Anda di halaman 1dari 45

PENGAWASAN KUALITAS AIR MINUM

& STBM
Dr. Sonny Priajaya Warouw, SKM, MKes
Ka. Subdit Penyehatan Air & Sanitasi Dasar
Direktorat Kesehatan Lingkungan

Pertemuan Akselerasi Pencapaian Akses Universal Air Minum & Sanitasi


Pekanbaru Riau, 27-29 Maret 2018
Universal Access of Water and Sanitation 2019
100% Akses air minum, 0 % daerah kumuh dan 100% layanan sanitasi

UU 17/2007 tentang
RPJPN 2005-2025

• Arahan RPJPN 2005-2025


Pemenuhan
pembangunan dan kebutuhan dasar air minum
penyediaan air minum dan dan sanitasi merupakan
sanitasi yang diarahkan salah satu upaya untuk
memenuhi salah satu
untuk mewujudkan prioritas dalam RPJMN
terpenuhinya kebutuhan 2015-2019,.
dasar masyarakat
• RPJMN 2015-2019
terpenuhinya penyediaan air
minum untuk memenuhi
kebutuhan dasar masyarakat
6.1 Implementasi
Air Minum
6.2
6.6 Sanitasi 6.A
Ekosistem dan Kemitraan
Higiene multi sektor
Goal 6
6.5 6.3
Pengelolaan Kualitas 6.B
Sumber Air Partisipasi
6.4 Air
Efisisensi Lokal/Daerah
Penggunaan
Air
“No one left behind”
I. PENINGKATAN STBM DAN AIR MINUM MS
JALAN MENUJU UNIVERSAL ACCESS 100 – 0 – 100
TAHUN 2019
Definisi Operasional
(IKK)
Pengawasan Kualitas Air Minum
• Persentase sarana air minum Target
yang diawasi kualitas hasil IKK PKAM
produksinya secara eksternal Tahun 2019
•50%
Tahun 2018
oleh Dinkes Kab/Kota dan •45%
•116.509
Tahun 2017
•104.858
KKP yg dibuktikan dgn hasil Tahun 2016 •40%
•93.207
pemeriksaan kualitas air Tahun 2015 •35%
•81.556
•30%
minum untuk parameter fisika, •66.905

kimia dan mikrobiologi dalam Baseline 233.018


tahun berjalan.
STBM
Definisi Operasional Target
IKK Desa yang Melaksanakan STBM IKK Desa yang Melaksanakan STBM

• Jumlah desa atau kelurahan yang


terverifikasi sebagai desa
melaksanakan STBM
• Desa/kelurahan yang memenuhi Tahun
kriteria: 2019
Tahun
– Telah dilakukan pemicuan 2018 • 45.000
Tahun
STBM 2017 • 40.000
Tahun
– Telah memiliki natural 2016 • 35.000
Tahun
leader
2015 • 30.000
– Telah memiliki rencana • 25.000
kerja masyarakat (RKM)
Target dan Realisasi 2017
RPJMN & RENSTRA
Prioritas RKP 2017
Jumlah Desa/Kelurahan Persentase Sarana Air
INDIKATOR Sanitasi Total Berbasis Minum yg dilakukan
Masyarakat (STBM) Pengawasan
Persentase Sarana Air
Minum yg dilakukan
Pengawasan

Target 35.000 Desa/Kel 40%


(93.601 Sarana)

Capaian 39.616 Desa/Kel 26,76%


(52.179 Sarana)

Jml Propinsi Yg mencapai/td ↗ Target: ↗ Target:


mencapai 19 Provinsi 10 Provinsi
↙ Target: ↙ Target:
15 Provinsi 24 Provinsi

Keterangan:
: Target indikator : Capaian Indikator : Capaian Indikator : Jml Prov yg mencapai/melaksanakan
(tercapai) (tidak tercapai) target indikator
( E-Monev PKAM Per-7 Maret 2018 )
83,67%

26,76%
52,02%
28,86 % 72,47 %
Target Th.2017 = 40%
Realisasi Keuangan dan Indikator
Catatan: Per Provinsi 2017 (1)
Realisasi keuangan di atas 85% = 28 prop
Realisasi keuangan di bawah 85% = 5 Prop
Realisasi Indikator
Realisasi
No Provinsi Pagu Tidak
Keu (%) STBM PKAM (%)
Tercapai
PKAM : > 40% = 9 Prop
1 Jakarta 987,016,000 92.93 2 116 34.61
STBM : > Target 19 Prop 2 Jawa Barat 1,223,663,000 96.22 2 2.549 31.45

3 Jawa Tengah 1,641,448,000 95.47 1 6.063 34.93

4 DI Yogyakarta 434,742,000 88.21 0 433 66.16

5 Jawa Timur 2,090,737,000 89.92 1 6.089 12.41

6 Aceh 2,126,881,000 70.50 2 2.173 7.04

7 Sumatera Utara 1,402,865,000 99.78 2 1.416 9.15

8 Sumatera Barat 1,590,059,000 83.77 0 526 46.49

9 Riau 1,165,934,000 85.46 0 1182 51.79

10 Jambi 1,361,619,000 92.70 2 656 28.37


Realisasi Indikator
Realisasi
No Provinsi Pagu Tidak PKAM
Keu (%) STBM
Tercapai (%)
11 Sumatera Selatan 1,629,941,000 92.74 2 1682 55.93

12 Lampung 1,368,636,000 98.30 3 1249 15.56

13 Kalimantan Barat 1,206,970,000 94.08 3 668 17.62

14 Kalimantan Tengah 1,273,764,000 86.20 2 930 8.78

15 Kalimantan Selatan 1,268,377,000 99.98 4 1103 21.58

16 Kalimantan Timur 1,088,441,000 96.22 3 320 27.61

17 Sulawesi Utara 1,953,935,000 99.95 5 294 31.03

18 Sulawesi Tengah 1,834,060,000 97.06 4 788 30

19 Sulawesi Selatan 1,580,274,000 99.53 2 2056 26.83

20 Sulawesi Tenggara 1,371,886,000 98.90 5 828 9.6

21 Maluku 143,690,000 83.74 5 190 0

22 Bali 1,303,382,000 88.44 3 505 5.26

23 Nusa Tenggara Barat 1,333,143,000 99.08 1 1103 0.41

24 Nusa Tenggara Timur 1,452,789,000 99.67 4 2432 23.73


Realisasi Indikator
Realisasi
No Provinsi Pagu Tidak PKAM
Keu (%) STBM
Tercapai (%)
26 Bengkulu 880,496,000 99.99 2 761 23.08
27 Maluku Utara 1,039,754,000 96.38 3 250 64.29
28 Banten 642,552,000 98.33 2 1201 48.8
29 Bangka Belitung 595,212,000 74.57 2 366 54.85
30 Gorontalo 985,230,000 98.71 2 351 12.27
31 Kep. Riau 1,155,532,000 95.55 3 184 50
32 Papua Barat 1,224,825,000 88.06 4 329 91.15
33 Sulawesi Barat 952,693,000 94.19 3 452 33.82
Keterangan:
Sumber data: 34 Kalimantan Utara 625,985,000 65.72 3 103 11.22
1. Emonev kesling
2. Pelaporan Provinsi (TTU dan Pasar)
Hambatan
PKAM STBM
• Pemahaman terhadap DO • Perbandingan perbedaan
yang masih bervariasi capaian desa ODF dengan
• Sistem pencatatan dan desa yang telah
pelaporan hasil PKAM yang melaksanakan STBM
belum maksimal (sudahdipicu,mempunyai
• Sarana dan pembiayaan natural leader dan
yang masih terbatas untuk mempunyai RKM) masih
pengujian kualitas air sangat besar
Upaya yang dilakukan
PKAM STBM
• Penguatan kapasitas petugas terkait • Mendorong diterbitkannya regulasi
PKAM dengan dana dekon tentang pelaksanaan STBM didaerah
• Sistem pencatatan & pelaporan
dengan menggunakan e-monev PKAM • Memperkuat jejaring kemitraan
• Pendistribusian sanitarian kit dan (LS/LP,mitra) STBM untuk sinergisitas
kesling kit sbg salah satu alat untuk baik dipusat maupun didaerah
pengujian kualitas air • Upaya pemanfaatan data capaian STBM
• Memasukkan data PKAM kedalam melalui e-monev STBM sebagai bahan
Daerah dalam Angka (DDA) advokasi kepada stakeholders
• Menyediakan pendanaan untuk • Menyediakan pendanaan untuk kegiatan
kegiatan PKAM melalui DAK non fisik
dan Dana Desa STBM melalui DAK non fisik
• Mengupayakan peluang pembiayaan lain
seperti melalui dana desa dan dana
Ziswaf
Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum
Permenkes No. 736/Menkes/Per/VI/2010

Inspeksi Kesehatan
Lingkungan

Pengambilan
Sampel Air
Eksternal :
Dinkes Pengujian
Kab/Kota & KKP Kualitas Air
Analisis Hasil
Internal : Pemeriksaan
Penyelenggara Lab
Air Minum
Rekomendasi
“Sektor kesehatan sesuai tugas dan fungsinya harus
menjamin air yang dikonsumsi oleh masyarakat aman untuk
diminum”
SASARAN PKAM mencakup seluruh sarana yang digunakan
oleh masyarakat, sbb:
Sasaran dan 1. PERPIPAAN 2. DAMIU 3. BUKAN
Kriteria PDAM KPSPAM JARINGAN
PERPIPAAN
Sasaran PDAM Kelompok Pengguna Depot air minum isi Air minum yang
(KP) SPAM; HIPAM, ulang bersumber dari sarana
BPSPAM, sumur gali, sumur bor,
PAMSWAKARSA, dll penampungan air hujan,
penangkap mata air, beli
air, tangki air, gerobak
air, dll

Kriteria Terdaftar di PERPAMSI Ada pengelola dan Semua DAMIU yang Seluruh KK/Rumah
bersifat komersial yang teregistrasi di Dinas Tangga
dibuktikan dengan Kesehatan
adanya meteran air
Jenis Pengawasan
Pengawasan Internal Pengawasan Eksternal
Dilakukan oleh semua penyelenggara air minum; Dilakukan oleh Dinas Kesehatan sesuai
a. PDAM kapasitasnya;
b. KPSPAM a. Dinas Kesehatan Provinsi
c. Depot Air Minum Isi Ulang b. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
c. Puskesmas

Fungsi : Fungsi :
Jaminan mutu air yang didistribusikan kepada Ujipetik dengan melakukan random sampling
pelanggan memiliki kualitas air minum untuk mencocokkan dengan klaim dari
penyelenggara

Semua penyelenggara air minum membuat laporan Pengawasan eksternal dilakukan memastikan atau
hasil pengawasan yang sudah dilakukan oleh validasi laporan dari hasil pengawasan internal
internal

Pengawasan internal dilakukan secara terintegrasi RPAM dilakukan melalui mekanisme proses
dengan RPAM registrasi hingga sertifikasi
PKAM pada DAERAH DALAM ANGKA (DDA)

Desember 2017
Diseminasi
terbatas

Finalisasi
Petunjuk Teknis
TUJUAN
• Untuk mempublikasikan data PKAM yang layak sebagai
rujukan utama di daerah sehingga dapat dipergunakan
sebagai perumusan kebijakan PKAM bagi daerah.

• Data dan hasil PKAM Kabupaten/Kota pada tahun berjalan


akan dipublikasikan pada DDA pada tahun berikutnya
(N+1)
Alur PKAM dalam DDA
Tingkat risiko Rekomendasi
SASARAN : Inspeksi Amat Tinggi (AT) perbaikan fisik
1. Jaringan Kesehatan danTinggi (T)
Perpipaan : Lingkungan Pengujian kualitas
Tingkat risiko
PDAM (IKL) air
Sedang (S) dan
Non PDAM Rendah (R)
Entri data hasil
pengujian kualitas
2. Depot air Entri data oleh Sanitarian
minum air oleh Dinas
dalam E monev PKAM
3. Non perpipaan Kesehatan kab/Kota
(BJP) dalam E monev
PKAM

Data diambil dari menu laporan


pada sistem e-monev PKAM

Data diambil oleh BPS di Dinas


Kesehatan Kab/Kota/Propinsi
Data yang dikumpulkan dan dipublikasikan

1. Data Jenis Sarana dengan jumlahnya

2. Data risiko berdasarkan hasil IKL

3. Data kualitas air minum (MS/TMS)


Penjelasan
1. Data PKAM yang harus dientrikan kedalam sistem monev PKAM oleh sanitarian puskesmas
yaitu semua data sarana yang berada diwilayah kerja puskesmas bersangkutan dan harus
diperbaharui setiap tahunnya. yaitu :
– Jaringan perpipaan, baik PDAM maupun non PDAM ( misal, perpipaan yang dibangun oleh Pamsimas,
PAMSTBM dll ), Depot Air minum, Sarana air minum komunal Bukan jaringan perpipaan(sumur
dangkal,sumur pompa tangan,bak penampungan air hujan,terminal air,mobil tangki air atau
perlindungan mata air )
2. Semua sasaran PKAM yang sudah terdata harus dilakukan IKL oleh sanitarian puskesmas
dengan menggunakan formulir IKL yang bisa didownload pada aplikasi sistem E monev
PKAM. (kesling.kesmas.kemkes.go.id) Berdasarkan hasil IKL diperoleh tingkat risiko
pencemaran sarana air minum.

– Tingkat risiko Amat Tinggi (AT) dan Tinggi (T) diberikan rekomendasi perbaikan fisik sarana air
minum untuk memperbaiki kualitas airnya
– Tingkat risiko Sedang (S) dan Rendah (R) dilakukan pengambilan sampel air oleh sanitarian
puskesmas dan pengujian kualitas air oleh Laboratorium Kesehatan Daerah / Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota ( pelaksanaannya mengacu pada Permenkes No. 736 tahun 2010 tentang Tata
Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum )
Penjelasan (lanjutan)
3. Sanitarian puskesmas maupun petugas kesehatan lingkungan di Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota harus segera melakukan entri data sasaran
PKAM, IKL dan hasil pengujian kualitas air secara lengkap ke dalam sistem e-
Monev PKAM. Paling lambat setiap tanggal 31 Desember pada tahun berjalan
data sudah terentri.
4. Data PKAM untuk DDA dalam bentuk tabel tersedia di menu Laporan pada
e-monev PKAM.
5. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/Provinsi melakukan pengambilan data
PKAM untuk DDA dalam menu Laporan pada e-monev PKAM.
6. Data dinyatakan telah terverifikasi jika telah ditandatangani oleh Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/Provinsi.
Dst.... Di Juknis
Tampilan Data dalam DDA
Jumlah Sarana dan Pelaksanaan Pengawasan Kualitas Air Minum (PKAM) Sistem Perpipaan PDAM
Provinsi/Kabupaten/Kota* ................................... Tahun ............

Pengawasan Kualitas Air Minum (PKAM)


Jumlah Pemeriksaan Sampel Kualitas Air pada Sarana dengan
Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL)
Sarana Resiko Rendah atau Sedang
Kabupaten/Kecamatan*
Air Jumlah Sarana yang Jumlah Sarana dengan Sarana yang Memenuhi
Sarana yang Diambil Sampel
Minum Diinspeksi Resiko Rendah atau Sedang Syarat
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
PS*
)B
Desa
er File
t
(Mas
nM FD
enga
uai d
n ses
mata
a
n/Kec
upate
n Ka b
Uruta

TOTAL

* sesuaikan dengan tingkatan wilayah administrasi masing-masing


PENGUATAN PERCEPATAN STBM
DEMAND(MENCIPTAKAN ENABLING (MEMBENTUK DUKUNGAN) SUPPLY (PENYEDIAAN SARANA)
KEBUTUHAN)
Pelatihan Pemicuan, Monitoring, STBM Komitmen Pemda  Regulasi percepatan ODF: Wirausaha sanitasi

PENINGKATAN SANITASI (STBM)


1. Perbup STBM
2. RAD Stop BABS

UPAYA TEKHNIS PERCEPATAN


Pemicuan perubahan perilaku 3. Surat Edaran Pelaksanaan STBM Kredit sanitasi
4. Intruksi Bupati Percepatan ODF
Promosi/Kampanye Stop BABS – BCC 5. Perbup anggaran untuk support tim STBM Kredit tanpa agunan dari lembaga
STBM 6. Surat Gubernur mikrofinance, Bank contoh BKK/BPR,
BMT , Bina artha, Komida
Lomba Desa ODF/desa STBM

Pemanfaatan Peta Sosial, stiker kategori Dibentuk Tim Koordinasi STBM dan Tim Pelaku, Arisan jamban/jamban bergulir melalui
akses untuk monitoring berkelanjutan Monitoring kab, kecamatan, desa dana desa

Asosiasi Wirausaha sanitasi contoh


Bekerjasama dengan Tokoh Optimalisasi alokasi Dana APBD, APBDes untuk ASSAMI - Pemalang, PAPSIGRO -
Agama/ulama un tuk memicu perubahan V
STBM, dana BOK (DAK Non Fisik), dana DESA Grobogan, PAPSIR-Rembang
perilaku dengan khotbah, pengajian,
nasehat pernikahan dengan tema jamban
Reward dan apresiasi bagi desa,kecamatan,
sehat, hadist-hadist yang berhubungan
kabupaten berprestasi dalam pelaksanaan STBM
dengan kebersihan lingkungan

Membudayakan Share Learning STBM tingkat Provinsi, Kabupaten, Kecamatan, desa


dengan Workshop STBM/Mini lokakarya percepatan ODF
STBM masuk dalam kurikulum muatan
lokal sekolah
Membangun Mekanisme Monitoring berkelanjutan – Tim Monitoring,
Verifikasi ODF
pemanfaatan STBM Smart, web STBM
Deklarasi ODF untuk memicu wilayah lain Kerjasama Lintas sektor, Lintas program, Sektor swasta, Perguruan tinggi,
untuk ODF CSR, masyarakat

STBM smart publik memicu semua Pemanfaatan Media untuk Advokasi STBM dan memicu stakeholder untuk
orang saling memantau berkomitmen mendukung percepatan ODF
Investasi Masyarakat dalam Pembangunan Sanitasi Sangat Besar !

Perbandingan Biaya Investasi Pemerintah


dengan Nilai Swadaya / Gotong Royong • Perubahan sikap &
Masyarakat membangun Jamban Sehat perilaku lebih
( Estimasi rata-rata 1 unit Jamban Sehat @ Rp
Rp
memungkinkan untuk
300.000,-)
Periode : Th. 2008-2013 (Status 31 Desember
terjadinya
180,000,000,000
160,000,000,000
2013)164,596,5 perkembangan
140,000,000,000 24,290,16
120,000,000,000 jumlah sarana
100,000,000,000
80,000,000,000 2,000 00,000 dibandingkan dengan
60,000,000,000
40,000,000,000
sebaliknya.
20,000,000,000
- 7X
Investasi Nilai Swadaya / • Dukungan Subsidi
Sanitasi mendorong
Pemprov & Kab Gotong
ketergantungan
Royong
masyarakat, sehingga
Masyarakat keberlanjutan
melemah
Pesan Kunci Untuk Pemerintah :
ALOKASI PEMBIAYAAN KESEHATAN
Bagi daerah yang telah menetapkan lebih dari
10 % (Sepuluh persen) agar tidak menurunkan
jumlah alokasinya

Bagi Daerah yang belum mempunyai


kemampuan agar dilaksanakan secara
bertahap

Sumber : UU no 36/2009
Pesan Kunci Untuk Pemerintah :
ALOKASI PEMBIAYAAN KESEHATAN
2/3 ANGGARAN KESEHATAN
UNTUK PREVENTIF DAN PROMOTIF

•Kepentingan pelayanan publik:


Pelayanan kesehatan preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif yang
dibutuhkan masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatannya.
Biaya tersebut dilakukan secara efisien dan efektif dengan mengutamakan
pelayanan preventif dan promotif dan besarnya sekurang-kurangnya 2/3 (dua
pertiga) dari APBN dan APBD

Sumber : UU no 36/2009
Kesepakatan bersama Kementerian Kesehatan dengan
AKKOPSI untuk alokasi anggaran kesehatan dengan 2/3
untuk preventif dan promotif.

• Kesepakatan bersama Kementerian Kesehatan dengan AKKOPSI


untuk alokasi anggaran kesehatan dengan 2/3 untuk preventif
dan promotif.
FATWA MUI

• Fatwa MUI Nomor


47 Tahun 2014.
Tentang.
PENGELOLAAN
SAMPAH.

• Fatwa MUI Nomor


001/MUNAS-
IX/MUI/2015
Tentang ZISW Untuk
Air dan Sanitasi
ROADMAP STBM
PRO
VINS
ACEH I
SUM
ATER 2016
SUM A UT
ATER ARA TARG

• Telah disusun
A BA 2017
RIAU RAT 1.28
4
ET
2018
JAM 1.03 1.28
BI 5 4 2019 TOTA
1.03 1.28
SUM
ATER 27 9 5 4 DESA L
A SE 1.03 1.28 /KEL OD
279 4
BENG
KULU L A TAN
391 5
1.03 VERIF F

Roadmap STBM
LAM 381 391 139 5 5.13 IKAS
PUN 6 I
KEP. G 723 381 391 - 4.14 2.56
BAN 0 8
KEP. G KA B 4 723 381 1 05 697 2.07
RIA E LITU 0 8 0
DKI JA U NG 626 408 723 119 1.27
8 348,5
KART 332 226 1.26

2015-2019 dengan
JAW A 118 626 2 639
A BA
JAW RAT 122 550 - 2.39
A TE - 5 631
DI YO N G AH 122 - 1 .148 1.19
GYAK 66 - 7,50
JAW A 1.03 38 - 1.80
A TIM RTA 7 66 2 574
BAN UR 1.39 1.03 65 - 118
7

target perprovinsi.
TEN 4 901
BALI 1 .394 1 .0 37 65 282
36 59
NUS 1.59 1.39 733 262
A TE 0 - 4 141
NUS NGG 3 1.59 - 470 3.84
A TE A RA B 66 0 4 1 31
ARAT
KALIM NGGAR 445 366 197 - 4.65
2 1.92
A A TIM 2
KALIM NTAN BA UR 184 - 366 - 36 2.32
ANT RAT 6
KALIM AN T 5 - 126 3.37
EN G 27 - 7 18
A AH
KALIM NTAN SE 291 527 - - 1.22
4
1.68
8,50
A LAT
KALIM NTAN TIM AN 362 291 217 - 445 61
ANT UR 2
SULA AN U 498 362 291 - 184 222,5
WES TARA
SULA I UTA 1 498 289 291 1.27
R 47 1 92

• Tiap provinsi
WES A
SULA I TEN 147 352 - 1.16 635,5
WES GAH 54 4
SULA I SEL 117 54 147 - 1.01
WES ATAN 3 582
GOR I TEN 399 117 54 147 1.34 506,5
ONT GGA 8
ALO RA 399 117 54 588
SULA 974 674
WES

diharapkan membuat
MAL I B ARAT 445 9 74 3 9 9 1 1 7 2 16
UKU 294
MAL 2 4 4 1 0 5 345 46
UKU 0 8 5 8 108
PAPU UTA 166 208 445 - 1.54
A BA RA 2 234
PAPU RAT 261 128 80 400 2.05
A 3 771
1.73 1.02

target tiap kab/kota.


105 261 - - 5 6,50
198 105 261 - 496 867,5
INDO 2
NESIA 231 198 1 05 6 1 294 248
15.4 231 198 105 1.04
68 4 147
14.6 231 198 420
47 522
11.2 2
23 31 792 2
6.31 10
2 924 396
47.6
50 462
23.8
25
Emonev

• Smart STBM berbasis


android selain
digunakan untuk
monitoring dan
evaluasi juga dapat
dijadikan alat untuk
Advokasi dan
Promosi.
ADVOKASI & KAPASITAS
• Menyelenggarakan
kegiatan Advokasi
Nasional untuk
mensinergikan STBM
dengan berbagai agenda
dan program
pembangunan lainnya.

• Meningkatkan kapasitas
regulator dan operator
STBM.
KESEPAKATAN MULTIPIHAK

• Kesepakatan Lima
Kementerian dan Lembaga
dalam mengarusutamaan
STBM dalam percepatan
target pemenuhan akses
sanitasi seluruh masyarakat
Indonesia tahun 2019.
RENCANA KEGIATAN 2018
Mendorong inovasi daerah dalam
upaya pencapaian target Universal
Access Sanitasi yang berkelanjutan.

• Peningkatan
kapasitas
Faskab/Korprov
Pemanfaatan Data EHRA
STUDI
STUDI NON
EHRA EHRA

•DATA
KEBIJAKAN NASIONAL
DATA SEKUNDER
KEBIJAKAN DAERAH

PRIMER
DOKUMEN

SSK
PENYUSUNAN SSK
PENYAJIAN INDEKS RISIKO SANITASI
 Dalam Bentuk Grafik IRS
Indeks Risiko Sanitasi Kabupaten/Kota ........
250
AIR LIMBAH DOMESTIK.
200 75 67 68 60
59 PERILAKU HIDUP BERSIH
SEHAT.
150
63 57 52 PERSAMPAHAN.
58 50
100 SUMBER AIR
48 49 53 50 53
50 GENANGAN AIR.
33 33
43 39 31
25 17
9 8 12
0
Desa.. Desa... Kel,,,, Desa... Kel....
Penyusunan Skenario Pembangunan
Contoh Hasil Kajian EHRA : Peta Area Berisiko Sanitasi
122°30' BT 122°35' BT

Hanya
terangkum

3°55' LS
3°55' LS

PEMERINTAH DAERAH
KOTA KENDARI

BUKU PUTIH SANITASI


LA B I B IA

bila
#
POKJA SANITASI DAN AIR MINUM
KOTA KENDARI
#
2 0 1 2

melakukan
LA L O D A T I
KEC. MANDONGA
W A W O M B A LA T A PETA 5.1.

#
AREA BERESIKO SANITASI
Y
# KOTA KENDARI

EHRA
#
KEC. KENDARI BARAT
AL O L AM A
Keterangan :
# P U R IR A N O

A N G G IL O W U KE M AR A Y A
KEC. KENDARI
#

[
% Kantor Gubernur Batas Kota

PUNGGALOBA
M A TA
KEC. PUUWATU

BENU-BENUA
TIP U L U
Kantor W alikota Batas Kecamatan
W A T U -W A T U
\&

SODOHOA
TO B U U H A #
M A NG G A D UA
# G UN UN G J AT I
Kantor Kecamatan Batas Lurah

Informasi
# #

P UN G G O L AK A
#
# Y
#
#
Jalan

SANUA
Y
#
#
W AT U L O ND O
#
#
M A ND O NG A
LA H U N D A P E
# #
K A M P U N G S A LO
# Kantor Lurah
# J#A T I M E K A R #

DAPU-DAPURA
#
Y
# # #
Laut Garis Pantai
#
KA ND A I

KE
# #
\& KO R UM BA Y
#

ND
K A S IL A M P E

AR
P UU W A T U # #

utama

IC
AD
P O ND A M B E A

DI
KEC. KADIA
#

Y
# #
# B U N G K U TO K O
Kurang Beresiko
#
LA P U LU #
KA DI A
BE N D E
PUD A Y
P O A S IA #
Beresiko Sedang
TA L IA

penyusunan
#
#
W UA - W U A Resiko Tinggi
#
M A TA IW O I #
A#B E L I D A L A M # Y
# Resiko Sangat Tinggi
OI

#
AIW

# # O LA R A
LA L
#
W O W A W A NG G U
AN

#
AB E L I AN G G AL O M E L AI

4° LS
4° LS

KEC. WUA-WUA

Strategi
#
P E T O AH A NA M B O
Y
#
KEC. POASIA
#
#
BO N G G O E Y A
# #
Y
#
AN AW AI
#
# #
KEC. ABELI S AM BU L I
TO N D O N G G E U
KA M B U
# #

Sanitasi
TO B IM E IT A
#
B E N U A N IR A E
#
# Y
# M O K O AU
W UN D UD O P I P A D A LE U AN DU O N UH U
#

MA

Kab/Kota
[
%
TA
W AT U BA N G G A

BUB
U
#
AN

#
GG
RA
HA

OE

LE P O -L E P O
NDO

YA

Y
#
UN

KEC. KAMBU

Apakah
A

#
N

KEC. BARUGA

Kab/ Kota
BA RU G A

1 0 1 2 3 4 km

Skala 1 : 85.000

Lokasi Perencanaan
Sumber :
1. Citra Ikonos Kota Kendari Tahun 2010.
2. Peta Rupabumi Kota Kendari Skala 1 : 25.000
sudah
memiliki
3. RTRW Kota Kendari Tahun 2010.
4. RP4D Kota Kendari Tahun 2011.
5. Studi EHRA Kota Kendari, 2012.

4°5' LS
4°5' LS

peta seperti
ini ??
INSET PETA

122°30' BT 122°35' BT
Mari kita berdiskusi...
TERIMAKASIH
Bersama Wujudkan
Masyarakat Sehat
melalui Air Minum
dan Sanitasi
INFORMASI LEBIH LANJUT???
Hubungi:

Direktorat Kesehatan Lingkungan,


Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
Kemenkes RI

Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 4 – 9 Jakarta


Gedung Adhyatma Blok C Lantai 7 Ruang 716

Anda mungkin juga menyukai