhan PHBS)di
wilayah kerja Puskesmas pada
kurun waktu tertentu

2.4.2.Tempat Tempat Umum TTU prioritas yang memenuhi Jumlah TTU yang memenuhi syarat 59% 61% 63% Laporan
yang memenuhi syarat syarat kesehatan sesuai dengan kesehatan dibagi jumlah TTU yang Tribulan
kesehatan pedoman yang ada, dimana dibina/diperiksa dikali 100 %
secara teknis cukup aman untuk
dipergunakan dan tidak memiliki
resiko negatif terhadap
pengguna, petugas dan
lingkungan sekitar di wilayah
kerja Puskesmas pada kurun
waktu tertentu

2.5.Konseling Kesling (Klinik


Sanitasi)
2.5.1.Klinik Pelayanan Kesehatan Jumlah pasien PBL yang dikonseling 10% 10% 10% Laporan
sanitasi/Yankesling Lingkungan (yankesling) adalah dibagi dengan jumlah Pasien PBL di Bulanan
pelayanan berupa konseling, wilayah puskesmas dikali seratus Puskesmas
inspeksi dan intervensi yang persen
diberikan kepada
Pasien/Penderita Penyakit yang
Berbasis Lingkungan /PBL
(ISPA, Pnemonia, TBC, DBD,
Malaria, Chikungunya, Flu
burung, Filariasis, Diare,
Kecacingan, Kulit, Pes,
Leptopirosis,keracunan makanan
dan peptisida) di wilayah kerja
Puskesmas pada kurun waktu
tertentu (Permenkes No.
13/2015)

2.5.2.Intervensi terhadap Pasien PBL menindaklanjuti Jumlah pasien PBL menindaklanjuti dan 20% 40% 40% Laporan
pasien PBL yang diInspeksi saran perbaikan terhadap faktor atau ditindak lanjuti saran perbaikan Bulanan
Sanitasi risiko PBL. terhdap faktor risiko PBL dibagi jumlah Puskesmas
Inspeksi Sanitasi dikali 100%
2.5.3.Inspekksi Sanitasi Pasien Inspeksi terhadap Sarana Pasien Jumlah IS sarana pasien PBL dibagi 20% 40% 40% Laporan
PBL PBL yang telah dikonseling dengan jumlah pasien yang di konseling Bulanan
terindikasi kali 100% Puskesmas
2.6.Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat ( STBM ) =
Pemberdayaan Masyarakat
2.6.1.Rumah Tangga memiliki RT yang memiliki akses jamban Jumlah RT yang memiliki akses jamban 77% 78% 80% Laporan
Akses terhadap jamban sehat apabila KK tersebut dengan sehat dibagi jumlah RT yang ada dikali Bulanan
mudah dapat menjangkau dan 100 % STBM
memanfaatkan jamban terdekat.
mengakses terhadap jamban
sehat di wilayah kerja Puskesmas
pada kurun waktu tertentu

2.6.2.Desa/Kelurahan yang suatu kondisi dimana masyarakat Jumlah Desa/Kelurahan yang sudah ODF 77% 78% 80% Laporan
sudah ODF (Open Defecation di desa/kelurahan tersebut sudah dibagi jumlah desa/kelurahan yang ada Bulanan
Free) tidak ada yang berperilaku buang dikali 100 % STBM
air besar di sembarangan tempat
tetapi sudah buang air besar di
tempat yang terpusat/jamban
sehat selamapada kurun waktu
tertentu
Setiap Puskesmas minimal bisa
menciptakan 1 Desa ODF setiap
tahunnya

2.6.3.Jamban Sehat Jamban sehat adalah jamban Jumlah jamban yang memenuhi syarat 82% 82,5 % 83% Laporan
yang: dapat mencegah kesehatan dibagi jumlah jamban yang Bulanan
kontaminasi ke badan air, dapat ada dikali 100 % STBM
mencegah kontak antara manusia
dan tinja,, tinja di tempat yang
tertutup, dapat mengurangi
resiko terjadinya penularan
penyakit akibat terjadinya
kontaminasi terhadap lingkungan
sekitar, tidak berbau dan mudah
dibersihkan, lubang kloset tidak
berhubungan langsung dengan
kotoran (sistem leher angsa, ada
septic tank dll)

2.6.4.Pelaksanaan Kegiatan STBM adalah suatu kegiatan Jumlah Desa/Kelurahan yang 68% 75% 80% Laporan
STBM di Puskesmas pemberdayaan masyarakat diberdayakan dibagi jumlah Bulanan
desa/kelurahan untuk merubah desa/kelurahan yang ada dikali 100 % STBM
perilaku hyangiene dan sanitasi
dengan metode .
pemicuan,penyuluhan,
pembinaan, pemberdayaan
lainnya, pembentukan jejaring,
koordinasi dengan aparat Desa,
pembentukan komite,
pembentukan natural leader,
MMD, penyusunan rencana
tindak lanjut dl. 5 (lima) elemen
STBM yang diharapkan dapat
dilakukan oleh masyarakat,
yaitu:tidak buang air besar di
sembarang tempat, mencuci
tangan pakai sabun, mengelola
air minum dan makanan yang
aman, mengelola sampah dengan
benar, mengelola limbah cair
rumah tangga dengan aman

Anda mungkin juga menyukai