Anda di halaman 1dari 16

ASFIKSIA

Oleh
Kelompok 5

Wilda Maifira
Masnidar
Linda Irnanda
Definisi

Asfiksia neonatorum ialah


suatu keadaan bayi baru
lahir yang gagal bernafas
secara spontan dan
teratur segera setelah
lahir.
Etiologi
• Hipoksia ibu.
Faktor • Gangguan aliran darah uterus
• Pemakaian obat anastesi /

ibu analgetika yang berlebihan pada


ibu

Faktor • Tali pusat menumbung


• lilitan tali pusat,

Fetus • simpul tali pusat


• tali pusat pendek

Faktor •Trauma yang terjadi pada persalinan

Neonatus •Kelainan congenital


Gejala

•Tidak bernafas atau nafas megap-megap diikuti dengan bayi lahir


tidak menangis spontan dan bernafas lambat
•Pernafasan tidak teratur
•Tangisan lemah atau merintih
•Warna kulit biru atau pucat
•Tonus otot lemas atau ekstremitas terkulai
•Denyut jantung tidak ada atau lambat (bradikardi) kurang dan 100
x/menit
•Denyut jantung
janin
Diagnosi •Mekonium dalam
s air ketuban
•Pemeriksaan pH
darah janin
Penilaian untuk melakukan resusitasi semata-
mata ditentukan oleh 3 tanda penting

Penafasan
Denyut jantung
Warna kulit
•Nilai apgar tidak dipakai untuk menentukan
kapan memulai resusitasi atau membuat
keputusan mengenai jalannya resusitasi
Penatalaksanaan Asfiksia
Langkah awal
Mencegah kehilangan panas
Memposisikan bayi dengan baik
Bersihkan jalan nafas
Langkah resusitasi
Sebelumnya periksa bahwa alat resusitasi telah
tersedia dan berfungsi baik
Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
Selimuti bayi dengan kain yang kering kemudian
letakkan pada alas dan lingkungan yang hangat.
pastikan kepala berada dalam posisi tengadah
Letakkan sungkup melingkupi dagu, hidung dan mulut
sehingga terbentuk semacam tautan sungkup dan
wajah.
Tentukan balon resusitasi dengan dua jari atau dengan
semua jari tangan (tergantung pada ukuran balon
resusitasi)
Lakukan pengujian pertautan dengan melakukan
ventilasi sebanyak dua kali dan periksa gerakan dinding
dada
Bila pertautan baik ( tidak bocor) dan dinding
dada mengembang maka lakukan ventilasi dengan
menggunakan oksigen (bila tidak ada atau tersedia
oksigen guna udara ruangan)
Perhatikan kecepatan ventilasi sekitar 40 kali per
60 detik, dengan tekanan yang tepat sambil
melihat gerakan dada (naik turun) selama ventilasi.
Bila dinding dada tidak naik-turun dengan baik
berarti ventilasi berjalan secara adekuat.
Bila dinding dada tidak naik, periksa ulang dan
betulkan posisi bayi atau terjadi kebocoran
lekatan atau tekanan ventilasi kurang
Lakukan ventilasi selama 2 x 30 detik kemudian
lakukan penilaian segera tentang upaya bernafas
spontan dan warna kulit
Bila frekwensi nafas normal (30-60 x/menit),
hentikan ventilasi, lakukan kontak kulit ibu-bayi,
lakukan asuhan normal bayi baru lahir
Bila bayi belum bernafas spontan ulangi lagi
ventilasi selama 2 x 30 detik atau 60 detik
kemudian lakukan penilaian ulang.
Bila frekwensi nafas menjadi normal (30-60
x/menit) hentikan ventilasi lakukan kontak kulit
lakukan asuhan normal bayi baru lahir.
Bila bayi bernafas, tetapi terlihat retraksi dinding dada,
lakukan ventilasi dengan menggunakan oksigen (bila
tersedia)
Bila bayi tidak bernafas, megap-megap, teruskan bantuan
pernafasan dengan ventilasi.
Lakukan penilaian setiap 30 detik dengan menilai usaha
bernafas denyut jari tung dan warna kulit
Jika bayi tidak bernafas secara teratur setelah ventilasi
2-3 menit, rujuk ke fasilitas pelayanan perawatan bayi
resiko tinggi.
Jika tidak ada nafas sama sekali dan tidak ada perbaikan
frekwensi denyut jantung bayi setelah ventilasi selama 20
menit, hentikan ventilasi, bayi dinyatakan meninggal
(jelaskan kepada keluarga bahwa upaya pertolongan gagal)
dan beri dukungan emosional pada keluarga
Kapan harus
merujuk

• Resusitasi dinilai tidak


berhasil jika bayi tidak
bernapas spontan dan tidak
terdengar denyut jantung
setelah dilakukan resusitasi
secara efektif selama 15
menit.
• Bila puskesmas tidak
mempunyai fasilitas lengkap
maka lakukan rujukan bila bayi
tidak merespon terhadap
tindakan resusitasi
Asuhan kebidanan pada BBL dengan Asfiksia

SUBJEKTIF
bayinya lahir spontan pervaginam, bayi lahir
dengan tidak menangis spontan. Bagian
ekstremitas bayi berwarna biru. Tubuh bayi
teraba dingin. Pernafasan tidak teratur dan tangis
bayi lemah
OBJEKTIF
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
Temp : 3 5,4°C
Pols : 88 /lmenit
RR : 26 x/menit BB : 3000 gr PB : 43 cm
Apgar score PLANNING
Menit 1 Menit ke 5 a. Jelaskan pada ibu tentang
A: 1 A: 1 kondisinya saat ini bahwa
P: 1 P :1 bayi mengalami asfiksia dan
G: 1 G:1 bayi memerlukan penanganan
A: 1 A:2 resusitasi
R: 1 R : 2  b. Gunakan teknik septic dan
5 7 anti septic dalam resusitasi
ASSESMENT Siapkan ruangan dan alat
Bayi baru lahir untuk resusitas
spontan, letak kepala pakai pelindung diri untuk
dengan asfiksia sedang mencegah infeksi
Cuci tangan dengan 7
langkah
c. Cegah kehilangan panas dengan h. Lakukan perawatan tali pusat
menutup bayi dengan handuk di atas
perut ibu
jepit tali pusat dengan 2 buah
d. pembebasan jalan panas kiem
Membersihkan jalan nafas Potong tali pusat
Letakkan bayi pada posisi yang benar Bungkus tali pusat
Lakukan slim zuinger
i. Menjelaskan pada keluarga
e.Lakukan rangsangan taktil
Usap-usap punggung bayi
tentang bayinya saat ini
Sentil bagian kaki j. Melakukan kolaborasi dengan
d. Lakukan tindakan resusitasi dokter spesialis anak untuk
Memasang sungkup muka memberikan terapi medik
Ventilasi percobaan selanjutnya
g. Lakukan penilaian bayi k. Melakukan observasi TTV
Perhatikan dan nilai pernafasan bayi
tiap 1 jam sekali untuk
Hitung frekwensi denyut jantung bayi
memantau kondisi bayi dan
Nilai warna kulit bayi, jika pucat
kemerah-merahan observasi dan
kemungkinan terjadinya
pantau komplikasi
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai