Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

BAYI BARU LAHIR

Dosen Pembimbing : Tri Anonim, SST, M. Kes


CI Ruang Nifas : Annisa Nurviani, S.Tr.Keb, Bd

Disusun oleh :
Mega Alvaeni Areta
P1337420319003
3 Reguler A

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


PRODI DIII KEPERAWATAN PEKALONGAN
A. Definisi

Bayi baru lahir merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja
mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari
kehidupan kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin.
Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang berusia 0 - 28 hari (Mega, 2020).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Manuaba, 2012).
Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37- 42
mingguatau 294 hari dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram, bayi
baru lahir (newborn atau neonatus) adalah bayi yang baru di lahirkan sampai dengan
usia empat minggu (Deasy, kk., 2020).
Ciri-ciri bayi baru lahir normal adalah lahir aterm antara 37-42 minggu, berat
badan 2500-4000 gram, panjang lahir 48-52 cm. lingkar dada 30-38 cm, lingkar
kepala 33-35 cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi denyut jantung 120-160 kali
permenit, kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup,
rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna, kuku agak
panjang dan lemas, nilai Appearance Pulse Grimace Activity Respiration
(APGAR) >7, gerakan aktif, bayi langsung menangis kuat, genetalia pada laki-laki
kematangan ditandai dengan testis yang berada pada skrotum dan penis yang berlubang
sedangkan genetalia pada perempuan kematangan ditandai dengan labia mayora
menutupi labia minora, refleks rooting susu terbentuk dengan baik, refleks sucking
sudah terbentuk dengan baik (Armini, 2017).
B. Etiologi
1. HIS ( kontraksi otot rahim )
2. Kontraksi otot dinding perut
3. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
4. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum

C. Tanda Bayi Normal


1. Bb 2500 ‑ 4000 gr
2. Pb lahir 48 ‑ 52 cm
3. Lingkar dada 30 ‑ 38 cm
4. Lingkar kepala 33 ‑ 35 cm

5. Bunyi jantung dalam menit ‑ menit pertama kira ‑ kira 180x/menit,


kemudian menurun
6. Sampai 120x/menit atau 140x/menit

7. Pernafasan pada menit ‑ menit pertama cepat kira ‑ kira 180x/menit,


kemudian menurun setelah tenang kira ‑ kira 40x/menit
8. kulit kemerah ‑ merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan
diliputi
9. Vernic caseosa
10. Rambut lanugo setelah tidak terlihat,rambut kepala biasanya telah
sempurna
11. Kuku agak panjang dan lemah
12. Genitalia labia mayora telah menutup, labia minora ( pada perempuan )
testis sudah turun ( pada anak laki ‑ laki )
13. Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
14. Reflek moro sudah baik, apabila bayi dikagetkan akan memperlihatkan gerakan seperti
memeluk.
15. Gerak reflek sudah baik, apabila diletakan sesuatu benda diatas telapak tangan bayi
akan Menggenggam atau adanya gerakan reflek
16. Eliminasi baik. Urine dan meconium akan keluar dalam 24 jam pertama.
Meconium berwarna kuning kecoklatan.

D. Klasifikasi
Bayi baru lahir dibagi dalam beberapa klasifikasi menurut ( Ni Wayan,
2021 ) :
1. Bayi baru lahir menurut masa gestasinya :
a) Kurang bulan (preterm infant) : 4000 gram
b) Cukup bulan (term infant) : 37-42 minggu
c) Lebih bulan (postterm infant) : 42 minggu atau lebih

2. Bayi baru lahir menurut berat badan lahir:

a. Berat lahir rendah : 4000 gram


b. Berat lahir cukup : 2500-4000 gram
c. Berat lahir lebih : >4000 gram

3. Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi (masa gestasi dan ukuran berat
lahir yang sesuai untuk masa kehamilan) :
a. Nenonatus cukup/kurang/lebih bulan (NCB/NKB/NLB)
b. Sesuai/kecil/besar untuk masa kehamilan (SMK/KMK/BMK)

E. Tahapan Bayi Baru Lahir


1. Tahap I: terjadi segera setelah lahir, Selama menit- menit pertama kelahiran.Pada
tahap ini digunakan sistem skoring apgar untuk fisik dan scoring gray untukinteraksi
bayi dan ibu.
2. Tahap II: di sebut transisional reaktivitas. Pada tahap II dilakukan pengkajian
selama 24 jam pertama terhadap adanya perubahan perilaku
3. Tahap III: disebut tahap periodik, pengkajian dilakukan setelah 24 jampertama yang
meliputi pemeriksaan seluruh tubuh
(Rahardjo, K., Marmi, 2015).

F. Komplikasi

1. Sebore
2. Ruam
3. Moniliasis
4. Ikterus fisiologi
5. Gangguan sistem saraf pusat : koma, menurunnya reflex mata
6. Kardiovaskular : penurunan tekanan darah secara berangsur
7. Pernafasan : Menurunnya konsumsi oksigen
8. Saraf dan otot : tidak adanya gerakan, menghilangnya reflex perifer.

G. Patofisiologi
Adaptasi fisiologis
Baru lahir terjadi perubahan fungsi organ yang meliputi :
1. Sistem pernafasan
Masa alveoli akan kolaps dan paru- paru kaku. Pernafasan pada neonatus biasanya
pernafasan diafragma dan abnominal. Sedangkan respirasi setelah beberapa saat
kelahiran yaitu 30 -60 x/menit.

2. Jantung dan sirkulasi darah

Ketika janin dilahirkan segera, bayi menghirup dan menangis kuat. Dengan demikian
paru-paru akan berkembang, tekanan paru-paru mengecil dan darah mengalir ke paru-
paru. Dengan demikian duktus botali tidak berfungsi lagi, foramen ovale akan
tertutup. Penutupan foramen ovale terjadi karena pemotongan tali pusat

3. Saluran pencernaan

Mekonium merupakan tinja pertama yang biasanya dikeluarkan dalam 24 jam


pertama.
4. Hepar
Fungsi hepar janin dalam kandungan setelah lahir dalam keadaan imatur (belum
matang). Hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar untuk menindakan
bekas penghancuran darah dari peredaran darah. Enzim hepar belum aktif benar pada
neonatus, misalnya enzim UDPGT (Urin Difosfat Glukoronide Transferase) dan
enzim GGFD (Glukosa 6 Fosfat Dehidrigerase) yang berfungsi dalam sintesis
bilirubin sering kurang sehingga neonatus memperlihatkan gejala ikterus fisiologis
5. Metabolisme
Pada jam -jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme lemak sehingga
kadar gula darah dapat mencapai 120 mg/100 ml.
6. Produksi panas
Pada neonatus yang mengalami hipotermi, bayi mengadakan penyesuaian suhu
terutama dengan NST (Non Sheviring Thermogenesis) yaitu dengan pembakaran
"brown fat" (lemak coklat) yang memberikan lebih banyak energi daripada lemak
biasa.
7. Kelenjar endokrin
Kelenjar tiroid yang sudah terbentuk sempurna sewaktu lahir dan mulai
berfungsi sejak beberapa bulan sebelum akhir.
8. Keseimbangan air dan ginjal
Tubuh bayi mengandung banyak air dan kadar natrium relatif lebih besar daripada
kalium
9. Susunan saraf

Gerakan menelan pada janin, sehingga janin yang dilahirkan diatas 32


Minggu dapat hirup diluar kandungan. Pada kehamilan 7 bulan maka janin
amat sensitif terhadap cahaya
10. Imunologi
Bayi yang menyusui mendapat kekebalan pasif dari kolostrum dan asi
11. Sistem integumen

12. Sistem hematopoiesis


13. Sistem skeletal
Saat baru lahir tidak terlihat lengkungan pada telapak kaki. Ekstremitas harus
simetris, terdapat kuku jari tangan dan kaki, garis-garis yg telapak tangan dan
sudah terlihat pada bayi cukup bulan. (Armini, 2017).
H. Patways

Persalinan

Bayi baru lahir

Fungsi organ belum baik

Daya tahan Jaringan lemak Peningkatan ASI ibu


Subkutan tipis Metabolisme kurang baik
tubuh

Menyusui
Peningkatan
tidak
Kebutuhan O2

luar

Risiko hipotermia

tidak efektif

I. Pemeriksaan Penunjang
1. Sel Darah Putih 18000/mm
2. Neutropil meningkat sampai /mm hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis)
3. Hemoglobin 15-20g/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia.
4. Hematokrit 43%-61% (peningkatan 65% atau lebih menandakan polisitemia,penurunan
kadar gula menunjukan anemia/hemoraghi prenatal)

5. Bilirubin total 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan 8 mg/dl 1-2 hari dan
12 mg/dl pada 3-5 hari.
6. Detrosik:Tetes glukosa selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-
rata mg/dl,meningkat mg/dl pada hari ke 3.

J. Penatalaksanaan Medis

Semua bayi diperiksa segera setelah lahir untuk mengetahui apakah transisi dari
kehidupan intrauterine ke ekstrauterine berjalan dengan lancar dan tidak ada kelainan.
Pemeriksaan medis komprehensif dilakukan dalam 24 jam pertama kehidupan.
Pemeriksaan rutin pada bayi baru lahir harus dilakukan, tujuannya untuk mendeteksi
kelainan atau anomali kongenital yang muncul pada setiap kelahiran dalam 10-20 per
1000 kelahiran, pengelolaan lebih lanjut dari setiap kelainan yang terdeteksi pada saat
antenatal, mempertimbangkan masalah potensial terkait riwayat kehamilan ibu dan
kelainan yang diturunkan, dan memberikan promosi kesehatan, terutama pencegahan
terhadap sudden infant death syndrome (SIDS).

Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir adalah untuk membersihkan
jalan napas, memotong dan merawat tali pusat, mempertahankan suhu tubuh bayi,
identifikasi, dan pencegahan infeksi.

K. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a) Aktivitas
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama. Bayi tampak
semi-koma,saat tidur dalam meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan
gerakan mata cepat (REM) tidur sehari rata-rata 20 jam.
b) Sirkulasi
Rata-rata nadi apical dpm, meningkat sampai 120 dpm pada jam
setelah kelahiran). Nadi perifer mungkin melemah,murmur jantung sering ada
selama periode transisi, TD berentang dari mmHg (sistolik)/40-45 mmHg
(diastolik) Tali pusat diklem dengan aman tanpa rembesan darah,menunjukan
tanda-tanda pengeringan dalam 1-2 jam kelahiran mengerut dan menghitam pada
hari ke 2 atau ke 3.
c) Eliminasi
Abdomen lunak tanpa distensi,bising usus aktif pada beberapa jam setelah
kelahiran. Urin tidak berwarna atau kuning pucat,dengan 6-10 popok basah per
24 jam. Pergerakan feses mekonium dalam 24 sampai 48 jam kelahiran.
d) Makanan atau cairan
Berat badan rata-rata gram. Penurunan berat badan di awal 5-10%,
Neurosensori Lingkar kepala cm, fontanel anterior dan posterior lunak dan
datar, Kaput suksedaneum dan molding mungkin ada Selama 3-4 hari, Mata dan
kelopak mata mungkin edema, Strabismus dan fenomena mata boneka sering
ada.
e) Pernapasan
Takipnea, pernapasan dangkal, ekspirasi sulit.
f) Seksualitas
Genitalia wanita : Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda
vagina/hymen dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma)atau rabas
berdarah sedikit (pseudo menstruasi) mungkin ada.

Genitalia pria :Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis


biasa terjadi(lubang prepusium sempit, mencegah retraksi foreksim ke
glan).

2. Analisa Data
Data Etiologi Masalah
DS : Ketidakadekuatan pertahan Risiko infeksi
tubuh sekunder
DO : kulit memerah, (D. 0141)
Sianosis, Bunyi napas
menurun, Frekuensi napas
berubah,
Risiko hipotermi
DS : Tidak ada riwayat Kurangnya lapisan lemak
(D.0140)
penyakit keturunan dari subkutan
keluarga
DO : Bayi berada di dalam
incubator, Daya hisap
lemah,bayi tampak lemah,
Bayi gerak hanya saat
tidak nyaman, lapar, dan
saat ada rangsangan,
selebihnya tidur
Bersihan jalan napas tidak
Spasme jalan napas efektif ( D.0001)
DS :
DO : Gelisah, Sianosis,
Bunyi napas menurun,
Frekuensi napas berubah,
Pola napas berubah

3. Diagnosa yang mungkin muncul


a) Risiko infeksi berhubungan dengan Ketidakadekuatan pertahan tubuh
sekunder (D. 0141)

b) Risiko hipotermi berhubungan dengan kurangnya lapisan lemak subkutan


(D.0140)

c) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan nafas
(D.0001)
4. Intervensi
Diagnosa keperawatan 1 : Risiko Infeksi Berhubungan Dengan Ketidakadekuatan
pertahan tubuh Sekunder (D. 0141).

Tujuan :
Setelah Dilakukan Tindakan Keperawatan 3x 24 Jam, Diharapkan :
1. Tingkat Infeksi Menurun (L. 14137).
Intervensi
Pencegahan Infeksi (I.14539)

Observasi :
- Monitor Tanda Dan Gejala Infeksi Lokal

Terapeutik :
- Cuci Tangan Sebelum Dan Sesudah Kontak Dengan Pasien
- Batasi Jumlah Kunjungan
- Pertahankan Teknik Aseptic Kolaborasi
- Kolaborasi Pemberian Imunisasi, Jika Perluinformasikan Penundaan Pemberian
Imunisasi Tidak Berarti Mengulang Jadwal Imunisasi Kembali
- Informasikan Penyedia Layanan Pekan Imunisasi Nasional Yang Menyediakan
Vaksin Gratis.
Rasional :
Berisiko Mengalami Peningkatan Terserang Organisme Patogenik.

Diagnosa Keperwatan 2 : Risiko Hipotermia Berhubungan Dengan Kurangnya


Lapisan Lemak Subkutan (D.0140)
Tujuan :
Setelah Dilakukan Tindakan Keperawatan 3x 24 Jam, Diharapkan :
1. Kemampuan
Mengenali Perubahan Status Kesehatan Meningkat

2. Penggunaan Fasilitas Kesehatan Meningkat


Kontrol Risiko (L.14128)
Intervensi :

Manajemen Hipotermi (I.14507)

Observasi

- Monitor suhu tubuh


- Identifikasi Penyebab
Hipotermia ( Mis, Terpapar Suhu Lingkungan Rendah, Pakaian Tipis,
Kerusakam Hipotalamus, Penurunan Laju Metabolisme, Kekurangan Lemak
Subkutan)
- Monitor Tanda Dan Gejala Akibat Hipotermia ( Hipotermia Ringan: Takipnea
Disartria, Menggigil, Hipertensi, Diuresis; Hipotermia Sedang: Aritmia,
Hipotensi, Apatis, Koagulopati, Refleks Menurun; Hiptermia Berat: Oliguria,
Refleks Menghilang, Edema Paru, Asam- Basa Abnormal)

Terapeutik
- Sediakan Lingkungan Yang Hangat (Mis, Atur Suhu Ruangan, Inkubator)
- Ganti Pakaian Dan/Atau Linen.

Anda mungkin juga menyukai