PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1
C. Sasaran
Sasaran yang dituju pada Praktik Kerja Lapangan (PKL) Komunitas ini adalah
sasaran primer dan sasaran sekunder. Sasaran primer yaitu sasaran secara langsung
yang mendapatkan manfaat dari kegiatan ini yaitu masyarakat Dusun Kendangan.
Sasaran sekunder adalah para pemuka masyarakat, baik pemuka informal yaitu tokoh
agama maupun pemuka formal yaitu ketua RW, ketua RT, ketua organisasi, maupun
kader kesehatan di Dusun Kendangan. Sasaran sekunder ini diharapkan dapat turut serta
dalam menyebarluaskan informasi untuk mencegah penurunan derajat kesehatan.
D. Peserta
Praktik Kerja Lapangan (PKL) Komunitas Jurusan Kesehatan Lingkungan
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta di Dusun Kendangan diikuti oleh 5 mahasiswa yaitu:
1. Eggy Bagus Fernanda (P07133116009)
2. Aminullah Nur Rahmah (P07133116019)
3. Farhan Widiatmaja (P07133116029)
4. Dina Rohmawati (P07133116033)
5. Synthia Oktaviana (P07133116037)
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
di pasal 1 ayat 1, STBM adalah sebuah pendekatan untuk mengubah perilaku higienis
perubahan perilaku masyarakat kolektif yang dituju dan mampu membangun sarana
Yaitu kondisi ketika setiap individu dalam suatu komunitas tidak lagi
menyebarkan penyakit.
Yaitu perilaku cuci tangan dengan menggunakan air bersih yang mengalir
dan sabun.
tangga untuk memperbaiki dan menjaga kualitas air dari sumber air yang
akan digunakan untuk air minum, serta untuk menerapkan prinsip higiene
3
4. Pengamanan Sampah Rumah Tangga
berasal dari sisa kegiatan mencuci, kamar mandi dan dapur yang memenuhi
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) ini terdiri dari beberapa tahapan,
Tahapan lain saat pemicuan STBM adalah transect walk yaitu aktivitas yang dilakukan
untuk mengenali dampak buruk dari kegiatan masyarakat yang tidak menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat. Menurut Kar dan Chambers (2008), tujuan dari proses
ini adalah menstimulasi semua indra untuk merasakan jijik terhadap perilaku yang
B. TABO
DBD masih sulit diberantas salah satu penyebabnya yaitu karena rendahnya
4
Perlu terobosan dalam rekrutmen kader kesehatan dimana permasalahan selama
ini orang-orang dewasa telah sibuk dengan aktivitas bekerja di luar rumah, sehingga
akhirnya perlu dimunculkan anak usia SD sebagai kader kesehatan tambahan. Usia ini
dipilih karena pada usia ini anak cenderung jujur dan apa adanya. Anak tidak berbohong
dan melakukan apa adanya. Pada usia tersebut anak juga tidak terlalu banyak memiliki
aktivitas sehingga dapat diajak kegiatan. Ketertarikan anak pada aktivitas luar rumah
dan teman sebaya juga menjadi alasan dipilihnya usia ini. Kader kesehatan tambahan
ini dinamai sebagai Tanggap Bocah (TABO) dengan tugas sebagai jumantik cilik.
Hal yang paling menentukan dan menjadi kunci penting dalam kegiatan ini
adalah keluarga. Karena anggota TABO terdiri dari anak-anak, dan anak-anak adalah
bagian dari keluarga. Tim UKM Puskesmas Sleman melakukan sosialisasi keluarga
bersama dengan kader kesehatan di masing-masing Dusun. Maksud dan tujuan kegiatan
TABO ini dijelaskan sekaligus memaparkan situasi lingkungan saat itu termasuk
Perubahan perilaku menjadi hidup bersih dan sehat tidak hanya dilakukan oleh orang
dewasa tetapi sejak dini yaitu anak-anak sehingga di kemudian hari anak-anak dapat
melanjutkan dan menerapkan apa yang sudah dipelajarinya sejak dini. Sehingga
partisipasi anak-anak sangat dibutuhkan dalam kegiatan TABO dalam rangka menekan
pembentukan kader jumantik TABO di tingkat desa. Pada tingkat kecamatan melalui
5
terkait dengan adanya kegiatan TABO dalam rangka menekan angka kejadian DBD
C. Posyandu
kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang
dibantu oleh petugas kesehatan. Posyandu merupakan salah satu Upaya Kesehatan
dari masyarakat di bidang kesehatan dengan penanggung jawab kepala desa. Pelayanan
kesehatan terpadu (yandu) adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang
program terpadu di balai Dusun, balai kelurahan, RW, dan sebagainya disebut dengan
aspek lokasi kegiatan, aspek petugas penyelenggara, aspek dana dan lain sebagainya.
kesehatan, berupa:
c. Penanggulangan diare.
a. Balita.
6
c. Pasangan usia subur (PUS).
3. Posyandu dilaksanakan satu kali dalam sebulan, di tempat yang mudah dijangkau
masyarakat.
dan ibu hamil; program keluarga berencana dan pcmberian tablet besi dan
vitamin A).
Meja pertama sampai keempat dilayani oleh kader desa, sedangkan meja kelima
5. tenaga kesehatan yang terkait adalah bidan swasta, bidan desa, tenaga kesehatan
"dasa wisma" yang masing-masing terdiri dari 10 sampai 20 rumah tangga. Masing-
masing dasa wisma mempunyai seorang kader desa untuk mcmudahkan koordinasi
7
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
8
3. TABO (Tanggap Bocah)
a. Jentik nyamuk Aedes aegypti
b. Pengeras suara
c. Daftar hadir
d. Alat tulis
e. Undangan
4. Posyandu
a. Timbangan
b. Meteran
c. Tensi
d. Daftar hadir
e. Undangan
f. Buku Posyandu
5. Senam
a. Pengeras suara
6. PKK
a. Undangan
b. Alat tulis
c. Daftar hadir
9
C. Rancangan Rencana Kegiatan
10
Senin 4 - Melakukan kunjungan dan memperkenalkan
anggota kelompok kepada Perangkat Dusun
- Menyampaikan tujuan kegiatan PKL
- Menyampaikan rencana program kerja sederhana
Selasa 5 09.00 -13.00 Gedung - Melakukan packing PIS-PK
serbaguna Dsn. - Maping lokasi untuk kegiatan PIS-PK
Kendangan
Rabu 6 13.00 -17.30 Dsn. Kendangan - PIS-PK
- Evaluasi kegiatan
Kamis 7 13.00 -17.30 Dsn. Kendangan - PIS-PK
- Evaluasi kegiatan
2 Jumat 8 13.00 – 15.00 Dsn. Kendangan - PIS-PK
- Evaluasi kegiatan
Sabtu 9 15.30 – 17.30 Lapangan RT. 02 - Senam sehat bersama
Dsn. Kendangan
Minggu 10 09.00 – 13.00 Dsn. Kendangan - PIS-PK
- Evaluasi kegiatan
Senin 11 09.00 – 13.00 Gedung - POSYANDU
serbaguna Dsn.
Kendangan
Selasa 12 09.00 – 13.00 Dsn. Kendangan - PIS-PK
11
- Evaluasi kegiatan
Rabu 13 09.00 – 13.00 Dsn. Kendangan - PIS-PK
- Evaluasi kegiatan
Kamis 14 09.00 – 13.00 Dsn. Kendangan - PIS-PK
- Evaluasi kegiatan
3 Jumat 15 15.30 – 17.30 Gedung - Senam sehat bersama
serbaguna Dsn.
Kendangan
Sabtu 16 09.00 – 13.00 Dsn. Kendangan - PIS-PK
- Evaluasi kegiatan
Minggu 17 15.00 – 18.00 Rumah Ketua - Membagi undangan Pemicuan STBM
RW - Menghadiri Ulang tahun PKK Dsn. Kendangan
Senin 18 13.00 – 17.00 Dsn. Kendangan - PIS-PK
- Evaluasi kegiatan
Selasa 19 09.00 – 12.00 Gedung - Pemicuan STBM 5 Pilar
serbaguna Dsn. - Evaluasi Kegiatan
Kendangan
Rabu 20 10.00 – 12.00 Puskesmas - Pengumpulan PIS-PK ke Puskesmas
Sleman
Kamis 21 14.00 – 16.30 Kampus - Melakukan diskusi kegiatan TABO
Poltekkes
12
4 Jumat 22 13.00 – 15.00 Dsn. Kendangan - Menyebarkan undangan TABO
Sabtu 23 10.00 – 12.00 Indogrosir - Membeli kebutuhan untuk kegiatan TABO dan
penyuluhan PSN
Minggu 24 15.00 – 17.30 Gedung - TABO
serbaguna Dsn. - Penyuluhan tentang Pemberantasan Sarang
Kendangan Nyamuk
Senin 25 13.00 – 17.00 Kampus - Menyusun laporan hasil kegiatan PKL Komunitas
Poltekkes
Selasa 26 10.00 – 14.00 Kampus - Membuat video kegiatan PKL Komunitas
Poltekkes
Rabu 27 10.00 – 14.00 Kampus - Menyelesaikan laporan hasil kegiatan PKL
Poltekkes Komunitas
Kamis 28 09.00 – 12.00 Balai Desa - Penutupan dan perpisahan dengan lokasi PKL
Caturharjo Komunitas
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
1. Puskesmas Sleman
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Sleman terletak di PaDusunan
Srimulyo, Kelurahan Triharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman bagian
tengah, atau di jalan Kapten Hariyadi No. 06 Trimulyo Sleman, Telepon (0274)
868374 merupakan daerah perbatasan antara wilayah agraris dan perkotaan yang
wilayahnya memanjang dengan bentang lebih kurang 4 km. Luas wilayah kerja
Pusat Kesehatan Masyarakat Sleman secara keseluruhan mencapai 31.320.000 Ha
tinggi permukaan laut 2.430 m dan suhu maksimal/minimal 34°C/22°C.
Untuk batas-batas wilayah Puskesmas Sleman, yaitu :
1) Sebelah Utara : Kecamatan Turi
2) Sebelah Selatan : Kecamatan Mlati
3) Sebelah Barat : Kecamatan Tempel
4) Sebelah Timur : Kecamatan Ngaglik
Pusat kesehatan masyarakat Sleman merupakan pusat kesehatan masyarakat
Rawat jalan dan Rawat Inap di Kecamatan Sleman yang didirikan tahun 1984 dan
menempati tanah seluas 900 m2.
14
Secara Administratif, wilayah Pusat Kesehatan Masyarakat Sleman terdiri dari
5 desa dan 83 Dusun yang terdiri dari 203 RW dengan total RT sebanyak 477 RT.
Berikut merupakan wilayah administratif Puskesmas Sleman :
DESA JUMLAH DUSUN
Triharjo 12 Dusun
Tridadi 15 Dusun
Trimulyo 14 Dusun
Caturharjo 20 Dusun
Pandowoharjo 22 Dusun
2. Desa Caturharjo
Desa Caturharjo adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Sleman. Desa
ini memiliki luas wilayah 702 Ha yang terdiri dari 49 RW yang di dalamnya
terdapat 108 RT. Wilayah desa Caturharjo berbatasan langsung dengan wilayah
lain, yaitu :
a. Sebelah Utara : Desa Margorejo
b. Sebelah Selatan : Desa Margoagung
c. Sebelah Barat : Desa Triharjo
d. Sebelah Timur : Desa Mororejo
Berikut merupakan Dusun yang ada di Desa Caturharjo, yaitu :
Dusun
Bejen Kemloko
Dalangan Kendangan
Ganjuran Kleben
Jetis Klumprit
Keceme Malang
Mangunan Ngaglik
Medari Cilik Ngangkruk
Medari Gedhe Ngemplak
Mrisen Sanggarahan
Nambongan Sidorejo
15
3. Dusun Kendangan
Dusun Kendangan merupakan salah satu dusun yang ada di Desa
Caturharjo Kecamatan Sleman. Dusun kendangan memiliki 2 RW yang masing-
masing RW terdiri dari 2 RT. Jumlah KK di Dusun Kendangan yaitu 138 KK
dengan total jumlah penduduk yaitu 425 jiwa. Jumlah rumah yang ada di dusun ini
adalah 138 rumah. Untuk batas-batas wilayah Dusun Kendangan, yaitu :
a. Sebelah Utara : Dusun Bejen
b. Sebelah Selatan : Dusun Klumprit
c. Sebelah Barat : Dusun Dalangan
d. Sebelah Timur : Dusun Ngemplak
B. Hasil Kegiatan
KEGIATAN CAPAIAN
Pertemuan dengan ibu kader Dusun Kendangan untuk
-
membahas program selama bulan Februari
Pendataan PISPK (Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
100%
Keluarga)
Pemicuan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) dari 40
85%
undangan dihadiri oleh 34 orang
Posyandu yang diikuti oleh 24 balita -
TABO (Tanggap Bocah) yang diikuti oleh 21 anak dari
77,8%
undangan 27 anak dengan tema jumantik
Kegiatan ulang tahun PKK -
Kegiatan senam setiap hari Sabtu Sore -
Pemberian kenang-kenangan dan pamitan -
C. Pembahasan
1. PIS-PK (Program Indonesia Sehat-Pendekatan Keluarga)
PIS-PK atau Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga adalah
salah satu program Kementerian Kesehatan RI yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas hidup manusia Indonesia. Program ini dilaksanakan dengan menegakkan
tiga pilar utama yaitu penerapan paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan,
dan pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Pendekatan keluarga adalah
16
salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan
meningkatkan atau mendekatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah. Keluarga
yang dimaksudkan adalah kesatuan keluarga inti yaitu ayah, ibu dan anak
sebagaimana yang dinyatakan dalam Kartu Keluarga.
Kegiatan PIS-PK dilaksanakan serentak di Desa Caturharjo salah satunya di
Dusun Kendangan. Dusun Kendangan memiliki 2 RW yang masing-masing RW
nya terdiri dari 2 RT. Jumlah KK di Dusun Kendangan yaitu 138 KK dengan total
jumlah penduduk yaitu 425 jiwa. Teknis pelaksanaan kegiatan PISPK di Dusun
Kendangan yaitu mahasiswa dibagi menjadi 5 kelompok kemudian didampingi
kader kesehatan yang rata-rata berjumlah 2-3 orang. Mahasiswa dan kader
kesehatan mendatangi dari rumah ke rumah untuk melakukan pendataan, bertanya
masalah kesehatan, dan melakukan pengukuran tekanan darah.
Hasil capaian kegiatan PISPK yang dilaksanakan antara mahasiswa dan kader
kesehatan yaitu 100% (138 KK dari 138 KK). Permasalahan utama di Dusun
Kendangan yaitu sampah plastik yang masih di bakar di halaman ataupun belakang
rumah. Untuk permasalahan ini, mahasiswa memberikan edukasi secara langsung
terhadap masyarakat saat kegiatan PISPK yaitu dengan mengurangi penggunaan
plastik, menggunakan kembali plastik, dan semua plastik yang sudah tidak
digunakan dikumpulkan menjadi satu kemudian di buat menjadi ecobrick.
Permasalahan lain yang di dapatkan yaitu sebagian besar masyarakat mempunyai
tekanan darah tinggi namun belum ditindaklanjuti untuk konsultasi atau
pengobatan ke puskesmas. Hal ini dikarenakan belum tersedianya BPJS, takut, dan
tidak tahu bahwa masyarakat mempunyai tekanan darah tinggi. Untuk
permasalahan ini, solusi yang diberikan mahasiswa yaitu lebih ke upaya promotif
seperti istirahat yang cukup dan memberikan motivasi agar masyarakat mau ke
puskesmas untuk berkonsultasi atau melakukan pemeriksaan.
2. STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat bertujuan untuk mengubah perilaku
masyarakat agar berperilaku hidup bersih dan sehat. Pemicuan STBM di Dusun
Kendangan dilakukan pada tanggal 19 Februari 2019 pukul 09.00 WIB yang
berlokasi di halaman depan rumah Ibu Tri Sahilan. Sasaran ditentukan oleh
mahasiswa ditujukan kepada masyarakat yang masih bermasalah dengan lima pilar
STBM.
17
Berikut merupakan pembagian tugas dalam pemicuan STBM, yaitu :
a. Fasilitator utama : Eggy Bagus Fernanda
b. Asisten fasilitator : Synthia Oktaviana
c. Pencatat proses : Aminullah Nur Rahmah
d. Penjaga alur proses : Dina Rohmawati
e. Penata suasana : Farhan Widiatmaja
Berikut merupakan tahap pelaksanaan saat sebelum pemicuan :
a. Persiapan teknis dan logistik
Pada tahap persiapan teknis, mahasiswa sebelumnya sudah bertanya kepada
kader kesehatan tentang batas-batas wilayah di Dusun Kendangan. Pada saat
hari dilakukannya pemicuan, mahasiswa menggambar peta dasar masing-
masing RT, sungai, jalan, dan sungai di Dusun Kendangan dengan kapur
atau gamping. Setelah itu, mahasiswa juga menyiapkan potongan kertas
buffalo warna-warni untuk 5 pilar STBM dan menyiapkan batu kecil atau
kerikil. Untuk logistik, persiapan sudah dilakukan oleh kader kesehatan di
Dusun Kendangan yang berupa persiapan konsumsi saat melakukan
pemicuan.
b. Observasi kebiasaan PHBS masyarakat
Observasi perilaku di masyarakat dilakukan secara bersamaan saat
pendataan PISPK. Perilaku menyimpang yang ditemukan diantaranya
adalah masih adanya warga yang BABS (Buang Air Besar Sembarangan)
dan sebagian besar masyarakat di Dusun Kendangan membakar sampah
plastik. Selain observasi, untuk memperkuat data yang didapatkan,
mahasiswa juga melakukan wawancara kepada kader kesehatan tentang
bagaimana perilaku masyarakat.
c. Persiapan pemicuan
Persiapan yang dilakukan sebelum pemicuan STBM adalah menggambar
peta dasar Dusun Kendangan, pemilihan lokasi, pemilihan sasaran yang
dituju, menyebarkan undangan, dan mempersiapkan peralatan dan bahan
yang dibutuhkan pada saat pemicuan.
Kemudian berikut merupakan tahap pelaksanaan saat pemicuan :
a. Tahap perkenalan
Tahap ini merupakan tahap perkenalan dari mahasiswa praktik dan dari
pihak puskesmas kepada masyarakat yang mengikuti pemicuan STBM.
18
Tahap perkenalan ini, mahasiswa juga memberikan sedikit gambaran
tentang 5 pilar STBM dan dampak yang ditimbulkan apabila tidak
berperilaku hidup bersih dan sehat. Selain itu, mahasiswa juga menekankan
bahwa mahasiswa datang tidak membawa bantuan tetapi mengajak
masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
b. Tahap pendinginan suasana (ice breaking)
Tahap ini merupakan tahap yang bertujuan untuk mencairkan suasana dan
mengakrabkan antara mahasiswa dengan masyarakat. Ice Breaking yang
diangkat adalah Chicken Dance dimana masyarakat yang mengikuti
pemicuan diajak untuk menari bersama mahasiswa dan pihak puskesmas..
c. Tahap pemicuan
Setelah ice breaking maka kegiatan yang dilakukan adalah pemicuan.
Pemicuan dilakukan oleh fasilitator utama dan asisten fasilitator yang
dibantu pihak puskesmas. Pemicuan dilakukan urut dari pilar pertama
hingga pilar kelima. Setelah selesai pemicuan masing-masing pilar, maka
masyarakat yang bermasalah diberikan kertas buffalo sesuai
permasalahannya dan data diri oleh penjaga alur proses untuk diletakkan di
peta dasar sesuai tempat tinggalnya. Setelah meletakkan kertas buffalo dan
data diri, masyarakat akan diajak untuk mengubah perilaku yang kurang
tepat dengan berkomitmen untuk berubah dan dicatat di Rencana Tindak
Lanjut yang telah disediakan. Pada saat pemicuan, diberikan gambaran
tentang dampak yang akan ditimbulkan dan diharapkan timbul perasaan
jijik, malu, dan takut sakit karena perbuatannya sendiri. Hasil dari pemicuan
STBM ini adalah masyarakat yang berkomitmen untuk berubah sebanyak
12 orang dari 34 orang. Permasalahan terbanyak yang ditemukan adalah
masyarakat masih membakar sampah plastik di lingkungan.
3. Posyandu
Posyandu di Dusun Kendangan dilaksanakan tanggal 11 Februari 2019 pukul
09.00 WIB. Kegiatan ini bertujuan untuk memantau pertumbuhan balita. Tahapan
kegiatan posyandu, yaitu:
a. Orang tua menyerahkan buku posyandu kepada kader kemudian balita
ditimbang
b. Dilakukannya pengukuran lingkar kepala dengan menggunakan meteran
c. Dilakukannya pengukuran tinggi badan balita
19
d. Dilakukannya pemberian vitamin berbentuk kapsul sebanyak 2 biji
e. Pemberian makanan tambahan bagi balita yang berupa bubur kacang hijau.
Menu PMT (Pemberian Makan Tambahan) selalu berganti setiap kali
kegiatan posyandu.
20
1. Saat pelaksaan PISPK ada beberapa keluarga yang tidak dapat ditemui
karena berbagai alasan, sehingga mahasiswa dan kader harus kembali untuk
melakukan pendataan.
2. Semua kegiatan yang dilakukan menyesuaikan jadwal seminar proposal
maupun penelitian dari masing-masing mahasiswa.
3. Kurangnya komunikasi antar mahasiswa karena kesibukan masing-masing
sehingga kegiatan tidak dapat dilaksanakan dengan maksimal.
4. Sulit menyesuaikan jadwal antara dosen pembimbing lapangan dengan
kegiatan mahasiswa
5. Lokasi pemicuan STBM kurang luas karena terkendala cuaca
21
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan yang sudah dilaksanakan di Dusun Kendangan diantaranya:
1. Pertemuan dengan ibu kader Dusun Kendangan untuk membahas program selama
bulan Februari.
2. Pendataan PISPK (Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga) dengan
presentase 100%
3. Pemicuan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) dari 40 undangan dihadiri
oleh 34 orang dan masyarakat yang berkomitmen sebanyak 12 orang.
4. Posyandu yang diikuti oleh 24 balita
5. TABO (Tanggap Bocah) yang diikuti oleh 20 anak dari undangan 27 anak dengan
tema jumantik.
6. Kegiatan ulang tahun PKK yang diisi tentang penyuluhan 5 pilar STBM secara
singkat
7. Kegiatan senam setiap hari Sabtu Sore untuk mengajak masyarakat berperilaku
sehat dengan berolahraga
8. Pemberian kenang-kenangan dan pamitan
B. Saran
1. Menambah intensitas komunikasi kepada sesama anggota sehingga kegiatan
dapat terorganisir dengan baik
2. Pada saat melakukan kegiatan dengan sasaran masyarakat, mahasiswa harus
memperhatikan waktu aktivitas di masyarakat agar lebih efisien
22
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, G., Manuaba, C. and Manuaba, F. (2007) Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta:
EGC.
https://slemankec.slemankab.go.id/tabo-melawan-demam-berdarah/
https://id.wikipedia.org/wiki/Pos_Pelayanan_Terpadu
https://www.caturharjo.com/p/blog-page.html?m=1
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Caturharjo,_Sleman,_Sleman
23