Anda di halaman 1dari 14

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA

KEIKUTSERTAAN SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA


BERENCANA DI DESA PADANG SIKABU KECAMATAN
KUALA BATEE KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

JURNAL SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat-syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Terapan
Universitas Ubudiyah Indonesia

Oleh

Nama : WILDA MAIFIRA


Nim : 161010510109

UNIVERSITAS U’BUDIYAH INDONESIA


PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN
BANDA ACEH
2017

0
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN DISMENORE PRIMER PADA
REMAJA PUTRI KELAS X DAN XI DI SMU NEGERI 6 COT MANE
KECAMATAN JEUMPA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

Masnidar1, Arlayda2
Abstrak

Latar Belakang : Masih rendahnya kesadaran pria ber-KB itu terkait dengan kurangnya
pemahaman kaum pria tentang kontrasepsi pria. Jumlah akseptor KB desa Sikabu akhir
tahun 2016 berjumlah 240 orang meliputi pil 23 orang (9,58%), suntik 211 orang
(89,91%) dan kondom 6 orang (2,5%). Ini menunjukkan bahwa partisipasi laki-laki
dalam menggunakan alat kontrasepsi masih sangat kecil dan penggunaan alat
kontrasepsi.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya
keikutsertaan suami menjadi akseptor keluarga berencana di Desa Sikabu Kecamatan
Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2017.
Metode Penelitian : Penelitian bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional study.
Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Sikabu Kecamatan Kuala Batee Kabupaten
Aceh Barat Daya pada tanggal 7-14 Mei 2017. Populasi dalam penelitian ini semua
pasangan usia subur di Desa Sikabu Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat
Daya berjumlah 252 orang. Pengambilan sampel menggunakan tehnik purposive
sampling berjumlah 72 responden. Pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner.
Analisa data univariat dan bivariat menggunakan SPSS versi 21,0.
Hasil Penelitian : Ada pengaruh antara pendidikan (p-value=0,000), pengetahuan (p-
value=0,001), dukungan istri (p-value=0,000), informasi (p-value=0,009) dengan
keikutsertaan suami menjadi akseptor keluarga berencana. Tidak ada pengaruh antara
sosial ekonomi dengan keikutsertaan suami menjadi akseptor keluarga berencana (p-
value=0,415).
Kesimpulan dan Saran : Puskesmas lebih proaktif dalam mempromosikan KB pada pria
sehingga dapat meningkatkan kemauan dan motivasi pria dalam menggunakan
kontrasepsi. Membuat suatu program binaan desa sehat sehingga dapat meningkatkan
motivasi.

Kata Kunci : Pendidikan, Pengetahuan, Dukungan Istri, Informasi, Sosial Ekonomi,


Keikutsertaan suami, Akseptor KB

1
FACTORS THAT INFLUENCE THE LOW OF PARTICIPANTITY OF
HUSBAND SUBSIDIARY ACCEPTORS IN PADANG VILLAGE
SIKABU KUALA BATEE DISTRICT ACEH BARAT DAYA

Wilda Maifira1, Arlayda2


Abstract

Background : The still low awareness of men with family planning is related to a lack of
understanding of men about male contraception. The number of family planning acceptors of
Sikabu village by the end of 2016 amounted to 240 people, including 23 people (9.58%), 211
people (89.91%) and 6 people (2.5%). This shows that male participation in using contraceptives is
still very small and the use of contraceptives.
Objective: To know the factors influencing the low participation of husband to become the
acceptor of family planning in Sikabu Village, Sub-District of Kuala Batee Regency of Southwest
Aceh Year 2017.
Methods: The research design was analytic by using cross sectional study approach. This study
was conducted in Sikabu Village, Kuala Batee Sub-district, Southwest Aceh District on May 7-14,
2017. The population in this study were all couples of fertile age in Sikabu Village, Kuala Batee
Sub-district, Southwest Aceh District, amounting to 252 people. Sampling using purposive
sampling technique amounted to 72 respondents. Data collection by distributing questionnaires.
Analysis of univariate and bivariate data using SPSS version 21.0.
Result of research: There is influence between education (p-value = 0,000), knowledge (p-value =
0,001), wife support (p-value = 0,000), information (p-value = 0,009) with husband participation
into family planning acceptor. There is no influence between socioeconomic and husband
participation into family planning acceptor (p-value = 0,415).
Conclusion and Suggestion: Puskesmas are more proactive in promoting family planning in men
so as to increase men's willingness and motivation in using contraception. Creating a healthy
village program to improve motivation.

Keywords : Education, Knowledge, Wife Support, Information, Socio-economics, Participation of


husband, Acceptors KB

2
Pendahuluan melebihi dari proyeksi Badan Pusat Statistik
Indonesia (Indrayani, 2014).
Masalah kependudukan di Indonesia Upaya pemerintah dalam pengendalian
sampai saat sekarang belum dapat diatasi, kuantitas penduduk melalui Keluarga
maka BKKBN telah merumuskan lima strategi Berencana, pengembangan dan peningkatan
besar diantaranya adalah penyerasian kebijakan kualitas penduduk melalui perwujudan keluarga
pengendalian penduduk, penetapan parameter kecil yang berkualitas. Perwujudan keluarga
penduduk, peningkatan penyediaan dan kualitas kecil yang berkualitas dapat dilakukan melalui
analisis data dan informasi, pengendalian program keluarga berencana. Pelaksanaan
penduduk dalam pembangunan kependudukan keluarga berencana ini salah satunya dengan
dan keluarga berencana (KB), serta mendorong penggunaan alat kontrasepsi yang tersedia bagi
stakeholder dan mitra kerja untuk pria dan wanita (Hartanto, 2012).
menyelenggerakan pembangunan keluarga Prinsip pokok dalam mewujudkan
berencana dalam rangka penyiapan kehidupan keberhasilan program KB dimaksudkan adalah
berkeluarga bagi remaja, pemenuhan hak-hak peningkatan kualitas di segala bentuk serta
reproduksi, peningkatan ketahanan dan kesetaraan dan keadilan gender melalui
kesejahteraan keluarga peserta KB (BKKBN, pemberdayaan perempuan serta peningkatan
2013). partisipasi pria. Disisi lain dengan berubahnya
Hasil estimasi jumlah penduduk pada tahun paradigma tersebut pelayanan KB dalam
2014 sebesar 252.124.458 jiwa, yang terdiri atas pengelolaan masalah kependudukan dan
126.921.864 jiwa penduduk laki-laki dan pembangunan dipandang dari pendekatan
125.202.594 jiwa penduduk perempuan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas
(Kemenkes, 2015). Indonesia merupakan negara menjadi pendekatan yang berfokus pada
keempat terbesar di dunia setelah Cina, India dan kesehatan reproduksi serta hak-hak reproduksi
Amerika. Besarnya jumlah penduduk ini terkait harus lebih berkualitas dan memperhatikan hak-
dengan tingginya angka pertumbuhan penduduk hak dari klien atau masyarakat dalam memilih
Indonesia di masa lalu yang utamanya metode kontrasepsi yang diinginkan (Muhatiah,
dipengaruhi oleh tingkat kelahiran. Meskipun 2012).
tingkat kelahiran sudah dapat diturunkan namun Masalah kesehatan reproduksi bukan hanya
secara absolut jumlah penduduk Indonesia masih milik perempuan, setelah menikah, laki-laki
terus bertambah (Muhatiah, 2012). punya peran sama dalam menjaga kesehatan
Pertambahan penduduk di Indonesia reproduksi pasangannya. Kepedulian pria dalam
umumnya bisa dikatakan 99,9% disebabkan oleh kesehatan reproduksi mempunyai pengaruh
kelahiran, sisanya berupa migrasi. Dengan terhadap kesehatan ibu. Perhatian dan dukungan
demikian dapat disimpulkan bahwa dalam 1 suami akan meningkatkan keberhasilan dalam
detik di Indonesia terjadi kelahiran bayi menyelamatkan kehamilan dan persalinan.
sebanyak 1-2 jiwa. Pertumbuhan penduduk ini Mengingat begitu strategisnya peran pria dalam
tentu saja berimplikasi secara signifikan terhadap program KB maka penanganannya tidak bisa
perkembangan ekonomi dan kesejahteraan dilakukan hanya secara sebagian saja, hanya
negara (Irianto, 2014). sekedar mengajak atau mensosialisasikan cara
Banyak masalah yang dihadapi sebagai dan alat KB saja, tapi harus secara menyeluruh
dampak pertumbuhan penduduk yang tidak dengan menggali segala akar permasalahannya
terkendali, antara lain semakin meningkatnya untuk merubah mindset (pola pikir) bahwa
kemiskinan yang akan berdampak terhadap reproduksi juga merupakan tanggung jawab laki-
masalah kesehatan. Manusia sadar akan laki (Purwoastuti, 2015).
bahayanya pertumbuhan penduduk yang tidak Secara psikologis mengikuti program KB
terkendali, sehingga gagasan pelaksanaan bagi sebagian besar pria dinilai sebagai tindakan
keluarga berencana telah dipikirkan (Manuaba, aneh dan asing. Jadi tidak ada alasan bagi pria
2010). untuk ber-KB. Akibatnya, tak cukup banyak
Program Keluarga Berencana (KB) peserta KB pria hingga saat ini. Sedikitnya
merupakan salah satu upaya pemerintah untuk peserta KB memang dipicu oleh banyak sebab
mengendalikan jumlah penduduk. Meskipun antara lain rumor medis, agama, budaya dan
program KB telah dilakukan, namun jumlah biaya, hal lainnya adalah kampanye dan
penduduk Indonesia masih terus bertambah. sosialisasi yang minim (Ajeng, 2010).
Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia yang Padahal keikutsertaan pria dalam ber-KB
terus meningkat. Hal ini dibuktikan dengan hasil dan kesehatan reproduksi sangat penting karena
sensus penduduk yang menunjukkan bahwa pria adalah mitra dalam melakukan reproduksi
pertumbuhan penduduk Indonesia sudah dan aktivitas seksual, sehingga sangat beralasan

3
apabila pria dan wanita berbagi tanggung jawab 15.220 (3%), MOP 192 (0,03%), MOW 4.765
dan peran secara seimbang serta pria secara (1%), Implan 15.065 (3%), kondom 37.388 (7%),
nyata terlibat dalam fertilitas dan mereka suntik 263.340 (51%), pil 183.916 (3%), lainnya
memutuskan kontrasepsi yang akan dipakainya 55 (0,01%).
atau digunakan istrinya, serta dukungan kepada Berdasarkan data BKKBN Kabupaten Aceh
pasangannya terhadap kehidupan reproduksinya Barat Daya peserta KB aktif berjumlah 17.502
seperti pada saat melahirkan dan setelah orang, yang meliputi kondom: 752 (4,29%), pil:
melahirkan serta selama menyusui (Kumalasari, 5.073 (28,99%), suntik: 11.267 (64,37%), AKDR:
2012). 195 (1,12%), Implant: 200 (1,14%), MOW: 15
Menurut Sulistyawati (2013), banyak faktor (0,09%). Data Kecamatan Kuala Bate, peserta KB
yang menyebabkan rendahnya peran serta pria aktif berjumlah 1.145 orang meliputi kondom 59
dalam ber-KB yaitu tingkat pengetahuan, orang (5,15%), pil 217 orang (18,95%), suntik:
keyakinan, sikap, akses, dukungan istri, 855 orang (74,67), AKDR: 21 orang (1,83%),
keinginan memiliki anak, persepsi dan pemikiran implant: 24 orang (2,09%). Jumlah akseptor KB
yang salah tentang KB yang masih cendrung desa Sikabu akhir tahun 2016 berjumlah 240
menyerahkan tanggung jawab KB sepenuhnya orang meliputi pil 23 orang (9,58%), suntik 211
kepada para istri atau perempuan. orang (89,91%) dan kondom 6 orang (2,5%), PUS
Salah satu faktor penentu dari penggunaan 252, WUS 325 (BKKBN Kab Aceh Barat Daya,
KB pada Pria adalah pengetahuan. Menurut 2016). Data ini menjelaskan bahwa tidak ada
Wiyatmi (2014) mengatakan bahwa faktor akseptor pria yang menggunakan kontrasepsi
pengetahuan merupakan faktor yang penting MOP.
dalam pembentukan sikap seseorang terutama Hasil wawancara dengan 8 orang
kaitannya dengan sikap pria terhadap metode pasangan usia subur di Desa Sikabu Kecamatan
kontrasepsi. Penelitian yang dilakukan oleh Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya bahwa
Nasution (2012), menunjukkan bahwa adanya 6 dari 8 pria masih enggan menggunakan
hubungan antara tingkat pengetahuan, sikap, kontrasepsi kondom dengan alasan kurang
keyakinan, fasilitas kesehatan, peran petugas nyaman pada saat berhubungan dan 2 orang
kesehatan, dan dukungan istri terhadap akseptor KB pria mengemukakan bahwa
pemakaian kontrasepsi. penggunaan kondom memiliki kekhawatiran akan
Tingkat pendidikan merupakan salah satu bocornya kondom. Ini menunjukkan bahwa
yang dapat mempengaruhi pengetahuan dan sikap partisipasi laki-laki dalam menggunakan alat
seseorang terhadap metode kontrasepsi. Orang kontrasepsi masih sangat kecil dan penggunaan
yang berpendidikan tinggi akan memberikan alat kontrasepsi masih dominan dilakukan oleh
respon yang lebih rasional dari pada mereka yang perempuan. Selain itu juga menunjukkan bahwa
berpendidikan rendah (Notoatmodjo, 2011). minat pria yang menggunakan akseptor KB
Dukungan istri sangat memegang peranan sangat rendah.
penting dalam keikutsertaan suami dalam ber- Berdasarkan latar belakang tersebut di atas,
KB karena istri adalah keluarga terdekat. Dalam diperoleh gambaran bahwa peran pria dalam
penelitian Nasution (2012) didapatkan hasil mengikuti program keluarga berencana belum
bahwasanya faktor komunikasi yang baik antara optimal, maka penulis tertarik untuk melakukan
suami dan istri dalam pemilihan metode KB penelitian mengenai “Faktor-faktor yang
dapat memudahkan responden untuk pengambil mempengaruhi rendahnya keikutsertaan suami
keputusan. menjadi akseptor keluarga berencana di Desa
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia Sikabu Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh
tahun 2014 tertinggi adalah peserta KB wanita Barat Daya Tahun 2017”.
sebesar 94,11 % sedangkan peserta KB pria .
hanya 5,89 % dengan rincian vasektomi 0,21 %
dan kondom 5,68 %. Jumlah PUS 47.019.002 Rumusan Masalah
jiwa, peserta KB aktif 35.202.908 jiwa meliputi Berdasarkan uraian dari latar belakang di
IUD 3.896.081 (11,07%), MOW 1.238.749 (3,52 atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
%), MOP 241.642 (0,69 %), Implan 3.680.816 adalah faktor-faktor apakah yang mempengaruhi
(10,46%), Kondom 1.110.341 (3,15%), Suntik rendahnya keikutsertaan suami menjadi akseptor
16.734.917 (47,54%), Pil 8.300.362 (23,58%) keluarga berencana di Desa Sikabu Kecamatan
(Kemenkes, 2015). Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinkes 2017?
Provinsi Aceh (2016), jumlah PUS yaitu 855.518 .
jiwa, peserta KB baru 122.000, peserta KB aktif
519.941. Proporsi peserta KB aktif meliputi IUD

4
Tujuan Penelitian sebagai ilmu dalam mengidentifikasi
1. Tujuan Umum permasalahan dalam Kesehatan Masyarakat
Untuk mengetahui faktor-faktor yang khususnya menyangkut Keluarga Berencana.
mempengaruhi rendahnya keikutsertaan suami
menjadi akseptor keluarga berencana di Desa
METODE PENELITIAN
Sikabu Kecamatan Kuala Batee Kabupaten
Aceh Barat Daya Tahun 2017.
Kerangka Pemikiran
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan
terhadap keikutsertaan suami menjadi Pendidikan
akseptor keluarga berencana di Desa
Sikabu Kecamatan Kuala Batee Kabupaten
Aceh Barat Daya Tahun 2017. Pengetahuan
b. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan
terhadap keikutsertaan suami menjadi Keikutsertaan
akseptor keluarga berencana di Desa Dukungan istri suami dalam
Sikabu Kecamatan Kuala Batee Kabupaten KB
Aceh Barat Daya Tahun 2017.
Sosial ekonomi
c. Untuk mengetahui pengaruh dukungan
istri terhadap keikutsertaan suami menjadi
akseptor keluarga berencana di Desa Informasi
Sikabu Kecamatan Kuala Batee Kabupaten
Aceh Barat Daya Tahun 2017.
d. Untuk mengetahui pengaruh informasi
terhadap keikutsertaan suami menjadi Hipotesa
akseptor keluarga berencana di Desa 1. Ada pengaruh pendidikan terhadap
Sikabu Kecamatan Kuala Batee Kabupaten keikutsertaan suami menjadi akseptor
Aceh Barat Daya Tahun 2017. keluarga berencana di Desa Sikabu
e. Untuk mengetahui pengaruh sosial Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh
ekonomi terhadap keikutsertaan suami Barat Daya Tahun 2017.
menjadi akseptor keluarga berencana di 2. Ada pengaruh pengetahuan terhadap
Desa Sikabu Kecamatan Kuala Batee keikutsertaan suami menjadi akseptor
Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2017. keluarga berencana di Desa Sikabu
Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh
Manfaat Penelitian Barat Daya Tahun 2017.
1. Sebagai bahan informasi bagi penduduk di 3. Ada pengaruh informasi terhadap
Desa Sikabu Kecamatan Kuala Batee keikutsertaan suami menjadi akseptor
Kabupaten Aceh Barat Daya terhadap keluarga berencana di Desa Sikabu
penggunaan alat kontrasepsi pria, sehingga Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh
meningkatkan jumlah pemakaian alat Barat Daya Tahun 2017.
kontrasepsi pada pria. 4. Ada pengaruh dukungan istri terhadap
keikutsertaan suami menjadi akseptor
2. Sebagai bahan masukan bagi Badan keluarga berencana di Desa Sikabu
Kependudukan, Catatan Sipil, KB dan Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh
Keluarga Sejahtera Desa Sikabu Kecamatan Barat Daya Tahun 2017.
Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya 5. Ada pengaruh sosial ekonomi terhadap
untuk perencanaan Program Keluarga keikutsertaan suami menjadi akseptor
Berencana (KB) pada pria. keluarga berencana di Desa Sikabu
Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh
3. Sebagai referensi dan bahan masukan bagi
Barat Daya Tahun 2017.
tenaga kesehatan di Puskesmas Kuala Batee
Kabupaten Aceh Barat Daya dan PLKB Jenis Penelitian
(petugas lapangan keluarga berencana) untuk Desain penelitian bersifat analitik dengan
upaya peningkatan jumlah pemakaian alat menggunakan pendekatan cross sectional study.
kontrasepsi pada pria.
4. Menambah wawasan ilmu pengetahuan
penulis untuk dapat mengembangkan diri dan

5
Populasi dan Sampel Total 72 100
1. Populasi Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa
Populasi dalam penelitian ini semua pasangan umur responden mayoritas berumur dewasa awal
usia subur di Desa Sikabu Kecamatan Kuala (26-35 tahun) sebanyak 41 responden (56,9%),
Batee Kabupaten Aceh Barat Daya berjumlah pekerjaan swasta sebanyak 41 responden (56,9%).
252 orang.
2. Sampel Tabel 4.2
Pengambilan sampel dilakukan dengan Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden tentang
menggunakan tehnik random sampling Kontrasepsi Pria di Desa Padang Sikabu
berjumlah 72 orang. Kecamatan Kuala Batee Kabupaten
Aceh Barat Daya Tahun 2017
Tempat dan Waktu Penelitian (n=72)
Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa
Sikabu Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh No Pengetahuan f %
Barat Daya tanggal 7-14 Mei 2017. 1 Dasar 18 25,0
2 Menengah 29 40,3
Pengumpulan Data 3 Tinggi 25 34,7
Pengumpulan data dilakukan dengan cara Total 72 100
menyebarkan kuesioer.
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan
Pengolahan Data bahwa dari 72 responden di Desa Padang Sikabu
1. Analisa univariat Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat
Dilakukan untuk mengetahui distribusi Daya mayoritas pendidikan menengah sebanyak
frekuensi pada tiap variabel yang diteliti. 29 responden (40,3%).
2. Analisa bivariat
Untuk mengukur hubungan variabel Tabel 4.3
independen dan dependen akan dilakukan uji Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden
analisa bivariat dengan menggunakan program tentang Kontrasepsi Pria di Desa Padang Sikabu
Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat
komputer yaitu menggunakan SPSS versi
Daya Tahun 2017 (n=72)
21,0.
No Pengetahuan f %
Hasil Penelitian
1 Baik 40 55,6
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
2 Kurang 32 44,4
melalui penyebaran kuesioner didapatkan hasil
Total 72 100
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden dari 72 responden di Desa Padang Sikabu
di Desa Padang Sikabu Kecamatan Kuala Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat
Batee Kabupaten Aceh Barat Daya Daya mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 40
Tahun 2017 (n=72) responden (55,6%).

Tabel 4.4
No Karakteristik f % Distribusi Frekuensi Dukungan Istri Responden
Responden dalam Penggunaan Kontrasepsi Pria di Desa
1 Umur Padang Sikabu Kecamatan Kuala Batee
- Remaja akhir 3 4,2 Kabupaten Aceh Barat Daya
(17-25 tahun) Tahun 2017 (n=72)
- Dewasa awal 41 56,9
(26-35 tahun) No Dukungan Istri f %
- Dewasa akhir 28 38,9 1 Menudkung 26 36,1
(36-45 tahun) 2 Tidak mendukung 46 61,9
Total 72 100 Total 72 100
2 Pekerjaan
- Swasta 41 56,9 Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa
- Tani 21 29,2 dari 72 responden di Desa Padang Sikabu
- PNS 3 4,2 Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat
- Buruh 4 5,6 Daya mayoritas tidak mendapatkan dukungan
- POLRI/TNI 3 4,2 istri sebanyak 46 responden (63,9%).

6
Tabel 4.5 Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Informasi tentang Kontrasepsi Pengaruh Pendidikan Terhadap Keikutsertaan
Pria di Desa Padang Sikabu Kecamatan Kuala Suami Menjadi Akseptor Keluarga Berencana di
Batee Kabupaten Aceh Barat Daya Desa Padang Sikabu Kecamatan Kuala Batee
Tahun 2017 (n=72) Kabupaten Aceh Barat Daya
Tahun 2017 (n=72)
No Informasi f %
1 Ada 53 73,6 Keikutsertaan Suami
P-
2 Tidak 19 26,4 Pendidikan Ya Tidak n
value
Total 72 100 f % f %
Dasar 1 5,6 17 94,4 18
Menengah 7 24,1 22 75,9 29
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa 0,000
Tinggi 15 60,0 10 40,0 25
dari 72 responden di Desa Padang Sikabu Total 23 31,9 49 68,1 72
Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat
Daya mayoritas mendapatkan informasi sebanyak Berdasarkan hasil analisa data di atas dapat
53 responden (73,9%). dilihat bahwa dari 18 responden yang
berpendidikan dasar dijumpai menggunakan
Tabel 4.6 kontrasepsi sebanyak 1 responden (5,6%). Dari 29
Distribusi Frekuensi Sosial Ekonomi Responden
di Desa Padang Sikabu Kecamatan Kuala Batee
responden pendidikan menengah menggunakan
Kabupaten Aceh Barat Daya kontrasepsi sebanyak 7 responden (24,1%).
Tahun 2017 (n=72) Sedangkan 25 responden yang berpendidikan
tinggi dijumpai 15 responden (60%)
No Sosial Ekonomi f % menggunakan kontrasepsi. Hasil uji Chi-Square
1 Tinggi 31 43,1 diperoleh nilai p-value = 0,000. Nilai tersebut < α
2 Rendah 41 56,9 (0,05), dengan demikian Ha diterima artinya ada
Total 72 100 pengaruh antara pendidikan dengan keikutsertaan
suami dalam menggunakan kontrasepsi.
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa
dari 72 responden di Desa Padang Sikabu Tabel 4.9
Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Pengaruh Pengetahuan Terhadap Keikutsertaan
Daya mayoritas mendapatkan informasi sebanyak Suami Menjadi Keluarga Berencana di Desa
Padang Sikabu Kecamatan Kuala Batee
53 responden (73,9%).
Kabupaten Aceh Barat Daya
Tahun 2017 (n=72)
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Keikutsertaan Responden Keikutsertaan Suami
Menjadi Akseptor Keluarga Berencana di Desa P-
Pengetahuan Ya Tidak n
Padang Sikabu Kecamatan Kuala Batee value
f % f %
Kabupaten Aceh Barat Daya Baik 20 50,0 20 50,0 40
Tahun 2017 (n=72) Kurang 3 9,4 29 90,6 32 0,001
Total 23 31,9 49 41,2 72
No Keikutsertaan Suami f %
1 Ya 31 43,1 Berdasarkan hasil analisa data di atas dapat
2 Tidak 41 56,9 dilihat bahwa dari 40 responden yang
Total 72 100 berpengetahuan baik dijumpai menggunakan
kontrasepsi sebanyak 20 responden (50%).
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa Sedangkan dari 32 responden berpengetahuan
dari 72 responden di Desa Padang Sikabu kurang yang menggunakan kontrasepsi sebanyak
Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat 3 responden (9,4%). Hasil uji Chi-Square
Daya mayoritas tidak menggunakan kontrasepsi diperoleh nilai p-value = 0,001. Nilai tersebut < α
sebanyak 49 responden (68,1%). (0,05), dengan demikian Ha diterima artinya ada
pengaruh antara pengetahuan dengan
keikutsertaan suami dalam menggunakan
kontrasepsi.

7
Analisa data menunjukkan bahwa dari 18
Tabel 4.11 responden yang berpendidikan dasar dijumpai
Pengaruh Informasi Terhadap Keikutsertaan menggunakan kontrasepsi sebanyak 1 responden
Suami Menjadi Keluarga Berencana di Desa
(5,6%). Dari 29 responden pendidikan menengah
Padang Sikabu Kecamatan Kuala Batee
Kabupaten Aceh Barat Daya
yang menggunakan kontrasepsi sebanyak 7
Tahun 2017 (n=72) responden (24,1%). Sedangkan 25 responden
yang berpendidikan tinggi dijumpai 15 responden
Keikutsertaan Suami
P-
(60%) menggunakan kontrasepsi. Hasil uji Chi-
Informasi Ya Tidak n Square diperoleh nilai p-value = 0,000. Dengan
value
f % f % ada pengaruh antara pendidikan dengan
Ada 22 41,5 31 58,5 53 keikutsertaan suami dalam menggunakan
Tidak 1 5,3 18 94,7 19 0,009 kontrasepsi.
Total 21 31,9 49 41,2 72 Hasil yang sama didapatkan dari penelitian
Hasian (2012), tentang faktor yang berhubungan
Berdasarkan hasil analisa data di atas dapat
dengan kepesertaan pria dalam program keluarga
dilihat bahwa dari 53 responden yang
berencana di wilayah kerja Puskesmas Sei Jang
mendapatkan informasi dijumpai menggunakan
Tanjung Pinang. Hasil penelitian menunjukkan
kontrasepsi sebanyak 22 responden (41,5%).
bahwa ada hubungan faktor pendidikan dengan
Sedangkan dari 19 responden yang tidak
kepesertaan pria dalam program keluarga
mendapatkan informasi dijumpai menggunakan
berencana (p=0,045, OR: 3,109).
kontrasepsi sebanyak 1 responden (5,3%). Hasil
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
uji Chi-Square diperoleh nilai p-value = 0,009.
Ramdani (2014), tentang analisis faktor-faktor
Nilai tersebut < α (0,05), dengan demikian Ha
yang mempengaruhi partisipasi suami dalam
diterima artinya ada pengaruh antara informasi
penggunaan alat kontrasepsi di Tegal Rejo,
dengan keikutsertaan suami dalam menggunakan
Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Hasil
kontrasepsi
penelitian menunjukan adanya pengaruh antara
faktor pendidikan (p-value 0,023), terhadap
Tabel 4.12
Pengaruh Sosial Ekonomi Terhadap Keikutsertaan partisipasi suami dalam penggunaan alat
Suami Menjadi Akseptor Keluarga Berencana kontrasepsi.
di Desa Padang Sikabu Kecamatan Kuala Hal ini sesuai dengan pendapat Setiawati
Batee Kabupaten Aceh Barat (2010), yang menyatakan pendidikan akseptor
Daya Tahun 2017 (n=72) dapat mempengaruhi dalam hal pemilihan jenis
kontrasepsi yang secara tidak langsung akan
Keikutsertaan Suami
Sosial P- mempengaruhi kelangsungan pemakaiannya.
Ya Tidak n
Ekonomi value Tinggi rendahnya tingkat pendidikan akan
f % f %
Tinggi 12 38,7 19 61,3 31
mempengaruhi umur perkawinan pertama, yang
Rendah 11 26,8 20 73,2 41 0,415 pada akhirnya akan mempengaruhi fertilitas.
Total 21 31,9 49 41,2 72 Wanita yang tingkat pendidikannya lebih tinggi,
umumnya umur perkawinan pertama juga tinggi
Berdasarkan hasil analisa data di atas dapat dan pada akhirnya akan mempengaruhi jumlah
dilihat bahwa dari 31 responden dengan sosial anak yang dilahirkan yang akan lebih sedikit.
ekonomi tinggi menggunakan kontrasepsi Menurut Potter dan Perry (2013), keyakinan
sebanyak 12 responden (38,7%). sedangkan dari seseorang terhadap kesehatan terbukti oleh
41 responden yang sosial ekonomi rendah yang variabel intelektual yang dipengaruhi latar
menggunakan kontrasepsi sebanyak 11 responden belakang pendidikan dan pengalaman masa lalu.
(26,8%). Hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p- Pendidikan mempengaruhi pola pikir seseorang
value = 0,415. Nilai tersebut < α (0,05), dengan termasuk kemampuan untuk memahami faktor-
demikian Ha ditolak artinya tidak ada pengaruh faktor yang berkaitan dengan penyakit dan
antara sosial ekonomi dengan keikutsertaan suami menggunakan pengetahuan tentang kesehatan dan
dalam menggunakan kontrasepsi penyakit yang dimilikinya untuk menjaga
. kesehatan diri sendiri.
Peneliti dapat berasumsi bahwa tingkat
PEMBAHASAN pendidikan dapat mempengaruhi tingkat
intelektual seseorang. Sehingga lebih mudah
Pengaruh Pendidikan dengan Keikutsertaan mencerna dan menerima informasi kesehatan. Hal
Suami ini dibuktikan dari hasil penelitian ini yang
menunjukkan bahwa persentase aktif pemakaian
kontrasepsi lebih besar pada responden yang

8
berpendidikan tinggi dibandingkan dnegan fasilitas kesehatan maka akan semakin besar pula
responden yang berpendidikan dasar dan keinginan untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan
menengah yang cenderung lebih besar tidak aktif (Potter dan Perry, 2013).
menggunakan kontrasepsi. Peneliti dapat berasumsi bahwa pengetahuan
dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Perilaku
yang disebabkan oleh pengetahuan lebih bertahan
Pengaruh Pengetahuan dengan Keikutsertaan lama dari pada perilaku bukan karena
Suami pengetahuan. Pengetahuan yang baik
Analisa data dapat dilihat bahwa dari 40 menyebabkan seseorang mengetahui tentang
responden yang berpengetahuan baik dijumpai risiko dan manfaat dari suatu tindakan yang
menggunakan kontrasepsi sebanyak 20 responden dilakukan sehingga lebih objektif dalam
(50%). Dari 32 responden yang berpengetehuan mengambil keputusan. Hasil ini dapat dibuktiklan
kurang yang kontrasepsi menggunakan dari hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa
kontrasepsi sebanyak 3 responden (9,4%). Hasil persentase partisipasi aktif lebih besar dijumpai
uji Chi-Square diperoleh nilai p = 0,001. Dengan pada responden yang berpengetahuan baik
demikian ada pengaruh antara pengetahuan dibandingkan dnegan rerponden yang
dengan keikutsertaan suami dalam menggunakan berpengetahuan kurang lebih banyak yang tidak
kontrasepsi. menggunakan kontrasepsi.
Hasil yang sama didapatkan dari penelitian
Hasian (2012), tentang faktor yang berhubungan Pengaruh Dukungan Istri dengan
dengan kepesertaan pria dalam program keluarga Keikutsertaan Suami
berencana di wilayah kerja Puskesmas Sei Jang Analisa data didapatkan bahwa dari 26
Tanjung Pinang. Hasil penelitian menunjukkan responden mendapatkan dukungan dari istri
bahwa ada hubungan faktor pengetahuan dengan dijumpai yang menggunakan kontrasepsi
kepesertaan pria dalam program keluarga sebanyak 22 responden (84,6%). Dari 46
berencana (p-value=0,028, OR: 0,375). responden yang tidak mendapatkan dukungan istri
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dijumpai menggunakan kontrasepsi sebanyak 1
yang dilakukan oleh Ekarini (2010), tentang responden (2,2%). Hasil uji Chi-Square diperoleh
analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai p-value = 0,000. Dengan demikian ada
partisipasi pria dalam keluarga berencana di pengaruh antara dukungan istri dengan
Kecamatan Selo Kabupaten Semarang. Hasil keikutsertaan suami dalam menggunakan
penelitian diperoleh ada hubungan yang kontrasepsi.
bermakna antara pengetahuan terhadap KB (p- Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
value = 0.0001) dengan partisipasi pria dalam yang dilakukan oleh Novianti (2014), tentang
keluarga berencana. Ada pengaruh antara variabel faktor persepsi dan dukungan isteri yang
pengetahuan terhadap KB (OR = 18.712). berhubungan dengan partisipasi KB pria di
Penelitian yang dilakukan oleh Budisantoso Kecamatan Karangnunggal. Hasil penelitian
(2010), faktor-faktor yang berhubungan dengan menunjukkan sebesar 17,2% pria melakukan
partisipasi pria dalam keluarga berencana di vasektomi dan 81,8% pria menggunakan kondom.
Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul tahun 2008. 90,6% memiliki dukungan istri yang baik. Hasil
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya analisis menunjukkan bahwa dukungan istri (nilai
hubungan antara pengetahuan tentang partisipasi p-value= 0,006) berhubungan dengan partisipasi
pria dalam KB (p-value 0,009). pria dalam keluarga berencana.
Adanya pengetahuan dalam diri seseorang, Hasil yang sama didapatkan dari penelitian
merupakan suatu kemampuan untuk menentukan Hasian (2012), tentang faktor yang berhubungan
suatu tindakan yang dianggap baik bagi dirinya, dengan kepesertaan pria dalam program keluarga
dimana pengetahuan menentukan mudah tidaknya berencana di wilayah kerja Puskesmas Sei Jang
seseorang seseorang menyerap dan memahami Tanjung Pinang. Hasil penelitian menunjukkan
informasi yang diterima dibidang kesehatan bahwa ada hubungan dukungan istri dengan
khususnya tentang KB (BKKBN, 2010). kepeserttaan pria dalam program keluarga
Pengetahuan merupakan salah satu variabel berencana (p-value=0,018, OR: 1,030).
yang mempengaruhi perilaku dan keyakinan Dukungan istri yang sehat akan mencapai
seseorang, selain itu kemampuan kognitif jalan untuk mencapai potensi kesehatan yang
membentuk cara berpikir seseorang, meliputi lebih baik. Pendekatan yang menyenangkan dari
kemampuan untuk mengerti faktor-faktor yang orang yang berarti dalam lingkungan yang
berpengaruh dalam kondisi sakit dan praktek simpatik dan bersahabat akan membawanya
kesehatan personal. Semakin tinggi pengetahuan kepada pembinaan lingkungan emosi sehingga
seseorang tentang arti kesehatan dan manfaat dari dapat meningkatkan motivasi dan keinginan

9
untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan. pria memiliki kecenderungan terbesar untuk ber-
Dorongan dan anjuran dari orang dekat dan KB apabila pria terpapar media massa dan
anggota keluarga untuk mencari pengobatan akan mendapatkan informasi KB melalui media massa
berpengaruh besar terhadap keinginan dan dengan OR yang terbesar = 2,77.
motivasi untuk mendapatkan jasa pelayanan Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat
kesehatan (Potter dan Perry, 2013). Hastono (2013) yang menyetakan bahwa
Berdasarkan uraian di atas peneliti dapat informasi yang memadai mengenai berbagai
berasumsi bahwa responden yang mendapatkan metode KB akan membantu klien untuk
dukungan istri akan lebih termotivasi untuk menentukan pilihan alat kontrasepsi, baik
menggunakan kontrasepsi karena merasa informasi mengenai efek samping maupun
diperhatikan dan ada yang mengingatkan. Hal ini alternatif metode KB. Pemberian informasi yang
dapat dibuktikan dari hasil penelitian ini yang memadai mengenai efek samping alat kontrasepsi
menunjukkan bahwa responden yang akan membantu klien mengetahui apakah alat
mendapatkan dukungan dari istri cenderung lebih tersebut cocok dengan kondisi kesehatan
besar persentase pemakaian kontrasepsi tubuhnya atau tidak. Selain itu, pemberian
dibandingkan dengan responden yang tidak informasi yang memadai mengenai efek samping
mendapatkan dukungan dari istri. Karena istri alat kontrasepsi, juga akan membantu klien
adalah orang terdekat yang dapat diminta menentukan pilihan metode alternatif lain yang
pendapat tentang penggunaan kontrasepsi sesuai dengan kondisinya. Petugas berkewajiban
kondom. Bila istri tidak mendukung maka dapat untuk memberikan informasi mengenai berbagai
mempengaruhi niat suami untuk menggunakan alternatif metode KB agar klien memiliki
kondom. kebebasan menentukan pilihan.
Promosi perilaku sehat melalui edukasi
Pengaruh Informasi dengan Keikutsertaan memungkinkan masyarakat mengambil tanggung
Suami jawab yang lebih besar terhadap kesehatannya.
Analisa data menunjukkan bahwa dari 53 Pengetahuan yang lebih baik akan menghasilkan
responden yang mendapatkan informasi dijumpai kebiasaan pemeliharaan kesehatan yang lebih
menggunakan kontrasepsi sebanyak 22 responden baik pula. Saat masyarakat menyadari kesehatan
(41,5%). Sedangkan dari 19 responden yang tidak maka akan lebih cenderung untuk mencari
mendapatkan informasi dijumpai menggunakan diagnosis diri terhadap masalah kesehatan (Potter
kontrasepsi sebanyak 1 responden (5,3%). Hasil dan Perry, 2013).
uji Chi-Square diperoleh nilai p-value = 0,009, Peneliti dapat berasumsi bahwa informasi
artinya ada pengaruh antara informasi dengan kesehatan yang disampaikan dengan baik dapat
keikutsertaan suami dalam menggunakan mempengaruhi seseorang dalam berperilaku.
kontrasepsi. Dengan adanya informasi individu mendapatkan
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian penjelasan baik tentang manfaat dan kerugian
yang dilakukan oleh Nurhulaifah (2013), tentang penggunaan kontrasepsi sehingga dapat
faktor-faktor yang mempengaruhi keikutsertaan meningkatkan wawasan dari individu untuk mau
suami menjadi akseptor keluarga berencana (KB) menggunakan kontrasepsi karena manfaat yang
kondom di Puskesmas Langsa Baro Kota Langsa. didapatkannya. Hal ini ditunjukkan oleh hasil
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada penelitian ini bahwa keikutsertaan suami lebih
pengaruh informasi tenaga kesehatan terhadap besar persentasenya pada responden yang
keikutsertaan suami menjadi akseptor keluarga mendapatkan informasi dibandingkan dengan
berencana (KB) kondom di Puskesmas Langsa responden yang tidak mendapatkan informasi.
Baro Kota Langsa, ditandai dengan nilai p-value Informasi kesehatan bisa didapatkan dari petugas
(0,002). kesehatan TV, radio, majalah dan literatur
Penelitian Musafaah (2012), tentang kesehatan lainnya.
keikutsertaan pria dalam program keluarga
berencana di Indonesia. Penelitian menunjukkan Pengaruh Sosial Ekonomi dengan
bahwa pria yang terpapar dengan media massa Keikutsertaan Suami
memiliki kecenderungan 2,12 kali lebih besar Analisa data dapat dilihat bahwa dari 31
untuk ber-KB daripada pria yang kurang terpapar responden dengan sosial ekonomi tinggi yang
dengan media massa. Selain itu, penelitian juga menggunakan kontrasepsi sebanyak 12 responden
menunjukkan bahwa pria yang kontak informasi (38,7%). Dari 41 responden yang sosial ekonomi
KB melalui media massa memiliki rendah menggunakan kontrasepsi sebanyak 11
kecenderungan 2,21 kali lebih besar untuk ber- responden (26,8%). Hasil uji Chi-Square
KB daripada pria yang tidak kontak informasi KB diperoleh nilai p-value = 0,415, dengan demikian
melalui media massa. Penelitian ini menunjukkan tidak ada pengaruh antara sosial ekonomi dengan

10
keikutsertaan suami dalam menggunakan signifikan anatara sosial ekonomi tinggi (>UMP)
kontrasepsi. dengan rendah (<UMP).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Ernawati (2016), faktor yang
memengaruhi keluarga berencana (KB) pria PENUTUP
dengan paritisipasi pria dalam keluarga berencana
di Wilayah Kerja Puskesmas Sedayu II. Hasil Kesimpulan
penelitian menunjukkan bahwa responden yang 1. Ada pengaruh antara pendidikan terhadap
memiliki pendapatan <Rp. 1.168.300 sebanyak 27 keikutsertaan suami menjadi akseptor
orang (42,9%) dan yang memiliki pendapatan keluarga berencana di Desa Padang Sikabu
=Rp. 1.168.300 sebanyak 36 orang (57,1%). Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh
Responden yang memiliki pendapatan <Rp. Barat Daya tahun 2017 (p-value=0,000).
1.168.300 berpartisipasi secara langsung 1 orang 2. Ada pengaruh antara pengetahuan terhadap
(3,7%) dan yang berpartisipasi secara tidak keikutsertaan suami menjadi akseptor
langsung 26 orang (96,3%). Kemudian responden keluarga berencana di Desa Padang Sikabu
yang memiliki pendapatan =Rp. 1.168.300 Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh
sebanyak 100% berpartisipasi secara tidak Barat Daya tahun 2017 (p-value=0,001).
langsung. Berdasar hasil uji chi-square 3. Ada pengaruh antara dukungan istri terhadap
didapatkan (p>0,05) yaitu 0,244 sehingga secara keikutsertaan suami menjadi akseptor
statistik dapat dilihat bahwa tidak ada hubungan keluarga berencana di Desa Padang Sikabu
antara jumlah anak dengan partisipasi pria dalam Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh
KB. Barat Daya tahun 2017 (p-value=0,000).
Menurut Varney (2010), tingkat ekonomi 4. Ada pengaruh antara informasi terhadap
mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi. keikutsertaan suami menjadi akseptor
Untuk mendapatkan pelayanan kontrasepsi yang keluarga berencana di Desa Padang Sikabu
diperlukan akseptor harus menyediakan dana Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh
yang diperlukan. Walaupun jika dihitung dari segi Barat Daya tahun 2017 (p-value=0,009).
keekonomisannya, kontrasepsi kondom lebih 5. Tidak ada pengaruh antara sosial ekonomi
murah dari KB suntik atau pil atau kontrasepsi terhadap keikutsertaan suami menjadi
lain, tetapi kadang orang melihatnya dari biaya akseptor keluarga berencana di Desa Padang
pemakaian yang harus dikeluarkan untuk sekali Sikabu Kecamatan Kuala Batee Kabupaten
pasang. Kalau patokannya adalah biaya setiap kali Aceh Barat Daya tahun 2017 (p-value=0,415).
pasang, mungkin kondom tampak jauh lebih
mahal. Tetapi kalau dilihat masa/jangka waktu
penggunaannya, tentu biaya yang harus Saran
dikeluarkan untuk pemasangan kondom akan 1. Bagi responden
lebih murah dibandingkan KB suntik ataupun pil. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan
Jika pengpenghasilan suami tinggi maka suami bahan informasi dan masukan tentang
akan menggunakan alat kontrasepsi kondom yang kontrasepsi kondom sehingga dapat
dalam pemakaiannya hanya di gunakan sekali meningkatkan keinginan responden dalam
pakai,  dan apabila penghasilan suami rendah, menggunakan kontrasepsi.
maka suami akan lebih memilih kontrasepsi yang 2. Bagi Indtitusi yang berhubungan dengan
lebih murah dan digratiskan oleh pemerintah program KB
contohnya. Diharapkan agar dapat meningkatkan
Berdasarkan uraian di atas peneliti dapat pendidikan kesehatan pada masyarakat
berasumsi bahwa tingkat sosial ekonomi tidak khususnya suami dengan mengadakan
selamanya berpengaruh pada penggunaan penyuluhan kesehatan menggunakan media
kontrasepsi. Hal ini dapat disebabkan karena komunikasi dan edukasi seperti baliho, brosur,
harga kondom relatif tidak mahal. Selain itu radio, TV untuk meningkatkan pemahaman
banyak responden yang berada pada tingkat sosial masyarakat tentang kontrasepsi.
ekonomi di atas UMP juga tidak bersedia 3. Bagi Institusi Pendidikan
menggunakan kondom. Ini menunjukkan bahwa Khususnya Program Studi D-IV Kebidanan
besarnya pendapatan seseorang tidak agar dapat membentuk desa binaan terkait
mempengaruhi partisipasi untuk menggunakan dengan hasil penelitian ini sebagai bentuk
kontrasepsi. Begitu juga responden yang ekonomi kepedulian pendidikan untuk meningkatkan
di bawah UMP juga terdapat yang menggunakan partisipasi pria sebagai akseptor keluarga
kontrasepsi. Sehingga tidak ada perbedaan yang berencana.
4. Bagi Puskesmas

11
Sebagai pusat pelayanan masyarakat di tingkat Diakses 1 Maret 2017 dari
dasar diharapkan puskesmas lebih proaktif http://www.bkkbn.go.id/
dalam mempromosikan KB pada pria
sehingga dapat meningkatkan kemauan dan Indriyani D, Asmuji. (2012). Buku Ajar
motivasi pria dalam menggunakan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Ar-ruzz
kontrasepsi, membuat suatu program binaan media. 2012.
desa sehat sehingga dapat meningkatkan
motivasi masyarakat untuk mengenal KB Irianto. (2014). Pelayanan Keluarga Berencana.
dengan adanya desa percontohan atau desa Bandung: Alfabeta
teladan.
Kemenkes. (2015). Profil Kesehatan Republik
Indonesia Tahun 2014. Kementerian
DAFTAR PUSTAKA Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Ajeng WL dkk, (2010). Penyuluhan KB Terhadap Kumalasari. I, (2012). Kesehatan Reproduksi


Minat Pria Dalam Ber-KB di Wilayah Kerja untuk Mahasiswa Kebidanan. Salemba
Puskesmas Sukorame Kota Kediri Tahun Medika.Jakarta.
2009.
Manuaba, I. (2010). Memahami Kesehatan
Budisantoso. (2010). Faktor-faktor Yang Reproduksi Wanita, EGC. Jakarta.
Berhubungan dengan Partisipasi Pria
Dalam Keluarga Berencana di Kecamatan Muhatiah. (2012). Partisipasi pria dalam
Jetis Kabupaten Bantul. Universitas program keluarga berencana (KB). Dinas
Diponegoro Semarang. Kesehatan Kabupaten Kampar.
BKKBN. (2010). Badan Pelayanan Kontasepsi &
Nasution, S.L. 2012. Faktor-faktor yang
Pengendalian Lapangan Program KB
mempengaruhi Penggunaan MKJP di enam
Nasional, Jakarta.
wilayah Indonesia. Puslitbang BKKBN.
Diakses 1 Maret 2017 dari
BKKBN. (2013). Kependudukan dan
http://www.bkkbn.go.id/
Pembangunan di Indonesia: Keterkaitan
Konsensus International Conference On
Notoatmodjo. (2011). Kesehatan Masyarakat
Population And Development (ICPD)
Ilmu & Seni. Rineka Cipta, Jakarta. 2011.
Dengan Target Millenium Development
Goals (MDGs), Badan Koordinasi Keluarga
Potter dan Perry. (2013). Fundamental Of
Berencana Nasional. Jakarta.
Nursing : Konsep, Proses dan Praktik, Edisi
4,Salemba Medika. Jakarta.
Dinas Kesehatan Prov Aceh (2016). Profil
Kesehatan Prov Aceh Tahun 2015. Provinsi
Purwoastuti dkk. (2015). Panduan Materi
Aceh.
Kesehatan Reproduksi dan KB. Jokjakarta;
Pustakabarupress
Ekarini, S. (2010). Analisis Faktor-Faktor yang
berpengaruh terhadap Partisipasi Pria
Ramdani. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang
dalam Keluarga Berencana di Kecamatan
Mempengaruhi Partisipasi Suami Dalam
Selo Kabupaten Semarang.Tesis. Program
Penggunaan Alat Kontrasepsi di Tegal Rejo,
Pasca Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat
Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.
Universitas Diponegoro Semarang.
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Hartanto, Hanafi. (2012). Keluarga Berencana
Muhammadiyah Yogyakarta.
dan Kontrasepsi. Pustaka Sinar Harapan,
Jakarta.
Setiawati. (2010). Proses Pembelajaran Dalam
Pendidikan Kesehatan. Trans Info Media.
Hastono, S.P. (2013). Analisa Lanjut SDKI 2012
Jakarta.
Peran faktor komposisional dan faktor
kontekstual terhadap jumlah anak yang
Sulistyawati, Ari. (2013). Pelayanan Keluarga
diinginkan di Indonesia : permodelan
Berencana. Salemba Medika. Jakarta.
dengan analisis multilevel. Puslitbang KB
dan Kesehatan Reproduksi BKKBN.

12
Varney,H. (2010). Buku ajar Asuhan Kebidanan.
Edisi 4.EGC. Jakarta.

Wiyatmi. (2014). Faktor-Faktor yang


Berhubungan dengan Sikap Pria Pasangan
Usia Subur (PUS) Tentang Metode
Kontrasepsi di Desa Winong Kecamatan
Boyolali Kabupaten Boyolali. Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiah
Surakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai

  • Soap 28 BBL
    Soap 28 BBL
    Dokumen2 halaman
    Soap 28 BBL
    Kurnia
    Belum ada peringkat
  • Master Tabel
    Master Tabel
    Dokumen2 halaman
    Master Tabel
    Kurnia
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Dokumen14 halaman
    Bab I Pendahuluan
    Kurnia
    Belum ada peringkat
  • Soap 38 Post SC
    Soap 38 Post SC
    Dokumen1 halaman
    Soap 38 Post SC
    Kurnia
    Belum ada peringkat
  • Soap 23 Abrts Iminen
    Soap 23 Abrts Iminen
    Dokumen3 halaman
    Soap 23 Abrts Iminen
    Kurnia
    Belum ada peringkat
  • Soap 32 Heg
    Soap 32 Heg
    Dokumen2 halaman
    Soap 32 Heg
    Kurnia
    Belum ada peringkat
  • W5 Variabel Dan Skala Pengukuran
    W5 Variabel Dan Skala Pengukuran
    Dokumen2 halaman
    W5 Variabel Dan Skala Pengukuran
    Kurnia
    Belum ada peringkat
  • SOAP
    SOAP
    Dokumen7 halaman
    SOAP
    Kurnia
    Belum ada peringkat
  • Soap 9 PN
    Soap 9 PN
    Dokumen7 halaman
    Soap 9 PN
    Kurnia
    Belum ada peringkat
  • W7 Research Design
    W7 Research Design
    Dokumen5 halaman
    W7 Research Design
    Kurnia
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen3 halaman
    Kata Pengantar
    Kurnia
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Kurnia
    Belum ada peringkat
  • W3 Proses Dan Masalah Penelitian
    W3 Proses Dan Masalah Penelitian
    Dokumen4 halaman
    W3 Proses Dan Masalah Penelitian
    Kurnia
    Belum ada peringkat
  • W4 Literature Review
    W4 Literature Review
    Dokumen2 halaman
    W4 Literature Review
    Kurnia
    Belum ada peringkat
  • Net
    Net
    Dokumen37 halaman
    Net
    Kurnia
    Belum ada peringkat
  • Hal 27
    Hal 27
    Dokumen1 halaman
    Hal 27
    Kurnia
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen7 halaman
    Bab Ii
    Kurnia
    Belum ada peringkat
  • Soap 11 PN
    Soap 11 PN
    Dokumen7 halaman
    Soap 11 PN
    Kurnia
    Belum ada peringkat
  • Reproduksi
    Reproduksi
    Dokumen2 halaman
    Reproduksi
    Kurnia
    Belum ada peringkat
  • Soap 7 PN
    Soap 7 PN
    Dokumen5 halaman
    Soap 7 PN
    Kurnia
    Belum ada peringkat
  • Soap 10 PN
    Soap 10 PN
    Dokumen7 halaman
    Soap 10 PN
    Kurnia
    Belum ada peringkat
  • Asfiksia
    Asfiksia
    Dokumen16 halaman
    Asfiksia
    Kurnia
    Belum ada peringkat
  • Soap 8 PN
    Soap 8 PN
    Dokumen5 halaman
    Soap 8 PN
    Kurnia
    Belum ada peringkat
  • Soap 1 PN
    Soap 1 PN
    Dokumen5 halaman
    Soap 1 PN
    Kurnia
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen3 halaman
    Bab V
    Kurnia
    Belum ada peringkat
  • Soap 4 PN
    Soap 4 PN
    Dokumen6 halaman
    Soap 4 PN
    Kurnia
    Belum ada peringkat
  • Soap 3 PN
    Soap 3 PN
    Dokumen5 halaman
    Soap 3 PN
    Kurnia
    Belum ada peringkat
  • Soap 2 PN
    Soap 2 PN
    Dokumen5 halaman
    Soap 2 PN
    Kurnia
    Belum ada peringkat
  • Daftar Tabel
    Daftar Tabel
    Dokumen1 halaman
    Daftar Tabel
    Kurnia
    Belum ada peringkat