Anda di halaman 1dari 12

USUL

PROGRAM KEMITRAAN KEPADA MASYARAKAT (PKM)

UPAYA MENSUKSESKAN
PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)
MELALUI PEMBENTUKAN TIM PEMICUAN DI DESA BLARU
KABUPATEN PATI

Oleh:

SITI NI’AMAH, S.SI.T., M.KES. (NIDN 0611018501)


YULI IRNAWATI (NIDN 0630078503)
RETNO WULAN (NPP 120050 )

PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN

STIKES BAKTI UTAMA PATI

AGUSTUS 2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Analisis Situasi
Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen bangsa yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang sehingga
diharapkan terjadi peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya (Sistem Kesehatan Nasional, 2009). Salah satu upaya pemerintah
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat adalah melalui program
nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3


Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, bahwa dalam rangka
memperkuat upaya perilaku hidup bersih dan sehat, mencegah penyebaran
penyakit berbasis lingkungan, meningkatkan kemampuan masyarakat, serta
meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar perlu menyelenggarakan
STBM.

Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dengan lima


pilar (Stop Buang air besar Sembarangan, Cuci Tangan Pakai Sabun, Pengelolaan
Air Minum dan Makanan Rumah Tangga, Pengamanan Sampah Rumah Tangga,
dan Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga) akan mempermudah upaya
meningkatkan akses sanitasi masyarakat yang lebih baik serta mengubah dan
mempertahankan keberlanjutan budaya hidup bersih dan sehat. Pelaksanaan
program STBM dimulai dari pilar pertama yaitu Stop Buang Air Besar
Sembarangan (Stop BABS). Fokus pertama dilakukan pada Stop BABS karena
pilar tersebut berfungsi sebagai pintu masuk menuju sanitasi total serta
merupakan upaya untuk memutus rantai kontaminasi kotoran manusia terhadap
air baku minum, makanan, dan lainnya (Ditjen PP dan PL, 2011).

Buang air besar sembarangan (BABS) masih menjadi tabiat buruk 17


ribu kepala keluarga (KK) di Pati. Pemkab Pati masih terus berupaya untuk
menjadikan Kabupaten Pati stop BABS pada 2019 ini. Salah satunya akan
membuat peraturan daerah (perda) sebagai payung hukum penanganannya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Pati dr. Edi Siswanto melalui Kasi
Kesling Kerja dan Olahraga Etty Irianingrum mengaku berdasarkan prosentase
warga yang sudah stop BABS sudah ada 95,59 persen dan yang masih BABS ada
4,41 persen atau masih ada 17.342 KK yang tersebar di semua kecamatan di Pati.
Salah satunya adalah desa blaru yang masyarakatnya masih belum 100% bebas
dari buang air sembaranagan dan 4 pilar dari sanitasi total berbasis masyarakat
lainya juga belum terwujud. Salah satu penyebabnya dikarenakan wilayah desa
blaru ada aliran sungainya.

Dari hasil observasi dan wawancara Desa blaru merupakan salah satu
Desa Di Kabupaten Pati yang masyarakatnya rata-rata masih mempunyai
kebiasaan buruk buang air besar disungai, membuang pempers yang ada
kotoranya ke sungai atau pekarangan rumah, banyak warga yang masih
membuang sampah dan limbah rumah tangga langsung ke sungai serta
masyraakat belum menerapkan mencuci dengan sabun dan dengan air mengalir
dalam kehidupan sehari-hari. Upaya yang sudah dilaksanakan oleh Kepala Desa
Blaru bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Pati dan Puskesmas Pati I
yaitu melakukan sosialisasi tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

Pemicuan adalah cara untuk mendorong perubahan perilaku higienis dan


saniter individu atau masyarakat atas kesadaran sendiri dengan menyentuh
perasaan, pola pikir, perilaku dan kebiasaan individu atau masyarakat. Dari aspek
komunikasi, metode pemicuan 5 pilar STBM ini, sejak awal dilakukan dengan
menyentuh langsung emosi masyarakat berupa rasa malu, rasa jijik, rasa takut
pada penyakit dan rasa takut berdosa serta lainnya. Sensasi yang dimunculkan
sebagai contoh adalah dengan meminta masyarakat untuk meminum air mineral
yang telah tercemar tinja, misalnya. Atau dengan mengajak peserta melihat
tempat-tempat buang air besar sembarangan, dengan tujuan agar yang buang air
besar di sana merasa malu sendiri dan kemudian membangun sarana buang air
besar yang layak untuk digunakan.

Dengan gaya pemicuan yang dilakukan fasilitator STBM yang


disesuaikan dengan kearifkan lokal pada hakekatnya adalah mencuci otak atau
membikin sensani rasa jijik, rasa malu, rasa berdosa, pemahaman proses
penularan penyakit dari kotoran sampai ke mulut manusia dan rasa bersalah
sehingga merubah sensasi menjadi esensi. Esensinya adalah agar masyarakat
terhindar dari penyakit akibat perilaku higiene dan sanitasi buruk. Dengan
pemahaman esensi yang baik, seorang fasilitator dapat mengembangkan
perangkat-perangkat pemicuan berdasarkan situasi dan kearifan tradisi lokal.

Puncak dari pemicuan adalah adanya kontrak sosial dari peserta


pemicuan untuk merubah perilaku dan terbentuknya natural leader yang akan
menjadi kader STBM di desa setempat, sehingga meningkat kebutuhan akan
perilaku hidup bersih dan sehat serta meningkatnya kebutuhan sarana sanitasi.
Bila melakukan penyuluhan yang konvensional setelah penyuluhan ditinggal
sendiri masyarakat apakah masyarakat melakukan perubahan perilaku atau tidak
ada perubahan perilaku tidak ambil pusing yang penting targetnya sudah
diberikan penyuluhan.

Dalam metode Pemicuan STBM tidak demikian setelah pemicuan dan


puncaknya membuat kontrak sosial dilanjutkan dengan Paska pemicuan.
Kegiatan paska pemicuan meliputi membangun ulang komitmen, monitoring dan
evaluasi hasil pemicuan sampai desa tersebut stop buang air besar sembarangan,
cuci tangan pakai air mengalir dan sabun, pengelolaan air minum dan makanan
rumah tangga, pengelolaan sampah rumah tangga dan Pengelolaan limbah cair
rumah tangga.

Permasalahan yang dihadapi oleh mitra dalam hal ini adalah Desa Blaru
yaitu masyarakatnya masih mempunyai perilaku yang buruk dan Masyarakat
belum menjalankan lima Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, Padahal
seharusnya pada tahun 2019 semua Desa yang ada di Kabupaten Pati Harus
Sudah mulai menjalankan 5 Pilar STBM salah satunya stop tidak buang air
sembarangan.

Untuk mengatasi permasalahan - permasalahan yang ada di Desa Blaru, tim


pengabdian masyarakat dapat mengupayakan suatu usaha untuk Membentuk Tim
Pemicuan yang terdiri dari Bidan Desa,Kader kesehatan dan petugas dari puskesmas
pati I. Tim pemicu terdiri dari 5 orang, masing-masing berperan sebagai lead
facilitator (ketua), co-facilitator (wakil ketua), content recorder (pencatat), procces
facilitator (pengatur proses) dan environment setter (pengendali suasana).

Upaya pemicuan dapat dilakukan yaitu melalui 4 tahap kegiatan Tahap


pertama kegiatan pra pemicuan tim pemicu mencari data terkait perilaku hidup
bersih dan sehat di masyarakat. Tahap kedua yaitu langkah pemicuan terdiri dari: a.
Perkenalan dan penyampaian tujuan, b. Bina suasana, c.Kesepakatan istilah tinja,
d.BAB dan jamban, e.Pemetaan,f. Transek Walk, g. Simulasi air terkontaminasi, h.
Memicu perubahan, i. Kesepakatan bersama, j. Rencana tindak lanjut. Tahap ketiga
yaitu Tahap Elemen Pemicu yaitu tahap diskusi untuk memicu perubahan perilaku
dengan : a.memicu perubahan dengan elemen rasa malu, b.memicu perubahan
dengan elemen harga diri, c. memicu perubahan dengan elemen jijik dan takut sakit,
d. memicu perubahan dengan elemen berkaitan dengan agama, e. memicu perubahan
dengan elemen kemiskinan. Tahap keempat yaitu kesepakatan bersama dan tahap
kelima kegiatan pasca pemicuan meliputi : menguatkan komitmen masyarakat,
pendampingan dan monitoring. Upaya tersebut diharapkan dapat mensukseskan
program sanitasi total berbasis masyarakat di Kabupaten Pati Khususnya di Desa
Blaru dan Desa Blaru bisa dinyatakan sebagai Desa yang sukses menjalankan 4 pilar
STBM.

Gambar 1.1 Pertemuan Dengan mencari data terkait STBM


Gambar 1.2 Pertemuan Dengan Mitra Untuk Membentuk Tim Pemicu
B. Permasalahan Mitra
Sesuai dengan hasil diskusi dan kesepakatan antra tim pengusul dan mitra,
permasalahan mitra yang menjadi prioritas dan perlu untuk diselesaikan melalui
program PKM ini adalah sebagai berikut :
1. Masyarakat Desa blaru belum terbebas dengan tidak buang air besar
disembarang tempat.
2. Masyarakat Desa blaru belum semua warganya mencuci tangan dengan sabun
dan dengan air yang mengalir
3. Masyarakat desa blaru belum bisa mengelola air minum rumah tangga
4. Masyarakat desa blaru belum bisa mengola sampah rumah tangga dengan baik
5. Masyarakat desa blaru belum bisa mengolah limbah cair rumah tangga.
C. Solusi Yang Ditawarkan
Pelaksanaan PKM ini untuk memberikan dukungan dan pemberdayaan kepada
Masyarakat Desa Blaru untuk hidup bersih dan sehat serta mensukseskan program
STBM. Solusi yang ditawarkan atas permasalahan mitra adalah:
1. Melakukan pendampingan pada masyarakat dengan Membentuk Tim Pemicu
Untuk Merubah Perilaku Masyarakat
2. Melakukan pendampingan melalui beberapa program kegiatan yang
dilaksanakan oleh Tim Pemicu melalui 5 tahap kegiatan.
D. Target Luaran
Dari solusi yang ditawarkan tersebut, diharapkan target dan luaran dapat terealisasi
sebagai berikut:
1. Desa blaru terbebas dengan tidak buang air besar disembarang tempat.
2. Desa blaru semua warganya mencuci tangan dengan sabun dan dengan air yang
mengalir
3. Masyarakat desa blaru sudah bisa mengelola air minum rumah tangga
4. Masyarakat desa blaru sudah bisa mengola sampah rumah tangga dengan baik
5. Masyarakat desa blaru sudah bisa mengolah limbah cair rumah tangga.
Tabel Rencana Target Capaian Luaran
No. Jenis Luaran Indikator Capaian

1 Publikasi ilmiah di jurnal/prosiding Draft

2 Peningkatan pemahaman dan Ada


ketrampilan masyarakat
3 Buku ajar Draft

BAB II
METODE PELAKSANAAN
A. Metode Pelaksanaan

Program PKM ini dilaksanakan di Desa Blaru dengan alamat Desa Blaru
Kecamatan Pati Kabupaten Pati dengan sasaran tenaga kader kesehatan dan
masyarakat .Dengan kegiatan ini diharapkan dapat mensukseskan program STBM di
Desa Blaru dan meningatkan derajat kesehatan masyarakat. Kepada mitra akan
didampingi dengan pembentukan Tim Pemicuan dan akan melakukan program-
programnya melalui lima tahapan dengan memberdayakan masyarakat supaya
masyarakat berperan aktif dan sadar tentang kesehatan dan terjadi perubahan
perilaku sehingga program STBM bisa sukses dan terwujud.

Luaran yang diharapkan dapat terwujud dari kegiatan ini adalah : (1) Desa
Blaru terbebas dari buang air sembarangan, (2) semua warga mencuci tangan dengan
sabun dan air mengalir, (3) masyarakat bisa mengelola air minum rumah tangga,
(4)masyarakat bisa mengelola limbah rumah tangga dengan baik, (5) masyarakat
bisa mengelola limbah cair rumah tangga dengan baik.
Metode pelaksanaan kegiatan guna mensuseskan program sanitasi total
berbasis masyarakat, melalui :

1. Membentuk Tim Pemicu


2. Melakukan pendampingan melalui beberapa program kegiatan yang
dilaksanakan oleh Tim Pemicu yang sudah dibentuk.

B. Alur Kegiatan dan Partisipasi Mitra


Tabel 2.1 alur kegiatan dan partisipasi mitra
No. Kegiatan Partisipasi Mitra
1 Membentuk Tim Pemicu Berperan aktif menyiapkan kader
( terdiri dari Bidan Desa, Kader kesehatan dan masyarakat untuk
Kesehatan dan Petugas Pusesmas Pati I) berpartisipasi aktif
2 Pendampingan program kegiatan Tim Berpartisipasi aktif dalam program
pemicu melalui 5 tahapan kegiatan yang disulkan oleh pengusul.

Mitra Desa Blaru di Kabupaten pati bersedia mengikuti kegiatan pengabdian ini
yang dibuktikan dengan surat kesediaan bekerja sama.
Lampiran Pernyataan Kesediaan Kerjasama dengan Mitra

SURAT KESEDIAN KERJASAMA ANTARA KEPALA DESA BLARU


DENGAN TIM PELAKSANA PENGABDIAN MASYARAKAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI UTAMA PATI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

1. Nama : Sukarman
Jabatan : Kepala Desa Blaru

Unit Kerja : Desa Blaru

Selanjutnya disebut pihak pertama.

2. Nama : Siti Ni’amah, S.Si.T., M.Kes


Jabatan : Ketua Tim Pelaksana Pengabdian Masyarakat

Unit Kerja : STIKes Bakti Utama Pati

Alamat : Jl. Ki Ageng Selo No. 15 Pati

Selanjutnya disebut pihak kedua.

Pihak pertama dan kedua dengan ini bersedia bekerja sama dalam pelaksanaan
program “KEMITRAAN BAGI MASYARAKAT”. Melalui kerjasama ini, pihak
kedua akan mentransfer ipteks sesuai kewenangan, kemampuan dan
kepakarannya dengan memberikan informasi yang berkaitan dengan Upaya
mensukseskan program sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) melalui
Pembentukan Tim Pemicuan di Desa Blaru Kabupaten Pati

Bersama ini kami nyatakan pula bahwa di antara kedua pihak tidak ada ikatan
dalam bentuk apapun. Surat pernyataan ini dibuat dengan sukarela tanpa paksaan
dari pihak manapun.

Pati, ………………………
Ketua Tim Pelaksana Yang Membuat Pernyataan
Kepala Desa Blaru

Siti Ni’amah,S.Si.T., M.Kes. Sukarman


C. Tahap Monitoring dan Evaluasi
Perlu adanya monitoring dalam pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan
perencanaan.
Monitoring dilaksanakan sesuai jadwal yang telah dibuat setelah melaksanakan
kegiatan-kegiatan pengabdian tersebut. Evaluasi hasil akhir dari kegiatan akan
dilaksanakan pada akhir kegiatan pengabdian. Tahap keberlanjutan program dari
pengusul dilakukan dengan monitoring yang dilakukan setiap 6 bulan sekali.

BAB III
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

Bagian Riset pengembangan dan pengabdian Masyarakat STIKes Bakti Utama Pati
sebagai bagian akademik yang berperan dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan
Tinggi terutama bidang pengabdian kepada masyarakat. Peran bagian ini
memfasilitasi program kegiatan pengabdian kepada masyarakat baik yang
dilaksanakan oleh dosen maupun mahasiswa.
Perguruan tinggi telah memenuhi standar jumlah dosen dengan kualifikasi magister
kesehatan (2 promosi kesehatan, 7 kesehatan masyarakat) yang setiap
semester/tahunnya telah mengadakan pengabdian masyarakat di lingkungan sekitar.
Kegiatan pengabdian masyarakat pada mahasiswa Prodi DIII Kebidanan STIKes
Bakti Utama Pati di STIKes Bakti Utama Pati, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati ini
sebagai salah satu wujud pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk
mendukung pencapaian visi dan misi STIKes Bakti Utama Pati sebagai institusi
pendidikan tinggi di Pati yang telah mendapat akreditasi BAN PT dengan strata B.
Tim Pelaksana dalam kegiatan ini adalah sebaga berikut:
1. Ketua Pelaksana
a. Nama Lengkap dan Gelar : Siti Ni’amah , S.Si.T.,M.Kes
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Unit Kerja : STIKes Bakti Utama Pati
d. Bidang Keahlian : Kebidanan
e. Tugas dalam Kegiatan : Bertanggung jawab terhadap seluruh
kegiatan dari perencanaan sampai pelaksanaan dalam kegiatan program
f . Alokasi Waktu : 2 jam/minggu
2. Anggota Pelaksana :
a. Nama Lengkap dan Gelar : Yuli Irnawati, S.Si.T.,M.Kes
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Unit Kerja : STIKES Bakti Utama Pati
d. Bidang Keahlian : Kebidanan
e. Tugas dalam Kegiatan : Membantu terhadap seluruh kegiatan dari
perencanaan sampai pelaksanaan dalam kegiatan program
f. Alokasi Waktu : 1 jam/minggu

BAB IV
PEMBIAYAAN DAN JADWAL KEGIATAN

A. Pembiayaan
Menyesuaikan templet di Simlitabmas
B. Rencana& Jadwal Kegiatan
No Tahap & Kegiatan Waktu kegiatan (Minggu ke-)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Tahap Persiapan
A Studi pendahuluan √
B Pembuatan usul √
pengabdian
C Penyusunan proposal √
2 Tahap Pelaksanaan
A Koordinasi tahap I √ √
B Koordinasi tahap ke II √
C Surat-menyurat √
D Pelaksanaan kegiatan √
E Evaluasi kegiatan √ √
3 Tahap Akhir
A Penyusunan laporan √
B Seminar hasil √
C Tindaklanjut program √
DAFTAR PUSTAKA

1. Priyoto. Teori Perubahan Perilaku Dalam Kesehatan. Yogyakarta: Nuha


Medika; 2014.
2. Saryono S, MKes. Metodelogi Penelitian Kualitatif Dalam Bidang
Kesehatan. Yokyakarta: Nuha Medika; 2011.
3. Kemenkes RI. Road Map Percepatan Program STBM 2013-
2015:Kementerian Kesehatan RI; 2013.
4. Jayanti A. Evaluasi Pencapaian Program Sanitasi Berbasis
Masyarakat(STBM) Pilar Pertama Di Wilayah Kerja Puskesmas Pungging
Kabupaten Mojokerto Tahun 2008-2010 [Skripsi]. Surabaya: Universiats
Airlangga FKM Surabaya; 2012.
5. Sidjabat E. Partisipasi Masyarakat Desa Dalam Implementasi Strategi
Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Di Kabupaten Grobongan
[Tesis]. Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Administrasi Program Studi
Pasca Sarjana Ilmu Administrasi Kekhususan Administrasi dan Kebijakan
Publik; 2012
6. Dr.Basrowi MPDS, M.Si. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT.
Rineka Cipta; 2008.
7. Midia Juniar. Studi Tentang Implementasi Program Sanitasi Total dan
Pemasaran Sanitasi (StoPs) dalam Prespektif Diliberatif di Desa Ngapungan
Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang [Jurnal]. Surabaya. Program Strudi
Ilmu Administrasi Negara,FISIP, Universitas Airlangga; 2013.
8. Moh. Fajar Nugraha. Dampak Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM) Pilar Pertama di Desa Gucialit Kecamatan Gucialit Kabupaten
Lumajang [Jurnal]. Surabaya. Program Ilmu Administrasi Negara, FISIP,
Universitas Airlangga; 2015.
9. Teguh Priatno. Faktor-faktor Yang Berhubungan Terhadap Keberhasilan
Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Di Kota Tasi kmalaya
[Jurnal]. Jurnal Kesehatan Indonesia Vol. 10 No. 2 September 2014; 2014

Anda mungkin juga menyukai