Anda di halaman 1dari 9

PELAKSANAAN KEGIATAN UNGGULAN (INOVASI)

PROGRAM NUSANTARA SEHAT


DI PUSKESMAS KATAKA

Selama lebih kurang satu tahun setelah masa penempatan, Tim Nusantara Sehat bersama
Puskesmas Kataka telah melaksanakan beberapa kegiatan unggulan (inovasi), kegiatan tersebut
antara lain :
A. Proyek Jamban Sehat (PJS)
1. Gambaran Pelaksanaan
Proyek jamban sehat (PJS) adalah kegiatan yang di fokuskan kepada
masyarakat yang tidak memiliki jamban pribadi / tingkat ekonomi rendah, dengan
cara membuat satu contoh Pembuatan kloset. Kegiatan ini menekankan pada upaya
membangun kesadaran masyarakat untuk memiliki jamban sehat.
Pelaksanaan kegiatan ini di lakukan di 1 Desa yaitu di Desa Kataka, dimana
dalam kegiatan ini melibatkan masyarakat secara menyeluruh mulai dari
mempersiapan alat cetakan kloset, pasir, dan semen. Untuk alat cetakan kloset sendiri
di masing-masing Desa sudah memilikinya sedangkan untuk pasir dan semen dari
swadaya masyarakat. Tahap awal dalam pembuatan closet ini, saya sebagai tenaga
sanitarian di Puskesmas Memberikan sedikit penjelasan tentang cara membuat kloset,
karena sebagian masyarakat disini belum tau cara membuatnya, setelah masyarakat
sudah memahami, masyarakat langsung bergotong royong untuk membuat kloset.
Kegiatan ini sudah di Laksanakan di Tahun 2019 dan sampai sekarang masih
tetap berlanjut bagi masyarakat yang sama sekali belum mempunyai jamban,
masyarakat sendiri sangat antusias dalam kegiatan ini. Proyek Jamban Sehat ini
merupakan tindak lanjut dalam memperkuat kegiatan Pilar 1 Stop Buang Air Besar
Sembarangan dalam STBM.
2. Hambatan dan Langkah Pemecahan Masalah
Hambatan yang di temukan dalam pelaksanaan kegiatan ini yaitu jarak antara rumah
satu dan yang lain sangat jauh, sehingga kita dari Petugas Puskesmas Harus berjalan
kaki lagi menyusuri hutan, serta kondisi cuaca hujan yang mengakibatkan sulitnya
mencapai daerah itu karena akses jalannya yang licin. Rata rata masyarakat bekerja

1
sebagai gembala hewan dimana sore hari baru msayarakat pulang ke rumah. Dalam
pelaksanaan kegiatan ini di lakukan di sore hari di karenakan masyarakat banyak
yang datang, proses pembuatan kloset di lakukan di masyarakat yang belum
mempunyai jamban

3. Dokumentasi

Foto : Proses Pengerjaan Kloset

2
B. GARUDJA dan PAPEDA
1. Gambaran Pelaksanaan
Gerakan Rambu Umbu Peduli Remaja (GARUDJA) dan Parkumpulan
Pemberian Tablet Tambah Darah (PAPEDA) yaitu program inovasi yang memfokuskan
pada pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada Remaja Putri (REMATRI). Dimana
program ini salah satunya untuk mencegah stunting.
GARUDJA yaitu pemberian TTD pada Rematri yang bersekolah, sedangkan
yang PAPEDA pemberian TTD pada rematri yang tidak bersekolah. Sebelum memulai
kegiatan rematri di data dulu, kemudian diberikan penyuluhan tentang TTD dan cara
meminum TTD, serta pembagian lembar kontrol TTD. Setiap bulannya rematri
mendapat 4 TTD.
2. Hambatan dan Langkah Pemecahan Masalah
Untuk hambatannya dalam kegiatan GARUDJA terkadang ada siswa yang tidak hadir
saat diadakan pembagian TTD karena sakit atau izin, dan untuk mengatasi nya kami
menitipkan TTD pada Guru atau pada siswa yang rumahnya berdekatan. Sedangkan
dalam kegiatan PAPEDA karena dilaksanakan di desa, kendalanya hampir sama yaitu
ada rematri yang tidak hadir saat pemberian TTD, dikarenakan mereka bekerja di
ladang, dan pada saat musim hujan untuk desa jauh dan desa yang akses jalannya
rusak kami harus melaksanakan kegiatannya gabung dengan kegiatan lain seperti di
kegiatan PUSKEL, karena saat kegiatan PUSKEL menggunakan mobil Ambulance.
3. Dokumentasi

3
Foto: PAPEDA di Desa Kamanggih foto: GARUDJA di SMA Kahaungu Eti

Foto : GARUDJA SMPN SATAP Kataka Foto: PAPEDA di Desa Kota Kawau

C. Kebun Gizi
1. Gambaran pelaksanaan
Dalam rangka menurunkan angka gizi kurang/gizi buruk dan stunting yang baru-
baru ini menjadi topik hangat kegiatan Intervensi terintregasi. Maka dibentuklah kebun
gizi (yang sebelumnya adalah inovasi yang telah diusung oleh Nusantara Sehat Batch 3).
Kebun Gizi merupakan program perkebunan dengan konsep bibit yang ditanam
memiliki nilai gizi bagi masyarakat .
Pembentukan Kebun Gizi di wilayah kerja puskesmas kataka kecamatan
kahaungu eti sendiri dimaksudkan untuk meningkatkan ketersediaan pangan
masyarakat serta terlaksanananya proses pemberdayaan kesehatan khususnya di
bidang gizi di masyarakat. Dalam prosesnya, program Inovasi kebun gizi juga
melibatkan lintas sektor, yaitu BP3K kecamatan Kahaungu Eti serta perangkat desa
setempat. Program terintregasi lintas sektor ini dimuali dengan sosialisasi dan
penyuluhan awal terhadap masyarakat pentingnya ketersediaan dan pemanfaatan
pangan dalam mencegah maupun mengurangi angka permasalahan Gizi, penanaman
bibit awal, hingga kegiatan monitoring evaluasi terhadap kelompok kebun gizi yang
telah dibentuk.
Launching kebun gizi pertama kali di wilayah kerja puskesmas kataka Kab.
Sumba Timur dibentuk di 3 desa, yaitu desa kamanggih, kataka dan Kotak Kawau.

4
Dari 3 kebun gizi yang telah dibentuk, 1 diantara nya berhasil meraih penghargaan
dari dinas kesehatan karena berhasil dalam pemanfaatan kebun gizi untuk
meningkatkan pangan dan kemandirian masyarakat. Bahkan kebun gizi di desa kataka
sudah bisa menyuplai bibit tanaman cabe gratis bagi warga nya untuk di tanam
sendiri di pekarangan rumah masing-masing.
Maka dari itu, kami Tim Nusantara Sehat Batch IX meneruskan program inovasi
Kebun Gizi agar mampu meningkatkan ketersediaan pangan di beberapa desa yang
lain. Kegiatan ini kami mulai dari penggalangan komitmen pada kegiatan minlok
lintas sector, lalu berkoordinasi dengan BP3K sebagai penyuluh pertanian dan
penyuplai bibit tanaman. Sehingga terbentuklah kebun gizi baru di desa Laheul yang
kami harapkan bisa menyusul kesuksesan kebun gizi di desa sebelumnya sehingga
mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas pangan masyarakat kecamatan
kahaungu eti.
2. Hambatan
Ketersediaan air (belum semua desa memiliki ketersedian air yang memadai. Ini
menjadi salah satu hambatan dalam kegiatan pembentukan kebun Gizi. Seperti pada
saat launching kebun gizi pertama, ada satu desa yaitu kamanggih yang hasil kebun
gizinya gagal dipanen karena ketidaktersediaan air.
Penyakit tanaman (hama) seperti yang terjadi di desa kotak kawau yang
dikeluhkan oleh para petaninya. Namun beberapa tumbuhan tetap ada yang panen
seperti bawang merah dan cabai.
3. Dokumentasi

5
Foto: Pembukaan lahan kebun gizi baru oleh Nusantara Sehat Batch 9

Foto Kebun gizi Nusantara Sehat Batch 3

C. Gema Suara
1. Gambaran Pelaksanaan
Gerakan masyarakat kesehatan keluarga adalah inovasi dari Tim Nusantara Sehat
Batch 3 yang dilanjutkan oleh Tim Nusantara Sehat Batch 9, dimana kegiatan
tersebut perkembangan dari PIS-PK, pemberdayaan masyarakat dengan
memeperhatikan 12 indikator keluarga sehat dengan pendekatan keluarga. Dilakukan
per RW di desa percontohan yaitu desa Kataka.

6
2. Hambatan dan solusinya
Karena kegiatannya melibatkan warga satu RW, terkadang jika ada acara adat maka
kami tidak bisa melaksanakan kegiatan tersebut, misal acara adat kematian dan pesta
pernikahan, karena itu akan memerlukan banyak waktu/ hari, dan jika misalnya hal
tersebut terjadi biasanya mereka para perangkat desa memberikan informasi kepada
kami, dan biasanya kami mengganti jadwal di tanggal lain. Serta saat musim
bertanam banyak masyarakat yang tidak bisa hadir dikarenakan mereka kebanyakan
tinggal di ladang, dan di rumah hanya anaknya saja.
3. Dokumentasi

7
8
PENUTUP

Laporan progran Inovasi ini adalah gambaran proses pelaksanaan dalam menjalankan
kegiatan inovasi tersebut. Dimana dalam melaksanankan kegiatan masih banyak kekurangan dan
kendala, oleh karena itu di harapkan dari Laporan kegiatan program Inovasi ini dapat
memberikan manfaat bagi pihak Puskesmas Kataka dalam hal evaluasi dan perbaikan program di
waktu yang akan datang dan juga untuk Team Based Nusantara Sehat dan Individu dalam
perencanaan program kerja.

Anda mungkin juga menyukai