Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sanitasi merupakan salah satu tantangan yang paling utama bagi negara negara
berkembang. Karena menurut WHO, penyakit diare membunuh satu anak di dunia ini setiap 15
detik, karena access pada sanitasi masih terlalu rendah. Hal ini menimbulkan masalah kesehatan
lingkungan yang besar, serta merugikan pertumbuhan ekonomi dan potensi sumber daya manusia
pada skala nasional .
Terdapat beberapa data yang mendukung, antara lain :
1. Terdapat 47% masyarakat masih berperilaku buang air besar ke sungai, sawah,
kolam, kebun dan tempat terbuka (Hasil studi Indonesia Sanitation Sector Development
Program (ISSDP) tahun 2006)
2. Berdasarkan studi Basic Human Services (BHS) di Indonesia tahun 2006, perilaku
masyarakat dalam mencuci tangan adalah (1) setelah buang air besar 12%, (2) setelah
membersihkan tinja bayi dan balita 9%, (3) sebelum makan 14%, (4) sebelum memberi
makan bayi 7%, dan (5) sebelum menyiapkan makanan 6 %.
3. Sementara studi BHS lainnya terhadap perilaku pengelolaan air minum rumah tangga
menunjukan 99,20 % merebus air untuk mendapatkan air minum, namun 47,50 % dari air
tersebut masih mengandung Eschericia coli.
Kondisi seperti ini dapat dikendalikan melalui intervensi terpadu melalui pendekatan
sanitasi total. Hal ini dibuktikan melalui hasil studi WHO tahun 2007, yaitu kejadian diare
menurun 32% dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi dasar, 45% dengan
perilaku mencuci tangan pakai sabun, 39% perilaku pengelolaan air minum yang aman di rumah
tangga. Sedangkan dengan mengintegrasikan ketiga perilaku intervensi tersebut, kejadian diare
menurun sebesar 94%.
Sedangkan masyarakat Maninjau merupakan salah satu wilayah yang berperilaku buang
air besar ke sungai, sawah, kolam, kebun dan tempat terbuka, dan hygiene sanitasi belum
memenuhi persyaratan.

1.2 Tujuan
1. Untuk merubah perilaku tidak sehat menjadi sehat
2. Untuk menambah pengetahuan tentang pentingnya menjaga lingkungan.
3. Untuk merubah kebiasaan masyarakat dari tidak baik menjadi lebih baik.

1.3 Manfaat
A. Bagi Masyarakat
1. Sebagai informasi dan masukan bagi Masyarakat di jorong data kampuang dadok.
2. Agar bisa mengetahui dampak akibat kebiasaan yang tidak sehat.
3. Masyarakat bisa mengetahui apa-apa saja kekurangan dari daerah tersebut.
B. Bagi Mahasiswa
1. Mahasiswa mengetahui gambaran sanitasi di jorong data kampuang dadok.
2. Mahasiswa mengetahui kekurangan dan kelebihan dari daerah di jorong data kampuang
dadok.
3. Mahasiswa memperoleh wawasan, pemahaman, dan pengalaman dilapangan selama
melakukan kegiatan praktek dilapangan.
C. Bagi Pemerintah
1. Agar mengetahui penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat di jorong
data kampuang dadok.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian STBM

STBM ( Sanitasi total berbasis masyarakat) merupakan pendekatan untuk merubah


perilaku higienis dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan.
STBM menekankan pada 5 (lima) pilar perubahan perilaku higienis, yaitu :
1. Stop buang air besar sembarangan (stop babs) adalah kondisi ketika setiap individu dalam
komunitas tidak buang air besar sembarangan
2. Cuci tangan pakai sabun (ctps) adalah perilaku cuci tangan dengan menggunakan sabun dan
air bersih yang mengalir
3. Pengelolaan air minum di rumah tangga (pamrt) adalah pengolahan air minum, penggunaan
wadah penyimpanan air minum yang aman dan perilaku penanganan air minum agar bebas dari
kuman.
4. Pengelolaan sampah rumah tangga adalah pengelolaan sampah rumah tangga yang terdiri
dari pembuatan kompos dari sampah organik, melaksanakan 3r (reduce, reuse, recycle) dalam
pengelolaan sampah rumah tangga
5. Pengelolaan limbah cair rumah tangga adalah pengelolaan limbah cair yang termasuk
didalamnnya drainase yang standar, septik tank.
STBM dicanangkan oleh Menkes sejak Tahun 2008 yang bertujuan ;
Tujuannya untuk terciptanya kondisi sanitasi total dalam rangka mengurangi penyakit
berbasis lingkungan. Hasil yang dicapai untuk penurunan kejadian diare dan penyakit
berhubungan dengan lingkungan dan perilaku.

2.2 Prinsip STBM

1. Mengutamakan keluarga miskin


2. Mengutamakan lingkungan
3. Sesuai kebutuhan
4. Kesetaraan jender
5. Pembangunan berbasis masyarakat
6. Tidak ada subsidi bagi pembangunan sarana sanitasi dasar skala rumah tangga

2.3 Keberlanjutan Strategi STBM (kep.Menkes No.852/Menkes/SK/IX/2008)


1. Menciptakan lingkungan yang kondusif
mendapatkan dukungan PEMDA dan pengambil keputusan lainnya untuk meningkatkan
higiene sanitasi di masyarakat.
2. Meningkatkan kebutuhan
menciptakan perilaku masyarakat yang membutuhkan perilaku higiene sanitasi untuk
menunjang kesehatan rumah tangga
3. Peningkatan penyediaan
peningkatan jumlah sarana sanitasi sesuai kebutuhan masyarakat
4. Pengelolaan pengetahuan
menambah pengetahuan masyarakat tentang masalah sanitasi
5. Pembiayaan
menghindari subsidi, hanya boleh berupa stimulan
6. Pemantauan dan evaluasi
semua unsur baik pemerintah dan masyarakat ikut dilibatkan dalam pemantauan dan
evaluasi.
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Lokasi
Lokasi pemicuan yang telah dilakukan di Desa Pakisbaru, kecamatan Nawangan, kabupaten
Pacitan dengan kepala desa Pakisbaru yaitu bapak Sugiyanto dan jumlah peserta pemicuan 20
orang pada masing-masing dusun, dengan total jumlah dusun yaitu 4 dusun.

3.2 Waktu `
Tanggal : 20 November 2021
Pukul : 14.00-16.00 Wib
Tempat : Ruang serba guna desa Pakisbaru

3.3 Mapping
Mapping (pemetaan) bertujuan untuk mengetahui atau melihat peta wilayah BAB masyarakat
serta sebagai alat monitoring (pasca triggering setelah ada mobilisasi masyarakat Setelah
perkenalan, fasilitator mengajak masyarakat untuk menggambar keadaan kampung mereka
dengan menggunakan peralatan seadanya seperti tepung (untuk batas wilayah), kertas hijau
(rumah warga), kertas biru (sumber air bersih), kertas kado (aliran sungai), kertas putih (jamban
sehat), dan kertas kuning (lokasi BABS).

3.4 Prioritas
3.4.1 Tim pemicu
A. Lead Facilitator :
 Rudi Purniawan
B. Co- Facilitator :
 Fadya Artha
 Windu Edi
C. Content Recorder :
 Niken Suweni
 Niken Dwi
D. Process Facilitator :
 Heru
E. Environment Setter :
 Winarti

3.4.2 Langkah Kerja


1. Kami memberi informasi agar warga berkumpul diserba guna.
2. Setelah warga berkumpul kami melakukan Perkenalan tim pemicu agar lebih akrab dengan
masyarakat dan masyarakat bertujuan untuk lebih mudah masyarakat berbagi cerita tentang
kebiasaannya yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan
3. Dalam pemicuan kami tidak melakukan pengakraban karna masyarakat sudah menyambut
kami dengan baik.
4. Kemudian kami memberikan pertanyaan kepada masyarakat tentang 5 pilar STBM
5. Kami tidak membuat pemetaan dijorong data kampuang dadok, karena ada hambatan factor
cuaca.
6. Kemudian kami meminta warga untuk mengarahkan dimana tempat tinggal mereka,
dan kami meletakkan kertas warna sesuai arahan dari warga
7. Akan tetapi kami menanyakan dimana warga buang air besar.
8. Kemudian kami mengajukan pertanyaan kepada warga bagaimana pendapat mereka
tentang tinja yang berserakan di wilayah tersebut.
9. Lalu kami mengajukan pertanyaan dimana biasa membuang sampah.
10. Kemudian kami menanyakan pembuangan limbah cair RT.
11. Lalu kami menanyakan tentang kebiasaan, tentang perilaku CTPS.
12. Kemudian kami Selanjutnya, ajukan terlebih dahulu pertanyaan tambahan:
Apa dampak dari adanya tinja dan kotoran lain yang berserakan
Bagaimana kalau kita tidak punya jamban, kemudian kita ingin BAB pada malam hari atau
dalam kondisi sakit atau hamil?
Apakah membuang kotoran di sembarang tempat itu lebih banyak mendatangkan manfaat
atau lebih banyak kerugiannya?
Apakah kita mau begini terus? Kalau tidak harus bagaimana?
Apa yang akan dilakukan setelah ini?
13. Kemudian kami meminta masyarakat yang mau berubah (membuat jamban/tempat
sampah/septick tank untuk limbah cair RT) untuk ke depan dan berikan apresiasi dengan tepuk
tangan..
14. Lalu kami Tutup pertemuan dengan ucapan terimakasih kepada masyarakat
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pemicuan yang telah dilakukan di desa Pakisbaru, disimpulkan bahwa
daerah tersebut sudah memenuhi kriteria untuk melakukan verifikasi desa STBM. Tetapi harus
selalu dilakukan monitoring evaluasi agar tidak mengalami penurunan fasilitas sanitasi

4.2 Saran
1. Masyarakat
 Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan agar semua masyarakat dapat selalu menerapkan
pilar-pilar STBM dalam kegiatan sehari hari
 Diharapkan pada desa Pakisbaru ini agar segera dapat menjadi Desa STBM 5 Pilar
2. Linsek
 Diharapkan adanya kerjasama antara perangkat desa dan petugas puskesmas agar kegiatan
dapat berjalan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 2008. Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat: 2008
Kar, Kamal & Robert Chamber.2008.Buku Pegangan Sanitasi Total yang Dipimpin oleh
Masyarakat. Plan: 2008
Yulia, Astri. 2010. Pedoman Pelatihan Natural Leader dalam Rangka Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat. Puskesmas Bukit Sileh:2010
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai