Anda di halaman 1dari 4

Anamnesis dan Pemeriksaan Bayi baru Lahir

Anamnesis
1. Identitas Orang tua bayi
2. Yang mengirim
3. Riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya
4. Keadaan kehamilan sekarang
5. Keadaan persalinan sekarang
6. Riwayat sakit keluarga1

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan bayi perlu dilakukan dalam keadaan telanjang di bawah lampu yang terang,
untuk mencegah kehilangan panas. Tangan dan alat yang dipergunakan untuk pemeriksaan
fisik harus bersih dan hangat. Pemeriksaan bayi baru lahir bertujuan untuk :1

 Menilai gangguan adaptasi bayi baru lahir dari kehidupan dalam uterus ke luar uterus
yang memerlukan resusitasi.
 Untuk menemukan kelainan seperti cacat bawaan yang perlu tindakan segera.

Penilaian APGAR
Keterangan 0 1 2
A Apparance (warna kulit) Biru/pucat Badan Badan dan
kemerahan, ektremitas
ektremitas biru kemerahan
P Pulse (denyut jantung) Tidak ada <100 x/menit >100 x/menit
G Grimace (refleks) Tidak ada Sedikit gerakan Bersin, batuk
A Activity (tonus otot) Tidak ada Ektremitas Gerakan aktif
sedikit fleksi
R Respiration (usahabernafas) Tidak ada Lemah/tidak Baik/menangis
teratur

Pemeriksaan tanda-tanda vital


a. Hitung denyut jantung dengan meletakkan stetoskop di dada kiri setinggi apeks
kordis. Frekuensi denyut jantung normal bayi baru lahir adalah 120-160 kali per
menit.
b. Lakukan pengukuran suhu ketiak dengan menggunakan termometer. Suhu normalnya
adalah 36,5 – 37,5 0C.
c. Hitung pernapasan dan lihat tarikan dinding dada kedalam ketika bayi sedang tidak
menangis. Frekuensi napas normal adalah 40 – 60 kali per menit.
d. Mengukur panjang badan dan lingkar kepala. Panjang lahir normal adalah 48 – 52 cm.
Lingkar kepala normal adalah 33 -37 cm.
e. Lakukan penimbangan berat badan. Timbang bayi dengan selimut, hasil timbangan
dikurangi selimut. Dalam minggu pertama, berat bayi mungkin turun dahulu
kemudian naik kembali dan pada usia 2 minggu umumnya telah mencapai berat lahir.
Penurunan berat badan maksimal utuk bayi baru lahir cukup bulan, maksimal 10%,
untuk bayi kurang bulan maksimal 15%.1

Pengkajian Fisik
a. Kepala
Amati bentuk kepala (kesimetrisan), apakah ada cacat bawaan
(hidrosefalus/mikrosefalus), apakah ada trauma jalan lahir. Bentuk kepala terkadang
asimetris karena penyesuaian pada saat proses persalinan, umumnya hilang dalam 48
jam. Raba ubun – ubun bayi, mengatahui penutupan fontela; fontela posterior (minor),
fontela anterior (mayor).
b. Telinga
Amati bentuk, besar, dan letak tulang rawan telinga, liang telinga, membran timpani.
c. Mata dan Hidung
Lihat bentuk, kesimetrisan, ada/tidak kotoran pada mata. Amati bentuk, kesimetrisan
hidung, adakah cacat bawaan, bagaimana cara bayi bernapas, serta ada/tidak sekret
pada hidung.
d. Mulut dan rongga mulut
Lihat bagian dalam mulut. Kemudian masukkan satu jari yang menggunakan sarung
tangan ke dalam mulut, raba langit-langit. Pada bayi normal, bibir, gusi, langit-langit
utuh, dan tidak ada bagian yang terbelah. Nilai kekuatan isap bayi, bayi akan
mengisap kuat jari pemeriksa.
e. Leher
Amati apakah ada trauma leher sebagai akaibat dari tertariknya otot leher pada bayi
dengan kelahiran sunsang.
f. Dada
Amati bentuk toraks, kesimetrisannya, adakah kelainan tulang costa.
g. Abdomen
Amati bentuk abdomen. Apakah datar, membuncit, cekung, dan amati bagaiman tali
pusatnya. Pada bayi normal, perut bayi datar, teraba lemas. Tidak ada perdarahan,
pembengkakan, nanah, bau yang tidak enak pada tali pusat, atau kemerahan di sekitar
tali pusat.
h. Genitalia
Lihat dan raba alat kelamin luar. Kemudian tanyakan pada ibu apakah bayi sudah
buang air kecil?. Pada bayi perempuan apakah labia mayora tertutup, adakah lubang
uretra, lubang vagina,klitoris, adakah hematom. Pada bayi laki-laki dimanakah letak
lubang uretra, apakah testis sudah turun dalam skrotum, adakah perdarahan dalam
rongga skrotum.
i. Rektum
Lihat lubang anus. Hindari memasukkan alat atau jari dalam memeriksa anus.
Tanyakan pada ibu apakah bayi sudah buang air besar. Adakah lubang anus, periksa
apakah mekonium sudah keluar, bagaimana warna mekonium.

j. Ekstremitas dan Kulit


Amati jari tangan dan kaki. Hitung jumlah jari tangan dan kaki, lihat apakah kaki
posisinya baik atau bengkok ke dalam atau luar, lihat gerakan ekstremitas simetris
atau tidak. Amati postur, tonus, dan aktivitas, pada bayi baru lahir yang sehat akan
terlihat bergerak aktif. Amati kulit, adakah lanugo, verniks kaseosa, milia, mongolia
spot, eritema toksikum, hemangioma.1

Pengkajian Refleks
Beberapa refleks bayi baru lahir harus dikaji. Pengkajian refleks ini merupakan akhir dari
sebuah tahapan pengkajian pada bayi baru lahir. Refleks yang perlu dikaji, anatara lain
refleks moro, mengisap, rooting, refleks grasp, babinski, galant.2,3
a. Mengisap
Stimulasi dengan puting ibu atau masukkan jari pemeriksa ke dalam mulut bayi baru
lahir, perhatikan kekuatan respon mengisap tersebut.
b. Memutar (rooting)
Stimulasi dengan menyentuh pipi atau sudut mulut bayi baru lahir dengan jari tangan
yang bersih, hal itu akan menyebabkan bayi membuka mulutnya dan menoleh ke arah
stimulus tersebut.
c. Refleks grasp
Letakkan jari pemeriksa pada telapak tangan/kaki bayi. Bayi akan menggenggam.
d. Babinski
Lakukan stimulasi seperti menggaruk tumit ke atas sepanjang sisi lateral kaki,
kemudian arahkan melintasi bantalan telapak kaki. Semua jari kaki bayi akan
hiperekstensi dengan ibu jari kaki dorso fleksi.
e. Refleks moro
Refleks ini merupakan respon terhadap stimulus atau perubahan posisi yang tiba-tiba.
Cara untuk menguji refleks ini adalah dengan menempatkan bayi baru lahir pada
permukaan datar dan lembut demgan posisi bayi telentang. Kemudian dengan lembut,
sangga dan angkat kepala bayi beberapa sentimeter dari permukaan.segera setelah
leher rileks, secara tiba-tiba sanggaan dilepaskan. Reaksi saat terkejut dapat terjadi
abduksi dan ekstensi lengan secara simetris, jari tangan membuka dengan telunjuk
dan ibu jari membentuk huruf “C”. Kaki merespons dengan adduksi dan fleksi.

f. Galant
Bayi dipegang tengkurap pada tangan pemeriksa dan dengan tangan lain
menggerakkan jari-jari ke posisi paravertebral, pertama satu sisi kemudian sisi
lainnya. Reaksinya trunkus bayi harus melengkung ke arah yang dirangsang.

Sumber

1. Kementrian Kesehatan RI. (2010). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal


Esensial
2. Klossner, NJ., Hatfield, NT. (2010). Introductory Maternity & Pediatric Nursing.
Second Edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
3. White, L., Duncan, G., Baumle, W., (2011). Foundation of Maternal Pediatric
Nursing. Third edition. New York: Delmar Cengage Learning.

Anda mungkin juga menyukai