PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta partisipasi aktif dalam
manusia (Notoatmodjo,2010).
umumnya dan khususnya jamban keluarga merupakan salah satu sarana yang
memiliki akses sanitasi dan air bersih. Akses sanitasi itu termasuk memiliki
sarana untuk Mandi, Cuci, Kakus (MCK) yang memadai. Saat ini masih ada
lebih dari 51 juta orang yang buang air besar sembarangan (BABS).
1
tidak memiliki akses MCK, dan berperilaku buang air besar sembarangan
yang signifikan , padahal sanitasi merupakan salah satu unsur penting bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat pula. Bahkan bisa jadi para pihak yang
yang berkaitan dengan penciptaan kultur hidup bersih dan sehat, masih belum
pembuangan tinja merupakan salah satu dari berbagai masalah kesehatan yang
sehat(Otayya,G.Lian, 2012).
2
Menurut Depkes RI (2005) salah satu fasilitas kesehatan yang sangat
yang dipergunakan untuk membuang tinja atau kotoran manusia atau najis
salah satu bahan buangan yang banyak mendatangkan masalah dalam bidang
kesehatan dan sebagai media bibit penyakit, seperti diare, typhus, muntaber,
lingkungan pada sumber air dan bau busuk serta estetika (Otayya,G.Lian,
2012).
3
aspek lingkungan memiliki kontrsibusi 45%, perilaku 30%, pelayanan
penyakit diare termasuk urutan kedua dari 10 (sepuluh) terbanyak. Dari hasil
studi pendahuluan yang penulis lakukan pada bulan Maret di desa Tuhtuhan
aktifitas buang air besar pada jamban cemplung yang dibuat di pinggir jalan
desa. Dua responden lainnya yang memiliki jamban memiliki perilaku yang
kebersihan jamban yang masih kurang dan tidak tersedianya alat pembersih
untuk membersihkan jamban. Berdasarkan data yang penulis peroleh dari 113
keluarga merupakan salah satu indikator rumah sehat selain pintu ventilasi,
jendela, air bersih, tempat pembuangan sampah, saluran air limbah, ruang
4
Untuk mengatasi permasalahan tersebut ada beberapa alternatif kebijakan
merubah perilaku mereka dalam memelihara jamban dengan baik dan sehat.
Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang
5
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana gambaran aksesibilitas perilaku
2. Tujuan Khusus
pemanfaatan jamban
jamban
jamban
6
D. Manfaat Penelitian
1. Peneliti
2. Petugas Kesehatan
3. Institusi
4. Masyarakat
masyarakat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat
rumah tangga.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
objek, pelayanan ataupun Dalam Kamus Bahasa Inggris Echols M John dan
Aksesibilitas adalah konsep yang luas dan fleksibel. Apa peluang yang
8
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
(Maulana, 2009).
sebagainya
dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk
meskipun seseorang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak
9
Dalam penelitian ini penulis mengangkat 4 variabel, untuk lebih jelasnya
1. Tingkat Pengetahuan
oleh masyarakat belum sesuai dengan harapan karena masih ada yang
misalnya sungai, kebun atau sawah. Hal ini karena kebiasaan (pola
hidup) atau fasilitas yang kurang terpenuhi serta pengetahuan, sikap dan
2012)
10
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6
tingkatan yaitu:
a. Tahu (know)
b. Memahami (comprehension)
c. Aplikasi (aplication)
d. Analisa (analysis)
11
e. Sintesis (syinthesis)
f. Evaluasi (evaluation)
diinginkannya.
12
Namun demikian dari penelitian selanjutnya Ali menyimpulkan
perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh pengetahuan yang baik,
kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat
langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh
pengetahuan yang baik dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama
(Ali, 2010).
13
Penyuluhan kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan
memperhatikan kesehatannya.
antara kedua kekuatan tersebut di dalam diri seseorang sehingga ada tiga
14
a. Kekuatan – kekuatan pendorong peningkat.
tersebut
15
3. Sikap
yang diyakini
perilaku
dalam waktu singkat, tidak berdiri sendiri serta membutuhkan waktu dan
16
menciptakan lingkungan yang mendukung kearah dukungan terhadap
Sikap dapat diukur dengan skala likert yaitu suatu pendapat atau
(Ridwan, 2009).
4. Tindakan/perbuatan
baik yang diamati secara langsung ataupun tidak langsung. Tindakan dari
adalah suatu aktivitas manusia itu sendiri, oleh karena itu perilaku
2010).
17
Menurut (Azwar, 2007) suatu sikap belum tentu dapat terwujud
yaitu :
a. Persepsi
b. Respon terpimpin
c. Mekanisme
d. Adaptasi
C. Pemanfaatan Jamban
18
Menurut Hamzah (2012) Pemanfaatan jamban berarti penggunaan atau
memakai jamban dalam hal buang air besar yang dilakukan oleh masyarakat
memanfaatkannya .
oleh keluarga akan berdampak besar pada penurunan penyakit, karena setiap
anggota keluarga sudah buang air besar di jamban. Maka dari itu perlu
(Sutedjo,2013).
jika didukung oleh faktor yang berasal dari dalam diri individu
19
seperti kondisi jamban, sarana air bersih, pengaruh lingkungan (peran
petugas kesehatan termasuk tokoh adat dan tokoh agama (Ridwan, 2012).
masyarakat yang buang hajat /air besar di tempat- tempat yang tidak
Polio adalah satu dari diantara penyakit menular yang dapat menyebar
20
dapat menimbulkan kontaminasi pada air, tanah, dan mendatangkan
dan sebagainya.
di malam hari).
sanitasi.
Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Jamban sehat efektif
untuk memutus mata rantai penularan penyakit. Jamban sehat harus dibangun,
dimiliki, dan digunakan oleh keluarga dengan penempatan (di dalam rumah
atau di luar rumah) yang mudah dijangkau oleh penghuni rumah. Standar dan
21
Bangunan atas jamban harus berfungsi untuk melindungi pemakai dari
2) Lantai Jamban terbuat dari bahan kedap air, tidak licin, dan
c. Bangunan Bawah
1) Tangki Septik
kotoran manusia (tinja dan urine). Bagian padat dari kotoran manusia
22
Jika tidak memungkinkan dibuat resapan maka dibuat suatu filter
padat dan cair dari jamban yang masuk setiap harinya dan akan
Tinja manusia adalah buangan atau kotoran manusia yang bau dan
kontaminasi dengan tinja (kolera, disentri, typus), efek tak langsung biasanya
23
kondisi hygiene lingkungan. pencemaran akibat pembuangan tinja
sedini mungkin diatasi, karena kotoran manusia adalah salah satu sumber
inang baru yaitu dari anus seseorang ke tubuh orang lain melalui
(Sholeh, 2012).
terhenti. Hal ini dapat dilakukan dengan mengisolasi tinja sebagai sumber
baru ( Sutedjo,2013)
24
F. Penentuan Letak Jamban
Dalam penentuan letak jamban menurut Mubarak (2010), ada dua hal
yang perlu diperhatikan yaitu jarak jamban dengan sumber air. Faktor
dari letak sumber air atau jarak tidak boleh kurang dari 15 meter dan
letak jamban agak ke kanan atau kiri sumur. Jika tanahnya datar
c. Sifat, macam, dan susunan tanah berpori, padat, pasir, tanah liat atau
kapur.
lokasi jamban berkisar antara 8 meter sampai 15 meter atau rata rata 10
meter
G. Pemeliharaan jamban
25
f. Tersedia air bersih dalam rumah jamban.
pembalut, logam, gelas, dan sebagainya) serta bahan kimia beracun bagi
H. Kerangka Teoritis
positif, perubahan tradisi yang tentu saja hal ini tidak terlepas dari
yang menjadi contoh. Jika faktor-faktor tersebut terpenuhi dan memiliki nilai
membentuk prilaku kesehatan yang baik. Perilaku kesehatan yang baik akan
26
keterjangkauan sumber dan fasilitas kesehatan); serta faktor penguat
Predisposisi faktor
(pengetahuan, sikap,
tindakan/perbuatan,
nilai-nilai, tradisi)
Perilaku Kesehatan
Enabling Faktor
Ketersediaan
Sumber-Sumber
Reinforcing faktor
(sikap dan peran
petugas kesehatan)
27
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
diukur dan diamati secara langsung. Agar dapatdiamati dan dapat diukur,
Dependent
Pengetahuan
Perilaku Masyarakat
Sikap Dalam Pemanfaatan
jamban
Tindakan
Peran petugas
kesehatan
28
B. Definisi Operasional
Tabel 3.1
Defenisi Operasional dan Metode Pengukuran
Terhadap beberapa Variabel Penelitian.
29
yang tentangsikap
menggambar sebanyak 7
kan pertanyaan
bagaimana
dalam dengan
pemanfaatan kriteria:
jamban
- Positif jika x
≥ 2,6
- Negatif jika
x < 2,6
30
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
penelitian ini adalah responden yang dapat membaca dan menulis dan
31
bersedia menjadi responden yaitu sebanyak 50 orang.Perhitungan besar
N
n = 1+N ( d 2 )
Keterangan:
N= besar populasi
n = besar sampel
113
n = 1+113(0 , 012 )
n = 50.05
32
D. Instrumen Penelitian
option jawaban pilihan a, b, c dan d, untuk jawaban benar diberi skor 1, jika
tidak diberi skor 0. Dengan kriteria Tinggi apabila x ≥ 5,62, rendah apabila x
< 5,62 . 5 pertanyaan tentang peran petugas dengan kriteria mendukung jika x
≥ 2,68 dan tidak mendukung Jika x ≥ 2,68, 7 pertanyaan tentang sikap dengan
kriteria: Positif jika x ≥ 2,6, Negatif jika x < 2,6 dan 5 pertanyaan tentang
tindakan dengan kriteria: Positif jika x ≥ 6,26, Negatif jika x < 6,26.
1. Data Primer
2. Data Sekunder
33
F. Teknik Pengolahan Data
pengisian data, langkah ini bertujuan agar data yang diperoleh dapat di
d. Tabulasi Data : Mentabulasi data dalam bentuk tabel frekuensi dan tabel
silang.
persetujuan penelitian.
34
4. Setelah responden selesai menjawab kuesioner yang dibagikan,
H. Analisa Data
(Natoadmodjo, 2012).
f
P= × 100%
n
Keterangan:
P : Persentase
f : Frekwensi Teramati
Σ x Σx
x = n n
Keterangan :
35
x = Mean (rata-rata)
∑ = Jumlah
n = Jumlah responden
x = Nilai responden
36
BAB V
dusun yaitu, Dusun Tuhtuhan dan Dusun pangkohan Luas Desa Tuhtuhan
sebesar 1720 Ha, yang terdiri dari perkampungan penduduk dan sebagian kecil
Jumlah penduduk desa Tuhtuhan sebanyak 633 jiwa, terdiri dari 321 laki-
laki dan 312 perempuan, dengan jumlah Kepala Keluarga 113 KK. Sesuai
air besar pada keluarga yang tidak mempunyai jamban keluarga sebagian
kotoran di jamban. Hal ini dapat dilihat dari 113 kepala keluarga hanya 20
37
B. Hasil Penelitian
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Perilaku Masyarakat Dalam Pemanfaatan Jamban di
Desa Tuhtuhan Kecamatan Simpang Kanan
Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2018
No Perilaku Masyarakat
Dalam Pemanfaatan Frekuensi (f) Persentase (%)
Jamban
1 Memanfaatkan 17 34
2 Tidak Memanfaatkan 33 66
Total 50 100
Sumber: Data primer tahun 2018
38
b. Gambaran Pengetahuan Masyarakat Terhadap Perilaku Dalam
Pemanfaatan Jamban
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Masyarakat Terhadap Perilaku
Pemanfaatan Jamban di Desa Tuhtuhan Kecamatan Simpang Kanan
Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2018
Pemanfaatan Jamban
Pengetahuan Memanfaatkan Tidak Jumlah
Memanfaatkan
F % F % F %
Tinggi 11 47.8 12 52.2 23 100
Rendah 6 22.2 21 77.8 27 100
Jumlah 17 34 33 66 50 100
Sumber: Data primer tahun 2018
Pemanfaatan Jamban
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Sikap Masyarakat Terhadap Perilaku Dalam
Pemanfaatan Jamban di Desa Tuhtuhan Kecamatan Simpang Kanan
Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2018
Pemanfaatan Jamban
Sikap Memanfaatkan Tidak Jumlah
Memanfaatkan
F % F % F %
Positif 15 78.9 4 21,1 19 100
Negatif 2 6.5 29 93.5 31 100
Jumlah 17 34 33 66 50 100
Sumber: Data primer tahun 2018
39
Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa diantara 19 responden
Pemanfaatan Jamban
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Tindakan Masyarakat Terhadap Perilaku
Dalam Pemanfaatan Jamban di Desa Tuhtuhan Kecamatan Simpang
Kanan Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2018
Pemanfaatan Jamban
Tindakan Memanfaatkan Tidak Jumlah
Memanfaatkan
F % F % F %
Positif 13 65 7 35 20 100
Negatif 4 13.3 26 86.7 30 100
Jumlah 17 34 33 66 50 100
Sumber: Data primer tahun 2018
jamban
40
e. Gambaran Peran Petugas Kesehatan Terhadap Perilaku Dalam
Pemanfaatan Jamban
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Peran Petugas Kesehatan Terhadap Masyarakat
Dalam Perilaku Pemanfaatan Jamban di Desa Tuhtuhan Kecamatan
Simpang Kanan Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2018
Pemanfaatan Jamban
Peran Petugas Memanfaatkan Tidak Jumlah
Kesehatan Memanfaatkan
F % F % F %
Berperan 12 40 18 60 30 100
Tidak Berperan 5 25 15 75 20 100
Jumlah 17 34 33 66 50 100
Sumber: Data primer tahun 2018
memanfaatkan jamban
41
C. Pembahasan
Pemanfaatan Jamban
belum sesuai dengan harapan karena masih ada yang buang hajat di
sungai, kebun atau sawah. Hal ini karena kebiasaan (pola hidup) atau
fasilitas yang kurang terpenuhi serta pengetahuan, sikap dan perilaku dari
proses seperti ini didasari oleh pengetahuan yang baik, kesadaran, dan
sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long
yang baik dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama (Ali, 2010).
42
Berdasarkan hasil penelitian masih banyak masyarakat yang
kebun dan diladang dari pagi hingga menjelang malam sehingga hanya
hanya sebatas tahu dan belum melaksanakannya hal ini bisa disebabkan
karena akses terhadap jamban belum bisa diwujudkan dan bisa juga
Pemanfaatan Jamban
43
memanfaatkan jamban dan 2 (6.5%) responden yang memanfaatkan
jamban.
diare lebih banyak terjadi pada responden yang memiliki sikap dan
perilaku yang kurang baik terhadap manfaat jamban. Sikap dan perilaku
diare, seperti kebiasaan makan yang belum dimasak, makan yang kotor
44
terwujudnya suatu tindakan dan praktek berupa respon terhadap
masih rendah artinya pengetahuan atau sikap yang baik belum tentu
Pemanfaatan Jamban
pada hakekatnya adalah suatu aktivitas manusia itu sendiri, oleh karena itu
Notoatmodjo, 2010).
45
Penelitian ini tidak sama dengan hasil penelitian Lian G Otaya
banyak warga yang belum memiliki jamban keluarga dan masih banyak
seperti di kebun, sawah dan di sungai juga masih kurangnya kesadaran dari
Pemanfaatan Jamban
46
(40%) responden yang memanfaatkan jamban dan 18 (60%) lainnya
Hal ini sejalan dengan teori Green (2000) dalam Andrias, H dan
2010)
47
Dari hasil penelitian informasi yang peneliti dapatkan dari responden
kesahatan yang baik, serta perlu juga dilakukan observasi oleh petugas
48
dimiliki oleh responden memenuhi syarat-syarat kesehatan dan
jamban peneliti berasumsi hal ini dikarenakan kebiasaan buang air besar
49
BAB VI
A. Kesimpulan
memanfaatkan jamban.
50
ada sebanyak 5 (25%) tidak mendapatkan peran petugas kesehatan
B. Saran
1. Bagi Peneliti
jamban.
3. Bagi Responden
51
tentang penggunaan jamban keluarga yang baik dan sehat untuk lebih
52
53
54
55
56
57
58
59
60