Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mahasiswa sebagai ujung tombak pelaksana Tri Dharma Perguruan Tinggi


tidak dapat lepas dari segala kegiatan tentang kemasyarakatan. Salah satu dharma yang
wajib untuk dijalankan adalah ”Pengabdian Terhadap Masyarakat”. Demi menjalankan
Dharma ketiga tersebut, perguruan tinggi sebagai wadah dari civitas akademik
menggalakkan program Praktik Kerja Lapangan (PKL) Komunitas sebagai aplikasi
pengabdian mahasiswa terhadap masyarakat yang diharapkan mampu memberi
manfaat.
Dalam pelaksanaan PKL komunitas, mahasiswa sebagai penyelenggara
kegiatan dituntut untuk menemukan permasalahan serta membantu mengembangkan
potensi yang ada di lingkungan masyarakat. Kemudian dengan kemampuan yang
dimiliki mahasiswa dituntut untuk menyusun program kerja yang mampu memberikan
solusi ataupun menyelesaikan masalah serta mengangkat potensi sesuai dengan bidang
ilmu yang dimilikinya.
Kelurahan Caturharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta menjadi lokasi PKL Komunitas mahasiswa Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta tahun 2019 dituntut untuk merancang suatu kegiatan yang berkaitan dengan
kesehatan dan lingkungan. Oleh sebab itu program-program yang disusun diharapkan
memiliki nilai tambah bagi masyarakat, tidak hanya dalam bentuk fisik tetapi juga
dalam bentuk peningkatan motivasi di masyarakat.

B. Tujuan

Dalam program Praktik Kerja Lapangan (PKL) komunitas diharapkan


mahasiswa mampu :

1. Mengidentifikasi masalah yang terjadi di masyarakat berkaitan dengan kesehatan


dan lingkungan
2. Mengetahui dan menganalisis masalah yang berada di masyarakat berkaitan
dengan kesehatan dan lingkungan
3. Menetapkan prioritas masalah yang berada di masyarakat
4. Melaksanakan rencana dan melakukan evaluasi

1
C. Sasaran
Sasaran yang dituju pada Praktik Kerja Lapangan (PKL) Komunitas ini adalah
sasaran primer dan sasaran sekunder. Sasaran primer yaitu sasaran secara langsung
yang mendapatkan manfaat dari kegiatan ini yaitu masyarakat Dusun Kendangan.
Sasaran sekunder adalah para pemuka masyarakat, baik pemuka informal yaitu tokoh
agama maupun pemuka formal yaitu ketua RW, ketua RT, ketua organisasi, maupun
kader kesehatan di Dusun Kendangan. Sasaran sekunder ini diharapkan dapat turut serta
dalam menyebarluaskan informasi untuk mencegah penurunan derajat kesehatan.

D. Peserta
Praktik Kerja Lapangan (PKL) Komunitas Jurusan Kesehatan Lingkungan
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta di Dusun Kendangan diikuti oleh 5 mahasiswa yaitu:
1. Eggy Bagus Fernanda (P07133116009)
2. Aminullah Nur Rahmah (P07133116019)
3. Farhan Widiatmaja (P07133116029)
4. Dina Rohmawati (P07133116033)
5. Synthia Oktaviana (P07133116037)

E. Waktu dan Tempat


Pelaksanaan kegiatan Praktik Belajar Lapangan Komunitas dilakukan tanggal
1-28 Februari 2019 yang berlokasi di Dusun Kendangan, Caturharjo, Sleman,
Yogyakarta.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

Berdasar Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2014

di pasal 1 ayat 1, STBM adalah sebuah pendekatan untuk mengubah perilaku higienis

dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan (Kemenkes

2014). Pemicuan merupakan suatu mekanisme yang berfungsi untuk mendorong

perubahan perilaku masyarakat kolektif yang dituju dan mampu membangun sarana

sanitasi secara mandiri sesuai kemampuan.

Sedangkan tujuan diadakan pemicuan adalah untuk diarahkan memberikan

kemampuan dalam merencanakan perubahan perilaku; memantau perkembangan

perubahan perilaku; dan menjalankan evaluasi hasil perubahan perilaku (Kemenkes

2014). Dalam STBM, dikenal ada 5 pilar yaitu :

1. Stop Buang Air Besar Sembarangan

Yaitu kondisi ketika setiap individu dalam suatu komunitas tidak lagi

melakukan perilaku buang air besar sembarangan yang berpotensi

menyebarkan penyakit.

2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

Yaitu perilaku cuci tangan dengan menggunakan air bersih yang mengalir

dan sabun.

3. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMM-RT)

Yaitu melakukan kegiatan mengelola air minum dan makanan di rumah

tangga untuk memperbaiki dan menjaga kualitas air dari sumber air yang

akan digunakan untuk air minum, serta untuk menerapkan prinsip higiene

sanitasi pangan dalam proses pengelolaan makanan di rumah tangga.

3
4. Pengamanan Sampah Rumah Tangga

Yaitu melakukan kegiatan pengolahan sampah di rumah tangga dengan

mengedepankan prinsip mengurangi, memakai ulang, dan mendaur ulang.

5. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga

Yaitu melakukan kegiatan pengolahan limbah cair di rumah tangga yang

berasal dari sisa kegiatan mencuci, kamar mandi dan dapur yang memenuhi

standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan yang

mampu memutus mata rantai penularan penyakit.

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) ini terdiri dari beberapa tahapan,

yaitu a) sebelum pemicuan, b) saat pemicuan, c) setelah pemicuan dan d) perluasan.

Tahapan lain saat pemicuan STBM adalah transect walk yaitu aktivitas yang dilakukan

bersama dengan masyarakat untuk melihat, mengamati sekaligus memicu masyarakat

untuk mengenali dampak buruk dari kegiatan masyarakat yang tidak menerapkan

perilaku hidup bersih dan sehat. Menurut Kar dan Chambers (2008), tujuan dari proses

ini adalah menstimulasi semua indra untuk merasakan jijik terhadap perilaku yang

kurang baik dari masyarakat lain.

B. TABO

DBD masih sulit diberantas salah satu penyebabnya yaitu karena rendahnya

kesadaran masyarakat menyangkut kebersihan lingkungan. Gerakan pemberantasan

sarang nyamuk dengan instrumen 3M (menguras, menutup, dan mengubur) sudah

sering disosialisasikan oleh pemerintah baik melalui media elektronik maupun

sosialisasi langsung ke masyarakat. TABO (Tanggap Bocah) merupakan juru pemantau

jentik (jumantik) yang bertugas untuk mempromosikan 3 M plus kepada masyarakat

sekaligus berperan aktif di lingkungan untuk memantau berkala jentik nyamuk.

4
Perlu terobosan dalam rekrutmen kader kesehatan dimana permasalahan selama

ini orang-orang dewasa telah sibuk dengan aktivitas bekerja di luar rumah, sehingga

akhirnya perlu dimunculkan anak usia SD sebagai kader kesehatan tambahan. Usia ini

dipilih karena pada usia ini anak cenderung jujur dan apa adanya. Anak tidak berbohong

dan melakukan apa adanya. Pada usia tersebut anak juga tidak terlalu banyak memiliki

aktivitas sehingga dapat diajak kegiatan. Ketertarikan anak pada aktivitas luar rumah

dan teman sebaya juga menjadi alasan dipilihnya usia ini. Kader kesehatan tambahan

ini dinamai sebagai Tanggap Bocah (TABO) dengan tugas sebagai jumantik cilik.

Hal yang paling menentukan dan menjadi kunci penting dalam kegiatan ini

adalah keluarga. Karena anggota TABO terdiri dari anak-anak, dan anak-anak adalah

bagian dari keluarga. Tim UKM Puskesmas Sleman melakukan sosialisasi keluarga

bersama dengan kader kesehatan di masing-masing Dusun. Maksud dan tujuan kegiatan

TABO ini dijelaskan sekaligus memaparkan situasi lingkungan saat itu termasuk

bahayanya penyakit demam berdarah yang sedang banyak menjangkit warga.

Perubahan perilaku menjadi hidup bersih dan sehat tidak hanya dilakukan oleh orang

dewasa tetapi sejak dini yaitu anak-anak sehingga di kemudian hari anak-anak dapat

melanjutkan dan menerapkan apa yang sudah dipelajarinya sejak dini. Sehingga

partisipasi anak-anak sangat dibutuhkan dalam kegiatan TABO dalam rangka menekan

angka kejadian DBD dan mewujudkan perilaku hidup bersih sehat.

Dalam rangka mendukung dan mewujudkan keberlanjutan kegiatan TABO,

dilakukan penjalinan kerjasama, koordinasi dan pelibatan berbagai pihak yang

berkepentingan yaitu instansi pemerintah setempat. Inisiatif kegiatan TABO

disampaikan melalui rapat koordinasi tingkat desa selanjutnya muncul SK

pembentukan kader jumantik TABO di tingkat desa. Pada tingkat kecamatan melalui

rapat koordinasi tingkat kecamatan serta melaporkan ke dinas kesehatan kabupaten

5
terkait dengan adanya kegiatan TABO dalam rangka menekan angka kejadian DBD

dan perilaku bersih dan sehat.

C. Posyandu

Pos Pelayanan Keluarga Berencana - Kesehatan Terpadu (Posyandu) adalah

kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang

dibantu oleh petugas kesehatan. Posyandu merupakan salah satu Upaya Kesehatan

Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). Jadi, Posyandu merupakan kegiatan swadaya

dari masyarakat di bidang kesehatan dengan penanggung jawab kepala desa. Pelayanan

kesehatan terpadu (yandu) adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang

dilaksanakan di suatu wilayah kerja Puskesmas. Tempat pelaksanaan pelayanan

program terpadu di balai Dusun, balai kelurahan, RW, dan sebagainya disebut dengan

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Konsep Posyandu berkaitan erat dengan

keterpaduan. Keterpaduan yang dimaksud meliputi keterpaduan dalam aspek sasaran,

aspek lokasi kegiatan, aspek petugas penyelenggara, aspek dana dan lain sebagainya.

Gagasan posyandu dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Posyandu merupakan perpaduan kegiatan masyarakat bersama dengan tenaga

kesehatan, berupa:

a. Kegiatan pelaksanaan gerakan keluarga berencana.

b. Kegiatan evaluasi kesehatan ibu dan anak.

c. Penanggulangan diare.

d. Upaya peningkatan gizi keluarga ibu hamil.

e. Imunisasi balita dan anak.

2. Sasaran pelaksanaan posyandu antara lain adalah:

a. Balita.

b. Ibu hamil dan ibu menyusui.

6
c. Pasangan usia subur (PUS).

3. Posyandu dilaksanakan satu kali dalam sebulan, di tempat yang mudah dijangkau

masyarakat.

4. Sistem pelayanan posyandu adalah "sistem lima meja"

a. Meja pertama.: pencatatan dan pelaporan.

b. Meja kedua : penimbangan.

c. Meja ketiga : penerangan dan pendidikan.

d. Meja keempat : peningkatan tentang gizi/ÅSl.

e. Meja kelima : pelayanan kesehatan (pemeriksaan hamil. imunisasi balita. anak

dan ibu hamil; program keluarga berencana dan pcmberian tablet besi dan

vitamin A).

Meja pertama sampai keempat dilayani oleh kader desa, sedangkan meja kelima

Oleh tenaga kesehatan

5. tenaga kesehatan yang terkait adalah bidan swasta, bidan desa, tenaga kesehatan

Puskesmas, dan dokter swasta.

6. Posyandu melaksanakan Sistem "Kader Desa".

Untuk memudahkan tugas, masyarakat membagi diri menjadi kelompok-kelompok

"dasa wisma" yang masing-masing terdiri dari 10 sampai 20 rumah tangga. Masing-

masing dasa wisma mempunyai seorang kader desa untuk mcmudahkan koordinasi

kunjungan keluarga, pencatatan, dan pelaporan (Manuaba dkk., 2007)

7
BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Metode Pelaksanaan Kegiatan


Metode yang digunakan dalam pelaksaan Praktik Kerja Lapangan Komunitas
di Dusun Kendangan Desa Caturharjo antara lain :
1. Observasi atau pengamatan langsung
Melakukan pengamatan langsung di wilayah untuk menemukan masalah
tentang kesehatan.
2. Partisipasi aktif
Berpartisipasi secara aktif dengan metode tanya jawab dalam kegiatan
yang dilakukan mahasiswa kepada masyarakat.
3. Pencatatan
Mencatat data primer seperti hasil wawancara terhadap masyarakat dan
hasil pengamatan yang didapatkan di wilayah dan data sekunder dari
berbagai sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.

B. Alat dan Bahan


1. PISPK
a. Formulir PISPK
b. Tensimeter
c. Alat tulis
d. Stiker PISPK
2. Pemicuan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)
a. Kertas buffalo warna-warni
b. Kertas karton
c. Kertas HVS
d. Alat tulis
e. Daftar hadir
f. Pengeras suara
g. Gamping atau kapur
h. Batu kecil atau kerikil
i. Formulir STBM
j. Undangan

8
3. TABO (Tanggap Bocah)
a. Jentik nyamuk Aedes aegypti
b. Pengeras suara
c. Daftar hadir
d. Alat tulis
e. Undangan
4. Posyandu
a. Timbangan
b. Meteran
c. Tensi
d. Daftar hadir
e. Undangan
f. Buku Posyandu
5. Senam
a. Pengeras suara
6. PKK
a. Undangan
b. Alat tulis
c. Daftar hadir

9
C. Rancangan Rencana Kegiatan

PERENCANAAN PROGRAM KEGIATAN PKL


Kelas : Reguler A
Lokasi : Dusun Kendangan, Caturharjo, Sleman
Ketua Kelompok : Eggy Bagus Fernanda
Dosen Pembimbing : Yamtana, SKM, M.Kes
Minggu Hari, Tanggal
Waktu Lokasi Kegiatan
Ke- (Februari 2019)
Hari Tanggal
1 Jumat 1 09.00 – 13.00 Dsn. Kendangan - Diskusi dengan pembimbing Puskesmas terkait
lokasi PKL Komunitas
- Mengunjungi lokasi PKL Komunitas
Sabtu 2 10.00 – 14.00 Gedung - Menyampaikan rencana kerja kepada pengurus
Serbaguna Dsn. kader
Kendangan - Memperkenalkan anggota kelompok pada
pengurus kader
Minggu 3 09.00 – 16.00 Kampus - Melakukan diskusi untuk pelaksanaan program
Poltekkes kerja selama PKL Komunitas
- Menyusun rencana anggaran biaya
- Pembagian PJ program kerja

10
Senin 4 - Melakukan kunjungan dan memperkenalkan
anggota kelompok kepada Perangkat Dusun
- Menyampaikan tujuan kegiatan PKL
- Menyampaikan rencana program kerja sederhana
Selasa 5 09.00 -13.00 Gedung - Melakukan packing PIS-PK
serbaguna Dsn. - Maping lokasi untuk kegiatan PIS-PK
Kendangan
Rabu 6 13.00 -17.30 Dsn. Kendangan - PIS-PK
- Evaluasi kegiatan
Kamis 7 13.00 -17.30 Dsn. Kendangan - PIS-PK
- Evaluasi kegiatan
2 Jumat 8 13.00 – 15.00 Dsn. Kendangan - PIS-PK
- Evaluasi kegiatan
Sabtu 9 15.30 – 17.30 Lapangan RT. 02 - Senam sehat bersama
Dsn. Kendangan
Minggu 10 09.00 – 13.00 Dsn. Kendangan - PIS-PK
- Evaluasi kegiatan
Senin 11 09.00 – 13.00 Gedung - POSYANDU
serbaguna Dsn.
Kendangan
Selasa 12 09.00 – 13.00 Dsn. Kendangan - PIS-PK

11
- Evaluasi kegiatan
Rabu 13 09.00 – 13.00 Dsn. Kendangan - PIS-PK
- Evaluasi kegiatan
Kamis 14 09.00 – 13.00 Dsn. Kendangan - PIS-PK
- Evaluasi kegiatan
3 Jumat 15 15.30 – 17.30 Gedung - Senam sehat bersama
serbaguna Dsn.
Kendangan
Sabtu 16 09.00 – 13.00 Dsn. Kendangan - PIS-PK
- Evaluasi kegiatan
Minggu 17 15.00 – 18.00 Rumah Ketua - Membagi undangan Pemicuan STBM
RW - Menghadiri Ulang tahun PKK Dsn. Kendangan
Senin 18 13.00 – 17.00 Dsn. Kendangan - PIS-PK
- Evaluasi kegiatan
Selasa 19 09.00 – 12.00 Gedung - Pemicuan STBM 5 Pilar
serbaguna Dsn. - Evaluasi Kegiatan
Kendangan
Rabu 20 10.00 – 12.00 Puskesmas - Pengumpulan PIS-PK ke Puskesmas
Sleman
Kamis 21 14.00 – 16.30 Kampus - Melakukan diskusi kegiatan TABO
Poltekkes

12
4 Jumat 22 13.00 – 15.00 Dsn. Kendangan - Menyebarkan undangan TABO
Sabtu 23 10.00 – 12.00 Indogrosir - Membeli kebutuhan untuk kegiatan TABO dan
penyuluhan PSN
Minggu 24 15.00 – 17.30 Gedung - TABO
serbaguna Dsn. - Penyuluhan tentang Pemberantasan Sarang
Kendangan Nyamuk
Senin 25 13.00 – 17.00 Kampus - Menyusun laporan hasil kegiatan PKL Komunitas
Poltekkes
Selasa 26 10.00 – 14.00 Kampus - Membuat video kegiatan PKL Komunitas
Poltekkes
Rabu 27 10.00 – 14.00 Kampus - Menyelesaikan laporan hasil kegiatan PKL
Poltekkes Komunitas
Kamis 28 09.00 – 12.00 Balai Desa - Penutupan dan perpisahan dengan lokasi PKL
Caturharjo Komunitas

13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum
1. Puskesmas Sleman
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Sleman terletak di PaDusunan
Srimulyo, Kelurahan Triharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman bagian
tengah, atau di jalan Kapten Hariyadi No. 06 Trimulyo Sleman, Telepon (0274)
868374 merupakan daerah perbatasan antara wilayah agraris dan perkotaan yang
wilayahnya memanjang dengan bentang lebih kurang 4 km. Luas wilayah kerja
Pusat Kesehatan Masyarakat Sleman secara keseluruhan mencapai 31.320.000 Ha
tinggi permukaan laut 2.430 m dan suhu maksimal/minimal 34°C/22°C.
Untuk batas-batas wilayah Puskesmas Sleman, yaitu :
1) Sebelah Utara : Kecamatan Turi
2) Sebelah Selatan : Kecamatan Mlati
3) Sebelah Barat : Kecamatan Tempel
4) Sebelah Timur : Kecamatan Ngaglik
Pusat kesehatan masyarakat Sleman merupakan pusat kesehatan masyarakat
Rawat jalan dan Rawat Inap di Kecamatan Sleman yang didirikan tahun 1984 dan
menempati tanah seluas 900 m2.

14
Secara Administratif, wilayah Pusat Kesehatan Masyarakat Sleman terdiri dari
5 desa dan 83 Dusun yang terdiri dari 203 RW dengan total RT sebanyak 477 RT.
Berikut merupakan wilayah administratif Puskesmas Sleman :
DESA JUMLAH DUSUN
Triharjo 12 Dusun
Tridadi 15 Dusun
Trimulyo 14 Dusun
Caturharjo 20 Dusun
Pandowoharjo 22 Dusun

2. Desa Caturharjo
Desa Caturharjo adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Sleman. Desa
ini memiliki luas wilayah 702 Ha yang terdiri dari 49 RW yang di dalamnya
terdapat 108 RT. Wilayah desa Caturharjo berbatasan langsung dengan wilayah
lain, yaitu :
a. Sebelah Utara : Desa Margorejo
b. Sebelah Selatan : Desa Margoagung
c. Sebelah Barat : Desa Triharjo
d. Sebelah Timur : Desa Mororejo
Berikut merupakan Dusun yang ada di Desa Caturharjo, yaitu :
Dusun
Bejen Kemloko
Dalangan Kendangan
Ganjuran Kleben
Jetis Klumprit
Keceme Malang
Mangunan Ngaglik
Medari Cilik Ngangkruk
Medari Gedhe Ngemplak
Mrisen Sanggarahan
Nambongan Sidorejo

15
3. Dusun Kendangan
Dusun Kendangan merupakan salah satu dusun yang ada di Desa
Caturharjo Kecamatan Sleman. Dusun kendangan memiliki 2 RW yang masing-
masing RW terdiri dari 2 RT. Jumlah KK di Dusun Kendangan yaitu 138 KK
dengan total jumlah penduduk yaitu 425 jiwa. Jumlah rumah yang ada di dusun ini
adalah 138 rumah. Untuk batas-batas wilayah Dusun Kendangan, yaitu :
a. Sebelah Utara : Dusun Bejen
b. Sebelah Selatan : Dusun Klumprit
c. Sebelah Barat : Dusun Dalangan
d. Sebelah Timur : Dusun Ngemplak

B. Hasil Kegiatan
KEGIATAN CAPAIAN
Pertemuan dengan ibu kader Dusun Kendangan untuk
-
membahas program selama bulan Februari
Pendataan PISPK (Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
100%
Keluarga)
Pemicuan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) dari 40
85%
undangan dihadiri oleh 34 orang
Posyandu yang diikuti oleh 24 balita -
TABO (Tanggap Bocah) yang diikuti oleh 21 anak dari
77,8%
undangan 27 anak dengan tema jumantik
Kegiatan ulang tahun PKK -
Kegiatan senam setiap hari Sabtu Sore -
Pemberian kenang-kenangan dan pamitan -

C. Pembahasan
1. PIS-PK (Program Indonesia Sehat-Pendekatan Keluarga)
PIS-PK atau Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga adalah
salah satu program Kementerian Kesehatan RI yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas hidup manusia Indonesia. Program ini dilaksanakan dengan menegakkan
tiga pilar utama yaitu penerapan paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan,
dan pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Pendekatan keluarga adalah

16
salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan
meningkatkan atau mendekatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah. Keluarga
yang dimaksudkan adalah kesatuan keluarga inti yaitu ayah, ibu dan anak
sebagaimana yang dinyatakan dalam Kartu Keluarga.
Kegiatan PIS-PK dilaksanakan serentak di Desa Caturharjo salah satunya di
Dusun Kendangan. Dusun Kendangan memiliki 2 RW yang masing-masing RW
nya terdiri dari 2 RT. Jumlah KK di Dusun Kendangan yaitu 138 KK dengan total
jumlah penduduk yaitu 425 jiwa. Teknis pelaksanaan kegiatan PISPK di Dusun
Kendangan yaitu mahasiswa dibagi menjadi 5 kelompok kemudian didampingi
kader kesehatan yang rata-rata berjumlah 2-3 orang. Mahasiswa dan kader
kesehatan mendatangi dari rumah ke rumah untuk melakukan pendataan, bertanya
masalah kesehatan, dan melakukan pengukuran tekanan darah.
Hasil capaian kegiatan PISPK yang dilaksanakan antara mahasiswa dan kader
kesehatan yaitu 100% (138 KK dari 138 KK). Permasalahan utama di Dusun
Kendangan yaitu sampah plastik yang masih di bakar di halaman ataupun belakang
rumah. Untuk permasalahan ini, mahasiswa memberikan edukasi secara langsung
terhadap masyarakat saat kegiatan PISPK yaitu dengan mengurangi penggunaan
plastik, menggunakan kembali plastik, dan semua plastik yang sudah tidak
digunakan dikumpulkan menjadi satu kemudian di buat menjadi ecobrick.
Permasalahan lain yang di dapatkan yaitu sebagian besar masyarakat mempunyai
tekanan darah tinggi namun belum ditindaklanjuti untuk konsultasi atau
pengobatan ke puskesmas. Hal ini dikarenakan belum tersedianya BPJS, takut, dan
tidak tahu bahwa masyarakat mempunyai tekanan darah tinggi. Untuk
permasalahan ini, solusi yang diberikan mahasiswa yaitu lebih ke upaya promotif
seperti istirahat yang cukup dan memberikan motivasi agar masyarakat mau ke
puskesmas untuk berkonsultasi atau melakukan pemeriksaan.
2. STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat bertujuan untuk mengubah perilaku
masyarakat agar berperilaku hidup bersih dan sehat. Pemicuan STBM di Dusun
Kendangan dilakukan pada tanggal 19 Februari 2019 pukul 09.00 WIB yang
berlokasi di halaman depan rumah Ibu Tri Sahilan. Sasaran ditentukan oleh
mahasiswa ditujukan kepada masyarakat yang masih bermasalah dengan lima pilar
STBM.

17
Berikut merupakan pembagian tugas dalam pemicuan STBM, yaitu :
a. Fasilitator utama : Eggy Bagus Fernanda
b. Asisten fasilitator : Synthia Oktaviana
c. Pencatat proses : Aminullah Nur Rahmah
d. Penjaga alur proses : Dina Rohmawati
e. Penata suasana : Farhan Widiatmaja
Berikut merupakan tahap pelaksanaan saat sebelum pemicuan :
a. Persiapan teknis dan logistik
Pada tahap persiapan teknis, mahasiswa sebelumnya sudah bertanya kepada
kader kesehatan tentang batas-batas wilayah di Dusun Kendangan. Pada saat
hari dilakukannya pemicuan, mahasiswa menggambar peta dasar masing-
masing RT, sungai, jalan, dan sungai di Dusun Kendangan dengan kapur
atau gamping. Setelah itu, mahasiswa juga menyiapkan potongan kertas
buffalo warna-warni untuk 5 pilar STBM dan menyiapkan batu kecil atau
kerikil. Untuk logistik, persiapan sudah dilakukan oleh kader kesehatan di
Dusun Kendangan yang berupa persiapan konsumsi saat melakukan
pemicuan.
b. Observasi kebiasaan PHBS masyarakat
Observasi perilaku di masyarakat dilakukan secara bersamaan saat
pendataan PISPK. Perilaku menyimpang yang ditemukan diantaranya
adalah masih adanya warga yang BABS (Buang Air Besar Sembarangan)
dan sebagian besar masyarakat di Dusun Kendangan membakar sampah
plastik. Selain observasi, untuk memperkuat data yang didapatkan,
mahasiswa juga melakukan wawancara kepada kader kesehatan tentang
bagaimana perilaku masyarakat.
c. Persiapan pemicuan
Persiapan yang dilakukan sebelum pemicuan STBM adalah menggambar
peta dasar Dusun Kendangan, pemilihan lokasi, pemilihan sasaran yang
dituju, menyebarkan undangan, dan mempersiapkan peralatan dan bahan
yang dibutuhkan pada saat pemicuan.
Kemudian berikut merupakan tahap pelaksanaan saat pemicuan :
a. Tahap perkenalan
Tahap ini merupakan tahap perkenalan dari mahasiswa praktik dan dari
pihak puskesmas kepada masyarakat yang mengikuti pemicuan STBM.

18
Tahap perkenalan ini, mahasiswa juga memberikan sedikit gambaran
tentang 5 pilar STBM dan dampak yang ditimbulkan apabila tidak
berperilaku hidup bersih dan sehat. Selain itu, mahasiswa juga menekankan
bahwa mahasiswa datang tidak membawa bantuan tetapi mengajak
masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
b. Tahap pendinginan suasana (ice breaking)
Tahap ini merupakan tahap yang bertujuan untuk mencairkan suasana dan
mengakrabkan antara mahasiswa dengan masyarakat. Ice Breaking yang
diangkat adalah Chicken Dance dimana masyarakat yang mengikuti
pemicuan diajak untuk menari bersama mahasiswa dan pihak puskesmas..
c. Tahap pemicuan
Setelah ice breaking maka kegiatan yang dilakukan adalah pemicuan.
Pemicuan dilakukan oleh fasilitator utama dan asisten fasilitator yang
dibantu pihak puskesmas. Pemicuan dilakukan urut dari pilar pertama
hingga pilar kelima. Setelah selesai pemicuan masing-masing pilar, maka
masyarakat yang bermasalah diberikan kertas buffalo sesuai
permasalahannya dan data diri oleh penjaga alur proses untuk diletakkan di
peta dasar sesuai tempat tinggalnya. Setelah meletakkan kertas buffalo dan
data diri, masyarakat akan diajak untuk mengubah perilaku yang kurang
tepat dengan berkomitmen untuk berubah dan dicatat di Rencana Tindak
Lanjut yang telah disediakan. Pada saat pemicuan, diberikan gambaran
tentang dampak yang akan ditimbulkan dan diharapkan timbul perasaan
jijik, malu, dan takut sakit karena perbuatannya sendiri. Hasil dari pemicuan
STBM ini adalah masyarakat yang berkomitmen untuk berubah sebanyak
12 orang dari 34 orang. Permasalahan terbanyak yang ditemukan adalah
masyarakat masih membakar sampah plastik di lingkungan.
3. Posyandu
Posyandu di Dusun Kendangan dilaksanakan tanggal 11 Februari 2019 pukul
09.00 WIB. Kegiatan ini bertujuan untuk memantau pertumbuhan balita. Tahapan
kegiatan posyandu, yaitu:
a. Orang tua menyerahkan buku posyandu kepada kader kemudian balita
ditimbang
b. Dilakukannya pengukuran lingkar kepala dengan menggunakan meteran
c. Dilakukannya pengukuran tinggi badan balita

19
d. Dilakukannya pemberian vitamin berbentuk kapsul sebanyak 2 biji
e. Pemberian makanan tambahan bagi balita yang berupa bubur kacang hijau.
Menu PMT (Pemberian Makan Tambahan) selalu berganti setiap kali
kegiatan posyandu.

Pada saat kegiatan posyandu, mahasiswa melakukan pengukuran tekanan


darah pada kader dan orang tua masing-masing balita. Kegiatan posyandu
berakhir pada pukul 13.00 WIB

4. TABO (Tanggap Bocah)


Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 24 Februari 2019. Sasaran
yang dituju adalah anak-anak yang diharapkan mampu menjadi jumantik (juru
pemantau jentik) di rumah masing-masing. Kegiatan yang dilakukan yaitu
penyuluhan tentang nyamuk Aedes aegypti yang terdiri dari ciri-ciri nyamuk Aedes
aegypti, tempat berkembang biak, cara penularan, siklus hidup nyamuk dan upaya
pencegahan penyakit DBD.
5. Ulang Tahun PKK
Kegiatan ini dilakukan pada hari Minggu tanggal 17 Februari 2019 yang diikuti
oleh anggota PKK di Dusun Kendangan. Saat kegiatan ini, mahasiswa ikut
memberikan materi penyuluhan singkat tentang STBM (Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat) dan gambaran teknis kegiatan pemicuan yang akan dilakukan.
Penyuluhan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) dengan memaparkan
5 pilar dalam STBM yaitu stop BABS, CTPS, PAM/PMM-RT, pengelolaan sampah
dan pengelolaan limbah. Penyuluhan bertujuan untuk mengajak masyarakat untuk
memiliki Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
6. Senam
Kegiatan ini dilakukan setiap 1 minggu sekali pada hari Sabtu. Dilakukan pada
waktu sore hari dengan peserta ibu-ibu. Kegiatan ini bertujuan untuk mengajak
warga untuk hidup sehat dengan berolahraga. Hasil dari kegiatan ini adalah
Sebanyak 15 warga telah aktif mengikuti kegiatan senam.
D. Kendala yang Dihadapi
Pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Komunitas di Dusun
Kendangan mengalami beberapa kendala, diantaranya :

20
1. Saat pelaksaan PISPK ada beberapa keluarga yang tidak dapat ditemui
karena berbagai alasan, sehingga mahasiswa dan kader harus kembali untuk
melakukan pendataan.
2. Semua kegiatan yang dilakukan menyesuaikan jadwal seminar proposal
maupun penelitian dari masing-masing mahasiswa.
3. Kurangnya komunikasi antar mahasiswa karena kesibukan masing-masing
sehingga kegiatan tidak dapat dilaksanakan dengan maksimal.
4. Sulit menyesuaikan jadwal antara dosen pembimbing lapangan dengan
kegiatan mahasiswa
5. Lokasi pemicuan STBM kurang luas karena terkendala cuaca

21
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan yang sudah dilaksanakan di Dusun Kendangan diantaranya:
1. Pertemuan dengan ibu kader Dusun Kendangan untuk membahas program selama
bulan Februari.
2. Pendataan PISPK (Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga) dengan
presentase 100%
3. Pemicuan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) dari 40 undangan dihadiri
oleh 34 orang dan masyarakat yang berkomitmen sebanyak 12 orang.
4. Posyandu yang diikuti oleh 24 balita
5. TABO (Tanggap Bocah) yang diikuti oleh 20 anak dari undangan 27 anak dengan
tema jumantik.
6. Kegiatan ulang tahun PKK yang diisi tentang penyuluhan 5 pilar STBM secara
singkat
7. Kegiatan senam setiap hari Sabtu Sore untuk mengajak masyarakat berperilaku
sehat dengan berolahraga
8. Pemberian kenang-kenangan dan pamitan
B. Saran
1. Menambah intensitas komunikasi kepada sesama anggota sehingga kegiatan
dapat terorganisir dengan baik
2. Pada saat melakukan kegiatan dengan sasaran masyarakat, mahasiswa harus
memperhatikan waktu aktivitas di masyarakat agar lebih efisien

22
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan RI. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga –


PISPK. https://www.depkes.go.id/article.view/17070700004/program-indonesia-sehat-
dengan-pendekatan-keluarga.html

Manuaba, G., Manuaba, C. and Manuaba, F. (2007) Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta:
EGC.

Trisnanto, A. (2017) Sanitasi di Indonesia Timur: Keberlanjutan dan Inovasi Kebijakan.


Malang: UB Press.

https://slemankec.slemankab.go.id/tabo-melawan-demam-berdarah/

https://id.wikipedia.org/wiki/Pos_Pelayanan_Terpadu

https://www.caturharjo.com/p/blog-page.html?m=1

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Caturharjo,_Sleman,_Sleman

23

Anda mungkin juga menyukai