Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN BAYI BARU LAHIR PADA BY.

NY A
DI RUANG ANNGREK RST dr. SOEJONO MAGELANG

Disusun untuk memenuhi tugas “keperawatan maternitas”


Dosen Pengampu : Ns . Yuni Astuti,M. Kep

Disusun oleh :
Lailatul Zumna Azzahra
20101440121036

STIKES KESDAM IV/DIPONEGORO SEMARANG PROGAM STUDI DIPLOMA III


KEPERAWATAN TAHUN 2023
A. Laporan Pendahuluan Bayi Baru Lahir
1. Definisi bayi baru lahir
Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayi yang baru lahir mengalami proses
kelahiran, berusia 0 - 28 hari, BBL memerlukan penyesuaian fisiologis berupa
maturase, adaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan
(ekstrauterain) dan toleransi bagi BBL utuk dapat hidup dengan baik (Marmi
dkk, 2015). Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir pada usia
kehamilan genap 37-41 minggu, dengan presentasi belakang kepala atau letak
sungsang yang melewati vagina tanpa memakai alat. (Tando, Naomy Marie,
2016).
Bayi baru lahir (BBL) adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran,
berusia 0-28 hari. BBL memerlukan penyesuaian fisiologi berupa maturasi,
adaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan intrauteri ke kehidupan ekstraurine)
dan toleransi BBL untuk dapat hidup dengan baik. Bayi baru lahir disebut juga
dengan neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja
mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari
kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin (Sumi & Isa, 2021).
2. Karakteristik bayi baru lahir
Ciri-ciri bayi normal adalah, sebagai berikut :
- Berat badan 2.500-4.000 gram.
- Panjang badan 48-52.
- Lingkar dada 30-38.
- Lingkar kepala 33-35.
- Frekuensi jantung 120-160 kali/menit.
- Pernapasan ±40-60 kali/menit.
- Kulit kemerah-merahan dan lici karena jaringan subkutan cukup.
- Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala baisanya telah sempurna.
- Kuku agak panjang dan lemas.
- Genitalia: pada perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora, dan
pada lakilaki, testis sudah turun dan skrotum sudah ada.
- Refleks isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
- Refleks Moro atau gerak memeluk jikadikagetkan sudah baik.
- Refleks grap atau menggenggam sudah baik.
- Eliminasi baik, mekonium keluar dalam 24 jam pertama, mekonium
berwarna hitam kecoklatan(Tando,2016).

Ciri-ciri BBL menurut Rohan (2013) ciri-ciri bayi baru


lahiradalah lahir aterm antara 37-42 minggu, berat badan 2500-4000gram,
panjang lahir 48-52 cm, lingkar dada 30-38 cm, lingkarkepala
33-35 cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi denyut jantung120-160
kali/menit, kulit kemerah-merahan dan licin karenajaringan
subkutan yang cukup, rambut lanugo tidak terlihat danrambut
kepala biasanya telah sempurna, kuku agak panjang danlemas, nilai
APGAR >7, gerakan aktif, bayi langsung menangiskuat, genetalia
pada laki-laki kematangan ditandai dengan testisyang berada pada
skrotum dan penis yang berlubang sedangkangenetalia pada perempuan
kematangan ditandai dengan vagina dan uretra yang berlubang, labia
mayora menutup labia minora,reflex rooting (mencari putting susu)
terbentuk dengan baik,reflex sucking sudah terbentuk dengan baik, reflex
grapshing sudahbaik, eliminasi baik, urine dan meconium keluar
dalam 24 jampertama.

3. Adaptasi fisiologis bayi baru lahir (Sondakh,2017)


a. Perubahan pada sistem pernapasan
Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam 30 detik sesudah
kelahiran. Pernapasan ini timbul sebagai akibat aktivitas normal sistem
saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya.
Frekuensi pernapasan bayi baru lahir berkisar 30-60 kali/menit.
b. Perubahan sistem Kardiovaskuler
Dengan berkembangnya paru-paru, pada alveoli akan terjadi
peningkatan tekanan oksigen. Sebaliknya, tekanan karbon dioksida akan
mengalami penurunan. Hal ini mengakibatkan terjadinya penurunan
resistansi pembuluh darah dari arteri pulmonalis mengalir keparu-paru
dan ductus arteriosus tertutup.
c. Perubahan termoregulasi dan metabolik
Sesaat sesudah lahir, bila bayi dibiarkan dalam suhu ruangan 25 ºC,
maka bayi akan kehilangan panas melalui evaporasi, konveksi, konduksi,
dan radiasi. Suhu lingkungan yang tidak baik akanmenyebabkan bayi
menderita hipotermi dan trauma dingin (cold injury).
d. Perubahan Sistem Neurologis
Sistem neurologis bayi secara anatomik atau fisiologis belum
berkembang sempurna. Bayi baru lahir menunjukkan gerakan-gerakan
tidak terkoordinasi, pengaturan suhu yang labil, kontrol otot yang buruk,
mudah terkejut, dan tremor pada ekstremitas.
e. Perubahan Gastrointestinal
Kadar gula darah tali pusat 65mg/100mL akan menurun menjadi
50mg/100 mL dalam waktu 2 jam sesudah lahir, energi tambahan yang
diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari
hasil metabolisme asam lemak sehingga kadar gula akan mencapai
120mg/100mL.
f. Perubahan Ginjal
Sebagian besar bayi berkemih dalam 24 jam pertama setelah lahir dan
2-6 kali sehari pada 1-2 hari pertama, setelah itu mereka berkemih 5-20
kali dalam 24 jam.
g. Perubahan Hati
Dan selama periode neontaus, hati memproduksi zat yang essensial
untuk pembekuan darah. Hati juga mengontrol jumlah bilirubin tak
terkonjugasi yang bersirkulasi, pigmen berasal dari hemoglobin dan
dilepaskan bersamaan dengan pemecahan sel-sel darah merah.
h. Perubahan Imun
Bayi baru lahir tidak dapat membatasi organisme penyerang dipintu
masuk. Imaturitas jumlah sistem pelindung secara signifikan
meningkatkan resiko infeksi pada periode bayi baru lahir.
4. Penilaian APGAR skore
APGAR score adalah suatu metode tes sederhana untuk melakukan penilaian
kesejahteraan bayi baru lahir untuk menentukan tindakan yang harus dilakukan
supaya proses adaptasi kehidupan intra-uteri ke ekstra uteri dapat terfasilitasi
dengan baik. Tes ini dapat dilakukan dengan mengamati bayi segera setelah lahir
(dalam menit pertama) dan setelah 5 menit. Lakukan hal ini dengan cepat, karena
jika niainya rendah, berarti bayi tersebut membutuhkan tindakan segera.
(Wagino dan Putrono, 2016).
Indikator metode APGAR adalah sebagai berikut :

A = “Appearance” (warna kulit), perhatikan warna tubuh bayi.

P = “Pulse” (denyut), dengarkan denyut jantung bayi dengan stetoskop atau palpasi
denyut jantung dengan jari.

G = “Grimace” (seringai), gosok berulang-ulang dasar kedua tumit kaki bayi dengan
jari. Perhatikan reaksi pada muka, ketika lender pada mukanya dibersihkan, atau
ketika lender dari mulu dan tenggorokannya dihisap.
A = “Activity”, perhatikan cara bayi baru lahir menggerakkan kaki dan tangannya
bergerak sebagai reaksi terhadap rangsangan tersebut.
R = “Respiration” (pernafasan), perhatikan dada dan abdomen bayi atau perhatikan
upaya bernafasnya.

Tabel 2.1 APGAR

Nilai 0 1 2
Appearance Color Seluruh badan biru atau Warna kulit tubuh Warna kulit tubuh,
(warna kulit) pucat normal merah muda, tangan dan kaki
tetapi tangan dan normal merah muda,
kaki kebiruan tidak ada sianosis
Pulse (heart rate) Tidak ada < 100x/menit 100x/menit
atau frekuensi
jantung
Grimace (reaksi Tidak ada respon Meringis atau Meringis atau bersin
terhadap terhadap stimulasi menangis lemah atau batuk saat
rangsangan) ketika distimulus stimulasi saluran
nafas
Activity (tonus Lemah atau tidak ada Sedikit bergerak Bergerak aktif
otot)
Respiration Tidak ada Lemah atau tidak Menangis kuat,
(usaha nafas) teratur pernafasan baik dan
teratur
Kriteria penilaian APGAR adalah :

1. Jika skor APGAR 7-10 : bayi dianggap sehat dan tidak memerlukan tindakan
istimewa.
2. Jika skor APGAR 4-6 : Asfiksia neonatorum sedang, pada pemeriksaan fisik
akan terlihat frekuensi jantung lebih dari 100x/menit, tonus otot kurang baik
atau baik, sianosis, reflek iritabilitas tidak ada.
3. Jika skor APGAR 0-3 : asfiksia neonatorum berat, pada pemeriksaan fisik
ditemukan frekuensi jantung kurang dari 100x/menit, tonus otot buruk, sianosis
berat dan kadang-kadang pucat, reflek iritabilitas tidak ada.

5. Penatalaksana bayi baru lahir

a. Membersihkan jalan napas dan sekaligus menilai APGAR menit 1 membersihkan


jalan napas dengan cara :
1. Penolong mencuci tangan dan memakai sarung tangan yang steril
2. Bayi ditidurkan telentang kepala sedikit ekstensi, badan bayi dalam keadaan
terbungkus
3. Pangkal penghisap lendir dibungkus dengan kain kasa steril, masukkan ke
mulut penolong
4. Tangan kanan penolong membuka mulut bayi kemudian jari telunjuk tangan
kiri dimasukkan kedalam mulut bayi sampai epiglottis (untuk menahan lidah
bayi) jari tangan kanan memasukkan pipa. Sejajar dengan jari telunjuk tangan
kiri, isap lendir sebanyak-banyaknya dengan arah memutar.
5. Masukkan berulang-ulang selang kehidung, mulut, kemudian lendir diisap
sebanyak-banyaknya.
6. Lendir yang diisapditampung diatas bengkok dan ujung pipa dibersihkan
dengan kain kasa.
7. Lakukan penghisapan sampai bayi menangis dan sampai lendirnya bersih,
kemudian bersihkan daerah telinga dan sekitarnya.
b. Mengeringkan badan bayi dari cairan ketuban dengan menggunakan kain yang
halus atau handuk.
c. Mendekapkan bayi ke ibu dan mendekatkan segera setelah lahir, hal ini bertujuan
agar :
1. Ibu tenang melihat anaknya dalam keadaan normal
2. Ada kontak batin antara ibu dan anak
3. ASI cepat keluar, karena dengan rangsangan isapan bayi, akan mempercepat
bayi akan mempercepat keluar ASI
d. Membersihkan badan bayi dengan cara :
1. Menyiapkan tempat kapas, kapas dan minyak/baby oil
2. Membersihkan daerah muka dengan menggunakan kapas lembab. Pertama
yang dibersihkan adalah daerah atas, mulai dari bagian dalam keluar
kemudian gunakan kapas minyak untuk membersihkan daerah telinga.
Selanjutnya muka dan sekitarnya dibersihkan dengan kapas minyak sampai ke
daerah leher.
3. Lakukan perawatan tali pusat, dan seputarannya.
e. Memberikan obat mata untuk mencegah terjadinya infeksi pada mata dengan cara
mata bayi dibersihkan, jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri membuka mata dan
tagan kanan meneteskan obat, obat harus tepat diatas kelopak mata, setelah obat
masuk bersihkan daerah luar mata dengan kapas lembab, membersihkan alat-alat.
f. Melaksanakan pemeriksaan kesehatan bayi Maksudnya pemeriksaan adalah untuk
menemukan kelainan yang perlu mendapatkan tindakan segera dan kelainan yang
berhubungan kehamilan, persalinan dan kelahiran
1. Mengukur BB, PB, LK, LILA, LD
2. Observasi tanda-tanda vital (Nadi, Suhu, Respirasi)
3. Observasi keadaan refleks
g. Memasang pakaian bayi
h. Mengajarkan ibu cara membersihkan jalan lahir, membersihkan ASI dan
manfaatnya, perawatan tali pusat, perawatan bayi sehari-hari misalnya
memandikan bayi.
i. Menjelaskan pentingnya memberikan ASI sedini mungkin sampai usia 2 tahun,
makanan tambahan buat bayi diatas usia 4 bulan, makanan bergizi bagi ibu,
mengikuti program KB segera mungkin (Prawirohardjo, 2007)

1) PENGKAJIAN
a. Identitas
b. Pengkajian terhadap factor resiko
- Maternal : Usia, riwayat kesehatan yang lalu, perkembangan socialdan
riwayat pekerjaan
- Obsetrik : Parity, periode, kondisi kehamilan terakhir3)
- Perinatal : Antenatal, informasi prenatal maternal health (DM,jantung)
- Intra Partum event :
a) Usia gestasi : Lebih dari 34 minggu sampai dengan 42 minggu.
b) Lama dan karakteristik persalinan : Persalinan lama pada kala Idan II
KPD 24 jam.
c)Kondisi ibu : Hipo/Hiper tensi progsif perdarahan, infeksi.
d)Keadaan yang mengidentifikasi fetal disstres HR lebih dari 120x sampai
dengan 140 x / menit.
e)Penggunaan analgesic
f)Metode meahirkan : Sectio Caesaria, Forsep, Vakum
- Pengkajian fisik
1)Eksternal : Perhatikan warna, bercak warna , kuku, lipatan padatelapak
kaki, periksa potensi hidung dengan menutup sebelahlubang hidung sambil
mengobservasi pernafasan dan perubahankulit.
2)DadaPalpasi untuk mencari detak jantung yang terkencang,
auskultasiuntuk menghitung denyut jantung, perhatikan bunyi nafas
padasetiap dada.
a)Abdomen : Verifikasi adanya abdomen yang berbentuk sepertikubam
atau tidak ada anomaly, perhatikan jumlah pembuluhdarah pada tali pusat.
b) Neurologis : Periksa tonus otot dan reaksi reflex.
- Pemeriksaan Penunjange.
- Nilai APGARengkajian Fisik
Pengkajian
1)Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak
semi koma saat tidur ; meringis atau tersenyumadalah bukti tidur dengan
gerakan mata cepat, tidur sehari rata-rata 20 jam.
2)Pernapasan dan Peredaran Darah
Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir,untuk menilai status
kesehatan bayi dalam kaitannya dengan pernapasan dan peredaran darah
dapat digunakan metodeAPGAR Score. Namun secara praktis dapat dilihat
darifrekuensi denyut jantung dan pernapasan serta wajah,ekstremitas dan
seluruh tubuh, frekwensi denyut jantung bayinormal berkisar antara 120-
140 kali/menit (12 jam pertamasetelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari
70-100 kali/menit(tidur) sampai 180 kali/menit (menangis).
Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60kali/menit warna
ekstremitas, wajah dan seluruh tubuh bayiadalah kemerahan.Tekanan
darah sistolik bayi baru lahir 78dan tekanan diastolik rata-rata 42, tekanan
darah berbeda darihari ke hari selama bulan pertama kelahiran. Tekanan
darahsistolik bayi sering menurun (sekitar 15 mmHg) selama satu jam
pertama setelah lahir. Menangis dan bergerak biasanyamenyebabkan
peningkatan tekanan darah sistolik.
3)Suhu TubuhSuhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,50 C-370
C.Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada rektal.
4)KulitKulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus,lembut dan padat
dengan sedikit pengelupasan, terutama padatelapak tangan, kaki dan
selangkangan.Kulit biasanya dilapisidengan zat lemak berwarna putih
kekuningan terutama didaerah lipatan dan bahu yang disebut verniks
kaseosa.
5)Keadaan dan Kelengkapan EkstremitasDilihat apakah ada cacat bawaan
berupa kelainan bentuk, kelainan jumlah atau tidak sama sekali pada
semuaanggota tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki jugalubang anus
(rektal) dan jenis kelamin.
6)Tali PusatPada tali pusat terdapat dua arteri dan satu
venaumbilikalis.Keadaan tali pusat harus kering, tidak ada perdarahan,
tidak ada kemerahan di sekitarnya.
7)Refleks Beberapa refleks yang terdapat pada bayi :
a)Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan
yangmengagetkan akan terjadi refleks lengan dan tanganterbuka.
b)Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak
tangandirangsang akan memberi reaksi seperti menggenggam.Plantar
graps, bila telapak kaki dirangsang akan memberireaksi.
c)Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada bidang
datang atau diangkat akan bergerak seperti berjalan.
d)Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akanmenoleh
kepalanya ke sisi yang disentuh itu mencari putingsusu.
e) Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu kedalam
mulut bayi akan membuat gerakan menghisap.

3. Rencana Keperawatana.

Diagnosa 1: Ketidakefektifan pola nafasTujuan : Dalam waktu 1x24 jam


setelah dilakukan intervensikeperawatan pola nafas BBL kembali efektif
Kriteria hasil:

1)Kemudahan bernafas dan kedalaman inspirasi

2)Ekspansi dada simetris

3)Tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan

4)Tidak ada bunyi nafas tambahan

5)Nafas pendek tidak ada

Intervensi

1)Observasi adanya pucat dan sianosis Sianosis menunjukkan


adanyagangguan pada pernafasan BBL

2)Pantau kecepatan, irama, kedalaman dan usaha respirasiMengetahui


perkembangan kondisi BBL

3)Auskultasi bunyi nafas, perhatikan area penurunan/tidak adanyaventilasi


dan adanya bunyi nafas tambahan Mengetahui adanyakelainan dalam
pernafasan BBL

4)Lakukan pengisapan sesuai dengan kebutuhan untuk


membersihkansekresi Secret yang menumpuk dapat
mengakibatkanketidakefektifan pola nafas

Kolaborasi: Berikan Non re-breathingmask dengan oksigen Memenuhi


kebutuhan oksigen BBL.
Diagnosa 2: Ketidakefektifan bersihan jalan nafasTujuan : Setelah
dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jamBBL menunjukkan
keefektifan jalan nafas Kriteria hasil

1) BBL mudah untuk bernafas

2)Kegelisahan, sianosis, dan dispnea tidak ada

3)RR dalam batas normal

Intervensi :

1)Kaji keefektifan pemberian oksigen dan perawatan yang lain

2)Auskultasi bagian dada anterior dan posterior untuk mengetahui adanya


penurunan atau tidak adanya ventilasi dan adanya bunyitambahan

3)Pantau status oksigen BBL Jika SaO < 80% mengindikasikan adanya
ketidakefektifan jalan nafas

4)Jelaskan pada BBL dan keluarga tentang penggunaan peralatan:O2,


suction, inhalasi

5)Lakukan fisioterapi dada sesuai kebutuhan Kolaborasi:


Berikanudara/oksigen yang telah diModifikasi

Diagnosa 3 : HipertermiaTujuan: Dalam waktu 1x24 jam setelah


dilakukan intervensi keperawatan hipertermia tidak terjadi Kriteria hasil :

1)Suhu tubuh dalam rentang normal

2) Nadi dan RR dalam rentang normal

3)Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing, merasa nyaman
Intervensi :

1)Pantau suhu paling sedikit setiap 2 jam, sesuai kebutuhan Suhu tubuh
bayi baru lahir mudah mengalami penurunan

2)Monitor warna dan suhu kulit

3) Monitor tekanan darah, nadi dan RR

4)Monitor penurunan tingkat kesadaran


5)Monitor WBC, Hb, dan Hct

6)Monitor intake dan output

7)Berikan anti piretik

8)Lakukan tapid sponge

9)Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh

10)Kompres pasien pada lipat paha dan aksila

11)Tingkatkan sirkulasi udara

Diagnosa 4 : Hipotermia
Tujuan: Dalam waktu 1x24 jam setelah dilakukan intervensikeperawatan
hipotermia tidak terjadi
Kriteria hasil :
1)BBL menunjukkan termoregulasi neonates (keseimbangan antara panas
yang dihasilkan, peningkatan panas, dan kehilangan panasselama periode
neonatus)
Intervensi :
1) Pantau suhu paling sedikit setiap 2 jam, sesuai kebutuhan
Suhutubuh bayi baru lahir mudah mengalami penurunan
2) Pantau suhu bayi lahir sampai stabil Suhu tubuh bayi baru
lahirmudah mengalami penurunan
3) Ajarkan indikasi hipotermia dan tindakan kedaruratan
yangdiperlukan sesuai dengan kebutuhan
4) Pemahaman tentang kondisi hipotermi dapat mencegah
terjadinyahipotermi
5) Selimuti bayi segera setelah dilahirkan
6) Mencegah kehilangan panas
7) Gunakan tutup kepala pada bayi baru lahir
8) Mencegah kehilangan panas
9) Tempatkan bayi baru lahir dalam incubator atau dibawah
penghangatsesuai kebutuhan
10) Menjaga suhu tubuh agar tetap hangat
Diagnosa 5 : Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka pada tali
pusatTujuan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24
jamresiko infeksi tidak menjadi actual
Kriteria hasil :
1) BBL bebas dari tanda dan gejala infeksi
2) Jumlah leukosit dalam batas normal
3) Status imun, gastrointestinal, genitourinaria dalam batas normal
Intervensi:
1)Pantau tanda/gejala infeksi (missal.suhu tubuh, denyut jantung,
pembuangan, penampilan luka, sekresi, penampilan urin, suhukulit, lesi
kulit, keletihan, malaise)
2)Mengetahui tanda infeksi secara dini memungkinkan pencegahan
terhadap infeksi dan mengurangi keparahan infeksi yg mungkinsudah
terjadi
3)Kaji faktor yg meningkatkan serangan infeksi (missal.usia lanjut,tanggap
imun rendah, dan malnutrisi)
4)Faktor pemberat dapat mengakibatkan infeksi berkembang lebohcepat
5)Pantau hasil laboratorium (DPL, hitung granulosit absolut, hasil-hasil yg
berbeda, protein serum, dan albumin)
6)Perubahan hasil laboratorium mengidentifikasikan adanya infeksi
7)Ajarkan keluarga BBL teknik mencuci tangan yg benar
8)Cuci tangan dengan benar dapat mencegah transmisi organism
9)Ajarkan kepada keluarga BBL tanda/gejala infeksi dan kapan harus
melaporkannya ke pusat Kesehatan
10)Perubahan hasil laboratorium dapat mengindikasikan adanya infeks
11) Berikan terapi antibiotic bila diperlukan

Diagnosa 6 : Resiko Cedera berhubungan denganTujuan : Setelah


dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasientidak mengalami
cedera.Kriteria hasil : Pasien terbebas dari cedera
Intervensi :
1)Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
2)Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan kondi sifisik dan
fungsi kognitif pasien dan riwayat penyakit terdahulu pasien
3)Menghindarkan lingkungan yang berbahaya (misalnya memindahkan
perabotan)
4)Menempatkan bayi di box bayi
5)Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih
6)Menempatkan saklar lampu ditempat yang mudah dijangkau keluarga
pasien.
7)Membatasi pengunjung
8)Menganjurkan keluarga agar menemani pasien
9)Mengontrol lingkungan dari kebisingan
10)Memindahkan barang-barang yang dapat membahayakan

Diagnosa 7 : Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan refleks hisap tidak adekuat.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi.

Kriteria hasil:
1) Penurunan BB tidak lebih dari 10% BB lahir.
2) Intake dan output makanan seimbang.
3) Tidak ada tanda-tanda hipoglikemi.
Rencana tindakan:
1) Timbang BB setiap hari.
2) Auskultasi bising usus, perhatikan adanya distensi abdomen
3) Anjurkan ibu untuk menyusui pada payudara secara bergantian 5-
10menit.
4) Lakukan pemberian makanan tambahan.
5) Observasi bayi terhadap adanya indikasi masalah dalm pemberian
makanan (tersedak, menolak makanan, produksi mukosa meningkat)

Anda mungkin juga menyukai