MATERI PERKULIAHAN
ASKEB BAYI BARU LAHIR
1. Pengertian
Apgar skor adalah suatu metode sederhana yang digunakan untuk menilai keadaan
umum bayi sesaat setelah kelahiran. Bidan harus melakukan pengkajian kondisi bayi pada menit
pertama dan ke lima dengan menggunakan nilai Apgar. Penilaian Apgar Skor perlu untuk
mengetahui apakah bayi menderita asfiksia atau tidak. Semakin tinggi nilai yang di
capai ,semakin baik pula kondisi bayi.
Penilaian APGAR SCORE
Klinis/Tanda Penilaian
0 1 2
Warna Kulit (Appearance) Seluruh badan biru warna kulit tubuh warna kulit tubuh,
atau pucat normal merah tangan, dan kaki normal
muda, tetapi merah muda, tidak ada
tangan dan kaki sianosis
kebiruan
Denyut Jantung (Pulse) Tidak Ada < 100x/menit >100x/menit
Respon Reflek (Grimace) Tidak ada respons Meringis atau Meringis atau bersin atau
terhadap stimulasi menangis lemah batuk saat stimulasi
ketika distimulasi saluran napas
Tonus Otot (Activity) Lemah atau tidak Sedikit gerakan Bergerak aktif
ada
Pernafasan (Respiration) Tidak ada Lemah atau tidak Menangis kuat,
teratur pernapasan baik dan
teratur
KELAINAN KONGENITAL
1. Beberapa penyebab labioschisis adalah herediter (mutasi gen,kelainan kromosom),faktor
lingkungan, faktor usia ibu, obat-obatan, nutrisi, daya pembentukan embrio yang menurun,
penyakit infeksi,radiasi,stres emosional,trauma, terutama pada kehamilan trimester
pertama.
2. Palatoschisis: gagalnya fusi normal palatum dari regio premaxilaris kearah posterior
menuju uvula. Penyebab dari labiopalatoschzisis adalah : Lingkungan, genetik, gangguan
transmisi chromosome
3. Atresia Esofagus Atresia Esophagus adalah perkembangan embrionik abnormal esophagus
yang menghasilkan pembentukan suatu kantong (blind pouch), atau lumen berkurang tidak
memadai yang mencegah perjalanan makanan / sekresi dari faring ke perut.
4. Atresia duodenum adalah kondisi dimana duodenum (bagian pertama dari usus halus) tidak
berkembang dengan baik, sehingga tidak berupa saluran terbuka dari lambung yang tidak
memungkinkan perjalanan makanan dari lambung ke usus.
5. Pengertian Atresia Ani Atresia ani adalah tidak adanya anus.
6. Hisrsprung disebut juga Hirschprung’s disease atau megacolon congenital atau
Aganglionik Megacolon yaitu tidak didapatkannya syaraf simpatis dan para simpatis di
tunica muscularis usus, terutama di colon paling sering di rectosigmoid.
7. Pengertian Obstruksi Biliaris Obstruksi Billiaris adalah kondisi tidak adanya saluran
empedu di luar hati (ekstrahepatik). Saluran empedu ini berfungsi untuk mengeluarkan
empedu yang diproduksi di hati menuju ke usus.
8. Omfalocel adalah Kelainan yang berupa protusi isi rongga perut keluar dinding perut
disekitar umbilicus, benjolan terbungkus dalam suatu kantong
9. Hernia Diafragmatika adalah penonjolan organ perut ke dalam rongga dada melalui suatu
lubang padadiafragma. Diafragma adalah sekat yang membatasi rongga dada dan rongga
perut.
10. Ensefalokel adalah suatu kelainan tabung saraf yang ditandai dengan adanya penonjolan
meningens (selaput otak) dan otak yang berbentuk seperti kantung melalui suatu lubang
pada tulang tengkorak.
11. Hidrosefalus adalah suatu keadaan dimana terdapat timbunan likuar serebrospinalis yang
berlebihan dalam ventrikel-ventrikel dan ruang subarakhnoid yang disertai dengan
kenaikan tekanan intrakranial.
12. Fimosis adalah keadaan dimana kulit penis ( preputium ) melekat pada bagian kepala penis
( gland penis ) dan mengakibatkan tersumbatnya lubang saluran air seni sehingga bayi atau
anak mengalami kesulitan dan kesakitan saat kencing.
13. Hipospadia adalah deformitas umum dimana uretra pada anak laki-laki terbuka di suatu
tempat sepanjang permukaan bawah penis.
ASFIKSIA
Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bayi baru lahir untuk bernafas secara spontan
dan teratur sehingga menimbulkan gangguan lebih lanjut, yang mempengaruhi seluruh
metabolisme tubuhnya. Asfiksia pada bayi baru lahir (BBL) menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak
Indonesia) adalah kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat
setelah lahir.
Penyebab Asfiksia
Faktor ibu :
Preeklamsi dan eklamsi
Perdarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta)
Partus lama atau partus macet
Demam selama persalinan
Infeksi berat (malaria,sifilis,TBC,HIV)
Kehamilan lewat waktu (post date/post matur)
Faktor tali pusat
Lilitan tali pusat
Tali pusat pendek
Simpul tali pusat
Prolapsus tali pusat
Faktor bayi
Bayi premature (sebelum 37 mg kehamilan)
Persalinan dengan tindakan (sungsang,bayi kembar,distosia bahu,ekstraksi
vakum,ekstraksi forcep)
Kelainan bawaan (kongenital)
Air ketuban bercampur meconium (warna kehijauan)
Tanda dan gejala
Ketidakmampuan bernapas/tidak bernapas/bernapas megap-megap
Denyut Jantung Janin (DJJ) : bradicardia (<100x/m’) untuk gejala asfiksia
berat,Takhikardia (>140x/m’) untuk gejala asfiksia ringan
Warna :Pucat dan ada tanda2 syok (untuk tanda asfiksia berat),sianosis/kebiruan (untuk
tanda asfiksia ringan)
Tonus otot : hipotonia hebat dan bila dirangsang tidak ada reaksi
Mekoneum dalam air ketuban pada presentasi kepala
Penilaian dilakukan pada saat bayi baru lahir :
1. Penilaian segera setelah bayi baru lahir Penilaian segera setelah bayi baru lahir sangat
penting dilakukan dengan jalan menghadapikan bayi kearah penolong agar dapat
mengamati. Lakukan penilaian cepat segera setelah bayi lahir, apakah bayi menangis,
bernafas, indikasi ini menjadi dasar keputusan apakah bayi perlu resusitasi.
2. Nilai Apgar Nilai apgar merupakan metode objektif untuk menilai kondisi bayi bayi baru
lahir dan berguna untuk memberikan informasi mengenai keadaan bayi secara
keseluruhsn dan keberhasilan tindakan resusitasi.
Penatalaksanaan dan Penanganan Asfiksia Neonatorum
1. Pengawasan Suhu
Bayi baru lahir secara relatif banyak kehilangan panas yang diikuti oleh penurunan suhu tubuh.
Penurunan suhu tubuh ini akan mempertinggi metabolisme sel jaringan hingga kebutuhan O2
meningkat. Hal ini akan mempersulit keadaan bayi, apalagi bila bayi mendapat lingkungan yang
baik segera setelah lahir. Pemakaian sinar lampu yang cukup kuat dari luar dapat dianjurkan dan
pengeringan tubuh bayi perlu dikerjakan untuk mengurangi evaporasi.
2. Pembersihan Jalan Nafas
Saluran pernafasan bagian atas harus segera dibersihkan dari lendir dan cairan amnion. Bila
terdapat lendir kental yang melekat di trakea dan sulit dikeluarkan dengan pengisapan dapat
dilakukan dengan melihat semaksimalnya, terutama pada bayi yang kemungkinan infeksi.
Pengisapan yang dilakukan dengan ceroboh akan menimbulkan penyakit seperti spasme laring,
kolaps paru, atau kerusakkan sel mukosa jalan nafas.
3. Rangsangan Untuk Menimbulkan Pernafasan
Rangsangan terhadap bayi harus segera dikerjakan. Pada sebagian besar bayi pengisapan lendir
dan cairan amnion yang dilakukan melalui nasofaring akan segera menimbulkan rangsangan
pernafasan. Pengaliran O2 yang cepat kedalam mukosa hidung dapat pula merangsang reflex
pernafasan yang sensitif dalam mukosa hidung dan faring. Bila tindakan ini tidak berhasll
beberapa cara stimulus janin perlu dikerjakan.
4. Rangsangan Nyeri
Pada bayi dapat ditimbulkan dengan memukul kedua telapak kaki bayi, menekan tendon Achilles
atau memberikan suntikan vitamin K terhadap bayi tertentu. Hindari pemukulan di daerah
bokong atau punggung bayi untuk mencegah timbulnya perdarahan alat dalam. Dalam hal ini
tindakan utama adalah memperbaiki ventilasi (Maryunani,2013)
5. Tindakan Khusus
Tindakan khusus ini dilakukan bila tindakan umum tidak memperoleh hasil yang memuaskan.
Cara yang dikerjakan sesuai dengan beratnya asfiksia yang timbul pada bayi yang
dimanifestasikan oleh tinggi rendahnya skor apgar,
Pengertian BBLR
BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) adalah bayi yang lahir dengan berat < 2.500 gram tanpa
memandang usia kehamilan. Berat lahir ditimbang dalam 1 jam setelah lahir, sedangkan untuk
bidan di desa lahir ditimbang dalam 24 jam pertama setelah lahir dengan syarat:
1. Bayi ditimbang dalam keadaan tidak berpakaian, pada timbangan yang telah ditera
sebelumnya.
2. Timbangan dilapisi kain hangat.
Klasifikasi BBLR
Bayi dari kehamilan kurang bulan Bayi ini lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu.
Sebagian bayi kurang bulan belum siap hidup di luar kandungan, kesulitan untuk
memulai nafas, menghisap, melawan infeksi dan menjaga tubuhnya agar tetap hangat.
Bayi kecil untuk masa kehamilan Bayi ini tidak tumbuh dengan baik di dalam
kandungan.
Faktor yang mempengaruhi BBLR
1. Umur ibu < 20 tahun dan lebih 35 tahun
2. Jarak kehamilan < 1 tahun
3. Ibu dengan keadaan:
a) Mempunyai BBLR sebelumnya.
b)Melakukan pekerjaan fisik beberapa jam tanpa istirahat.
c) Sangat miskin.
d) Kurang Gizi.
e)Perokok, pengguna obat terlarang dan pecandu alcohol
Pencegahan Perdarahan
Karena sistem pembekuan darah pada bayi baru lahir belum sempurna, maka semua bayi
akan berisiko untuk mengalami perdarahan tidak tergantung apakah bayi mendapat ASI
atau susu formula atau usia kehamilan dan berat badan pada saat lahir. Perdarahan bisa
ringan atau menjadi sangat berat, berupa perdarahan pada Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi ataupun perdarahan intracranial
Untuk mencegah kejadian diatas, maka pada semua bayi baru lahir, apalagi Bayi Berat
Lahir Rendah diberikan suntikan vitamin K1 (Phytomenadione) sebanyak 1 mg dosis
tunggal, intra muskular pada antero lateral paha kiri Suntikan Vitamin K1 dilakukan
setelah proses IMD dan sebelum pemberian imunisasi hepatitis B. Perlu diperhatikan
dalam penggunaan sediaan Vitamin K1 yaitu ampul yang sudah dibuka tidak boleh
disimpan untuk dipergunakan kembali.
Imunisasi Hepatitis B (HB-0) harus diberikan pada bayi umur 0-7 hari karena :
Sebagian ibu hamil merupakan carrier Hepatitis B
Hampir separuh bayi dapat tertular Hepatitis B pada saat lahir dari ibu pembawa virus.
Penularan pada saat lahir hampir seluruhnya berlanjut menjadi Hepatitis menahun, yang
kemudian dapat berlanjut menjadi sirosis hati dan kanker hati primer
Imunisasi Hepatitis B sedini mungkin akan melindungi sekitar 75% bayi dari penularan
Hepatitis B