PEMBIMBING AKADEMIK :
Dr. MuthiaMutmainnah, M.Kep,.Sp.Mat
Ns. Sri Mulyani, S.Kep.,M.Kep
Ners Meinarisa, M.Kep, Ners
PEMBIMBING KLINIK :
Ns Ana, S.Kep
DISUSUN OLEH:
B. Klasifikasi Bayi
a. Bayi Aterm
1. Berat badan 2500-4000 gram.
2. Panjang badan lahir 48-52 cm.
3. Lingkar dada 30-38 cm.
4. Lingkar kepala 33-35 cm.
5. Bunyi jantung janin pada menit pertama 180 x/menit.
6. Pernapasan pada menit-menit pertama cepat 80x/menit kemudian
lebih kecil setelah 40x/menit.
7. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup
terbentuk dan diliputi verniks kaseosa.
8. Rambut lanugo telah terlihat dan rambut kepala biasanya telah
sempurna.
9. Kuku agak panjang dan lemas.
10. Pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora,
pada bayi laki-laki testis sudah turun.
11. Refleks menghisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12. Refleks morro sudah baik apabila diletakkan suatu benda
diletakkan ditelapak tangan, bayi akan menggenggamnya.
13. Eliminasi baik urine dan mekonium akan keluar dalam waktu 24
jam pertama
14. Umur kehamilan 37-42 minggu
b. Bayi Prematur
1. Berat badan kurang dari 2499 gram
2. Organ-organ tubuh imatur
3. Umur kehamilan 28-36 minggu
c. Bayi Posmatur
1. Biasanya lebih berat dari bayi aterm
2. Tulang dan Sutura kepala lebih keras dari bayi aterm
3. Verniks kaseosa dibadan kurang
4. Kuku-kuku panjang
5. Rambut kepala agak tebal
6. Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel
7. Umur kehamilan lebih dari 42 minggu
C. Etiologi
1. His (kontraksi otot rahim)
2. Kontraksi otot dinding perut
3. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
4. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum
D. Patofisiologi
1. Kardovaskuler
Setelah bayi lahir, system kardiovaskuler mengalami perubahan yang
mencolok, di mana voramen ovale, duktus arterious dan duktus
venosus menutup.Arteri umbilikalis, vena umbilikalis, dan arteri
hepatika menjadi ligamen.Nafas pertama yang di lakukan bayi baru
lahir membuat paru-paru berkembang dan menurunkan resistensi
vascular pulmoner, sehingga darah paru mengalir.Sebagian kecil darah
dari atrium kanan yang mengalir ke ventrikel kanan di pompa ke paru-
paru.
2. Sistem pernapasan
Saat dalam kandungan janin sudah mengadakan gerakan napas, tetapi
liquor amni tidak sampai masuk kedalam alveoli fetus. Keseimbangan
saturasi oksigen dipengaruhi oleh konsentrasi oksigen dan
karbondioksida. Keseimbangan saturasi oksigen sangat penting bagi
janin di dalam rahim, bila terjadi kenaikan saturasi oksigen melebihi
50% akan terjadi apnoe, sebaliknya bila menurun lebih dari 25% akan
mempengaruhi sensitifitas pusat pernapasan.Tekanan pada rongga
dada bayi pada saat melalui jalan lahir pervaginam mengakibatkan
kelahiran kehilangan cairan paru 1/3 dari jumlahnya (jumlah pada byi
normal 80-100 ml). Sehingga cairan ini diganti dengan udara.Pola
pernapasan tertentu menjadi karateristik bayi baru lahir normal yang
cukup bulan.Setelah pernapasan mulai berfungsi, nafas bayi menjadi
dangkal dan tidak teratur, bervariasi 30-60 kali/menit.
3. Sistem Hematopoiesis
Volume darah bayi baru lahir bervariasi dari 80-110 ml/kg selama hari
pertama dan meningkat dua kali lipat pada akhir tahun pertama.Nilai
rata-rata hemoglobin dan sel darah merah lebih tinggi dari nilai normal
orang dewasa. Hemoglobin bayi baru lahir berkisaran antara 14,5-22,5
gr/dl, hematokrit bervariasi dari 44% sampai 72% dan SDM berkisar
antara 5-7,5 juta/mm3. Leukosit janin dengan nilai hitung sel darah
putih sekitar 18.000/mm3, merupakan nilai normal saat bayi lahir
4. Metabolisme
Sistem metabolisme neonatus, pada jam pertama energi didapatkan
dari pembakaran karbohidrat, pada hari kedua berasal dari pembakaran
lemak. Setelah mendapatakan susu kurang lebih hari ke-6 energi dari
lemak 60% dan dari karbohidrat 40%. Dalam waktu 2 jam setelah lahir
akan terjadi penurunan kadar gula darah, untuk menambah energi
jamjam pertama setelah lahir di ambil dari hasil metabolism asam
lemak, sehingga kadar gula dapat mencapai 120 mg/100ml.
5. Suhu tubuh
Suhu tubuh neonatus normal sekitar 36,5-370C. Terdapat empat
mekanisme kemungkinan hilangnya panas tubuh dari bayi baru lahir
ke lingkungan.1) Konduksi Panas di hantarkan dari tubuh bayi ke
benda sekitarnya yang kontak langsung dengan tubuh bayi. 2)
Konveksi Panas hilang dari tubuh bayi keudara di sekitarnya yang
sedang bergerak (contoh : membiarkan dan meletakan bayi di pinggir
jendela) 3) Radiasi Panas yang keluar dari tubuh bayi baru lahir
kelingkungan yang lebih dingin (contoh : bayi yang baru lahir di
letakan di ruangan yang ber AC). 4) Evaporasi Panas hilang melalui
proses penguapan tergantung kepada kecepatan dan kelembapan udara.
6. Sistem Traktus Digestivus
Pada bayi baru lahir cukup bulan sudah mempunyai kemampuan
menelan, mencerna, mengabsorpsi protein dan karbohidrat
sederhana.Pada saat bayi lahir, di dalam saluran cernanya tidak
terdapat bakteri.Setelah lahir, orifisium oral dan orifisium anal
memungkinkan bakteri dan udara sehingga bising usus dapat kita
dengarkan satu jam setelah lahir.
7. Traktus Urinarius
Pada bulan ke 4 kehidupan janin ginjal terbentuk di dalam rahim, urine
sudah terbentuk dan di ekskresikan kedalam cairan amnion.Pada
kehamilan cukup bulan, ginjal menempati sebagian besar dinding
abdomen posteriopor. Neonatus harus miski dalam waktu 24 jam
setelah lahir dengan jumlah urine sekitar 20-30 ml/hari dan meningkat
menjadi 100-200 ml/hari pada waktu akhir minggu pertama
8. Sistem neuromuscular
Beberapa aktifitas reflek yang terdapat pada neunatus antara lain:
Reflek (eyeblink) : yaitu reflek ini dapat dilakukan dengan
memberikan cahaya (penlight) kemata maka mata bayi akan
berkedip.
Rooting Reflek : Reflek mencari saat ada jari yang menyentuh
pipinya reflek ini akan menghilang saat usia 3-12 bulan.
Suckling reflek : yaitu reflek menghisap
Moro reflek :Reflek yang timbul di luar kesadran bayi
Grasping reflek : Gerakan menggegam tangan
Tonik neek reflek : gerakan menoleh kekanan atau kekiri
Babysky reflek : Gerakan jari sepanjang telapak tangan (Wagiyo,
2016)
E. Pathway
Nilai 7-10 pada menit pertama menunjukkan bahwa bayi berada dalam
kondisi baik. Nilai 4-6 menunjukkan asfiksia sedang dan membutuhkan
beberapa jenis tindakan resusitasi. Bayi dengan nilai 0-3 menunjukkan
asfiksia berat dan membutuhkan resusitasi segera dan mungkin
memerlukan ventilasi.
H. Pemeriksaan Diagnostik
1. PH tali pusat, tingkat 7,20 sampai 7,24 menunjukan status praasidosis,
tingkat rendah menunjukan gangguan asfiksia bermakna.
2. Hemoglobin mencapai 15-20 g. hemaktokrit berkisar antara 43% -
61%.
3. Tes Coombs langsung pada daerah tali pusat menentuksn adanya
kompleks antigen-antibodi pada membrane sel darah merah yang
menunjukan kondisi hemolitik.
4. Bilirubin total sebanyak 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl
1-2 hari dan 12 mg/dl pada 3-5 hari.
I. Komplikasi
1. Pernafasan sulit atau nadi lebih dari 60 x permenit
2. Terlalu panas( > 380C ) atau telalu dingin (< 360C )
3. Kulit bayi kering (terutama 24 jam pertama) biru, pucat atau memar
4. Hisapan saat menyusui lemah, rewel, sering muntah, mengantuk
berlebihan
5. Talipusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk, berdarah
6. Tanda – tanda infeksi seperti suhu tubuh meningkat, merah bengkak,
bau busuk, keluar cairan, pernafasan sulit
7. Tidak BAB dalam 3 hari, tidak BAK dalam 24 jam, tinja
lembek/encer, sering berwarna hijau tua, ada lendir atau darah
8. Mengigil, rewel, lemas mengantuk, kejang, tidak bisa tenang,
menangis terus menerus. (KIA,2017).
J. Penatalaksanaan
Perawatan 1 jam pertama
1) Menjaga keadaan bayi tetap hangat Yaitu dengan cara
mengeringkan tubuh bayi dan meletakan pada perut ibu.
Kemudian keringkan kepala bayi dan tubuh bayi menggunakan
handuk atau kain bersih.
2) Melakukan pengekleman tali pusat dan pemotongan tali pusat.
3) Tidak memandikan bayi setidaknya hingga 6 jam setelah
persalinan.
4) Membersihkan jalan napas dengan cara mengusap mukanya
dengan menggunakan kain atau kasa yang bersih,
5) Melakukan perawatan tali pusat dengan cara dibungkus
menggunakan kassa steril dan pastikan tetap kering.
6) Memberikan salep mata tujuannya untuk pencegahan infeksi.
7) Memberika vitamin k 1 mg secara IM di paha anterolateral kanan
bayi Tujuannya untuk pencegahan perdarahan pada bayi baru
lahir (Wagiyo, 2016)
8) Memberikan imunisasai Hb0 pad bayi 0,5 ml pada paha
anterolateral kiri.
K. Pencegahan
1. Memandikan Bayi
Neonatus harus selalu dijaga kebersihannya agar tetap bersih,hangat,
dan kering. Beberapa cara untuk menjaga agar kulit neonatus bersih
dengan salah satu cara memandikan neonatus, mengganti popok atau
pakaian neonatus sesuai dengan keperluan. Memandikan neonatus,
sebaiknya ditunda sampai 6 jam kelahiran, hal ini dimaksut agar
neonatus tidak hipotermi. Prinsip yang perlu diperhatikan pada saat
memandikan neonatus adalah: 1) Menjaga neonatus agar tetap hangat
2) Menjaga neonatus agar tetap aman dan selamat 3) Suhu air tidak
boleh terlalu panas atau terlalu dingin ( Armini, 2017).
L. Komplikasi
a. Pernafasan sulit atau nadi lebih dari 60 x permenit
b. Terlalu panas( > 380C ) atau telalu dingin (< 360C )
c. Kulit bayi kering (terutama 24 jam pertama) biru, pucat atau memar
d. Hisapan saat menyusui lemah, rewel, sering muntah, mengantuk
berlebihan
e. Talipusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk, berdarah
f. Tanda – tanda infeksi seperti suhu tubuh meningkat, merah bengkak,
bau busuk,keluar cairan, pernafasan sulit
g. Tidak BAB dalam 3 hari, tidak BAB dalam 24 jam, tinja
lembek/encer, sering berwarna hijau tua, ada lendir atau darah
h. Mengigil, rewel, lemas mengantuk, kejang, tidak bisa tenang,
menangis terusmenerus. (KIA,2017).
3. Hipotermia
Hipotermia adalah kondisi ketika ekstremitas bayi terasa dingin dan
bayi sering menangis karena produksi panas yang berkurang akibat
sirkulasi yang masih belum sempurna, respirasi otot yang masih
lemah dan konsumsi oksigen yang rendah, inaktivitas otot, serta
asupan makanan yang rendah. Faktor lainnya adalah kehilangan panas
yang tinggi. 4. Asfiksia Asfiksia neonatorum adalah keadaan ketika
bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur sesaat
setelah lahir. Asfiksia akan bertambah buruk jika penanganan bayi
tidak dilakukans ecara benar. Oleh sebab itu, tindakan perawatan
ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan mengatasi
gejala lanjut yang mungkin timbul
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Pengkajian terhadap factor resiko
1) Maternal : Usia, riwayat kesehatan yang lalu, perkembangan social
dan riwayat pekerjaan.
2) Obsetrik : Parity, periode, kondisi kehamilan terakhir
3) Perinatal : Antenatal, informasi prenatal maternal health
(DM,jantung)
4) Intra Partum event :
a) Usia gestasi : Lebih dari 34 minggu sampai dengan 42 minggu.
b) Lama dan karakteristik persalinan : Persalinan lama pada kala I
dan II KPD 24 jam.
c) Kondisi ibu : Hipo/Hiper tensi progsif perdarahan, infeksi.
d) Keadaan yang mengidentifikasi fetal disstres HR lebih dari 120
x sampai dengan 140 x / menit.
e) Penggunaan analgesic
f) Metode meahirkan : Sectio Caesaria, Forsep, Vakum
c. Pengkajian Fisik
1) Eksternal : Perhatikan warna, bercak warna , kuku, lipatan pada
telapak kaki, periksa potensi hidung dengan menutup sebelah
lubang hidung sambil mengobservasi pernafasan dan perubahan
kulit.
2) Dada
Palpasi untuk mencari detak jantung yang terkencang, auskultasi
untuk menghitung denyut jantung, perhatikan bunyi nafas pada
setiap dada.
a) Abdomen : Verifikasi adanya abdomen yang berbentuk seperti
kubam atau tidak ada anomaly, perhatikan jumlah pembuluh
darah pada tali pusat.
b) Neurologis : Periksa tonus otot dan reaksi reflex.
d. Pemeriksaan Penunjang
e. Nilai APGAR
f. Pengkajian
1) Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama,
bayi tampak semi koma saat tidur ; meringis atau tersenyum
adalah bukti tidur dengan gerakan mata cepat, tidur sehari rata-
rata 20 jam.
2) Pernapasan dan Peredaran Darah
Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir,
untuk menilai status kesehatan bayi dalam kaitannya dengan
pernapasan dan peredaran darah dapat digunakan metode
APGAR Score. Namun secara praktis dapat dilihat dari
frekuensi denyut jantung dan pernapasan serta wajah,
ekstremitas dan seluruh tubuh, frekwensi denyut jantung bayi
normal berkisar antara 120-140 kali/menit (12 jam pertama
setelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-100 kali/menit
(tidur) sampai 180 kali/menit (menangis).
Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60
kali/menit warna ekstremitas, wajah dan seluruh tubuh bayi
adalah kemerahan.Tekanan darah sistolik bayi baru lahir 78
dan tekanan diastolik rata-rata 42, tekanan darah berbeda dari
hari ke hari selama bulan pertama kelahiran. Tekanan darah
sistolik bayi sering menurun (sekitar 15 mmHg) selama satu
jam pertama setelah lahir. Menangis dan bergerak biasanya
menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik.
3) Suhu Tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,50C-
370C.Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada aksila atau
pada rektal.
4) Kulit
Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus,
lembut dan padat dengan sedikit pengelupasan, terutama pada
telapak tangan, kaki dan selangkangan.Kulit biasanya dilapisi
dengan zat lemak berwarna putih kekuningan terutama di
daerah lipatan dan bahu yang disebut verniks kaseosa.
5) Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas
Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan
bentuk, kelainan jumlah atau tidak sama sekali pada semua
anggota tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki juga
lubang anus (rektal) dan jenis kelamin.
6) Tali Pusat
Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena
umbilikalis.Keadaan tali pusat harus kering, tidak ada
perdarahan, tidak ada kemerahan di sekitarnya.
7) Refleks
Beberapa refleks yang terdapat pada bayi :
a) Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan yang
mengagetkan akan terjadi refleks lengan dan tangan
terbuka.
b) Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangan
dirangsang akan memberi reaksi seperti menggenggam.
Plantar graps, bila telapak kaki dirangsang akan memberi
reaksi.
c) Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada
bidang datang atau diangkat akan bergerak seperti berjalan.
d) Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akan
menoleh kepalanya ke sisi yang disentuh itu mencari puting
susu.
e) Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu ke
dalam mulut bayi akan membuat gerakan menghisap.
8) Berat Badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan
fisiologis.Namun harus waspada jangan sampai melampaui
10% dari berat badan lahir.Berat badan lahir normal adalah
2500 sampai 4000 gram.
9) Mekonium
Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental
berwarna gelap hitam kehijauan dan lengket. Mekonium akan
mulai keluar dalam 24 jam pertama.
10) Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada,
lingkar lengan atas dan panjang badan dengan menggunakan
pita pengukur. Lingkar kepala fronto-occipitalis 34cm,
suboksipito-bregmantika 32cm, mento occipitalis 35cm.
Lingkar dada normal 32-34 cm. Lingkar lengan atas normal
10-11 cm. Panjang badan normal 48-50 cm.
11) Seksualitas
Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau
edema, tanda vagina/himen dapat terlihat, rabas mukosa putih
(smegma) atau rabas berdarah sedikit mungkin ada. Genetalia
pria ; Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis
biasa terjadi.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif
b. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
c. Hipertermia
d. Hipotermia
e. Resiko infeksi
f. Resiko Cedera
g. Defisit Nutrisi
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Diagnosa
No Tujuan/Kriteria Hasil Inter
Keperawat vensi
an
1 Bersihan SLKI SIKI
Jalan Napas
Luaran Utama: Manajemen jalan napas
Tidak
Bersihan jalan napas Observasi
Efektif
Kriteria hasil :
a. Monitor pola napas
a. Batuk efektif
(frekuensi, kedalaman,
b. Produksi sputum
usaha napas)
c. Mengi
b. Monitor bunyi napas
d. Mekonium (pada neonatus)
bertambah (mis.
e. Dispnea
Gurgling, mengi,
f. Ortopnea
wheezing, ronkhi kering)
g. Sulit bicara
h. Sianosis c. Monitor sputum (jumlah,
i. Gelisah warna, aroma)
j. Frekuensi napas
Terapeutik
k. Pola napas
a. Pertahankan kepatenan
Luaran Tambahan :
jalan napas dengan head-
a. Kontrol gejala
tilt chin-lift (jaw-thrust
b. Pertukaran gas
jika curiga trauma
c. Respons alergi lokal
servikal)
d. Respons alergi sismtemik
e. Respons ventilasi mekanik b. Posisikan semi fowler
f. Tingkat infeksi atau fowler
e. Lakukan penghisapan
lendir kurang dari 15
detik
f. Lakukan hiperoksigenasi
sebelum penghisapan
endotrakeal
g. Keluarkan sumbatan
benda dapat dengan
forsep McGill
Edukasi
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik,
jika perlu
Intervensi Keperawatan Hipertermia
Diagnosa
No Tujuan/Kriteria Hasil Inter
Keperawat vensi
an
1 Hipertermi SLKI SIKI
a Luaran Utama: Manajemen Hipertermia
Termoregulasi Observasi
Kriteria hasil : d. Identifikasi penyebab
l. Mengigil meningkat hipertermia (mis.
m. Kejang meningkat Dehidrasi, terpapar
n. Akrosianosis meningkat lingkungan panas,
o. Konsumsi oksigen penggunaa inkubator)
meningkat
e. Monitor suhu tubuh
p. Piloereksi meningkat
q. Vaksokonstriksi meningkat f. Monitor kadar
f. lakukan pendinginan
eksternal (mis.
Selimut hipotermia
atau kompres dingin
pada dahi, leher,
dada, abdomen,
aksila).
g. Hindari pemberian
antipiretik atau
aspirin
Edukasi
a. Anjurkan tirah
baring
Kolaborasi
a. Kolaborasi
pemberian cairan
elektrolit intravena,
jika diperlukan
Intervensi keperawatan
Hipotermia
No Dignosa Tujuan/kriteria hasil Intervensi
keperawatan
1 Hipotermia SLKI SIKI
Luaran Utama : Termoregulasi Observasi
Kriteria hasil : 1. Monitor suhu tubuh
1. Menggigil menurun 2. Identifikasi penyebab
2. Kulit merah menurun hipotermia (mis.
3. Kejang menurun Terpapar suhu
4. Akrisianosis menurun lingkungan rendah,
5. Kosumsi oksigen pakaian tipis, kerusakan
menurun hipotalamus, penurunan
6. Piloereksi menurun lajunmetabolisme,
7. Vasokontriksi perifer kekurangan lemak
menurun subkutan)
8. Kutis memorata 3. Monitor tanda dan
menurun gejala akibat hipotermia
9. Pucat menurun ( hipotermia ringan:
10. Takikardi menurun takipnea, disartria,
11. Takipnea menurun menggigil, hipertensi,
12. Bradikardi menurun diuresis. Hipotermia
13. Dasar kuku sianolik sedang: arutmia,
menurun hipotensi, apatis,
14. Hipoksia menurun koagulopati, reflex
15. Suhu tubuh membaik menurun, hipotermi
16. Suhu kulit membaik berat: oliguria, refleks
Luara tambahan : termoregulasi menghilang, edema
neonatus paru, asam-basa
1. Mengigil meningkat abnormal)
2. Anoreksia meningkat Terapeutik
3. Piloereksi meningkat 1. Sediakan lingkungan
4. Kosumsi oksigen yang hangat (mis: atur
meningkat suhu ruangan incubator)
5. Kutismemorata 2. Ganti pakaian dan/atau
meningkat linen yang basah
6. Dasar kuku sianolik 3. Lakukan penghangatan
meningkat pasif (mis:selimut,
penutup kepala, pakaian
tebal)
4. Lakukan penghangatan
aktif (mis: kompres
hangat, botol hangat,
selimut hangat,
perawatan metode
kangguru)
5. Lakukan perawatan
aktif internal (mis: infus
cairan hangat, oksigen
hangat, lavase
peritoneal, dengan
cairan hangat)
Edukasi
1. Anjurkan makan dan
minum hanngat
Intevensi Keperawatan
Defisit Nutrisi
No Dignosa Tujuan/kriteria hasil Intervensi
keperawatan
Defisit nutrisi SLKI SIKI
Luaran tambahan : Status Observasi
Nutrisi Bayi 1. Identifikasi status
Kriteria hasil: nutrisi
1. Berat badan meningkat 2. Indetifikasi alergi dan
2. Panjang badan intoleransi makanan
meningkat 3. Identifikasi makanan
3. Kulit kuning menurun yang disukai
4. Sklera kuning menurun 4. Identifikasi kebutuhan
5. Membrane mukosa kalori den jenis
kuning menurun nutrien
6. Prematuritas menurun 5. Identifikasi perlunya
7. Bayi cengeng menurun penggunaan selang
8. Pucat menurun nasogastric
9. Kesulitan makan 6. Monitor asupan
menurun makanan
10. Alergi makan menurun 7. Monitor berat badan
11. Pola makan membaik 8. Monitor hasil
12. Tebal lipatan kulit pemeriksaan
membaik laboratorium
13. Proses tumbuh kembang
membaik Terapeutik
14. Lapisan lemak membaik 1. Lakukan oral hygiene
sebelum makan jika
perlu
2. Pasilitasi menentukan
pedoman diet (mis:
piramida mkanan)
3. Sajikan makanan yang
menarik dan suhu
yang sesuai
4. Berikan makanan yang
tinggi serata untuk
mencegah konstipasi
5. Berikan makanan
tinggi kalori dan tinggi
protein
6. Berikan suplemen
makanan, jika perlu
7. Hentikan pemberian
makan melalui selang
nasoogastrik jika
asupan oral dapat di
toleransi
Edukasi
1. Anjurkan posisi duduk
jika mampu
2. Ajarkan diet yang di
programkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan (mis: Pereda
nyeri, antiemetic,) jika
perlu
2. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu
Intervensi Keperawatan
Risiko Infeksi
Intervensi keperawatan
Resiko Cedera
No Dignosa Tujuan/kriteria hasil Intervensi
keperawatan
1 Resiko Cedera SLKI SIKI
Luaran Utama : Tingkat Cedera Observasi
Kriteria hasil : 4. Identifikasi kesiapan
17. Toleransi aktivitas dan kemampuan
18. Nafsu Makan menerima informasi
19. Toleransi Makanan Terapeutik
Luara tambahan : 6. Sediakan materi dan
- Edukasi media pendidikan
- fungsi sensori kesehatan
- keamanan lingkungan 7. Jadwalkan pendidikan
rumah kesehatan sesuai
- keseimbangan kesepakatan
- kinerja pengasuh 8. Berikan kesempatan
- control kejang untuk bertanya
- koordinasi pergerakan Edukasi
- mobiliitas 2. Anjurkan selalu
- orientasi kognitif mengawasi bayi
- tingkat delirium 3. Anjurkan tidak
- tingkat dimensia meninggalkan
- tingkat jatuh bayinya sendiri
4. Anjurkan
menjauhkan benda
yang beresiko
membahayakan bayi
5. Anjurkan memasang
penghalang pada sisi
tempat tidur
6. Anjurkan menutup
sumber listrik yang
terjangkau oleh bayi
7. Anjurkan mengatur
perabotan rumah
tangga dirumah
8. Anjurkan
memberikan
pembatasan pada
area beresiko
9. Anjurkan
menggunakan kursi
atau sabuk pengaman
khusus bayi saat
berkendara
10. Anjurkan
penggunaan sabuk
pengaman pada
stoller, kursi khusus
bayi dengan aman
11. Anjurkan tidak
meletakan bayi pada
tempat tidur yang
tinggi.
4. Implementasi
Komponen pada tahap implementasi adalah :
a. Tindakan keperawatan mandiri
Tindakan keperawatan mandiri dilakukan tanpa pesanan dokter.
Tindakan keperawatan mandiri ini ditetapkan dengan standar praktek
American Nurses Associatioin dan kebijakan institusi perawatan
kesehatan.
b. Tindakan keperawatan kolaboratif
Tindakan keperawatan kolaborasi diimpelementasikan bila perawat
bekerja dengan anggota tim perawat kesehatan yang lain dalam
membuat keputusan bersama yang bertujuan untuk mengatasi
masalah klien.
c. Dokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien terhadap
tindakan keperawatan. Dokumentasi merupakan pernyataan dari
kejadian/identitas yang otentik dengan mempertahankan catatan-
catatan yang tertulis. Dokumentasi merupakan wahana untuk
komunikasi dan suatu profesional ke profesional lainnya tentang
kasus klien. Dokumen klien merupakan bukti tindakan keperawatan
mandiri dan kolaborasi yang diimplementasikan oleh perawat dan
perubahan-perubahan pada kondisi klien. Frekuensi dokumentasi
tergantung pada kondisi klien dan terapi yang diberikan idealnya
therapi dilakukan setiap shift. Rekam medis klien merupakan
dokumentasi yang legal, rekam medis tersebut diterima di
pengadilan. Pada tuntutan mal praktik, catatan perawatan
memberikan bukti tindakan perawat. Perawat harus melindungi
catatan tersebut dari pembaca yang tidak berhak seperti pengunjung.
Tanda tangan perawat di akhiri catatan perawat merupakan
akuntabilitas terhadap isi catatan. Mengubah dokumen legal tersebut
merupakan suatu kejahatan adalah tidak bisa di teruma untuk
menghapus tulisan pada catatan menggunakan tipe x, penghapusan
tinta atau lainnya.
5. Evaluasi
Amalia.l, Yovsyah.2019 . Pemberian Asi Segera pada Bayi Baru Lahir. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional.Vol.3,No,4. Retrieved from
http://Journal.Fkm.ui.ac.id.